Anda di halaman 1dari 14

POLA PIKIR

KARYA
ILMIAH
KELOMPOK 2 :
ANGGITA ANDARINI 201913500378
ADNAN FARI 201913500420
SANUDIN 201913500382

HAKIKAT POLA PIKIR ILMIAH
Pola pikir dalam karya ilmiah mempunyai peranan yang sangat penting karena sebuah
karya ilmiah selalu didasarkan pada hasil berpikir ilmiah.

Berfikir dengan mendasar pada kerangka berpikir tertentu disebut sebagai penalaran
atau kegiatan berpikir ilmiah. Dengan demikian tidak semua kegiatan berpikir dapat
dikategorikan sebagai kegiatan berpikir ilmiah, dan begitu pula kegiatan penalaran
atau suatu berpikir ilmiah sama dengan berpikir.

Perlu dipahami bahwa kegiatan penalaran adalah proses berpikir yang membutuhkan
sebuah pengetahuan. Selain itu, melalui proses penalaran atau berpikir ilmiah
berusaha mendapatkan sebuah kebenaran. Untuk mendapatkan sebuah kebenaran,
kegiatan penalaran harus memenuhi dua pernyataan penting yaitu logis dan analitis.

2
JENIS POLA PIKIR
ILMIAH
1. Pola Deduktif
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti
penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum ,menemukan
yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang di
tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif
biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-
bagiannya yang khusus.
Dalam penalaran deduktif, dilakukan melalui serangkaian pernyataan
yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa unsur yaitu:
• Dasar pemikiran utama (premis mayor)
• Dasar pemikiran kedua (premis minor)
• Kesimpulan

3
Jenis Deduktif
Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tak langsung.
• Menarik Simpulan secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis.
Misalnya:
1. Konversi
contoh: Beberapa pejabat adalah orang-orang jujur. (premis)
Simpulan: beberapa orang jujur adalah pejabat
2. Observasi
contoh: semua mahasiswa adalah orang-orang intelek. (premis)
simpulan: tidak ada mahasiswa adalah orang-orang yang tak intelek.
tidak ada yang tak intelek adalah mahasiswa.
3. Kontraposisi
contoh: semua pelaut adalah orang rajin. (premis)
Tidak seorang pun pelaut adalah orang yang tidak rajin. (observasi terhadap premis)
Tidak seorang pun tidak rajin adalah pelaut. (konversi terhadap premis)
Semua orang tidak rajin adalah bukan pelaut. (konversi lagi)
4
• Menarik Simpulan secara Tidak Langsung
Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan
dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis
yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis
yang bersifat khusus. Untuk menarik simpulan secara tidak langsung ini, kita
memerlukan suatu premis (pernyataan dasar) yang bersifat pengetahuan yang semua
orang sudah tahu, umpamanya setiap manusia akan mati, semua ikan berdarah dingin,
semua sarjana adalah lulusan perguruan tinggi, atau semua pohon kelapa berakar
serabut.

Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidak langsung sebagai
berikut.
1.Silogisme Kategorial
Yang dimaksud dengan kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Dua
proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang
bersifat umum disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus disebut premis
minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term
minor dan predikat simpulan disebut term mayor.

Contoh: Semua manusia bijaksana, Semua polisi adalah bijaksana. Jadi, semua polisi
bijaksana.

Untuk menghasilkan simpulan harus ada term penengah sebagai penghubung antara
premis mayor dan premis minor. Term penengah adalah silogisme diatas ialah manusia.
Term penengah hanya terdapat pada premis, tidak terdapat pada simpulan. Kalau term
penengah tidak ada, simpulan tidak dapat diambil.

Contoh: Semua manusia tidak bijaksana, Semua kera bukan manusia. Jadi, (tidak ada
kesimpulan).
Aturan umum silogisme kategorial adalah Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu term
mayor, term minor dan term penengah.

Contoh: Semua atlet harus giat berlatih, Jimin adalah seorang atlet. Jimin harus giat berlatih.

Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor dan simpulan.

• Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi
kondisional hipotesis.Kalau premis minornya membernarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Kalau premis minornya menolak anteseden, simpulan juga menolak
konsekuen.

Contoh: Jika besi dipanaskan, besi akan memuai, Besi dipanaskan. Jadi, besi memuai.

• Silogisme Alterntif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Kalau premis minornya membenarkan salah satu alternatif, simpulannya akan menolak alternatif
yang lain.

Contoh: Dia adalah seorang kiai atau professor, Dia seorang kiai. Jadi, dia bukan seorang
profesor.

• Entimen
Sebenarnya silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan
maupun dalam lisan. Akan tetapi, ada bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor
karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum. Yang dikemukakan hanya premis minor
dan simpulan.

Contoh: Semua sarjana adalah orang cerdas., Ali adalah seorang sarjana. Jadi, Ali adalah orang
cerdas.
2. Pola Induktif

Induktif adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa
khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induktif merupakan cara berpikir
dimana ditarik suatu simpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang
bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas
dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat
umum
Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak
dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang
diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah
bentuk dari metode berpikir induktif.
Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma
satu bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung
semuanya satu persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada
semuanya) di antara bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain
yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.
Jenis induktif
Ada 3 macam penalaran Induktif :
1. Generalisasi
Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-
data yang ada. Dibagi menjadi 2 :
1. Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif
Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, baja memuai.
jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.

2. Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif


Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena
yang ada. 
Contoh : Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia
bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-
royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.
2. Analogi

Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya
membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di
tiap bagiannya.
Tujuan dari analogi : Meramalkan kesamaan.
Mengelompokkan klasifikasi.
Menyingkapkan kekeliruan.
Contoh :
Ronaldo adalah pesepak bola.
Ronaldo berbakat bermain bola.
Ronaldo adalah pemain real madrid.
Ronaldo adalah pesepakbola berbakat yang bemain di tim real Madrid

Jenis-jenis Analogi
1. Analogi induktif:
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena,
kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada
fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk
membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh : Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim
Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

2. Analogi deklaratif:
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum
dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena
ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah
kita ketahui atau kita percayai.

Contoh : Deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala
negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan
yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
3. Hubungan Kausal

Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmu dan pengetahuan yang dengan


sendirinya bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain
dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan
keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal
lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak
memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari
ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian kedua
(akibat atau dampak), yang mana kejadian kedua dipahami sebagai konsekuensi dari yang
pertama.

Hubungan kasual terdiri dari 3 pola, yaitu :


1. Sebab ke akibat= Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai
efek.
Contoh : Karena terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6 bulan.

2. Akibat ke sebab= Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang
dianggap penyebabnya.
Contoh : Jari kelingking jongsuk patah karena memukul papan itu.

3. Akibat ke akibat= Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.
Contoh : Karena tanah becek, pasti jemuran basah
Macam macam penelitian
1. Berdasarkan pendekatan
• Penelitian kuantitatif

merupakan penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah. mempunyai kriteria seperti : bebas prasangka,berdasarkan fakta,menggunakan
hipotesa, menggunakan prinsip analisa, menggunakan ukuran objektif dan data kuantitatif.
• Penelitian kualitatif

bersifat non ilmiah yang datanya bersifat kualitatif, jadi penelitian ini bukanlah penelitian ilmiah melainkan alamiah.

2. Berdasarkan fungsi
• Penelitian dasar

disebut juga penelitian murni, merupakan penelitian yang diarahkan pada pengujian teori dengan sedikit atau tidak sama sekali menghubungkan
hasilnya untuk keperluan praktek.
• Penelitian terapan

berkenaan dengan kenyataan praktis, pengembangan pengetahuan yang didapat oleh penelitian dasar dikehidupan nyata.
• Penelitian evaluatif

Fokus pada kegiatan dalam unit tertentu. bisa berupa proses maupun hasil kerja. Sementara untuk unit bisa berupa organisasi, tempat atau
lembaga.

3. Berdasarkan tujuan
• Penelitian prediktif : Ditujukan untuk memperkirakan mengenai apa yang akan terjadi berdasarkan hasil analisis kondisi sekarang.

• Penelitian importif : Ditujukan untuk meningkatkan, memperbaiki dan menyempurnakan keadaan.

• Penelitian eksplanatif : Memberi penjelasan mengenai hubungan antar fenomena untuk variabel. penelitian ini berupaya untuk mencari
kolerasi diantara hal tersebut.
11
Alur pola pikir ilmiah
✓ Perumusan masalah
✓ Perancangan penelitian
✓ Pengumpulan data
✓ Pengolahan data
✓ Penyajian data
✓ Analisis data
✓ Laporan penelitian

12
Kerangka dasar karya ilmiah
BAB 1 - Pendahuluan
1. Latar belakang masalah
2. Perumusan masalah
3. Hipotesis
4. Tujuan penulisan
5. Metode penulisan
6. Manfaat penulisan
7. Sistematika penulisan
BAB 2 - Landasan teori
BAB 3 – Metodologi penulisan
8. Metode penelitian
9. Teknik pengambilan data
10. Teknik sampling
11. Teknik analisis
BAB 4 – Hasil dan pembahasan
BAB 5 – Penutup
12. kesimpulan
13. Saran
BAB 6 - Daftar pustaka
13
Thanks!
14

Anda mungkin juga menyukai