Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENGERTIAN, HUKUM DAN JENIS-JENIS SILOGISME

Dosen pengampuh : Fajrul Ilmy Darussalam, S.Fil., M.Phil

Oleh :

Nurfadillah (2001010005)

Elsa (2001010003)

Yusriani (2001010025)

Muhammad Faturrahman (2001010012)

Prodi Ilmi Al-Qur’an Dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah

Institut Agama Islam Negeri Palopo

2021
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sejak manusia dilahirkan pada dasarnya sudah sepantasnya untuk dilatih berpikir dengan
jelas , tajam dan terang rumusannya , hal itu juga supaya lebih tangkas dan kreatif . dengan
demikian kita sebagai generasi penerus bangsa perlu belajar berpikir tertip , jelas , serta
tajam. Hal yang sangat penting juga adalah belajar membuat deduksi yang berani dengan
salah satu cara untuk melahirkannya adalah silogisme. . Hal ini diperlukan karena
mengajarkan kita untuk dapat melihat konsekwensi dari sesuatu pendirian atau pernyataan
yang apa bila di telaah lebih lanjut, sebenarnya pendirian atau pernyataan itu tadi self –
destructive.
Mungkin hal itu bisa terjadi karena tidak mau menghargai kebenaran dari sesuatu tradisi
atau tidak dapat menilai kegunaannya yang besar dari sesuatu yang berasal dari masa
lampau, ada juga sebagian orang yang mengatakan atau menganggap percuma mempelajari
seluk beluk silogisme . Tetapi mungkin juga anggapan itu didasarkan pada kenyataan bahwa
biasanya dalam proses penulisan atau pemikiran hanya sedikit orang saja yang dapat
mengungkapkan pikirannya dalam bentuk silogisme. Akan tetapi , proses pemikiran kita
menurut kenyataanya mengikuti pola silogisme jauh lebih sering dari pada yang kita duga.
Misalnya ucapan “ Saya tidak senang kepada pegawai itu karena ia biasa datang terlambat
ke kantor “ Proses pemikiran tersebut haya bisa di uji dan di kaji apabila kita beberkan dalam
bentuk silogisme karena bentuk silogismelah setiap langkah dari proses tersebut menjadi
terbuka .

B. Rumusan Masalah
Masalah pokok dalam materi ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu silogisme
2. Apa-apa saja hukum dan jenis-jenis silogisme itu sendiri
PEMBAHASAN

A. Pengertian Silogisme
Silogisme adalah jenis penalaran deduksi secara tidak langsung. Silogisme
merupakan penemuan terbesar dari ahli filsafat terkenal yaitu Aristoteles.
Dalam pengertian umum.
silogisme adalah suatu argument deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu
kesimpulan.
Silogisme adalah setiap penyimpulan tidak langsung yang dari dua proposisi
(premis-premis) disimpulkan menjadi suatu proposisi baru (kesimpulan).
Premis yang pertama disebut premis umum (premismayor) dan
premis yang kedua disebut premis khusus (premis minor).
Kesimpulan itu berhubungan erat sekali dengan premis-premis yang ada. Jika
premis-premisnya benar maka kesimpulannya juga benar.
- Silogisme Menurut Para Ahli
Menurut Asal Katanya Silogisme berasal dari bahasa Yunani yang berarti
konklusi.
Menurut Sutrisno Hadi
Silogisme itu terdiri atas empat yakni silogisme kategorik, silogisme hipotetik,
silogisme alternatif, dan silogisme disjungtif.

B. Hukum Silogisme
Di dalam silogisme kategorik, hipotetik, dan disyungtif terdapat beberapa
hukum-hukum pembuatannya. Berikut ini adalah hukum-hukum silogisme :
1) Hukum-hukum Silogisme Kategoris
Agar didapat kesimpulan yang benar, kita harus memperhatikan hukum atau
patokan dalam membuat silogisme. Berikut ini adalah hukum-hukumnya :
a. Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus partikular juga.
b. Apablia salah satu preisegatif, kesimpulan harus negatif juga.
c. Apabila dari dua premis yang sama-sama pertikular tidak sah diambil
d. kesimpulan.
e. Apabila dari dua premis yang sama-sama negatif, tidak menghasikan
kesimpulan, karena
tidak ada mata rantai yang mengubungkan kedua proposisi premisnya.
Kesimpulan dapat diambil
bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua
premis megatif
adaah tidak sah.
f. Paling tidak salah satu dari term penegah harus tertebar (mecancangkup)
g. Trem predikat dalam kedimpulan harus konsisten dengan term yang ada pada
premisnya.
h. Term penegah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun
premis minor.
i. Silogisme harus terdiri dari 3 term, yaitu term subjek, predikat dan penengah
(middle).
2) Hukum-hukum Silogisme Hipotesis
Mengambil konklusi dari silogisme hipotetis jauh lebih mudah dari pada
silogisme kategoris.
Tetapi yang peting disini adalah menentukan kebenaran konklusinya. Bila
premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar, bila antecedent kita
lambangkan dengan A dan konsekuen
dengan B, jadwal hukum silogisme adalah :
a. Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
b. Bila A tidak terlaksana maka B juga tidak terlaksana ( tidak sah = saah )
c. Bila B terlaksana, maka A terlaksana. ( tidak sah = salah )
d. Bila B tidak terlaksana, maka tidak terlaksana.
3) Hukum-hukum Silogisme Disjungtif
1. Silogisme dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila
prosedur
penyimpulannya valid, seperti:
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata berbaju putih.
Jadi ia bukan tidak berbaju putih.
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata ia tidak berbaju putih.
Jadi ia berbaju non-putih.
2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran konklusinya adalah sebagai
berikut:
a. Bila premis minor mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah
(benar), seperti:
Budi menjadi guru atau pelaut.
Ia adalah guru.
Jadi ia bukan pelaut.
Budi menjadi guru atau pelaut.
Ia adalah pelaut.
Jadi ia bukan guru.
b. Bila premis minor mengingkari salah satu alternatif, konklusinya tidak sah
(salah), seperti:
Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.
Ternyata tidak lari ke Yogya.
Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
Budi menjadi guru atau pelaut.
Ternyata ia bukan pelaut.
Jadi ia guru. (Bisa jadi ia seorang pedagang).

C. Jenis-Jenis Silogisme
Dalam penerapannya ada 5 jenis silogisme yaitu silogisme kategoris, silogisme
hipotesis, dan silogisme alternatif.
1. Silogisme kategoris
Silogisme kategoris adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi (premis)
kategoris.
Contoh:
Semua manusia adalah makhluk berakal budi (premis mayor)
Afdan adalah manusia (premis minor)
jadi, afdan adalah makhluk berakal budi (kesimpulan)
2. Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan
hipotesis dan premis minornya merupakan pernyataan kategoris.
Contoh:
Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor).
Hari ini tidak hujan (premis minor).
maka saya akan kerumah paman (kesimpulan).

3. Silogisme alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif,
premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya
menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Kakek berada di Bantaeng atau Makassar (premis mayor).
Kakek berada di bantaeng (premis minor).
Jadi, kakek tidak berada di Makassar (kesimpulan).
4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan hanya dikemukakan premis mayor dan kesimpulannya.
Contoh :
Fajar berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras
dalam belajar,
fajar telah berusaha keras dalam belajar, karena itu fajar layak mendapatkan
peringkat satu.

5. Silogisme Disjungtif
Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis mayor nya merupakan
disjungtif, sedangkan premis minor nya bersifat kategorik yang mengakui atau
mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Contoh :
Seno masuk sekolah atau tidak. (premis mayor).
ternyata Seno tidak masuk sekolah. (premis minor).
Ia tidak masuk sekolah. (kesimpulan)
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/295703510/Pengertian-Silogisme

https://www.gurupendidikan.co.id/silogisme/

Anda mungkin juga menyukai