Anda di halaman 1dari 22

P E NA L A RAN

ILMIAH

Dosen : Yuyunisari, S.P, M.Si

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


INSTITUT TEKNOLOGI ROKAN HILIR
TAHUN ANGKATAN 2023
PEMBAHASAN

PENALARAN ILMIAH
LATAR BELAKANG MASALAH
PENALARAN DEDUKTIF Manusia fitrahnya berkemampuan
menalar, yaitu mampu untuk berpikir
secara logis dan analistis, dan diakhiri
PENALARAN INDUKTIF
dengan kesimpulan. Kemampuan ini
berkembang karena didukung bahasa
PERBEDAAN PENALARAN INDUKTIF sebagai sarana komunikasi verbalnya,
DAN DEDUKTIF
sehingga hal-hal yang sifatnya abstrak
sekalipun mampu mereka kembangkan,
SALAH NALAR
hingga akhirnya sampai pada tingkatan
yang dapat dipahami dengan mudah.
KESIMPULAN Karena hal inilah mengapa dalam istilah
Aristoteles manusia ia sebut sebagai
animal rationale.
PENGERTIAN PENALARAN ILMIAH MENURUT BEBERAPA AHLI

Menurut Suhartono Manusia mempunyai kemampuan menalar, artinya berpikir secara logis dan analitis.
Kelebihan manusia dalam kemampuannya menalar dan karena mempunyai bahasa untuk
mengkomunikasikan hasil pemikirannya yang abstrak, maka manusia bukan saja mempunyai
pengetahuan, melainkan juga mampu mengembangkannya.

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, penalaran berasal dari kata nalar yang berarti pertimbangan baik
buruk, budi pekerti dan akal budi. Dari pengertian tersebut terdapat kata akal yang merupakan sarana untuk
berfikir. Kemampuan menalar hanya di miliki oleh manusia. Dengan kemampuan menalar manusia dapat
mengembangkan pengetahuan lain yang kian hari kian berkembang.

Suparno dan Yunus (2006:41) mendefinisikan penalaran adalah proses berpikir sistematik dan logis untuk
memperoleh sebuah simpulan (pengetahuan atau keyakinan). Penalaran juga merupakan kegiatan berpikir
yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran atau suatu proses penemuan kebenaran
dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.
PENGERTIAN PENALARAN ILMIAH MENURUT BEBERAPA AHLI

Filosofi penalaran, ialah: sebuah cara untuk melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan/
statements propositions yang sistematis yang dicari keterkaitannya untuk memperoleh kesimpulan atau
konklusi (Jody Moenandir, 2011). Konklusi adalah juga sebagai sebuah pernyataan/statemen.

Menurut Dr. Asep Hermawa, M.Sc. (2005) mengatakan bahwa penalaran ilmiah merupakan gabungan dari
penalaran deduktif (deduction) dan induktif (induction).

pada dasarnya berpikir ilmiah itu menggabungkan dua pola berpikir yakni berpikir deduktif atau berpikir
rasional dan berpikir induktif atau berpikir empiris (Sudjana dan Ediyono, 1991:8).
Penalaran deduktif (deductive reasoning)
merupakan sebuah proses yang masuk
akal dari pengembangan prediksi spesifik Menarik simpulan secara Menarik simpulan secara
dari prinsip umum. Salah satu cara berfikir langsung. tidak langsung.
logis dan analistik, yang tumbuh dan Simpulan secara tidak langsung
Simpulan secara langsung ditarik
berkembang dengan adanya pengamatan membutuhan dua premis sebagai
dari satu premis. Contohnya :
yang semakin intens, sistematis, dan kritis data baru dihasilkan simpulan.
disebut juga penalaran deduktif. Tipe • (premis) semua ikan berdarah
Satu premis bersifat umum dan
penalaran ini berjalan dari umum ke dingin
satunya bersifat khusus. Terdiri
• (simpulan) sebagian yang
khusus. Cara untuk memperoleh ilmu atas :
dengan menalar secara deduktif dengan berdarah dingin adalah ikan • Silogisme kategori
hasil kesimpulan yang benar yang • Silogisme hipotesis
dikembangkan oleh Aristoteles (384 -322 • Silogisme Alternatif
SM) disebut juga silogisme (Syllogism. • Silogisme Entimen
Penarikan simpulan (konklusi) secara
deduktif dapat dilakukan secara langsung
dan dapat pula secara tidak langsung
Silogisme Kategori, ialah: Sebuah proses berfikir dengan penentuan kesamaan atau perbedaan dari
dua konsep objektif dengan membandingkan dengan konsep ketiga, secara berturut-turut.

Contohnya:
• Semua orang yang rajin bekerja dan suka menabung dapat menjadi kaya.
• Handoyo ialah seorang yang rajin bekerja dan suka menabung
• Maka Handoyo dapat menjadi kaya.

Silogisme Hipotesis, ialah silogisme yang premis 1 (mayornya) ialah sebuah proposisi/ Statement
pernyataan yang hipotetis. Sedangkan premis 2 (minornya) adalah pengakuan atau penolakan pada
Sebuah bagian dari premis mayornya. Silogisme terdiri atas :
• Silogisme Hipotesis kondisional
• Silogisme disjungtif (disjunctive syllogism)
• Silogisme konjungtif (conjunctive syllogism)
Silogisme hipotetis kondisional, ialah silogisme dengan premis (mayor) nya mempunyai
bentuk suatu keputusan bersyarat (jika.....maka......). Contohnya :
• Jika seorang yang rajin bekerja dan suka menabung, akan menjadi kaya.
• Hartono ialah seorang yang rajin bekerja dan suka menabung, maka Hartono akan dapat menjadi kaya.
• Jika Harsono seorang yang boros dan malas bekerja, maka Harsono tidak akan menjadi seorang yang kaya.
• Bila Harmoko ialah seorang yang kaya, maka Harmoko ialah seorang yang tidak boros dan tidak malas bekerja.

Silogisme disjungtif (disjunctive syllogism), ialah silogisme yang premis 1 (mayor)nya


berbentuk proposisi/statement pernyataan disjungtif (bersifat memisahkan).Contohnya :
 Hartono atau Harmoko yang boros dan malas bekerja.
 Hartono tidak boros dan tidak malas bekerja, maka Harmoko yang boros dan malas bekerja

Silogisme konjungtif (conjunctive syllogism), ialah silogisme yang premise I mayor nya
berbentuk proposisi/ statement/ pernyataan konjungtif (pernyataan dengan kata
penghubung). Contohnya :
 Tidak mungkin Handoyo seorang yang boros dan malas bekerja dapat menjadi kaya.
 Handoyo seorang yang kaya, maka Handoyo bekerja.
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Kalau premis minor nya membenarkan salah satu alternatif, kesimpulannya akan
menolak alternatif yang lain.
Contohnya:
• Dia salah seorang kiai atau professor.
• Dia seorang kiai.
• Jadi, dia bukan seorang professor.

Silogisme entimen : Sebenarnya silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
tulisan maupun dalam lisan. Akan tetapi, ada bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor
karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum yang dikemukakan hanya premis minor dan
simpulan.
Contohnya:
• Semua sarjana adalah orang cerdas
• Ali adalah seorang sarjana
• Jadi, Ali adalah orang cerdas
Generalisasi
Penalaran induktif (Inductive
reasoning), ialah: Sebuah Bentuk
proses penalaran yang penalaran ilmiah Analogi A. Sebab – akibat
dipergunakan untuk
pengembangan aturan yang
induktif
lebih umum dari observasi
spesifik. Tipe penalaran ini Hubungan
berjalan dari yang spesifik B. Akibat-sebab
menuju ke yang umum.
Kausal

C. Akibat-akibat
Generalisasi adalah proses penalaran yang
mengandalkan beberapa pernyataan yang
mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan
kesimpulan yang bersifat umum.
Contohnya:
• Jika dipanaskan, besi memuai
• Jika dipanaskan, tembaga menuai
• Jika dipanaskan, emas memuai
• Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
Analogi adalah cara penarikan pemalaran
secara membandingkan dua hal yang
mempunyai sifat yang sama,
Contohnya:
• Nina adalah Lulusan akademi A
• Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik
• Ali adalah tuhan akademi A
• Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya
dengan baik
Sebab-akibat ini berpola A • Angin hujan lemparan mangga jatuh
menyebabkan B. disamping • (A) (B) (C) (E)
• Angin hujan mangga tidak jatuh
itu, hubungan ini dapat • (A) (B) (E)
berpola A menyebabkan B,C,D • Oleh sebab itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh
Hubungan dan seterusnya. • (C) (E)
kausal
adalah
penalaran
yang Akibat-sebab ini dapat kita • Ke dokter merupakan akibat
diperoleh lihat pada peristiwa seseorang
yang pergi ke dokter. • sakit merupakan sebab
dari gejala-
gejala
yang
saling
berhubung Akibat-akibat adalah suatu • hujan menyebabkan tanah becek
• (A) (B)
an. penalaran yang menyiratkan • Hujan menyebabkan kain jemuran basah
penyebabnya Peristiwa • (A) (C)
"akibat" langsung disimpulkan • Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah
pada suatu akibat" yang lain. • (B) (C)
PENALARAN PENALARAN
DEDUKTIF INDUKTIF 
POPULASI SAMPEL


SAMPEL POPULASI

UMUM KHUSUS

KHUSUS UMUM CONTO


H setiap kali diperhatikan bahwa
PROSES PENALARAN PROSES PENALARAN Hukum Newton semua yang
tendangan bola keatas, akan
keatas akan kembali kebawah
DEDUKTIF INDUKTIF kembali ke bawah

TEORI OBSERVASI

HIPOTESIS POLA
maka bila menendang bola ke maka bila suatu ketika
atas akan kembali ke bawah. menendang ke atas harus
OBSERVASI HYPOTESIS TENTATIF kembali ke bawah

KONFIRMASI TEORI
jika salah satu atau
Penggunaan Penarikan kesimpulan keduanya premisnya,
Cocok digunakan yang dibatasi salah maka kesimpulan
waktu bisa lebih pada media yang didapat
pembelajaran pada ruang lingkup
efisien karena tertentu berdasarkan premis
tersebut akan salah

Kelebihan Kekuranga
n
Penalara Penalaran
n Deduktif
Deduktif
Kesimpulannya
Poin-poin yang merupakan suatu Sulit diperoleh
ingin dicapai konsekuensi kemajuan ilmu
sudah jelas logis dari pengetahuan
premis-
premisnya
tidak memberikan
Dapat Lebih jaminan bagi
Kesimpulannya bukan
memberikan ilustrasi- mudah menemukan merupakan suatu kebenaran
ilustrasi pola-pola tertentu konsekuensi logis dari kesimpulannya
tentang ragam suatu ilustrasi yang meskipun premis-
premis-premisnya premisnya semua
pengetahuan yang ada
akan dituju benar

Kelebihan Kekuranga
n
Penalara Penalaran
n Induktif
Induktif
efektif untuk memicu
keterlibatan yang Besarnya ada
lebih mendalam kemungkinan
dalam suatu proses ketidaktelitian di
pencapaian dalam pengamatan
kesimpulan
Deduksi yang Salah

SALAH NALAR
Penyamarataan Generalisasi Terlalu
Gagasan, pikiran, kepercayaan, Para Ahli Luas
atau simpulan yang salah, keliru,
atau cacat disebut salah nalar.
Salah nalar ini disebabkan oleh
ketidaktepatan orang mengikuti
tata cara pikirannya.
Meniru-niru yang Macam-macam Pemilihan Terbatas
Sudah Ada pada Dua Alternatif
salah nalar

Argumentasi Bidik Penyebab


Orang yang Salah
Nalar

Analogi yang Salah


Deduksi yang Salah

Salah nalar yang disebabkan oleh


deduksi yang salah merupakan salah
nalar yang amat sering dilakukan
Generalisasi Terlalu Luas
orang. Hal ini terjadi karena orang
salah mengambil simpulan dari suatu
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh
silogisme dengan diawali oleh
jumlah premis yang mendukung
premis yang salah atau tidak
generalisasi tidak seimbang dengan
memenuhi syarat. Beberapa contoh
besamya generalisasi itu sehingga
salah nalar jenis ini adalah sebagai
simpulan yang diambil menjadi salah.
berikut :
Beberapa contoh salah nalar jenis ini
- Pak Ruslan tidak dapat dipilih adalah sebagai berikut :
sebagai lurah di sini karena dia - Gadis Bandung cantik-cantik.
miskin. - Kuli pelabuhan jiwanya kasar
- Bunga anggrek sebetulnya tidak
perlu dipelihara karena bunga
anggrek banyak ditemukan dalam
hutan.
Penyebab yang Salah Nalar
Pemilihan Terbatas pada Dua
Alternatif
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh
kesalahan mental sesuatu sehingga
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran
mengakibatkan terjadi per an maksud.
alternatif yang tidak tepat dengan
Orang tidak menyadari bahwa yang
pemilihan "itu" atau "ini". Beberapa
dikatakannya itu adalah salah.
contoh peralatan yang salah seperti itu
Beberapa contoh salah nilai yang
adalah sebagai berikut :
- Engkau harus mengikuti kehendak termasuk adalah sebagai berikut :
ayah, atau engkau harus berangkat - Matanya buta sejak beberapa waktu
dari rumah ini
- Engkau harus memilih antara hidup yang lalu Itu tandanya dia melihat
gerhana matahari total
di Jakarta dengan serba kekurangan - Sejak ia memperhatikan dan
dan hidup di kampung dengan
membersihkan kuburan para
nanggung malu
leluhurnya, dia hamil
Argumentasi Bidik Orang
Analogi yang Salah
Salah nalar jenis ini adalah salah nalar
Salah nalar dapat terjadi apabila orang yang disebabkan. Oleh sikap
menganalogikan sesuatu dengan yang menghubungkan sifat seseorang
lain dengan anggapan persamaan salah dengan tugas yang diembannya.
yang lain satu segi akan memberikan Dengan kata lain, sesuatu itu selalu
kepastian persamaan pada Beberapa dihubungkan dengan orangnya.
contoh jenis salah nalar seperti ini Beberapa contoh salah nalar jenis ini
adalah sebagai berikut : adalah sebagai berikut :

- Sumini, seorang alumni Universitas - Program keluarga berencana tidak


Indonesia, dapat menyelesaikan dapat berjalan di desa kami karena
tugasnya dengan baik Oleh sebab itu petugas keluarga berencana itu
Tata, seorang alumni Universitas mempunyai anak enam orang
Indonesia, tentu dapat menyelesaikan - Kamu tidak boleh kawin dengan
tugasnya dengan baik Verdo karena orang tua Verdo itu
bekas penjahat
Penyamarataan Para Ahli
Meniru-niru yang Sudah Ada
Salah nalar ini disebabkan oleh
Salah nalar jenis ini adalah salah nalar anggapan orang tentang berbagai ilmu
yang berhubungan dengan anggapan dengan pandangan yang sama. Hal ini
bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan akan mengakibatkan kekeliruan
kalau atasan kita melakukan hal itu. mengambil kesimpulan. Beberapa
Beberapa contoh salah nalar jenis ini contoh salah nalar jenis ini adalah
adalah sebagai berikut : sebagai berikut :

- Siswa SMA seharusnya dibenarkan - Perkembangan sistem pelayaran


mempergunakan kalkulator ketika kita dapat dibahas secara panjang
menyelesaikan soal matematika sebab lebar oleh Ahmad Panu, seorang
profesor pun menggunakan kalkulator tukang kayu yang terkenal itu.
ketika menyelesaikan soal matematika. - Pembangunan pasar swalayan itu
sesuai dengan saran Toto, seorang
ahli di bidang perikanan.
- Penalaran ilmiah merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu
dalam menemukan kebenaran atau suatu proses penemuan kebenaran dimana tiap-
tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.

- Penalaran ilmiah terbagi menjadi 2 yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif

- Baik penalaran induktif ataupun deduktif kesemuanya memiliki kekurangan dan


kelebihannya masing-masing. Yang mana keduanya telah ikut memberikan corak cara
berfikir ilmiah modern saat ini. Jika berpijak pada induktif semata maka ilmu
Pengetahuan akan berada dalam suatu “kegelapan ilmiah” begitu pula jika hanya pada
deduktif belaka maka ia tidak akan maju.

Anda mungkin juga menyukai