Anda di halaman 1dari 4

Nama : hermes patrobas penabel

Nim : 20150020
Kelas : A
MK : FILSAFAT BIOLOGI

1 penjelasan definisi

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera


(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi-proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,
orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Penalaran juga suatu proses berpikir manusia untuk menghubung‐
hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
Penalaran merupakan proses berfikir yang bertolak dari pengamatan indera yang
menghasilkan sejumlah konsep/pengertian, proposisi/pernyataan.
Penalaran bergerak dari hal-hal umum (universal) kepada hal khusus
(partikular). Sebaliknya pada logika induktif, penalaran bergerak dari hal-hal
khusus kepada yang umum (sebab mulai dengan hal penagalaman). Dengan
demikian logika berhubungan erat dengan matematika (logika deduktif)
2. . Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat
umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara
deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal
yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan
deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal
yang kongkrit.
Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:
Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen dan 4 macam silogisme, yaitu
silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternative dan silogisme
disjungtive.
1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan
yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut
premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan
disebut premis minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus remis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term
mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh:
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Saya adalah mahasiswa
K : Saya lulusan SLTA
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional
hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden,
simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden,
simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak ada makanan, manusia akan kelaparan.
Mn : Makanan tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan Kelaparan

3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh
My : Kakak saya berada di Bandung atau Jakarta.
Mn : Kakak saya berada di Bandung.
K : Jadi, Kakak saya tidak berada di Jakarta.
4. Silogisme Disjungtive
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan
keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang
mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis
mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor
adalah secara analog bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam
yaitu:
 Silogisme disyungtif dalam arti sempit
Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai
alternatif kontradiktif.
Contoh:
Heri jujur atau berbohong.(premis1)
Ternyata Heri berbohong.(premis2)
∴ Ia tidak jujur (konklusi).
 Silogisme disjungtif dalam arti luas
Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai
alternatif bukan kontradiktif.
Contoh:
Hasan di rumah atau di pasar.(premis1)
Ternyata tidak di rumah.(premis2)
∴ Hasan di pasar (konklusi).
Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan
maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
– Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
– Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima
hadiahnya.
3. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam
prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Induksi dan penalaran Deduktif.
Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan
berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang
bersifat khusus. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3
jenis penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat
ataupun hubungan akibat–sebab.
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan
berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang
bersifat umum. Prosesnya disebut Deduksi. Jenis penalaran Deduktif ini
diantaranya ada Silogisme dan Entinem.

Anda mungkin juga menyukai