Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paragraf adalah bagian dari telaah wacana dalam Bahasa Indonesia. Penalaran dalam
paragraf sebuah wacana dapat berpola deduktif dan induktif. Penalaran induktif
adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus
menuju kepernyataan umum. Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang
bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya umum ke pernyataan khusus.
Essai adalah suatu jenis komposisi yang membicarakan suatu pokok masalah tunggal
yang biasanya berangkat dari suatu pandangan pribadi penulisnya. Dengan adanya
essai, penulis dapat menuangkan ide gagasan, dan daya kreatif dalam bentuk tulisan.
Selain itu, dengan keterampilan menulis juga dapat mendatangkan keuntungan materi
dan ketenaran. Menulis essai berarti menyampaikan gagasan kepada pembaca agar
pembaca mengetahui gagasan yang disampaikan.
Dalam menulis pragraf berpola deduktif dan induktif ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, begitupun dengan penulisan essai. Maka atas dasar itulah penulis
membuat makalah ini yang berkaitan dengan mengungkapkanpikiran, pendapat, dan
informasi dalam penulisan karangan berpola.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan karangan berpola deduktif?
1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan karangan berpola induktif?
1.2.3 Apakah yang dimaksud dengan essai?
1.2.4 Bagaimana langkah-langkah membuat essai?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Untuk menambah pengetahuan mengenai pragraf berpola deduktif dan
induktif.
1.3.2 Dapat menulis pragraf berpola deduktif dan induktif berdasarkan
kerangka.

1
1.3.3 Mampu menulis essai dengan baik dan benar

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Paragraph Deduktif


Deduktif adalah jenis paragraf yang dikembangkan dengan pola deduksi.
Pola deduksi bermula dengan pemaparan hal yang bersifat umum
kemudian menyebarkan hal khusus. Paragraf deduktif bisa dilihat dari
letak kalimat utamanya yang berada di awal alinea.

Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada


kalimat pertama. Pola pengembangan paragraf ini yaitu umum - khusus.
Kalimat topik dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai
bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum
menjadi jelas (umum-khusus). Paragraf yang cara pengembangannya
seperti ini biasa kita kenal dengan paragraf deduktif.
Contoh :
1) Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak
manfaat. Mengonsumsi teh secara teratur dapat mencegah kanker
meskipun tidak terlalu besar. Teh juga menguatkan tulang dan
mencegah pertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga mencegah
gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti
air putih, teh juga melawan penyakit jantung.

2) Setiap hari selalu terjadi kemacetan di Jakarta. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor , antara lain : Pertama, jumlah armada yang banyak
tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara
kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan
gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki
lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Keempat,

3
kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas
serta menindak para pelanggar lalu lintas.

2.2 Paragraf Induktif


Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada
kalimat akhir. Pola pengembangan paragraf ini yaitu khusus -
umum. Paragraf dimulai dengan penjelasan bagian-bagian konkret atau
khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang.
Berdasarkan penjelasan tersebut pengarang sampai kepada kesimpulan
umum yang dinyatakan dengan kalimat topik pada bagian akhir
paragraf. Paragraf yang tersusun dengan cara ini disebut paragraf induktif
Contoh :
1) Setelah diadakan peninjauan ke wilayah kampung XYZ Surabaya,
diketahui persentase penggunaan listrik di RW 01 desa tersebut
sebanyak 92%. Rumah penduduk yang telah menggunakan listrik, di
RW 02 sebanyak 87%, RW 03 sebanyak 100%, dan RW 04 sebanyak
95%. Boleh dikatakan, di Kampung XYZ Surabaya, 93% rumah
penduduk sudah menggunakan listrik.

2) Pada era persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif seperti saat
ini. Seseorang yang menguasai Bahasa Inggris otomatis akan memiliki
peluang yang lebih besar di dunia kerja. Sebaliknya, orang yang tidak
memiliki kemampuan Bahasa Inggris peluangnya akan semakin kecil
untuk memasuki dunia kerja khususnya untuk dapat diterima sebagai
karyawan. Itulah kenapa penguasaan Bahasa Inggris sangat diperlukan
untuk menambah kompetensi di dunia kerja.

2.3 Paragraph Campuran


Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada
kalimat pertama dan kalimat terakhir, sehingga paragraf ini juga disebut

4
dengan istilah paragraf deduktif-induktif. Pola pengembangan paragraf ini
yaitu umum - khusus - umum. Paragraf dapat dimulai dengan kalimat
topik disusul kalimat pengembang dan diakhiri kalimat penegas. Pada
kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat
pertama dengan sedikit tekanan.
Contoh:
1) Indonesia adalah negara kesatuan.negara yang terdiri dari ribuan pulau
ini memiliki aneka ragam kebudayaan dan bahasa. Masyarakatnya
yang rukun dan damai saling hidup berdampingan dalam perbedaan
agama, bahasa, kebudayaan, dan lain-lain. Semboyan Bhineka
Tunggal Eka yang berarti walaupun berbeda-beda tetap satu jua inilah
yang menjadi dasar masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan.
Selain kaya akan ragam kebudayaan, Indonesia juga memiliki
kekayaan alam yang melimpah ruah dari ujung Sabang sampai
Merauke. Dengan pengelolaan yang baik, kekayaan alam Indonesia ini
bisa menghidupi serta mensejahterakan masyarakat Indonesia
sehingga semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan serta
kerukunan masyarakat Indonesia.
2) Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan dapat hidup tanpa
air. Manusia tidak bisa menahan kebutuhan akan air karena air
merupakan komponen utama dari tubuh, rata-rata tiap orang memiliki
60% air dari berat tubuhnya. Kurangnya air dalam tubuh dapat
menyebabkan dehidrasi, yaitu keadaan yang timbul karena tubuh
kekurangan air sehingga tidak dapat menjalankan fungsi normalnya.
Bayangkan saja apa yang akan terjadi pada manusia jika persediaan air
telah habis. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus peduli,
menjaga dan melestarikan lingkungan kita, agar kelak sumber air kita
tidak habis dan tidak akan terjadi krisis air bersih.

5
2.4 Menulis Karangan dengan Pola Pengembangan Paragraf
A. Pola Pengembangan Pragraf Secara Deduktif
Pola pengembangan pragraf secara deduktif yaitu pola pengembangan
ide pokok atau gagasan-gagasan yang terdapat diawal kalimat.
Ciri-cirinya adalah:
1) Letak kalimat utama diawal pragraf atau pragraf kedua.
2) Diawali dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau
penjelasan khusus.
Contoh:

Kebudayaan dapat dibagi atas dua macam, yaitu kebudayaan fisik dan
kebudayaan non fisik. Kebudayaan fisik tampak jelas karena merujuk
pada benda-benda.Kebudayaan non fisik ada yang berupa pemikiran
dan berupa tingkah laku.Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran
adalah filsafat, pengetahuan, ideology, etika, dan estetika. Hasil
kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah adat istiadat ,tidur,
bertani, dan berkelahi.

Pola pengembangan paragraf deduktif dibagi menjadi beberapa bagian


antara lain:

a. Silogisme
Pada silogisme terdapat dua premis (pernyataan) dan satu simpulan.
Kedua premis itu adalah premis umum (mayor) dan khusus (minor).
Rumus Silogisme :
PU : Semua A = B
PK :C=A
S :C=B
Contoh :

6
PU : Semua siswa SMAN 1 Taman wajib mengikuti UAS.
A B

PK : Yunita adalah siswa SMAN 1 Taman.

C A

S : Yunita wajib mengikuti UAS.

C B

b. Silogisme Negatif
Silogisme negatif adalah sebuah silogisme yang salah satu premisnya
bersifat negatif. Jika salah satu premisnya negatif, simpulannya juga
negatif. Dalam silogisme negatif biasanya digunakan kata ‘tidak’ atau
‘bukan’.
Contoh:
PU : Warga kota Paris tidak boleh melanggar hukum.

A B

PK : Francois adalah seorang warga kota Paris.

C A

S : Francois tidak boleh melanggar hukum.

C B

c. Entimem
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Dari sebuah silogisme
dapat dibuat entimemnya. Demikian pula sebaliknya, dari sebuah
entimem dapat disusun silogisme.
Rumus :
C=B karena C=A

7
Contoh :

PU : Semua tindakan kriminal adalah melanggar hukum.

A B

PK : Membunuh adalah tindakan kriminal.

C A

K : Membunuh adalah melanggar hukum.

C B

Entimem :

Membunuh adalah melanggar hukum karena itu merupakan tindakan


kriminal

C B

B. Pola Pengembangan Pragraf Secara induktif


Pola pengembangan pragraf secara induktif yaitu pola pengembangan ide
pokok atau gagasan yang terdapat diakhir kalimat. Ciri-cirinya adalah
sebagai berikut:
1) Letak kalimat utama diakhir paragraph
2) Diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri
dengan pernyataan umum.
Contoh:
Yang dimaksud dengan kebudayaan fisik tampak jelas karena merujuk
pada benda-benda.Kebudayaan nonfisik ada yang berupa pemikiran dan
berupa tingkah laku.Contoh hasil kebudayaan fisik adalah
patung,lukisan,rumah,mobil dan jembatan.Contoh kebudayaan yang

8
berupa pemikiran adalah filsafat,pengetahuaan,ideology,etika,dan estetika.
Hasil kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah adat istiadat,tidur
bertani,bahkan berkelahi,Jadi,kebudayaan dapat dibagi atas dua macam,
yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik. Pola pengembangan
paragraph induktif dibagi menjadi beberapa bagian antara lain:
a. Generalisasi
Penalaran secara generalisasi dilakukan dengan mengemukakan hal-
hal khusus lalu menarik simpulannya secara umum.
Contoh:
Untuk membuat sebuah software atau aplikasi yang berguna atau
bermanfaat, diperlukan penelitian serta pengamatan mengenai aplikasi
atau software yang akan dibuat. Selain itu agar tidak terjadi kesalahan
dalam pembuataannya, ketelitian dan penggunaan logika merupakan
faktor utama. Jangan terlalu terburu-buru dalam membuat suatu
aplikasi sehingga ketika program dijalankan kesalahan besar dapat
dihindari dan aplikasi dapat digunakan. Jadi, untuk membuat suatu
software atau aplikasi kita harus sabar dan teliti dalam membuatnya.
Merah : Hal-hal Khusus

Hijau : Simpulan secara umum

b. Analogi
Paragraf yang dikembangkan dengan membandigkan dua atau lebih
benda yang dianggap memiliki kesamaan kemudian menarik
kesimpulan.
Contoh :
Perumus kebijakan sama halnya dengan burung Beo. Seekor hewan
yang unik dan elit, yang apabila disuruh mengucapkan kalimat apa
saja bisa, tapi tidak mampu melakukan apa yang diucapkan,
begitupula dengan para perumus kebijakan yang nyeleweng, hanya
dapat mengucap tanpa mampu berbuat.

9
Merah : perbandingan antara dua hal yang berbeda, yang
mengandung persamaan

Hijau : Penarikan kesimpulan

c. Kausalitas
Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan
menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat.
Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke
dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu
sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
1) Sebab-akibat, panalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan
sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya
A mengakibatkan B
Contoh:
Masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan pribadi daripada
kendaraan umum, sehingga jalanan pun semakin macet seiring
bertambahnya jumlah kendaraan.
Merah : Sebab
Hijau : Akibat
2) Akibat-Sebab dalam pola ini kita memulai dengan peritiwa yang
menjadi akibat.peristiwa itu kita analisis untuk mencari penyebabnya.
Contoh :
Siti mendapatkan nilai yang tidak memuaskan pada ulangan fisikanya.
Bagaiman tidak, saat pelajaran fisika Siti sering tidur dan dirumah dia
tidak pernah belajar fisika. Ditambah lagi dengan masalah pribadinya
yang membuat dirinya depresi.
Merah : Akibat
Hijau : Sebab
3) Sebab-akibat, akibat-akibat, suatu penyebab dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang

10
menimbulkan akibat 2. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian
beberapa akibat.
Contoh:
Es di kutub utara semakin mencair. Mencairnya es di kutub utara ini
ternyata menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Karena
permukaan air laut naik maka pulau-pulau yang rendah dan daerah
sekitar pantai menjadi tenggelam. Akibatnya luas daerah pulau
semakin mengecil.
Merah : Sebab
Hijau : Akibat

Untuk dapat menulis sebuah karangan diperlukan kemampuan


menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang
secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara/penulis dan
sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antara pembaca
dengan penulisnya.

C. Pola Pengembangan Paragraf Campuran


Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di
awal dan di akhir paragraf. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama.
Dalam hal ini kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan yang
dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit penekanan dan variasi.

Paragraf campuran adalah paragraf yang didahului dengan


mengungkapkan kalimat utama (ide pokok) di awal dan akhir paragraf.
Paragraf campuran dikembangkan dengan pola deduksi-induksi yaitu pola
pengembangan yang memaparkan kalimat utama dan diselingi kalimat-
kalimat penjelas, kemudian ditarik simpulan pada akhir paragraf yang juga

11
merupakan kalimat pendukung kalimat utamanya. Dengan kata lain
paragraf campuran adalah paragraf yang memiliki dua kalimat utama.
Ciri-ciri Paragraf Campuran
1) Berpola umum-khusus-khusus-umum(simpulan)
2) Kalimat utama pada awal paragraf merupakan pembuka
3) Kalimat utama di akhir paragraf adalah bentuk simpulan yang
menekankan ide pokok pada kalimat utama di awal
4) Terdapat pengulangan kata kunci di awal dan akhir paragraph

Contoh:

Di era sekarang banyak jenis olahraga yang dikenal luas termasuk lari.
Lari memberikan manfaat yang besar bagi tubuh. Satu diantara manfaat
lari adalah menjaga metabolisme tubuh dan sistem peredaran darah
semakin lancar. Selain itu lari dapat dilakukan tanpa perlu persiapan yang
rumit seperti olahraga lainnya. Maka tidak heran, olahraga lari semakin
banyak diminati masyarakat.

Indonesia adalah negara yang berlimpah kekayaan lautnya. Dengan


wilayah yang terpisah oleh laut, Indonesia justru memiliki kekayaan alam
dan laut yang besar dan dikenal seluruh dunia. Sempat menjadi primadona
pariwisata laut dengan keelokan Taman Laut Bunaken, Indonesia tetap
optimis untuk menjaga alam dan kebersihannya. Laut yang luas
menyimpan kekayaan alam dan potensi kelautan yang bisa menjamin
penduduknya. Melihat kenyataan tersebut maka tidak heran Indonesia
dinilai sebagai negeri yang kaya raya.

Media sosial saat ini semakin menjadi primadona bagi kalangan pecinta
publikasi. Hampir setiap detik media sosial menjadi kebutuhan sebagian
besar masyarakat Indonesia yang gemar online di depan komputer. Hal ini
dimanfaatkan sebagian orang untuk berinteraksi dengan kawan lama atau

12
kawan baru mereka. Kecanggihan inilah yang mengakibatkan media sosial
digandrungi oleh masyarakat Indonesia.

Para petani wortel di wilayah Pacet Mojokerto terancam gagal panen. Hal
tersebut dikarenakan seminggu lalu hama tikus melanda willayah seluas 7
hektar ini. Dengan terpaksa wortel yang belum masa dipanen
diselamatkan dengan cara panen dini. Harga wortel di pasaran pun
merosot turun. Kondisi tersebut membuat para petani stres hingga enggan
menanam kembali bibit baru untuk wortel. Gagal panen wortel dipastikan
melanda wilayah Pacet hingga sebagian daerah Trawas.

Sebagian besar wanita sangat menyukai bunga. Bunga dapat menjadi


simbol kelembutan hati seorang wanita. Demikian lah yang disebutkan
dalam seminar literatur pecinta mawar yang digelar di gedung seni Sasana
Budaya Singaraja minggu kemarin. Beberapa kaum hawa yang hadir
dalam seminar menyetujui pendapat bahwa bunga adalah simbol wanita.
Oleh karena itu, tidak heran bila penyuka bunga didominasi kaum wanita.

Makhluk hidup di dunia ini memerlukan makan dan minum untuk


kelangsungan hidupnya. Manusia, hewan dan tumbuhan bertahan hidup
dengan cara yang berbeda- beda. Ketiganya perlu asupan makanan yang
harus dijaga setiap harinya untuk proses metabolisme dan berkembang.
Proses metabolisme di dalam tubuh didukung oleh peran segala makanan
dan minuman yang masuk ke tubuh makhluk hidup. Jadi, baik manusia,
hewan, maupun tumbuhan sama- sama memerlukan makanan untuk hidup.

Air adalah kebutuhan mutlak bagi manusia. Tanpa adanya air dapat
dibayangkan bagaimana kehidupan manusia tersebut akan berlangsung.
Selain untuk minum, beberapa kegiatan sehari- hari manusia tidak bisa
lepas dari peran penting air. Mencuci, mandi, dan membersihkan rumah
termasuk sebagian kecil kegunaan air setiap harinya. Oleh sebab itu, air
menjadi hal yang wajib diperhatikan keberadaannya.

13
Menjaga kebersihan badan sangat dianjurkan terutama dengan mencuci
tangan sesudah melakukan aktifitas tertentu. Tangan sangat rentan dengan
perubahan suhu yang kemudian dapat menjadi lembab sehingga menjadi
sarang bakteri. Dengan mencuci tangan terutama sebelum menyentuh
makanan maka sembilan puluh persen bakteri akan mati dan kita tidak
terinfeksi. Anjuran ini juga diungkapkan oleh Ikatan Dokter Indonesia
dalam seminar hari cuci tangan beberapa waktu lalu. Jadi, mencuci tangan
merupakan langkah awal jaga kebersihan yang sangat disarankan.

Maraknya penipuan berkedok undian akhir- akhir ini sangat meresahkan


warga. Hal tersebut bermula dari dua warga yang menjadi korban
penipuan sehingga puluhan juta raib dari tangan mereka. Kapolda Jatim
juga menginstruksikan jajarannya untuk memburu pelaku yang sudah
diketahui identitasnya ini. Tentunya peran kewaspadaan dari calon korban
juga menjadi hal yang harus dilakukan. Beberapa warga yang belum
menjadi korban juga dimintai keterangan terkait kasus ini. Bahkan
beberapa diantaranya mengaku sempat bertemu dengan wajah yang mirip
sketsa pelaku. Keresahan warga semakin terasa manakala pelaku belum
tertangkap dan masih menebar isu undian kepada calon korban yang lain.

D. Pola Pengembangan Paragraf Naratif dan Ineratif


Paragraf naratif adalah paragraf yang kalimat utamanya tersebar di seluruh
bagian paragraph, sedangkan Paragraf ineratif adalah paragraf yang
kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraf (di antara
awal dan akhir paragraf).
Contoh:
Seminggu menjelang hari raya Idhul Fitri, kebutuhan masyarakat semakin
meningkat. Mulai dari harga makanan pokok hingga sandang. Masyarakat
khawatir jika tidak mempersiapkan kebutuhan hari raya dari sekarang,

14
stok kebutuhan menjelang hari raya semakin sedikit. Seriring
meningkatnya kebutuhan orang banyak, rupanya kekhawatiran masyarakat
tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang untuk meningkatkan harga
kebutuhan pokok. Karena perbuatan pedagang yang seperti ini, terpaksa
masyarakat harus membeli dengan harga tinggi.

2.5 Pengertian dan Sejarah Esai


Dalam Essais (1980), Michel Eyguen de Montaigne, berpengertian bahwa
esai adalah upaya-upaya atas percobaanpercobaan. Dalam Ensiklopedia
Britanika, esai adalah karangan yang sedang panjangnya, biasanya dalam
bentuk prosa, yang memasalahkan suatu persoalan secara mudah dan
sepintas lalutepatnya mempersoalkan persoalan yang merangsang hati
penulis.

Arthar Cristopher Berson (dalam Budiman) dalam esainya The Art of the
Essayist menuliskan bahwa menulis esai tak perlu ada motivasi-motivasi
filosofis atau intelektual atau religius atau humoritis. Seorang esai menulis
sesuai dengan apa yang hidup dalam dirinya-perasaan dan pikirannya.
Budiman berpendapat bahwa seorang esais adalah orang yang terpikat.
Orang yang jatuh cinta pada sebuah persoalan

Esai adalah salah satu cara penulisan dalam genre Non Fiksi yang patut di
pelajari karena gayanya yang santai namun menonjok. Bagi penulis lepas,
esai merupakan cara mengekspresikan kritik sosal yang menyenangkan
namun masih tetap di anggap nyata (non fiksi). Maka untuk menambah
pengetahuan tentang esai itulah, disini saya suntingkan beberapa hal
mengenai esai, semoga bisa membantu dan menambah pengetahuan.

15
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas
lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais.
Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai
informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan
“saya” dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya.
Adapun esai yang formal pendekatannya serius. Pengarang
mempergunakan semua persyaratan penulisan.

Esai sering juga disebut artikel, tulisan, atau komposisi. Dalam arti yang
lebih luas, esai juga dipahami sebagai sebuah karangan. Secara umum,
esai didefinisikan sebagai sebuah karangan singkat yang berisi pendapat
atau argumen penulis tentang suatu topik. Biasanya, seseorang menulis
esai karena ia ingin memberikan pendapat terhadap suatu persoalan atau
fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Penulis esai, atau sering disebut
esais, dapat juga mengupas suatu topik atau persoalan dan memberikan
tanggapan dan pendapatnya atas topiik atau persoalan yang dibahasnya.

A. Tipe-tipe Essai
1) Esai Deskriptif
Esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang
seseorang, tempat, atau benda. Bentuk esai ini mencakup rincian nyata
untuk membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek.
Rincian pendukung disajikan dalam urutan tertentu (kiri ke kanan, atas
ke bawah, dekat ke jauh, arah jarum jam, dll). Pola pergerakan ini
mencerminkan urutan rincian yang dirasakan melalui penginderaan.
2) Esai Ekspositori

16
Esai ini menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan
penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi
hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan
mengklasifikasikan, atau mendefinisikan. Urutan penjelasannya sangat
bervariasi, tergantung dari tipe esai ekspositori yang dibuat. Esai
proses akan menyajikan urutan yang bersifat kronologis (berdasarkan
waktu); esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan contoh-
contoh; esai perbandingan atau klasifikasi akan menggunakan urutan
kepentingan (terpenting sampai yang tak penting, atau sebaliknya);
esai sebab-akibat mungkin mengidentifikasi suatu sebab dan
meramalkan akibat, atau sebaliknya, mulai dengan akibat dan mencari
sebabnya.
3) Esai Naratif
Menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang
diceritakan biasanya disajikan sesuai urutan waktu. Esai persuasif
bersuaha mengubah perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk
ikut serta dalam suatu aksi/tindakan. Esai ini dapat menyatakan suatu
emosi atau tampak emosional. Rincian pendukung biasanya disajikan
berdasarkan urutan kepentingannya.
4) Esai dokumentatif
Memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu
institusi atau otoritas tertentu. Esai ini mengikuti panduan dari MLA,
APA, atau panduan Turabian.
5) Esai Pribadi
Hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi
ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis
akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada
saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka
tabir tentang dirinya sendiri. Esai Reflektif. Esai reflektif ditulis secara
formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam,
sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting

17
berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan,
dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian
tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater,
kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional,
pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni
kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang
pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang
menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.

B. Struktur Essai
Untuk menulis esai yang baik, terdapat susunan atau struktur dari eai yang
harus diperhatikan penulis. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Di dalam pendahuluan, kita dapat mengungkapkan topic atau tema
yang akan dibahas dalam keseluruhan esai. Unsur-unsur yang ada di
dalam pendahuluan adalah latar belakang dan pendapat pribadi penulis
mengenai tema yang akan dibahas secara lebih jelas dan detil pada
bagian selanjutnya. Pendahuluan menjadi pengantar pembaca untuk
memahami topic yang akan dibahas sehingga pembaca lebih mudah
menelaah isi esai. Pendahuluan merupakan struktur awal pembangun
kerangka dari esai. Pendahuluan biasanya akan mengungkapkan secara
sekilas topik atau tema yang akan diangkat pada keseluruhan esai.
Pada bagian ini pula, dijabarkan latar belakang yang mendasari
penulisan esai tersebut, biasanya dapat berupa data atau fakta di
lapangan. Selain itu, pada bagian ini penulis juga mengungkapkan
sedikit pendapatnya tentang tema yang akan dibahas lebih lanjut.
Singkatnya, pendahuluan akan menjadi pengantar atau gambaran
pembaca agar dapat memahami topik yang akan dibawakan suatu esai,
sehingga pembaca akan mudah memahami isi esai yang akan
disampaikan pada bagian selanjutnya.

18
2) Isi/Pembahasan
Isi atau pembahasan adalah bagian dari esai yang menjelaskan
tema/topic tulisan secara lebih detil. Di dalam isi, penulis menjabarkan
pendapatnya secara kronologis atau urut sesuai dengan ide yang
disusun dalam kerangka sehingga esai menjadi koheren. Bagian ini
merupakan bagian inti dari struktur pembangun esai. Pada bagian ini,
topik atau tema yang telah dipilih sebelumnya akan dibahas dan
dijelaskan secara lebih rinci dan mendetail. Di pembahasan, menulis
akan menjabarkan opininya serta argumennya secara kronologis atau
berurutan sehingga esai yang ditulis nantinya bersifat koheren. Dalam
isi juga dijelaskan tentang dasar dasar dari penyusun argument
tersebut, seperti teori para ahli yang dikombinasikan dengan data dan
fakta fata yang ada di lapangan. Teori, data, dan fakta inilah yang akan
lebih meyakinkan pembaca untuk mempercayai opini penulis yang
disampaikan dalam esai.

3) Penutup
Penutup adalah bagian terakhir dalam esai. dal Bagian ini berisi
kalimat yang merangkum atau menyimpulkan apa yang sudah
disampaikan di pendahuluan dan pembahasan. Kesimpulan tidak boleh
melebar ke topik lain.
Seperti namanya, bagian penutup merupakan bagian terakhir dalam
menyusun sebuah esai. Bagian ini berisi kesimpulan yang berupa
kalimat yang merangkum poin-poin utama yang telah disampaikan
sebelumnya di bagian pendahuluan dan pembahasan. Kesimpulan
harusnya bersifat singkat, padat, dan jelas, serta tidak melebar ke topik
lainnya. Beberapa esai juga menambahkan saran penulis bagi pihak
ketiga untuk menyikapi permasalahan yang di bahas pada bagian
penutup.

19
Selain mengikuti struktur penulisan esai seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, berikut ini ada pula beberapa langkah yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam menulis esai, yakni:
a. Menentukan tema atau isu yang akan diangkat.
b. Menbuat garis besar dari ide pokok yang akan dikembangkan
dalam paragraf pembahasan.
c. Mengembangkan ide pokok pada paragraf pembahasan disertai
dengan pendapat penulis terhadap gagasan tersebut. Dalam
penulisan pendapat harus didasarkan pada teori, pendapat ahli, data
data, maupun fakta yang ada.
d. Menyimpulkan pokok atau inti dari gagasan yang telah
disampaikan sebelumnya.

C. Bahasa Esai
Bahasa yang digunakan dalam esai pada umumnya sama dengan karya
ilmiah, yaitu:
1) Baku merupakan struktur yang digunakan sesuai dengan kaidah
bahasa indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun
kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai
dengan kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD).
2) Logis merupakan ide atau pesan yang disampaikan melalui
bahasa indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
3) Ringkas merupakan ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat
pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya,
tidak berlebihan, tetapi isinya benar.
4) Runtun merupakan ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan
urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam
paragraf.

20
5) Denotatif merupakan kata yang diungkapkan dengan kalimat
pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya,
tidak berlebihan.

D. Bagian Essai
Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang
mengidentifikasi bahasan dan pengantar tentang yang akan dinilai oleh
si penulis tersebut.
b. Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi.
c. Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan
menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai.

E. Ciri-ciri Essai
1) Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa,
menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figur.
2) Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3) Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan
membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya
dengan gaya penulis lain.
4) Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan
menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis,
5) Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang
tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-
syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke
pengakhiran.
6) Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu, yang membedakan
esai dengan jenis karya sastra adalah ciri personal. Ciri personal dalam
penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang
pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan kepada pembaca.

21
F. Penggolongan Esai
Dalam beberapa media penerbitan kita dapat menemukan beberapa esai
dengan gaya pembahasaan yang berbeda. Perbedaan tersebut karena
teknik penulisan esai memang bergama sesuai jenis penggolongannya.
Penggolongan esay dapat di tinjau dari bentuk dan tujuannya. Berdasarkan
bentuknya esai di golongkan menjadi dua, yaitu :
1) Esay formal, adalah esai yang disusun sesuai dengan tata aturan
penulisan wacana konvensional yang lengkap, runtut dan sistemis
(pembukaan, isis dan penutup).
2) Esay informal, adalah esay yang disusun secara inkonvensional.
Penulis tidak mengutamakan kelengkapan dan keruntutan materi
sajian tetapi lebih mengutamakan ekspresi pengungkapan. Kesan
terhadap peristiwa atau permasalahan.

G. jenis Esai Berdasarkan Tujuan Penulisan


Berikut ini pemaran jenis jenis esai berdasarkan tujuan penulisannya
beserta masing masing penjelasannya:
1) Esai Cerita
Esai cerita merupakan esai yang bertujuan untuk melukiskan, atau
menghadirkan baik barang, seseorang, maupun sesuatu lainnya agar
mampu dibayangkan oleh pembaca. Esai ini bertujuan agar pembaca
seolah-olah melihat bentuk, mendengar suara, mengecap rasa, maupun
mencium bau dari suatu barang, atau seseorang, atau sesuatu lainnya
yang dihadirkan dalam isi esai. Atau dengan kata lain, esai cerita
bertujuan untuk memberikan kesan utama yang ingin disampaikan
penulis terhadap suatu benda maupun seseorang atau sesuatu lain
kepada pembaca.
2) Esai paparan

22
Esai ini bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan lebih rinci
suatu hal kepada pembaca. Tujuan utama esai ini untuk mengedukasi
maupun memberikan informasi kepada pembaca.
3) Esai Argumentatif
Esai jenis ini, bertujuan untuk meyakinkan pembaca untuk menerima
ide, pandangan, sikap, maupun kepercayaan penulis terhadap suatu isu
atau permasalahan. Esai argumentative akan berusaha mengungkapkan
kebenaran dari suatu ide dengan motif agar nantinya pembaca pada
akhirnya akan berpihak pada penulis dan berbuat sesuatu berdasarkan
opini yang terdapat dalam esai tersebut.
4) Esai Lukisan
Esai lukisan merupakan karangan yang isinya menggambarkan sesuatu
dengan tujuan untuk membantu pembaca memahami hal yang ingin
disampaikan.

5) Esai Ajakan
Esai ajakan hampir mirip tujuannya dengan esai argumentatif, hanya
saja esai jenis ini mempunyai tujuan lebih spesifik yakni mengajak
pembaca untuk mengikuti penulis dalam melakukan suatu atau
sebaliknya mengajak pembaca untuk menghentikan melakukan suatu
hal.

H. Jenis Esai berdasarkan keragaman permasalahan yang muncul


1) Deskriptif
Esai deskriptif merupakan esai yang mendeskripsikan seseorang atau
benda. Permasalahan atau hal yang diangkat pada esai ini adalah
sebuah benda, seperti rumah, alat elektronik, hewan, maupun
sesorang.
2) Tajuk

23
Tajuk, merupakan jenis esai yang dimuat di dalam surat kabar yang
menjadi tempat untuk menyalurkan pendapat masyarakat guna
menyatakan pandangannya terhadap suatu peristiwa yang sedang
berkembang di lingkungan masyarakat tersebut. Esai jenis ini
mengangkat isu isu yang sedang hangat diperbincangkan di
masyarakat seperti gejolak politik, keadaan perekonomian saat ini dan
lain sebagainya. Tajuk tidak hanya memuat isu isu berat, namun apa
saja yang sedang menjadi tren saat ini di masyarakat juga dapat
menjadi pokok bahasan dalam tajuk, misal model fashion terkini,
bahkan hingga fenomena “Om Telolet, Om” yang marak
diperbincangkan akhir akhir ini.
3) Cukilan Watak
Esai jenis ini, memungkinkan seorang penulis untuk menyisipkan
cukilan (cuplikan) dari watak seseorang terhadap isu terkait kepada
pembaca. Esai ini tidak menjabarkan secara lengkap biografi seorang
tokoh, melainkan hanya mengungkapkan sepenggal watak atau sifat
yang dimiliki seorang tokoh yang terkait dalam isu atau cerita yang
diangkat dalam esai tersebut.
4) Pribadi
Esai pribadi hampir mirip dengan esai cukilan watak. Hanya saja yang
membedakan esai jenis ini dengan esai cukilan watak ialah watak atau
sifat yang dihadirkan dalam esai merupakan sepenggal watak atau sifat
dari penulis itu sendiri. Pada esai pribadi, penulis secara frontal
mengungkapkan pendapatnya terhadap isu yang diangkat dalam esai.
5) Reflektif
Esai ini merupakan esai yang ditulis untuk merenungkan suatu isu
politik, kebijakan pemerintah, dan lainnya yang biasanya ditulis oleh
seorang pakar/ahlinya guna menanggapi isu isu tersebut.
6) Kritik
Esai kritik merupakan esai yang menilai baik atau buruk, bermanfaat
atau tidaknya, kelebihan atau kekurangan suatu hal, baik berupa karya

24
seni maupun karya sastra. Kritik akan membicarakan dan menilai
berbagai unsut yang membentuk karya tersebut dan dikemas dalam
sebuah esai.
7) Artikel Penelitian
Artikel penelitian merupakan jenis esai yang berisi tentang hasil hasil
yang diperoleh dari sebuah penelitian. Artikel jenis ini umumnya akan
menambah pengetahuan baru di bidangnya atau mencek ulang
penelitian yang ada sebelumnya dengan kondisi riil saat ini.

I. Langkah-langkah membuat essai


a. Tentukan Topik
Bila topik telah ditentukan, kamu tinggal memikirkan tipe naskah yang
akan kamu tulis, apakah berupa tinjauan umum atau analisis
khusus. Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan kamu tulis.
Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus?
Sebagai contoh, bila topik tentang "Indonesia" adalah satu topik yang
masih sangat umum. Jika tujuan kamu menulis sebuah gambaran
umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila kamu ingin
membuat analisis singkat, kamu dapat mempersempit topik ini
menjadi "Kekayaan Budaya Indonesia" atau "Situasi Politik di
Indonesia". Setelah kamu yakin akan apa yang kamu tulis, kamu bisa
melanjutkan ke langkah berikutnya.
Bila topik belum ditentukan, maka tugas kamu jauh lebih berat. Di sisi
lain, sebenarnya kamu memiliki kebebasan memilih topik yang kamu
sukai, sehingga biasanya membuat esai kamu jauh lebih kuat dan
berkarakter.
b. Tentukan Tujuan
Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan kamu tulis. Apakah
untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang kamu percayai?
Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik

25
pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik
yang kamu pilih, harus sesuai dengan tujuannya.
c. Tuliskan Minat
Jika kamu telah menetapkan tujuan esai kamu, tuliskan beberapa
subyek yang menarik minat kamu. Semakin banyak subyek yang kamu
tulis, akan semakin baik. Jika kamu memiliki masalah dalam
menemukan subyek yang kamu minati, coba lihat di sekeliling kamu.
Adakah hal-hal yang menarik di sekitar kamu? Pikirkan hidup kamu?
Apa yang kamu lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk
dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan
saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.
d. Evaluasi Potensial Topik
Jika telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan masing-
masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, kamu harus mengerti
benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka
topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting,
berapa banyak ide-ide yang kamu miliki untuk topik yang kamu pilih.
Sebelum kamu meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk
naskah yang kamu tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik
kamu telah ditentukan, kamu juga perlu memikirkan bentuk naskah
yang kamu tulis.
e. Buat garis besar dari ide
Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang
topik kamu dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.
f. Tuliskan Esai dengan kalimat yang singkat dan jelas
Suatu pernyataan esai mencerminkan isi esai dan poin penting yang
akan disampaikan oleh pengarangnya. Kamu telah menentukan topik
dari esai kamu, sekarang kamu harus melihat kembali outline yang
telah kamu buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan kamu
buat. Pernyataan esai kamu terdiri dari dua bagian:

26
Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia,
Korupsi di Indonesia
Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai kamu. Contoh: memiliki
kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk
memberantasnya, dst.
g. Tuliskan Tubuh/Isi Esai
Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan
sebuah esai. Kamu dapat menjelaskan, menggambarkan dan
memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah kamu
pilih. Masing-masing ide penting yang kamu tuliskan pada outline
akan menjadi satu paragraf dari tubuh esai kamu. Masing-masing
paragraf memiliki struktur yang serupa. Untuk menulis tubuh esai,
yang harus kamu lakukan adalah:
1) Mulailah dengan menulis ide besar kamu dalam bentuk kalimat.
Misalkan ide kamu adalah: "Pemberantasan korupsi di Indonesia",
kamu dapat menuliskan: "Pemberantasan korupsi di Indonesia
memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama".
2) Kemudian tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut,
namun sisakan empat sampai lima baris.
3) Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut.
Elaborasi ini dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi.
4) Bila perlu, kamu dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada
masing-masing paragraf. Setelah menuliskan tubuh esai, kamu
hanya tinggal menuliskan dua paragraf: pendahuluan dan
kesimpulan.
h. Membuat Paragraf (Pendahuluan)
1) Mulailah dengan menarik perhatian pembaca
a) Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya.
Informasi ini tidak perlu benar-benar baru untuk pembaca
kamu, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang kamu
buat.

27
b) Memulai dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang
menggambarkan poin yang kamu maksud. Berhati-hatilah
dalam membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk
membangun ketertarikan pembaca, kamu harus
menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.
c) Menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara
beberapa pembicara untuk menyampaikan poin
kamu. Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan
membawapembaca pada pernyataan esai kamu.
2) Tutup Paragraf dengan pernyataan esai
3) Tuliskan kesimpulan
Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah
kamu kemukakan dan memberikan perspektif akhir kamu kepada
pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan
menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh esai di atas) yang
menggambarkan pendapat dan perasaan kamu tentang topik yang
dibahas. Kamu dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai
kamu.
4) Berikan sentuhan terakhir
Teliti urutan paragraf mana yang paling kuat? Letakkan paragraf
terkuat pada urutan pertama, dan paragraf terlemah di tengah.
Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika naskah kamu
menjelaskan suatu proses, kamu harus bertahan pada urutan yang
kamu buat.
5) Teliti format penulisan. Telitilah format penulisan seperti margin,
spasi, nama, tanggal, dan sebagainya
6) Teliti tulisan. Kamu dapat merevisi hasil tulisan kamu,
memperkuat poin yang lemah. Baca dan baca kembali naskah
kamu? Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah kamu
beberapa jam, kemudian baca kembali. Apakah masih masuk akal?
Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan

28
lancar? Bila tidak, tambahkan beberapa kata dan frase untuk
menghubungkannya. Atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan
dengan kalimat sebelumnya. Teliti kembali penulisan dan tata
bahasa kamu.

Contoh essai :

GURATAN-GURATAN TINTA PANAS KECURANGAN


oleh : Wahyu Susilo Wati

Di dalam kehidupan ini, banyak aktivitas insan manusia yang


dilakukan untuk mengisi kehidupan mereka. Baik aktivitas untuk memenuhi
kebutuhan rohani maupun aktivitas untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Ada
yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Namun kenyataan riilnya,
banyak insan manusia yang cenderung memilih untuk berbuat negatif. Salah
satu diantaranya berasal dari kalangan pelajar di dunia ini. Apabila mereka
mendapat tugas ataupun saat ulangan maupun ujian, kebanyakan dari mereka
membudayakan kegiatan menyontek. Di kalangan para pelajar saat ini,
mereka justru berfikir cepat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
dengan mencontek. Padahal kegiatan itu sebenarnya membangun karakter
yang tidak baik. Apalagi jika kegiatan itu di budidayakan dalam setiap
perbuatan, maka tak salah lagi jika mereka justru kian sulit meninggalkan
kegiatan tersebut. Sebenarnya mencontek itu di dasari oleh beberapa faktor.
Antara lain karena faktor terpaksa. Para pencontek-pencontek ulung tersebut
terpaksa mencontek karena mungkin dia menginginkan untuk mendapat nilai
bagus. Ada pula faktor lain yang melatarbelakangi mencontek, yaitu karena
mereka telah terbiasa dengan kegiatan itu. Padahal mencontek itu adalah
kebiasaan yang buruk. Namun, di kehidupan ini justru mencontek kian marak
di kalangan pelajar. Seperti mencontek PR ataupun tugas-tugas yang

29
diberikan oleh Bapak Ibu Guru, mencontek saat Ujian Nasional berlangsung.
Banyak kasus yang sering beredar di kalangan remaja pelajar, salah satunya
yaitu mencontek. Bahkan prosentase mencontek pada saat Ujian berlangsung
kian membengkak tiap tahunnya.

Apabila kegiatan ini terus berkembang di kalangan pelajar kita, maka


bagimana keadaan pendidikan di Negara ini selnjutnya?. Menurut ajaran
Islam, mencontek sama halnya seperti mencuri. Padahal, mencuri itu adalah
hal yang dilarang, bahkan diharamkan oleh ajaran Islam karena
mengakibatkan korban menderita. Begitupun juga dengan mencontek. Jadi
pada dasarnya, mencontek itu adalah kegiatan menyalin hasil pekerjaan orang
lain dan mencuri hasil pekerjaan orang lain tanpa seizin pemiliknya.
Di Indonesia sekarang ini, membutuhkan generasi baru yang jujur dan
bertanggung jawab. Karena, kehidupan bangsa dan negara saat ini penuh
dengan coretan keburukan, seperti maraknya korupsi, penyuapan,
penggelapan uang negara, dan masih banyak lagi. Maka dari itu, mulailah
hidup tanpa mencontek, budayakanlah kejujuran. Agar bangsa dan negara ini
menjadi negara yang jujur.

Menulis esai berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan


pembuka, isi, dan penutup. Dalam penulisan esai perlu diperhatikan kaidah
penulisan yang baik dan benar. Baik artinya komunikatif dan benar artinya
harus sesuai dengan kaidah EYD.

Paragraph 1: dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan


dikemukakan berikut tesisnya. Tesis ini harus dikemukakan dalam kalimat
yang jelas dan singkat, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya,
pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan
topik tersebut ke dalam beberapa subtopik.

30
Paragraf II s.d IV: Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai dengan
struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya
dituliskan sebagai analisis dengan melihat relevansi dan relasinya dengan
masing-masing subtopik.

Paragraf V (terakhir): Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan.


Tuliskan kembali tesis dan subtopik yang telah dibahas pada paragraf kedua
sampai keempat sebagai sebuah sintesis untuk meyakinkan pembaca.

31
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Pola pengembangan pragraf secara deduktif yaitu pola pengembangan ide
pokok atau gagasan-gagasan yang terdapat diawal kalimat. Pola
pengembangan paragraph deduktif dibagi atas silogisme positive,
silogisme negative , dan entimen.
2) pola pengembangan pragraf secara induktif yaitu pola pengembangan ide
pokok atau gagasan yang terdapat diakhir kalimat. . Pola pengembangan
paragraph induktif dibagi atas generalisasi, analogi, dan kausalitas.
3) Untuk dapat menulis sebuah karangan diperlukan kemampuan
menggunakan kalimat yang efektif.
4) Essai adalah suatu jenis komposisi yang membicarakan suatu pokok
masalah tunggal yang biasanya berangkat dari suatu pandangan pribadi
penulisnya.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kekurangan,
oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat diperlukan demi
perbaikan dimasa yang akan datang dan semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi pembaca.

32
DAFTAR PUSTAKA

Finoza,Lamudin.2009.Komposisi Bahasa Indonesia.Jakarta:Diksi Insan Mulya.


Dalam Bahasa Indonesia.Yogyakarta.Andi Offset

Ramlan,M.1983.Paragraf,Alur pikiran dan Kepaduannya

Somad,Adi Abduldan ,dkk.2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas
XII.Jakarta:Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.

Suryanto,alex,dkk.2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas


XII.Jakarta:Erlangga.

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahsa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Depdiknasa.

Dini, Dahlia dan Sitorus. 2004. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung
: CV Yrama Widya.

Herman J. Waluyo. 2001. Teori Drama dan Pengajaran. Yogyakarta : Hanindita.

Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta : PT Erlangga

Wiyanto, Asul. 2001. Diskusi. Jakarta : PT Grasindo.

Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Gunadarma

33
Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik-teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah.
Graha Media.

Wiyanto, Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Grasindo.

Budiharso, Teguh. 2009. Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Angkasa.

Indriaty, Etty. 2008. Menulis Karya Ilmiah . Gramedia Pustaka Utama.

Wuryanto, R. 2010. Pedoman Lengkap Eyd ( Ejaan Yang Disempurnakan ). Paung


Bona Jaya.

Muda, Ahmad A.K. 2008. Kamus Saku Bahasa Indonesia Idx Ed.terbaru. Tititk
Terang.

34

Anda mungkin juga menyukai