1. Silogisme
Silogisme termasuk dalam penalaran deduktif. Deduktif merupakan salah satu teknik
untuk mengambil simpulan dalam sebuah karangan. Sebenarnya jenis silogisme banyak, tetapi
yang dibahas di sini hanya satu jenis, yaitu silogisme golongan ada yang mengistilahkan
silogisme kategorial.
Dalam silogisme terdapat dua premis dan satu simpulan. Premis merupakan pernyataan
yang dijadikan dasar untuk menarik simpulan. Kedua premis itu adalah premis umum (premis
mayor) dan premis khusus (premis minor).
Premis umum (PU) : berisi pernyataan yang menyatakan semua anggota kelompok
atau kumpulan sesuatu yang memiliki sifat atau ciri tertentu.
Premis Khusus (PK) : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok atau
kumpulan sesuatu.
Simpulan (P) : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok sesuatu
itu memiliki sifat atau ciri tertentu.
Contoh I:
PU : Semua profesor pandai.
PK : Pak Yudi adalah profesor.
S : Pak Yudi pasti orang pandai.
Keterangan:
Semua A : kelompok atau kumpulan sesuatu itu = semua profesor
B : kelompok sesuatu itu memiliki sifat atau ciri tertentu = pandai
C : seseorang atau sesuatu anggota kelompok itu = Pak Yudi
Contoh II:
PU : Binatang menyusui melahirkan anak dan tidak bertelur.
PK : Kerbau binatang menyusui.
S : Kerbau melahirkan anak dan tidak bertelur.
Catatan: Kata semua dapat tidak disebutkan atau dapat juga diganti dengan
kata setiapatau tiap-tiap
Contoh III:
PU : Setiap orang asing harus memiliki izin kerja, jika ingin bekerja di Indonesia.
PK : Peter White itu orang asing.
S : Jadi, Peter White harus memiliki izin kerja jika ingin bekerja di Indonesia.
a) Silogisme Kategorial
Argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya tiga)
proposisi kategorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam
rangkaian pernyataan itu.
Contoh :
1. Semua karyawan di perusahaan tersebut merupakan sarjana teknik
Semua sarjana teknik mengerti mengenai mesin
Jadi, semua karyawan di perusahaan tersebut mengerti mengenai mesin
b) Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotetis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif yang
mengandung hipotesis. Silogisme hipotetis bertolak dari suatu pendirian, bahwa ada
kemungkinan apa yang disebut dalam proposisi itu tidak ada atau tidak terjadi.
Contoh :
Premis Mayor : Jika Ari tidak memiliki dana 8 juta Rupiah untuk membayar kuliahnya, maka Ia
akan
diberhentikan
Premis Minor : Ari tidak mempunyai uang sebesar 8 juta Rupiah
Konklusi : Sebab itu, Ari akan diberhentikan dari kuliahnya
Premis Mayor : Jika harga BBM dinaikkan, maka masyarakat akan berdemo besar besaran
Premis Minor : Harga BBM tidak jadi dinaikkan
Konklusi : Sebab itu, masyarakt tidak jadi berdemo
Walaupun premis mayor bersifat hipotetis, premis minor dan konklusinya tetap bersifat
kategorial. Premis mayor sebenarnya mengandung dua pernyataan kategorial. Pada contoh
diatas, premis mayor mengandung dua pernyataan kategorial, yaitu hujan tidak
turun dan panen akan gagal. Bagian pertama disebut antiseden, sedangkan bagian kedua
disebut akibat.
Dalam silogisme hipotetis terkandung sebuah asumsi, yaitu kebenaran anteseden akan
mempengaruhi kebenaran akibat, kesalahan anteseden akan mengakibatkan kesalahan pada
akibatnya.
Contoh :
Premis Mayor : Yoona bingung, antara sate atau soto yang akan dia makan
Premis Minor : Yoona memakan sate
Konklusi : Sebab itu, Yoona tidak memakan soto.
Premis Mayor : Buku harian Sooyoung itu tersimpan di lemari atau tasnya
Premis Minor : Buku harian Sooyoung itu ternyata ada di tasnya
Konklusi : Sebab itu, Buku harian Sooyoung tidak tersimpan di lemari
Sumber :
http://acepgagan.blogspot.com/2013/01/silogisme-entimem.html
http://rivaldiligia.wordpress.com/2012/06/04/tugas-bahasa-indonesia-penalaran-deduktif/