Anda di halaman 1dari 30

A.

ALINEA / PARAGRAF
Adalah penuangan ide/gagasan penulis melalui kalimat yang satu dengan
yang lain berkaitan dan hanya memiliki satu topik atau tema.

B. CIRI/SYARAT PARAGRAF
1. Adanya kesatuan artinya bahwa setiap paragraf hanya
membicarakan satu topik/pokok bahasan.
2. Adanya koherensi artinya bahwa setiap kalimat yang berada dalam
paragraf satu dengan yang lain keterkaitan.

C. FORMAT

Paragraf =
alinea

Wacana = bacaan = komposisi = karangan = kutipan.

D. UNSUR-UNSUR PARAGRAF
1. Topik = tema = gagasan utama = gagasan inti =inti masalah =
pokok pembicaraan = pokok pikiran
2. Kalimat utama = kalimat topik = kalimat inti suatu paragraf
(biasanya ada topik/gagasan utama)
3. Kalimat penjelas = kalimat yang mendeskripsikan kalimat utama
4. Judul = titel = predikat = kepala karangan
5. Syarat judul:
• Propokatif = sensasional = menarik = “merangsang”;
• berbentuk frase;
• relevan = sesuai dengan isi.
6. Fungtuasi /tanda baca.

E. PENALARAN DALAM MENYUSUN KESIMPULAN


Berdasarkan penempatan inti gagasan/ide pokok, alinea terbagi dalam
beberapa jenis, yaitu:

1. INDUKSI
Dalam Induksi, kita mulai dengan mengetengahkan peristiwa-peristiwa
yang khusus untuk menuju pada kesimpulan yang umum. Diagramnya
sebagai berikut:

Khusus
Khusus
Umum
Khusus
Ada tiga macam cara pengembangan paragraf Induksi, antara lain:

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 1 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
a. Generalisasi
Pada generalisasi, peristiwa yang dikemukakan harus memadai agar
yang kita tarik adalah kesimpulan yang terpercaya kebenarannya.

Contoh:
Dari hasil tes evaluasi bidang studi Bahasa Indonesia kelas XII SMA
Negeri 1 Cikembar, didapatkan data sebagai berikut:
Santi, Bubun dan Ana mendapat nilai 8. siswa yang lain mendapat
nilai 7, hanya Deni yang mendapat nilai 6. Dapat diatakan bahwa
siswa-siswi SMA Negeri 1 Cikembar cukup pandai dalam Bahasa
Indonesia.

b. Analogi
Membandingkan dua hal yang berbeda tetapi mempunyai beberapa
persamaan. Jadi kesimpulan yang didapat didasarkan pada
persamaan diantara dua hal yang berbeda.

Contoh:
Alam semesta berjalan sangat teratur seperti halnya mesin.
Matahari, bumi, bulan dan bintang yang berjuta-juta jumlahnya
beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit
berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu
ada penciptanya, yaitu manusia. Manusia yang pandai, teliti dan
bijaksana. Tidakkah alam yang maha besar dan beredar rapi
sepanjang masa ini tidak pula ada penciptanya? Pencipta Yang
Mahapandai, Mahateliti, dan Mahaagung.

c. Hubungan Sebab-Akibat
Hubungan sebab-akibat dimulai dengan mengemukakan peristiwa-
peristiwa. Dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta
yang lain, kita sampai pada kesimpulan yang menjadi sebab dari
fakta itu, atau dapat juga kita sampai pada akibat dari fakta itu.

Hubungan sebab-akibat terbagi menjadi tiga:


1) hubungan sebab-akibat
2) hubungan akibat – sebab
3) hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2

2. DEDUKSI
Penalaran deduksi merupakan kebalikan dari induksi. Jalan pikiran
bermula dari peristiwa yang umum kemudian ditarik kesimpulan yang
khusus. Diagramnya adalah:

Khusus
Umum
Khusus

Khusus

Pengembangan yang digunakan dalam penalaran deduksi sering


disebut dengan silogisme. Silogisme terbagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya:
a. Silogisme kategori (Silogisme Golongan)

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 2 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Silogisme ini mempunyai dua premis, yaitu satu premis umum
(premis mayor) dan satu premis khusus (premis minor), serta
kesimpulan.
Contoh:
PU : Siswa yang baik tidak pernah bolos sekolah.
PK : Ega Prasetya adalah siswa yang baik.
K : Ega tidak pernah bolos sekolah.

Jadi rumusnya adalah : PU : A = B PK : C = A K : C


=B

b. Silogisme Negatif
Silogisme negatif adalah apabila salah satu premisnya negatif.
Karena salah satu premisnya negatif, maka kesimpulannya juga
negatif. Silogisme jenis ini biasanya ditandai dengan kata
pengingkar tidak atau bukan.

Contoh:
PU : Semua penderita Hipertensi tidak boleh makan daging
kambing.
PK : Hadiyanto penderita Hipertensi.
K : Hadiyanto tidak boleh makan daging kambing.

c. Silogisme yang diperpendek (Entimem)


Entimem merupakan jenis silogisme yang tidak memunculkan PU,
langsung dimulai dengan K dan PK sebagai penyebab.

Perhatikan Contoh berikut:


PU : Siswa yang pandai (A) tidak pernah mencontek saat ujian
(B)
PK : Mahisah (C) siswa yang pandai (A)
K : Mahisah (C) tidak pernah mencontek saat ujian (B)
Entimen : Mahisah tidak pernah mencontek saat ujian, sebab ia
siswa yang pandai.

F. BENTUK KARANGAN BERDASARKAN GAGASAN YANG DIKEMUKAKAN.


Tekhnik Pemaparan gagasan dapat dibagi menjadi:
1. NARASI
Adalah karangan yang terdiri atas kumpulan peristiwa yang disusun
secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi satu
rangkaian peristiwa. Yang dapat digolongkan sebagai narasi antara lain:
cerpen, novel, kisah perjalanan, anekdot, dll.
2. DESKRIPSI
Adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan suatu tempat,
keadaan, atau benda dengan cara merangsang indera pembaca
sehingga pembaca menikmati atau melihat sendiri apa yang
digambarkan tersebut.
3. EKSPOSISI
Adalah karangan yang memaparkan suatu keadaan, proses, atau
masalah sejelas-jelasnya. Tujuan karangan eksposisi ini adalah untuk
memberikan informasi/ penjelasan kepada pembaca dengan cara
megembangkan gagasan.
4. ARGUMENTASI
Adalah karangan yang mengemukakan sesuatu dengan memberikan
alasan, contoh, dan bukti yang kuat/meyakinkan sehingga pembaca

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 3 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan dan keyakinan
tersebut.
5. PERSUASI
Adalah karangan yang mengemukakan sesuatu yang bersifat mengajak
atau berisi sebuah imbauan agar si pembaca merasa tertarik dan
melakukan hal yang dikemukakan dalam karangan tersebut.

adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi,


bagaimana memenggal suku kata, dan bagaimana menggabungkan
kata-kata.

Ejaan yang hidup di Indonesia:


1. Ejaan Van Ophuysen (1901 – 1947)
2. Ejaan Suwandi / Republik (19 Maret 1947 – 16 Agustus 1972)
3. Ejaan Yang Disempurnakan (16 Agustus 1972)

Pada garis besarnya Ejaan terbagi atas :


1. pemenggalan kata,
2. penulisan kata,
3. pemakaian huruf kapital, dan
4. pemakaian tanda baca

Dalam diktat ini, akan dibicarakan EYD yang berkaitan dengan pokok bahasan
UMPTN

A. PEMENGGALAN KATA
1. Jika ditengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih pemenggalan
dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang
kedua.
Misalnya :
In-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trok, ikh-las
2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan,termasuk awalan yang
mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis
serangkaian dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Misalnya :
Makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah

B. PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING


1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya :
Adik bertanya, ” Kapan kita pulang?”
Bapak menasehatkan, ”Berhati-hatilah,Nak!”
”Besok pagi, ”kata Ibu, ”dia akan berangkat.”

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang


berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti
untuk Tuhan
Misalnya :
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur’an Weda, Islam,
Kristen
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 4 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,


keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh : Sutan Takdir, Raden Wijaya, Nabi Isa

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Mentri Nehru, Profesor Supomo,
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara, Sekretaris Jenderal
Departemen Pertanian, Gubernur Irian Jaya.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.


Misalnya : Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim
Perdanakusumah, Ampere.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari-hari
raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
tahun Hijriyah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari
Galungan, hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.


Misalnya ; Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba,
Dataran Tinggi Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali
Brantas, Lembah Baliem, Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat
Lombok, Tanjung Harapan, Teluk Benggala, Terusan Suez.

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan


kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya :
- ”Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.
- Adik bertanya, ”Itu apa, Bu?”
- Surat Saudara sudah saya terima.
- ”Silahkan duduk, Dik!” kata Ucok.
- Besok Paman akan datang.
- Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
- Para Ibu mengunjungi Ibu Hasan.

9. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya :
- Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
- Semua kaka dan adik saya sudah berkeluarga.

C. KATA TURUNAN
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya :
Bergeletar, dikelola, penetapan, menengok, mempermainkan

2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya :
Bertepuk tangan,garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 5 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan,
penghancurleburan

4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai
Misalnya : adipati, aerodinamika, antarkota anumerta, audiogram,
awahama, birabonat, biokimia, catur tunggal,dasawarsa, dekameter,
demoralisasi, dwiwarna, ekawarna, ekstrakurikuler, elektronik,
infrastruktur, inkonvensional, intraspeksi, kolonialisme, kosponsor,
mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolaborasi,
Pancasila, panteisme, paripurna, poligami, pramuniaga, prasangka,
purnawirawan, reinkarnasi, saptakrida, semiprofesional, suseksi, swadaya,
telepon, transmigrasi, tritunggal, ultramodern

5. gabungan kata berikut ditulis serangkai.


Misalnya :
acapkali, adakalanya, akhirulkalam, barangkali, bilamana, bismilah,
besiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, damasiswa,
darmawisata, dukacita, halalbihalal,hulubalang, kacamata, kasatmata,
kepada, kilometer, manakala, manasuka, mangkubumi, matahari,
olahraga, padahal, sastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, saptamarga,
saputangan, saripati , sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun
silaturahmi, sukacita, sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa,wasalam.

D. SINGKATAN DAN AKRONIM


1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yangterdiri atas satu huruf atau
lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan atau perngkat diikuti
dengan tanda titik.
Misalnya :
A.S. Kramawijaya
M.B.A. Master of business administration
Bpk. Bapak
Sdr. Saudara
Kol. Kolonel

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,


badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas
huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan
tanda titik.
Misalnya :
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
GBHN Garis-garis Besar Haluan Negara
SMTP Sekolah Menengah Tingkat Pertama
PT Perseroan Terbatas
KTP Kartu Tanda Penduduk

c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu
tanda titik.
Misalnya :
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan setrusnya
hlm. halaman

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 6 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
sda. sama dengan atas
Yth. (Sdr. Moh. Hasan) Yang terhormat (Sdr. Moh. Hasan)
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian

2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku
kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis selurhnya dengan huruf kapital.
Misalnya :
ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret ksts ditulis dengan huruf awal huruf
kapital
Misalnya:
Akabri : Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Bappenas : Badan Perncanaan Pembangunan Nasional
Iwapi : Ikatan wanita Pengusaha Indonesia

c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku
kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya
ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya :
Pemilu : pemilihan umum
Radar : radio detecting and ranging
Rapim : rapat pimpinan

E. PEMAKAIAN TANDA BACA


1. Tanda Titik ( . )
1. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1)
Alamat pengirim dan tanggal surat atau (2)
Nama dan alamat penerima surat.
Misalnya :
Jalan Diponegoro 82
Jakarta (tanda titik)
1 April 1985 (tanpa titik)

Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)


Jalan Arif 42 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)
Atau :
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)

2. Tanda Koma ( , )
1.Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan .
Misalnya:
• Saya membeli tas, pena, dan tinta.

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 7 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
2.Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti: tetapi,
melainkan , sedangkan.
Misalnya :
• Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
• Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.

3.a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya :
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
• Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

3. b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk


kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya :
• Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
• Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
• Dia tahu bahwa soal itu penting.

4.Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung


antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya
oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
• ..... oleh karena itu, kita hrus berhati-hati.
• ..... jadi, soalnya tidaksemudah itu.

5.Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian


lain dalam kalimat.
Misalnya:
• Kata ibu, ”Saya gembira sekali.”
• ”Saya gembira sekali, kata Ibu,” karena kamu lulus.

6.Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
Misalnya:
• B. Ratulangi, S.E.
• Ny hadijah, M.A.

7.Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya


tidak membatasi.
Misalnya:
• Guru saya, Pa Ahmad, pandai sekali.
• Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang akan
sirih.
• Semua siswa, baik yang laiki-laki maupun yang perempuan,
mengikuti latihan paduan suara.

3. Tanda Hubung ( - )
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.
Misalnya: Disamping cara-cara lam itu ada ju-
ga cara yang baru.

2.Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata ddibelaangnya


atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 8 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Misalnya: Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur baris.

3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur ata ulang.


Misalnya: bunga-bunga, kemerah-merahan, berlari-lari.

4.Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
abgian tanggal.
Misalnya : P-a-n-i-t-i-a , 8-4-1989

5.Tanda hubung dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian kata atau
ungkapan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya : Ber-evolusi, dua puluh - lima ribuan (20 x 5.000).
Tanggung jawab dan kesetiakawanan - sosial.
Bandingkan dengan : Ber-evolusi, dua puluh - lima ribuan (20 x
5.000). Tanggung jawab dan kesetiakawanan
sosial.

6.Kata hubung yang dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii)
angka dengan –an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau
kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Misalnya : se- Indonsia, se- Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-
PHK-kan, hari-H, sinar-X, Menteri-Sekretaris Negara.

7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indoneesia


dengan unsur bahasa asing.
Misalnya : di-smash, peen-tackle-an.

4. Angka dan Lambang Bilangan


1. Penulisan ambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
Misalnya : Paku Buwono X; pada awal abad XX; dalam keehidupan pada
abad ke-20 ini; lihat Bab II, pasal 5.

2. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai
secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemapaan.
Misanya:
• Amir menonton drama itu smapai tiga kali.
• Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
• Diantara 72 anggota, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5
orang memberikan suara blangko

3.Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,
susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
• Lima belas orang tewa dalam kecelakaan itu.
• Pak Darmo mengundang 300 orang tamu.

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 9 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
A. MORFOLOGI
Adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk bentuk kata
dan perubahannya, baik secara gramatis maupun semantis.

B. MORFEM
Adalah satuan bahasa terkecil (tidak dapat dibagi lagi atas unsur-unsurnya)
yang bermakna leksikal atau gramatikal..

1. JENIS MORFEM
a. Morfem Bebas
Adalah morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kata.
Contoh: malam, tidur, lari, ibu, kita.

b. Morfem Terikat
Adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri; selalu terikat pada
morfem lain.
Morfem terikat dibagi menjadi:
1) Terikat morfologis : Terikat pada morfem lain
dalam tataran kata
Contoh: me-, di-, -an, anjur, juang, temu.
2) Terikat sintaksis : Terikat pada konstruksi
kalimat.
Contoh: untuk, dari, ke, di, juang, temu.
3) Morfem Unik : Morfem terikat yang mempunyai makna
lesikal (mirip kata) tetapi tidak dapat berdiri
sendiri.
Contoh: juang pejuang,berjuang,
perjuangan.
4) Morfem Kata : Morfem yang terikat pada bentuk tertentu
yang menjadi pasangannya.
Contoh: renta tua renta
Banngka tua bangka

2. CARA MENGHITUNG MORFEM


a. Morfem bebas selalu dihitung satu morfem.

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 10 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Contoh:
• Nurhasanah makan nasi goreng. (4 morfem)
• Yanti duduk-duduk. (3 morfem)

b. Morfem terikat dihitung berdasarkan bentuknya.


Misalnya:
• Berjuang ber- + juang (2 morfem).
• Keadilan ke-an + adil (2 morfem)

C. AFIKSASI (PEMBUBUHAN AFIKS)


Afiksasi adalah proses pembentukan morfem menjadi kata meelalui
pembubuhan afiks, baik prefiks, insfiks, sufiks, maupun konfiks.

1. PREFIKS
Prefiks dalam bahasa Indonesia adaah meN-, di-, ber-, ter-, peN-, pe-,
per-, se-, ke-
a. Fungsi dan makna meN-
1) Fungsi : membentuk verba / kata kerja.
2) Bentuknya berubah bila bertemu morfem yang diawali
konsonan atau vokal sebagai berikut:
• me- bila ertemu r, l, w, y, m, n, ny, ng.
• mem- bila bertemu b, p, f, v (p luluh, f, v tetap)
• men- bila bertemu d, t (d luluh, t tetap)
• meny- bila bertemu s
• meng- bila bertemu k, g, h, a i, u, e, o
• mengee- bila bertemu morfem yang bersuku satu
seperti tik, cat, bor, dan las.
3) Makna
• Melakukan seperti bentuk dasarnya
Contoh : menulis, membaca, memukul (mekalukan ’tulis’,
’baca’, ’pukul’)
• Menjadi seperti bentuk dasarnya
Contoh : melebar, membesar, menyempit (menjadi ’lebbar’,
’besar’, dst)
• Melakukan perbuatan yang berhubungan dengan
bentuk dasarnya.
Contoh : membabi buta, menepi, merokok
• Dalam keadaan
Contoh : mengantuk, menyendiri.

b. Fungsi dan makna ber-


1) Fungsi : Membentuk verba (kata kerja)
2) Bentuknya berubah bila bertemu morfem yang diawali
oleh konsonan atau vokal sebagai berikut:
• be- bila bertemu r dan suku pertama diakhiri
dengan –er (misal; berumah, beternak)
• ber- bila bertemu morfem ajar dan unjur (belajar,
belunjur)
• ber- bila bertemu semua morfem yang tidak
bergabung dengan be- dan bel-
3) Makna
• Melakukan perbuatan seperti bentuk dasarnya.
Contoh : berdagang, bernyanyi, berlari , dsb.
• Kumpulan yang terdiri dari jumlah yang tersebut
pada bentuk dasarnya
Contoh : berdua, berlima, bertujuh, dsb.

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 11 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
• Melakukan perbuatan yang berhubungan dengan
bentuk dasrnya
Contoh : bermotor, bertamu, dsb.
• Mempunyai apa yang disebut bentuk dasarnya.
Contoh : berumah, berwibawa, dsb.

c. Fungsi dan makna di-


1) Fungsi : Membentuk kata kerja pasif.
2) Bentuknya tidak berubah.
3) Makna : suatu perbuatan yang pasif.
• Diambil, dibangun, dibawa.

d. Fungsi dan makna ter-


1) Fungsi : Membentuk kata kerja pasif.
2) Bentuknya berubah menjadi te- jika bertemu morfem yang diawali
r dan tetap ter- jika bertemu dengan morfem yang diawali
konsonan attau vokal lain.:
3) Makna
• Hasil perbuatan (perfektif)
Contoh : tertulis, terciduk, terdakwa, dsb.
• Ketidaksengajaan
Contoh : tercoret, terpukul, dsb.
• Ketiba-tibaan
Contoh : tertidut, teringat, dsb.
• Kemungkinan
Contoh : ternilai, terbawa, terbaca.
• Paling
Contoh : tertinggi, termahal, dsb.

e. Fungsi dan makna peN-


1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda)
2) Bentuknya berubah bila bertemu morfem yang diawali oleh
konsonan atau vokal sebagai berikut:
• pe- bila bertemu r, l, w, y, m, n, ng, ny
• pe- bila bertemu b, p
• pen- bila bertemu d, t, c.
• Peny- bia bertemu s
• Peng- bila bertemu k, kh, h, g, a, i, u, e, o.
• Peng- bila bertemu morfem yang besruku satu,
misalnya, tes, bom, las, dsb.
3) Makna
• Orang yang (pekerjaannya) seperti bentuk dasar.
Contoh : pembaca, penjual, dsb.
• Alat untuk....
Contoh : pemotong, pemukul, pengakut.
• Orang yang memiliki sifat seperti bentuk dasar.
Contoh : penakut, pemalas,dsb.
• Menyebabkan jadi
Contoh : pengeras, pendingin, dsb.

f. Fungsi dan makna per-


1) Fungsi : Membentuk nomina (kata bennda)
2) Bentuknya tidak berubah.
3) Makna
• Membuat jadi atau mganggap seeperti bentuk
dasar.
Contoh : pembesaran (membuat jadi besar)

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 12 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
penghalus (membuat jadi lebih halus)

g. Fungsi dan makna se-


1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda)
2) Bentuknya tidak berubah.
3) Makna
• Satu
Contoh : sehari, serumah, sebuah. (satu hari, satu buah,
dsb)
• Seluruh
Contoh : seisi kampung, se-Bandung, sedunia, dsb.
• Sama
Contoh : segunung, sepanjang (sama atau seperti gunung,
dsb)
• Setelah
Contoh : sesampainya, sepulangku, dsb.

h. Fungsi dna makna ke-


1) Fungsi : Membentuk numeralia (kata bilangan)
2) Bentuknya tidak berubah
3) Makna
• Kumpulan
Contoh : kedua orang, keempat pasang, dsb.
• Urutan
Contoh : orang ketiga, rumah ketiga, dsb.

2. INFIKS
Infiks dalam bahasa Indonesia adalah -el-, -er-, -em- dan –in-. Infiks
termasuk afiks yang tidak produktif karena pemakkaiannya sangat sedikt.
a. Fungsi dan makna –el-
1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda)
2) Bentuknya tidak berubah
3) Makna
• Intensitas
Contoh : geletar
• yang melakukan
Contoh : telunjuk.

b. Fungsi dan makna –er-


1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda)
2) Bentuknya tidak berubah
3) Makna
• Banyak / bermacam-macam.
Contoh : gerigi
• Benda
Contoh : seruling, kerudung.

c. Fungsi dan makna –em-


1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda) dan adjeektifa (kata
sifat)
2) Bentuknya tidak berubah
3) Makna
• Banyak / bermacam-macam
Contoh : temali, gemulung
• Intensitas

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 13 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Contoh : gemetar, gemuruh.

d. Fungsi dan makna –in-


1) Fungsi : Membentuk nomina (ata benda)
2) Bentuknya tidak berubah
3) Makna
• Mmenyatakan apa yang disebut bentuk
dasarnya.
Contoh : kinerja, sinambung.

3. SUFIKS
Sufiks dalam bahasa Indonesia adalah –an, -kan, -i
a. Fungsi dan makna –an
1) Fungsi : Membentuk nomina (ata benda)
2) Bentuknya tidak berubah
3) Makna
• Alat
Contoh : timbangan, garisan
• Hasil
Contoh : karanga, cucian
• Sesuatu yang berhubungan dengan perbuatan
yang tersebut pada bentuk dasarnya
Contoh : makanan, minuman
• Tiap-tiap
Contoh : harian, tahunan
• Satuan
Contoh : botolan, literan
• Beberapa
Contoh : ribuan penduduk, puluhan siswa.
• Sekitar
Contoh : tahun 60-an, dsb.

b. Fungsi dan makna –kan


1) Fungsi : Membentuk verba (kata kerja)
2) Bentuknya tidak berubah dan selalu bergabung dengan me-N-, di-
atau ter-
3) Makna
• Perbuatan untuk orang lain
Contoh : membacakan, membelikan
• Menyebabkan atau membuat jadi
Contoh : mendudukan, membetulkan.

c. Fungsi dan makna –i


1) Fungsi : Membentuk verba (kata kerja)
2) Bentuknya tidak berubah dan selalu bergabung dengan me-N-, di-
atau ter-
3) Makna
• Berulang-ulang (frekuentatif)
Contoh : memukuli, menciumi
• Terus-menerus (intensitas)
Contoh : mmemandangi
• Memberi...
Contoh : mengerami, menggulai
• Menyebabkan atau membuat jadi
Contoh : mengotori, memerahi

4. KONFIKS

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 14 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Konfiks dalam bahasa Indonesia adalah ke-an, peN-an, per-an, ber-an, se-
nya.
a. Fungsi dan makna ke-an
1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda), verba (kata kerja) dan
adjeektiva (kata sifat)
2) Bentuknya tidak berubah
3) Makna
• Hal
Contoh : kebaikan, kegembiraan
• Hal yang berhubungan dengan...
Contoh : kehewanan, keduniaan
• Dapat dikenai pekerjaan...
Contoh : kelihatan, kedengaran
• Dalam keadaan tertimpa
Contoh : kedinginan, kepanasan.
• Tempat atau daerah
Contoh : kerajaan, kesultanan

b. Fungsi dan makna pe-N-an


1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda)
2) Bentuknya tidak berubah sesuai dengan perubahan fonologis
seperti perrubahan me-N-
3) Makna
• Hal
Contoh : pembacaan, penulisan
• Cara melakukan
Contoh : pengaturan, penyajian
• alat
Contoh : peendengaran, penglihatan
• tempat
Contoh : peengadilan, pengungsian

c. Fungsi dan makna per-an


1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda)
2) Bentuknya tidak berubah
4) Makna
• Hal
Contoh : perumahan, persekolahan.
• Hal / hasil
Contoh : perbudakan, persahabatan
• Tempat
Contoh : perapian, pertapaan
• Daerah
Contoh : perkampungan, pedesaan
• Bermacam-macam
Contoh : peralatan, perbekalan

d. Fungsi dan makna ber-an


1) Fungsi : Membentuk verba (kata kerja)
2) Bentuknya tidak berubah
3) Makna
• Banyak pelaku
Contoh : berdatangan, berguguran
• Berulang-berulang
Contoh : berloncatan, berlompatan
• Saling (resiprokal)
Contoh : berpandangan, bergandengan.

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 15 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
e. Fungsi dan makna se-nya
1) Fungsi : Membentuk kata keterangan dari kata sifat
2) Bentuknya tidak berubah dan selalu bergabung dengan me-N-, di-
atau ter-
3) Makna
• Paling (superlatif)
Contoh : setinggi-tingginya, sepandai-pandainya.

D. REDUPLIKASI (PENGULANGAN)
1. Jenis Reduplikasi
a. Seluruh bentuk dasar / murni (dwilingga)
Contoh : mobil = mobil-mobil
b. Sebagian bentuk dasar
Contoh : membaca = mebaca-baca
c. Disertai dengan pembubuhan afiks (imbuhan)
Contoh : kereta = kereta-keretaan
d. Berubah bunyi
Contoh : lauk = lauk-pauk

2. Makna Reduplikasi
a. Banyak : rumah-rumah, bintang-bintang
b. Meskipun : bagus-bagus, pandai-pandai
c. menyerupai : mobil-mobilan, kuda-kudaan
d. berulang-ulang : berteriak-teriak
e. perbuatan : duduk-duduk, mebaca-baca
f. resiprok : berpandang-pandangan
g. hal : jahit-menjahit
h. agak : kebiru-biruan
i. superlatif : serajin-rajinnya.

adalah Ilmu bahasa yang mempelajari tentang frase, klausa,


dan kalimat.

A. Frase
Adalah kelompok kata yang bukan merupakan rangkaian subjek atau
predikat tetapi dapat menduduki fungsi subejk, predikat, objek, atau
keterangan.
1. Keberadaan Frase
a. Frase berada dalam kalimat.
Contoh: Beberapa siswa sedang membicaraan hassil rapar OSIS
F1 (S) F3 (P)

b. Berdiri sendiri
Contoh: gadis cantik, akan makan, lari cepat.
1F 1F 1F
2. Inti Frase
Adalah bagian frase yang pokok; dengan kata lain inti frase itu adalah
bagian yang diterangkan.
Contoh:

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 16 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
• akan makan lagi.
Inti

• Siswa rajin
Inti

3. Pola Frase
Pola frase itu bisa berada dalam kalimat atau dapat pula berdiri sendiri
(iniberkaitan dengan humum DM / MD atau jenis kata)
Contoh:
• suster cantik Hukum
D M

• kepala sekolah Jenis kata


KB KB

• ayah dokter Hukum dan Jenis kata


D (KB) M (KB)

B. KLAUSA
Adalah Kelompok kata yang sudah memiliki subjek dan predikat.
1. Keberadaan Klausa
a. Berada dalam kalimat.
Contoh: Ibu menjerit, sedangkan Ayah tersenyum.
F3 (O)
1 Kl 1 Kl

b. Berdiri Sendiri
Contoh:
• Gadis itu ramah (1 Kl)
• Manisnya senyum nenek (1 Kl)
S P
2. Jenis Klausa / Sifat Klausa
a. Klausa atasan + lausa pokok = induk kalimat
b. Klausa bawahan = anak kalimat = keterangan
Untuk menentukan klausa bawahan/anak kalimat, klausa itu
mempunyai kata hubung berikut:
1) sebab, karena (hubungan sebab/kausal)
2) agar, supaya (hubungan tujuan)
3) ketika, pada (saat, waktu)
4) setelah, sesudah (hubungan waktu)
5) kecuali, selain (hubungan batas)
6) bahwa (perluasan objek)
7) sehingga (hubungan akibat)
8) meskipun, walaupun (hubungan perlawanan)

Contoh:
Ketika berada di Jakarta, Drs. Asep Setiawa menikah lagi.
Kl. Bawahan Kl. Induk
(anak kalimat) (Induk Kalimat)

3. Kalimat
Adalah arus ujaran yang berisikan kata atau kumpulan kata yang
memiliki pesan / tujuan dan diakhiri dngan intonasi final.
a. Pola Kalimat / fungsi kalimat
Pola kalimat maksudnya S – P – O – K; pola S – P – O – K bisa berwujud
aktif, pasif dan jenis kata.

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 17 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Contoh: Peserta UAN akan mengikuti tes sekitar bulan
April 2007.
S (KB) P (KK) O (KB) K (adverbia)

Kalimat tersebut adalah aktif (mempunyai ciri ada objek dan


berafiks me(N)-kan)

b. Inti Kalimat
Adalah bagian kalimat yang menyampaikan ide pokok dari informasi
yang dilontarkan. Inti kalimat disebut juga dengan kalimat induk
bercirikan tidak berawalan konjungsi, tidak berawalan kata yang, dan
tidak diapit diantara dua koma.
Contoh:
Beberapa siswi SMA Negeri 1 Cikembar akan mengikuti
S

Latihan Dasar Kepemimpian Siswa di Cinumpang selama 5 hari.


O K

Siswi SMA mengikuti LDKS di Cinumpang


S P O K
Jadi Intinya : S : Mahasiswa
P : mengikuti
O : LDKS
K : di Cinumpang

c. Jenis Kalimat
1) berdasarkan jenis predikat
• Kalimat verbal
Contoh: Deni Rahmat akan pergi ke Australia besok.

• Kalimat nominal
Contoh: Saya seorang laki-laki.

2) Berdasarkan letak predikat


• Kalimat normal
Contoh: Santi sedang menangis tersedu-sedu.
• Kalimat inversi (susun balik)
Contoh : Dibukanya pintu itu tanpa ci ketuk terebih dahulu.

3) Berdasarkan kelengkapan unsur


• Minor (terdiri atas satu unsur pusat)
Contoh : Saya?
Diam!
• Mayor (paling tidak berunsur S-P)
Contoh : MPR bersidang tahun depan.
• Elips (salah satu unsur kalimat pusat dihilangkan karena
sudah dimengerti)
Contoh : Dia akan pergi ke Jakarja, tapi saya ke Bandung.

4) Berdasarkan perluasan unsur


• Kalimat Inti
Ciri-ciri kalimat inti:
- terdiri dari dua kata
- berintonasi normal
- bersusunan biasa
Contoh:

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 18 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Anak yang terlahir kembar meninggal setelah dirawat delapan
hari di inkubator (berinti kalimat: anak meninggal)

• Kalimat transpormasi
Adalah kalimaat inti yang tlah mendapat perluasan.
Contoh: Dia pergi (kalimat inti) dapat dijadikan:
- Dia akan pergi.
- Dia akan pergi dengan saya, dst.

5) Berdasarkan jumlah pola


• Kalimat tunggal
Adalah satu kalimat yang tediri dari 1 pola kalimat (1 subjek
dan 1 predikat)
Contoh: Ayah pulang
Ibu memasak
Bubun dan Baban pulang dari Bandung.

• Kalimat majemuk
Adalah alimat yang teridir dari 2 pola kalimat (klausa) atau lebih
(subjek lebih dari satu atau predikatnya lebih dari satu).
Contoh: Siang tadi ayah pulang, ibu mencuci.
1 pola kalimat 1 pola kalimat

Macam-macam kalimat majemuk:


a. Kalimat Majemuk Setara
• Majemuk setara hubungan sejajar
(hubungan penjumlahan) biasanya ditegaskan dnegan
kata sambung: dan, serta, kemudian, lalu, sesudah itu.
Contoh: Santi membaca, Yuli mendengar, dan Genta
menulis.
Anak itu duduk, lalu menyampaikan maksudnya.
• Mejemuk setara hubungan perlawanan,
biasanya ditegaskan dengan kata sambung: tetapi, tapi,
akan tetapi, melainkan.
Contoh: Suparno bahagia, tetapi ibunya sengsara.
Pujangga itu bukan orang mimpi, melainkan
orang berkemauan besar.

• Majemuk setara hubungan pemilihan,


biasanya ditegaskan dengan kata sambung; atau
Contoh: Engkau menunggu di luar atau masuk
keedalam?
Dini yang akan datang kesini atau putri yang
pergi kerumahnya

b. Kalimat Majemuk Bertingkat


Adalah Kalimat yang terdiri dari 2 klausa atau lebih dan
kedudukan klausa-klausanya tidak sederajat (klausa yang
satu mempunyai jabatan dalam klausa lain)
Contoh:
Siang tadi / ayah // pulang
K S P

WAKTU siang tadi / ayah // pulang


Ibu memasak S P

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 19 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Waktu ibu memasak, ayah pulang.

Keterangan:
Ibu memasak (kalusa II) = menduduki jaabatan keterangan
waktu dalam klausa I, sehingga
disebut anak kalimat keterangan
waktu.
Ayah // Pulang (klaausa I) = menjadi Induk kalimat

Macam-macam Kalimat Majemuk Bertingkat:


• Kalimat Majeemuk bertingat pengganti
S
a. Penjahat // ditangkap polisi
(kalimat tunggal)
S P

b. Orang mencuri sepeda //


ditangkap polisi ( K. M. Bertingkat)
S P

Keterangan:
/ orang mencuri sepeda / = menduduki jabatan S dalam
kalimat a, sehingga dapat disebut
anak kalimat pengganti S
/ ditangkap polisi / = Induk Kalimat

• Kalimat majemuk bertingkat pengganti


P
a. Penjahatnya // itu
S P

b. Penjahatnya // Orang mencuri


sepeda
S P

Keterangan:
/ orang mencuri sepeda / = menduduki jabatan P dalam
kalimat a, sehingga dapat disebut
anak kalimat pengganti P
/ penjahatnya / = Induk Kalimat
• Kalimat Majemuk bertingkat pengganti
Objek
a. Polisi // menangkap // penjahat
S P O

b. Polisi // menangkap // orang


mencuri sepeda
S P O

Keterangan:
/ orang mencuri sepeda / = menduduki jabatan O dalam
kalimat a, sehingga dapat disebut
anak kalimat pengganti O
/polisi //menangkap = Induk Kalimat

• Kalimat Majemuk Bertingkat pengganti


keternagan Waktu
a. Dia / tiba / ketika hari sudah
malam.
S P K

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 20 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
b. Setelah menyelesaikan
urusannya, / dia / pulang.
K S P

Ciri-ciri anak kalimat ini :


− Cocok untuk menjawab
pertanyaan kapan, bilamana.
− Biasanya diantar oleh kata: ketika,
waktu. Tatala, sebelum, sedang, baharu, masih, tengah,
telah, sudah, ssesudah, selesai, akan, dsb.

c. Kalimat Majemuk Campuran


Ciri-ciri kalimat ini adalah:
1. paling sedikit terdiri dari 3 klausa
2. klausa-klausa itu dalam mewujudkan satu
kalimat majemuk menggunakan hubungan bertingkat
dan hubungan setara
3. ada klausa yang berfungsi sebagai anak
kalimat, dan induk kalimat.
Contoh:
Waktu saya pulang, ibu memasak di dapur dan ayah
bekerja di kebun.

A. PENGERTIAN
Semantik merupkan ilmu bahasa yang mengupas arti dan makna

B. MAKNA KATA BERDASARKAN JENISNYA


1. Leksikal = Makna kata berdasarkan arti yang terdapat dalam kamus
Contoh:

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 21 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Cangkul = alat pembajak tradisional yang digunakan
petani.

2. Gramatikal = Makna yang terbentuk oleh kedudukan dan fungsi kata


dalam kalimat.
Contoh:
Ia akan pergi besok. (besok = menyatakan waktu)

3. Denotatif = Makna kata yang sesuai dengan arti kata itu sendiri
Contoh:
• Kata hjau menyatakan warna
• Kata menyuapi mengandung arti memasukan
makanan leewat mulut.
• Bulan bermakna satelit atau kurun waktu 30 hari.

4. Konotatif = Maknanya mengacu pada kiasan atau mengandung


tambahan nilai rasa.
Contoh:
• Kata bulan dalam ungkapan kejatuhan bulan,
menjadi bulan-bulanan, bulan muda memiliki makna
konotatif / makna yang tidak sebenarnya.
• Kata ”hidup dibbalik jeruji besi” bermakna
dipenjarakan.
• Kata ”menjaring calon” bermakna memilih dan
meneerima calon.

5. Idiomatis = Merupakan gabungan kata yang maknanya tidak dapat


dijabarkan dari unsur-unsurnya.
Contoh:
• Ringan tangan : suka memukul
• Meja hijau : pengadilan
• Besar kepala : sombong

C. MAKNA KATA MENURUT PERUBAHAN MAKNA


1. Amelioratif = Makna kata yang sekarang dirasakan lebih baik dari
sebelumnya.
Contoh:
• Wanita ( dahulu lebih baik menggunakan
perempuan)
• Istri (dahulu lebih banyak menggunaan
bini)

2. Peyoratif = Makna sekarang dirasakan lebih kurang dari sebelumnya.


Contoh:
• Gerombolan
• Sindikat

3. Meluas = Cakupan makna kata yang lebih luas dari makna kata
sebenarnya.
Contoh:
• Kata ibu atau bapak (dapat bermana
tidak hanya orang tua, tetapi juga orang yang lebih tua
atau atasan.)

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 22 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
4. Menyempit = Kata yang cakupan maknanya kini lebih sempit dari
makna kata itu pada waktu sebelumya.
Contoh:
• Sarjana
• Pendeta
• Madrasah, sdb.

5. Asosiasi = Makna Kata yang muncul karena sifatnya yang sama.


Contoh:
• Amplop : pelicin

6. Sinstesia = Makna kata yang muncul karena pertukaran tanggapan


dua indera yang berbeda.
Contoh:
• Matanya mencium gelagat yang aneh.
• Rayuannya manis terasa.

D. MAKNA KATA BERDASAKAN HUBUNGAN MAKNA DENGAN BENTUK


1. Sinonim = Kata yang mengandung makna yang sama
Contoh:
• Introspeksi : mawas diri
• Egois : mementingkan diri
sendiri
• Efektif : berhasil guna

2. Antonim = kata yang memiliki makna berlawanan.


Contoh:
• Baik >< buruk
• Untung >< rugi
• Tua >< Muda

3. Homonim = Kata yang sama bentuk dan ucapannya tapi mempunyai


makna yang berbeda.
Contoh:
• Pasang : taruhan, naiknya air laut.
• Bunga : nama jenis tumbuhan, imbalan. Jasa yang
diberikan atas simpan pinjam.
• Bisa : Racun ular,
dapat/kemampuan.

4. Homograf = Kata yang sama ejaannya, tetapi pelafalan dan maknanya


berbeda.
Contoh:
• Tahu : mengetahui, jenis makanan
• Seri : babak, imbang

5. Homofon = Kata yang bunyi dan lafalnya sama, tetapi penulisan dan
artinya berbeda.
Contoh:
• Bank, Bang
• Tank, Tang

6. Hiponim = Kata yang sejenis dan maknanya dapat dicakup oleh kata
yang menjadi subordinatnya.

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 23 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Contoh:
• Merpati, Kakak Tua, Merak berhiponim Idapat
dicakup maknanya) pada Burung.
• Itik, burung, ayam (berhiponim pada unggas)

7. Polisemi = Suatu kata yang bbila dirangkai dengan kata alinnya akan
tetap memiliki satu alur makna.
Contoh:
• Puncak:
- Prestasi
- Bukit
- Peristiwa

• Mata:
- Duitan
- Kerangjang
- Sapi

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 24 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
A. PENGERTIAN
Sastra Adalah buah cipta karsa manusia yang menggunakan bahasa sebagai
mmediumnya yang mempunyai nilai keindahan dan isinya bermanfaat.
Nilai keindahan sastra disebabkan oleh:
1. penggunaan kata-kata atau kailmat yang tepat sehingga jelas
memberikan gambaran perasaan/lukisan sesuai dengan yang
dikehendaki pengarang;
2. isinya yang bermutu;
3. pengolahn yang baik.

B. JENIS-JENIS KARYA SASTRA


1. PANTUN
• Bercirikan bersajak a-b-a-b
• Terdiri atas sampiran dan isi
• Bersifat nasihat
• Tiap bait terdiri dari empat baris
• Tiap baris terdiri dari 8 sampai dengan 12 suku kata (umumnya
berjumlah 10 buah dalam tiap barisnya)

Contoh:
• Kalau tuhan jalan ke hulu
Carikan saya daun kemboja
Kalau tuan mati dahulu
Nantikan saya di pintu sorga

• Jenis Pantun Berdasarkan Jumlah Baris


1) Carmina
Syarat-syarat yang meengikat Carmina;
• Tiap bait hanya terdiri atas 2 baris
• Baris pertama merupaan sampiran, sedangkan isinya terdapat
pada baris terakhir
• Bersajak sama a-a.

Contoh:
• Dahulu parang sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci
• Pinggan tak retak, nasi tak dingin
Tuan tak hendak, kami tak ingin.

2) Talibun
Ciri-ciri talibun:
• Tiap-tiap bait terdiri atas: 6,8,10,12 baris atau leebih, tetapi
selalu harus genap jumlahnya.
• Tiap baris terdiri atas 8 hingga 12 suku kata, tetapi umumnya
terdiri atas 10 suku kata.
• Sajaknya: a-b-c, a-b-c, atau a-b-c-d dan sebagainya.
• Hubungannya: bagian atas merupaan sampiran dan bagian
bawah merupakan isinya.

Talibun berfungsi sebagai alat perhubungan msra dalam


percintaan, berollok-olok, berkelakar, nasihat, dll.

Contoh:

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 25 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
• Alau anak pergi ke lepau (a)
Yu beli, belanak pun beli (b)
Ikan panjang beli dahulu (c)
Kalau anak pergi merantau (a)
Ibu cari, sanak pun cari (b)
Induk semang dahulu (c)

• Sejak berbunga daun pandan (a)


Banyaklah tikus di pematang (b)
Annak buaya datang pula (c)
Daun selasih tambah banyak (d)
Sedang semula dagang berjalan (a)
Tidak putus dirundung malang (b)
Banyak bahaya yang menimpa (c)
Lamun kasih berpaling tidak (d)

2. SYAIR
Adalah sastra lama yang berasal dari Arab (yang berarti perasaan)
• Ciri-ciri Syair:
• Tiap-tiap syair terdiri atas 4 baris
• Tiap-tiap baris terdiri atas 8 hingga 13 suku kata, tapi
biasanya 10 atau 11 suku kata
• Berpola a-a-a-a, kadang-kadang bersajak sempurna atau tidak
sempurna
• Keempat baris syair merupakan satu rangkaian cerita.

• Fungsi syair : digunakan untuk melukiskan atau menceritakan


berbagai ceritera, baik cerita yang seenarnya, lukisan,
sindiran maupun dongeng panjang.
Contoh:
• Parasnya elok amat sempurna
Patah meenjeelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Kasih padanya mulia dan hina

• Akan rahmah putri bangsawan


Parasnya elok sukar dilawan
Sedap manis barang kelakuan
Sepuluh tahun umurnya tuan

Perbedaan Pantun dan Syair:


• Pantun bersajak aa, aa
• Syair bersajak ab,ab
• Pantun terdiri atas sampiran dan isi
• Semua baris syair berupa isi
• Pantun merupaan puisi asli Indonesia, sementara syair
berasal dari Arab

3. GURINDAM
Adalah sastra lama yang berasal dari India (yang berarti
perhiasan/bunga)
• Ciri-ciri gurindam:
• Jumlah baris dalam tiap bait terdiri atas 2 baris

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 26 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
• Jumlah suku kata biasanya 10 hingga 14 suku kata dalam tiap-
tiap baris
• Sajaknya berumus a-a, biasanya sajak sempurna, tapi banyak
pula gurindam yang bersajak paruh
• Gurindam terdiri atas 2 kalimat tunggal yang membentuk
kalimat majemuk; baris pertama merupakan sebab atau alasan,
sedangkan baris kedua merupakan akibat atau balasan apa yang
tersebut dalam baris (kalimat) yang pertama.
• Isnya berupa nassihat, petuah atau filsafat.
Contoh:
• Kurang pikit, kurang siasat (a)
Tentu dirimu kelak tersesat (a)

• Pikirkan dahulu sebelum berkata (a)


Supaya terelak silang sengketa (a)

• Jika terkena penyakit kikir (a)


Sanak saudara pergi menyingkiir (a)

• Orang malas jatuh sengsara (a)


Orang rajin banyak saudara (a)

4. SONETA
Adalah puisi empat belas baris.
• Ciri-ciri soneta:
• Jumlah baris ada 14 buah
• Keempat beelas baris terdiri atas 2 buah quatrain dan 2 buah
terzina
• Kedua buah quatrain merupakan kesatuan yang diseut stanza
atau oktav
• Kedua buah terzina merupakan kesatuan disebut sextet
• Oktav berisi lukisan alam, jadi ifanya objektif
• Sextet berisi curahan/jawaban/kesimpulan dari apa yang
dilukiskan dalam oktav, jadi sifatnya subjektif
• Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 dan
14 suku kata
• Rumus dan sajaknya a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c, d-c-d.

Contoh:
• Gembala

Perasaan siap ta’kan nayala (a)


Melihat anak berlagu dendang (a)
Seorang saja ditengah padang (a)
Tiada berbaju buka kepala (a)

Beginilah nasib anak geembala (a)


Berteduh dibawah kayu nan rindang (a)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (a)
Pulang ke rumah di senja ala (a)

Jauh sedikit sesayup sampai (a)


Terdengar olehku bunyi serunai (a)
Melagukan alam nan molek permai (a)

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 27 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
C. KESUSASTRAAN INDONESIA
1. BALAI PUSTAKA (Tahun 1920-an)
• Ciri-Ciri Angkatan Balai Pustaka:
• Bercorak pasif – romantik
• Sentimentil
• Temanya tentang adat

• Pelopor:
• Merari Siregar : Azab dan Sengsara (1920)
• Marah Rusli : Siti Nurbaya (1922)
• Nur Sutan Iskandar : Katak Hendak Menjadi Lembu
(1935)

2. PUJANGGA BARU (Tahun 1933)


• Ciri-ciri Angkatan Pujangga Baru:
• Dinamis
• Bercorak romantis-idealis
• Aktif romantis
• Sering dikaitkan dengan majalah sastra

• Pelopor:
• Sutan Takdir Alisjahbana : Layar Terkembang (1936)
• Amir Hamzah (raja pesyair) : Setanggi Timur (1934), Nyanyi sunyi
(1937), Buah Rindu (1941)
• A. Pane : Belenggu (1940)

3. ANGKATAN ’45
• Ciri-ciri Angkatan ’45:
• Bersifat realistis
• Individualistis
• Universal
• Objektif
• Bertema Patriotis

• Pelopor:
• Chairil Anwar : Deru Campur Debu (1943), Aku (1943)
• Idrus : Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (1948), Aki
(1948)
• Usmar Ismail : Puntung Berasap (1950), Mutiara dari Nusa Laut

4. ANGKATAN ’66
• Ciri-ciri Angkatan ’66:
• Realistis
• Kritik sosial
• Masyarakat sentris
• Sosialisme/kesetiakawanan
• objektif

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 28 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
• Pelopor
• Taufik Ismail : Tirani, Benteng
• Bur Rasuanto : Mereka Telah Bangkit
• Mansur Samin : Perlawanan

D. UNSUR-UNSUR KARYA SASTRA


1. Unsur Instrinsik (unsur dalam)
• Alur (plot)
• Setting (latar)
• Karakteristik (penokohan)
• Gaya bahasa
• Tema

2. Unsur Estrinsik (unsur luar)


• Biografi Pengarang
• Sosial – Budaya
• Situasi / Lingkungan
• Keadaan masyarakat.

E. PROSA BARU
1. Roman
• Cerita keseluruhan aspek kehidupan (biasanya sejak lahir s.d.
meninggal)
• Alurnya berkembang
• Latarnya bergerak

Contoh:
• Salah Asuhan (tendens) : Abdul Mueis
• Layar Terkembang (masyarakat) : STA
• Belenggu (jiwa) : A. Pane

2. Novel
• Cerita disertai perubahan nasib pelaku
• Alurnya berkembang
• Latarnya bergerak

Contoh:
• Jalan Tak Ada Ujung : Mochtar Lubis
• Aki : Idrus
• Pada Sebuah Kapal : N.H. Dini

3. Cerpen
• Hanya satu episode kehidupan
• Alurnya statis
• Latar tak bergerak

Contoh:
• Kisah Antara Manusia : A. Pane
• Di dalam Lembah Kehidupan : (HAMKA)

4. Biografi (Riwayat Hidup Seseorang)

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 29 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Contoh:
• Ayahku : HAMKA
• Dr. Soetomo : Iman Supardi

5. Autobiografi (Riwayat Hidup Diri Sendiri)


Contoh:
• Hikayat Abdullah : Abdullah Bin Abdulkadir Munsyi
• Kenang-kenangan Hidup : HAMKA
• Pengalaman Masa Kecil : Nur Sutan I

Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif 30 Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar


created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07

Anda mungkin juga menyukai