Anda di halaman 1dari 17

1.

Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah suatu Paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal Paragraf.
Paragraf ini diawali dengan pernyataan yang bersifat umum dan kemudian dilengkapi dengan
penjelasan-penjelasan khusus yang berupa contoh-contoh, rincian khusus, bukti-bukti dan
lain-lain. Karena Paragraf deduktif dikembangkan dari suatu pernyataan umum, maka pola
kalimatnya adalah dari umum ke khusus.
Ciri-ciri kalimat deduktif:
a. Kalimat utama berada di awal paragraf.
b. Kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasanpenjelasan.
Pola Paragraf deduktif:
Umum,
Khusus,
Khusus,
Khusus.
Contoh Paragraf deduktif:
Kemacetan sudah menjadi hal yang biasa di Kota Jakarta. Kemacetan tersebut diseabkan oleh
beberapa faktor antara lain. Pertama, jumlah kendaraan yang ada di Jakarta tidak seimbang
dengan luasnya jalan. Kedua, Kurangnya kedisiplinan bagi semua pengguna jalan raya.
Ketiga, Kemunculan tempat-tempat yang menganggu lalu lintas seperti pasar, rel kereta api,
pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Yang terakhir,
Ketidak tegasna aparat yang berwenang dalam menindak para pelanggar lalu lintas.
Contoh Paragraf Deduktif Pola Contoh
Paragraf ini disusun dengan cara menyajikan kalimat utama berisi kesimpulan untuk
diuraikan dalam kalimat penjelas berisi contoh, penggambaran, atau ilustrasi sebagai
pembuktiannya. Berikut ini contoh paragraf deduktif pola contoh
Olahraga termasuk kegiatan penting yang perlu dilakukan untuk menjaga kualitas hidup
manusia. Guru besar Unair Surabaya, Prof. Dr. Martin Setiabudi, Ph.D., mengatakan
bahwa orang yang jarang atau tidak pernah berolahraga, kapasitas cadangan tubuhnya akan
menurun drastis. Padahal, kapasitas cadangan tubuh dibutuhkan ketika beraktivitas berat. Ia
mencontohkan seorang yang jarang berolahraga ketika muda, "Pada usia 30 saja, seseorang
akan tampak seperti orang berusia 50 tahun. Misalnya saat naik tangga atau berjalan jauh,

mereka sangat capek dan ngos-ngosan.Sebaliknya, meskipun sudah berusia 50 tahun, orang
yang rajin latihan bisa melakukan aktivitas layaknya orang berusia 30 tahun."
Contoh Paragraf Deduktif Pola Rincian
Paragraf ini disusun dengan cara menyajikan kalimat utama berisi kesimpulan untuk
diuraikan dalam kalimat penjelas berupa definisi, batasan, atau data statistiknya. Berikut ini
contoh paragraf deduktif pola rincian
Orang yang pernah mengalami serangan jantung dan langsung kembali bekerja, berisiko
mengalami ketegangan psikis. Hasil ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan dr. Chantal
Brisson dari Universitas Laval di Quebec, Kanada. Sekitar 50 persen pria dan wanita
mengalami ketegangan psikologis tinggi pascaserangan jantung. Brisson dan timnya
melibatkan 990 pria dan wanita berusia kurang dari 60 tahun yang bekerja beberapa bulan
setelah serangan jantung. Semua responden diwawancarai setelah bekerja selama 4 minggu.
Hasilnya, pengidap serangan jantung rentan gejala depresif, gelisah, marah, dan gangguan
mental lain. Ketegangan psikologis meningkatkan resiko serangan jantung ulang, bahkan
dapat memicu kematian.
Contoh Paragraf Deduktif Pola Alasan
Paragraf ini disusun dengan cara menyajikan kalimat utama berisi kesimpulan untuk
diuraikan dalam kalimat penjelas berupa latar belakang terjadinya sesuatu (penyebab secara
umum). Berikut ini contoh paragraf deduktif pola alasan
Peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan atau disebut masa pancaroba merupakan
awal munculnya berbagai bibit penyakit. Pada masa ini hujan turun belum merata, pada suatu
tempat sudah hujan, sedangkan pada tempat lain masih panas dan berdebu. Tidak meratanya
angin di kawasan hujan akan mudah menerbangkan debu atau berbagai kotoran. Anak-anak
dan lansia termasuk kelompok paling rentan terkena penyakit karena sistem pertahanannya
tidak sebaik orang dewasa. Jalan infeksi paling mudah ialah inhalasi (terhirup) sehingga
penyakit yang muncul meliputi batuk, pilek, bersin, hingga sesak napas. Penyakit lain yang
juga harus diwaspadai yaitu kemungkinan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) dan
diare.

2. Paragraf Induktif
Kalimat utama Paragraf induktf terletak pada bagian akhir Paragraf. Paragraf ini diawali
dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa fakta, contoh-contoh, rincian khusus maupun
bukti-bukti yang kemudia disimpulkan atau digeneralisasikan ke dalam satu kalimat pada
akhir Paragraf. Paragraf Induktif dikembangkan dari pola khusus ke umum.
Ciri-ciri kaliamat Induktif
a. Diawali dengan penjelasan-penjelasan khusus.
b. Kemudian, digeneralisasikan menjadi sebuah kesimpulan berdasarkan penjelasanpenjelasan khusus.
c. Kesimpulan yang merupakan kalimat utama terdapat di akhir Paragraf.
Pola Kalimat Induktif
Khusus,
Khusus,
Khusus,
Umum.

Contoh Paragraf Induktif:


Paragraf Induktif terdiri dari beberapa jenis yaitu
a. Generalisasi
Setelah ujian anak-anak di periksa, ternyata nilai mereka beragam. Sebnyak 20 siswa nilainya
melebihi standar kelulusan. 10 siswa mendapat nilai tepat pada standar kelulusan, dan tidak
ada seorangpun yang mendapat nilai dibawah standar. Bisa dikatakan kegiatan belajar di
kelas ini cukup berhasil.
b. Analogi
Belajar di masa tua membutuhkan usaha yang ekstra karenakan daya tangkap yang dimiliki
pada masa ini sudah sangat berkurang. Bahkan motivasi yang dimiliki juga sudah melemah
karena terlalu banyaknya pikiran yang mengagngu. Itulah mengapa dikatakan belajar di
waktu tua seperti melukis di atas air.
c. Sebab-akibat
Saat ini kita sudah memasuki musim penghujan. Banyak sampah yang menumpuk akibat kita
erring membuang sampah sembarangan. Terlebih lagi, mendangkalnya permukaan saat ini.
Oleh karena itu, tidak mengherankan banjir selalu datang setiap hari.

d. Perbandingan
Andi suka menolong setiap orang. Dia selalu ramah kepada siapapun. Tidak seperti adiknya
Anto yang suka menjahili orang. Anto terkanal karena kenakalannya daripada prestasinya.
Itulah mengapa kedua saudara ini mendapat perlakuan beda dari teman-temanya.

3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah Paragraf yang diawali dengan mengemukakan kalimat utama
kemudian di dukung oleh kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri oleh kesimpulan pada bagian
akhir Paragraf. Dengan kata lain Paragraf ini memiliki 2 kalimat utama.
Ciri-ciri Paragraf campuran:
a. Memiliki kalimat utama pada awal Paragraf dan kemudian ditekankan kembali pada akhir
paragrapah.
b. Adanya pengulangan atau variasi pada beberapa kata kunci atau keyword pada awal dan
akhir paragraf.
Pola Paragraf campuran:
Umum,
Khusus,
Khusus,
Umum.
Contoh:
Manusia adalah makhluk sosial. Semua pekerjaan sehari-hari kita membutuhkan manusia
lainnya. Misalnya saja kita ingin makan, tentu saja kita membutuhkan petani untuk
mendapatkan nasi, nelayan untuk mendapatkan ikan dan peternak untuk mendapatkan daging.
Semua aspek di kehidupan kita tidak luput dari bantuan orang lain. Bahkan untuk mati pun
kita masih membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang
lain.
Semua makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman untuk melangsungkan hidupnya.
Binatang bertahan hidup dengan cara berburu makanan yang tersedia di alam. Demikian pula
dengan tumbuhan dan manusia yang memerlukan makanan dan minuman untuk tumbuh dan
berkembang. Semua makhluk hidup akan mati jika tidak makan dan minum. Jadi, binatang,
tumbuhan, dan manusia memerlukan makanan dan minuman untuk bertahan hidup.
Contoh 1 :
Indonesia adalah negara kesatuan. Negara yang terdiri dari ribuan pulau ini memiliki
aneka ragam kebudayaan dan bahasa. Masyarakatnya yang rukun dan damai saling hidup
berdampingan dalam perbedaan agama, bahasa, kebudayaan, dan lain-lain. Semboyan
Bhineka Tunggal Eka yang berarti walaupun berbeda-beda tetap satu jua inilah yang menjadi
dasar masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan. Selain kaya akan ragam
kebudayaan, Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah dari ujung Sabang
sampai Merauke. Dengan pengelolaan yang baik, kekayaan alam Indonesia ini bisa
menghidupi serta mensejahterakan masyarakat Indonesia sehingga semakin memperkokoh
persatuan dan kesatuan serta kerukunan masyarakat Indonesia.

Contoh 2 :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan dapat hidup tanpa air. Manusia tidak
bisa menahan kebutuhan akan air karena air merupakan komponen utama dari tubuh, rata-rata
tiap orang memiliki 60% air dari berat tubuhnya. Kurangnya air dalam tubuh dapat
menyebabkan dehidrasi, yaitu keadaan yang timbul karena tubuh kekurangan air sehingga
tidak dapat menjalankan fungsi normalnya. Bayangkan saja apa yang akan terjadi pada
manusia jika persediaan air telah habis. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus peduli,
menjaga dan melestarikan lingkungan kita, agar kelak sumber air kita tidak habis dan tidak
akan terjadi krisis air bersih.

4) Paragraf narasi adalah paragraf yang mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian. Kalau
bisa bikin cerita sendiri ya hesty.
Contoh:
Pada suatu hari Kusno sakit kepala. Ia tahu, bahwa sakit kepala itu segera akan hilang, jika ia
dapat mengisi perutnya. Dua hari dua malam tak ada lain yang dapat dimakannya selain
daun-daun kayu. Ada terlayang di pikirannya untuk menjual celana 1001 itu, guna membeli
sekadar makanan yang pantas dimakan manusia. Tapi lekas dibuangnya pikiran itu. Jika
celana itu dijualnya, perutnya kenyang buat beberapa detik, tapi sesudah itu dengan apa akan
ditutupnya auratnya? Sekiali pula ada niatnya untuk mencuri barang orang lain, tapi Tuhan
berkata, jauhi dirimu dari curi mencuri. Dan keluarga Kusno turun-temurun takut kepada
Tuhan itu, sungguh pun belum dilihatnya.
5) Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan atau memerikan sesuatu dengan
sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyatakan atau mengalami sendiri hal atau
peristiwa yang digambarkan itu.
Contoh:
Langgar itu berada di sebelah kanan rumah Paman Udin dan terletak pada bagian sisi sungai
yang rendah. Pada beberapa tempat, sisi sungai itu sedemikian meneluknya hingga mencapai
bagian depan rumah penduduk. Namun, sungai itu tidak begitu dalam, kira-kira satu meter
dua puluh saja ketika air pasang. Di sungai itu, banyak anak yang belajar berenang.
Sepanjang kampungku dan kampung-kampung lain di sebelah barat dan di timur, tiap-tiap
rumah mempunyai suatu jembatan yang menghubungkan dengan jembatan lain sampai pada
jembatan panjang yang menghubungkan kampung demi kampung.
6) Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berusaha menerangkan atau menginformasikan
suatu hal untuk memperluas wawasan pembaca.
Contoh
Gagap bukanlah merupakan penyakit, melainkan suatu gangguan atau kelainan bicara yang
dapat disembuhkan. Seseorang dikatakan gagap bila dalam berbicara ia sering tersendatsendat, mengulang-ulang atau memperpanjang ucapan beberapa suku kata yang disertai
dengan menegangnya otot-otot pada beberapa bagian, misalnya pada otot muka, bibir, dan
leher.
7) Paragraf argumentasi adalah paragraf yang bertujuan membuktikan sesuatu. Melalui
pangamatan dan penelitian, serta analisis dan sintesis, dapat dikumpulkan berbagai fakta,
angka, grafik, peta, dan lain-lain untuk membuktikan kebenaran paparan paragraf itu.
Contoh:

Kalsium berperan menurunkan hipertensi. Dalam suatu studi, Dr. Villar dan rekan-rekannya
memberikan 1000 mg kalsium pada sekelompok orang sehat, dan memberikan kalsium palsu
kepada kelompok lainnya. Setelah di lakukan penelitian terbukti bahwa pria pada kelompok
pertama mengalami penurunan tekanan darah 9%, sedangkan pihak wanita mengalami
penurunan 5,6%. Selain itu, juga terbukti bahwa penderita hipertensi yang melakukan diet
mengalami kekurangan 10-65% kalsium dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki
tekanan darah normal.
8) Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan mempengaruhi pekiran, pendapat atau
sikap-pembaca dengan memberikan penekanan aspek emosional. Contoh:
Kandungan minyak alami dalam pigeon baby oil membuat kulit si kecil menjadi bersih total,
tidak menyebabkan iritasi, bahkan mampu mencegah terjadinya kulit kering dan lecet hingga
bagian lipatan yang sulit dijangkau. Dengan pigeon baby oil, kulit buah hati Anda menjadi
lembut sempurna dan membuat orang lain merasa penasaran kalau belum menyentuhnya.

9. Silogisme
Silogisme terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan. Kedua premis tersebut adalah
premis umum (PU) dan premis khusus (PK).
Premis umum : Berupa pernyataan yang menyatakan sebuah kelompok atau kumpulan
tertentu yang memiliki ciri atau sifat tertentu.
Premis khusus : Berupa pernyataan yang menyatakan salah satu anggota dari suatu kelompok
tersebut.
Kesimpulan : Kesimpulan yang menyatakan bahwa salah satu anggota kelompok memiliki
ciri atau sifat pada kelompok tersebut.
Maka rumusnya adalah sebagai berikiut:
PU : A = B
PK : C = A
K:C=B
Jenis-jenis silogisme
a. Silogisme katagorial
Paragraf ini dikembangkan dengan silogisme kategorial yaitu, silogisme yang premis
mayornya berupa kategorial dan menjadi predikat. Sedangkan premis minornya menjadi
subjek.
Contoh 1:
PU : Semua makhluk hidup memerlukan makanan.
PK : Tumbuhan bisa bernafas dan berkembang biak.
K : Tumbuhan memerlukan makanan.

Semua makhluk hidup yang ada di dunia ini memerlukan makanan untuk bertahan hidup.
Sementara itu, tumbuhan memiliki ciri ciri sebagai makhluk hidup, yaitu bernafas dan
berkembang biak. Oleh sebab itulah, tumbuhan juga memerlukan makanan karena merupakan
salah satu makhluk hidup.
Contoh 2 :
PU : Semua siswa SMA Budi Pekerti mengikuti study tour.
PK : Adit belajar di SMA Budi Pekerti.
K : Adit mengikuti study tour.
Tahun ini semua siswa SMA Budi Pekerti akan melaksanakan Study Tour. Mereka akan
mengunjungi Bali dan Jakarta. Kebetulan Adit merupakan murid kelas 2 SMA. Dia belajar di
sekolah SMA Budi Pekerti. Oleh karena itu, Adit akan mengikuti Study tour ke Jakarta dan
Pulau Bali.
Contoh :
- semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
- koala adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
- koala pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)

b. Silogisme hipotetik
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis
mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Contoh 1:
- Apabila lapar saya makan roti (mayor)
- Sekarang lapar (minor)
- Saya lapar makan roti (konklusi)

Contoh 2
PU : Apabila besok hujan, saya tidak akan datang.
PK : Hari ini hujan.
K : Hari ini hujan, saya tidak datang.
Saya telah berjanji dengannya bahwa apabila hari esok hujan, saya tidak akan datang ke
rumahnya. Pada akhirnya, hari ini hujan turun dengan sangat deras. Maka dari itu hari ini
saya tidak bisa menepati janji untuk datang kerumahnya.
Contoh 3
PU : Saya akan membeli motor baru jika punya uang.
PK : Saya memiliki uang banyak.
K : Saya membeli sepeda motor.

Sudah lama saya memimpikan jika memiliki banyak uang saya pasti akan membeli sepeda
motor keluaran terbaru. Bulan ini saya mendapat bonus dari bos. Oleh karena itu, saya
membeli sepedea motor ini.
c. Silogisme alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Contoh 1:
- Dimas tinggal di bogor atau surabaya
- Dimas tinggal di surabaya
- Jadi, dimas tidak tinggal di bogor

Contoh 2:
PU : Budi bersekolah di SMA atau SMP.
PK : Budi bersekolah di SMA.
K : Budi tidak bersekolah di SMP.
Karena badanya yang besar, orang orang bingung apakah budi pelajar SMA atau pelajar
SMP. Ternyata, budi belajar di SMA Teladan. Oleh karena itu, Budi bukanlah pelajar SMP.

d. Silogisme disjungtif
Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif,
sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu
alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Contoh :
- Devan masuk sekolah atau tidak. (premis 1)
- Ternyata devan tidak masuk sekolah. (premis 2)
- Ia tidak masuk sekolah. (konklusi).

10. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulannya.
Contoh:
- Jodi berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar.
- Jodi telah berusaha keras dalam belajar, karena itu jodi layak mendapatkan peringkat satu.
Contoh:
PU : Anak yang sholeh selalu rajin beribadah.
PK : Ari adalah anak yang sholeh.
K : Ari rajin beribadah.
Entimen : Ari rajin beribadah, karena ia anak sholeh.
Contoh contoh entimen dari silogisme silogisme di atas:
Tumbuhan memerlukan makanan, karena merupakan makhluk hidup.
Adit akan mengikuti study tour, karena ia bersekolah di SMA Budi Pekerti.
Saya tidak datang, karena hujan.
Saya membeli sepeda motor, karena punya banyak uang.
Budi adalah Pelajar SMA, karena bukan pelajar SMP.

11. Paragraf generalisasi dibedakan menjadi dua:


a. Loncatan Induktif
Pada paragraf ini, menyajikan kalimat kalimat yang bertolak dari beberapa fakta pada
kalimat awal, yang mana fakta tersebut belum dapat mencerminkan keseluruhan fenomena
yang terjadi. Oleh karenanya, pada kalimat jenis ini merupakan kalimat generalisasi yang
lemah, karena dalam kalimat awal mengandung fakta fakta yang tidak seutuhnya
mencerminkan keseluuhan fenomena.
Contoh paragraf generalisasi loncatan induksi 1
Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM kembali menuai kritikan. Hal ini karena
kenaikan ini akan memicu kenaikan harga harga barang pokok serta tarif angkutan.
Terutama harga barang barang sembako yang menjadi kebutuhan utama yang melambung
tinggi setelah kenaikan BBM. Begitu pula dengan kenaikan tarif dasar angkutan, listrik, gas,
dan lain lain. Oleh karena itu, rakyat menolak kenaikan BBM karena banyak membawa
masalah bagi rakyat.
Contoh paragraf generalisasi loncatan induksi 2
Kemajuan bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikan. Pendidikan yang baik tentu didukung
oleh sarana dan prasarana, kualitas guru, serta peran masyarakat dan pemerintah. Melalui
pendidikan, kita dapat mengajarkan nilai nilai yang luhur kepada generasi penerus bangsa.
Perubahan perubahan pada negeri kita juga terjadi dari proses pendidikan. Namun, masih
banyak anak anak negeri yang belum dapat mengenyam pendidikan dengan baik karena
berbagai faktor. Oleh karenanya, pemerataan pendidikan harus menjadi prioritas dalam
program pemerintah.
Contoh paragraf generalisasi loncatan induksi 3
Kasus pembegalan semakin marak terjadi di Ibu kota. Sebagian besar korbannya adalah kaum
perempuan. Para pembegal itu merampas harta yang dimiliki korban. Pembegalan bukanlah
hal baru dalam kriminalitas. Hanya saja, akhir akhir ini aksi yang dilakukan para pembegal
itu dilakukan di kota kota besar seperti Ibu kota. Bahkan pembegal pembegl ini
merupakan jaringan para perampok masa lalu. Masih diselidiki motif dibalik kejahatan ini.
Oleh karena itu peningkatan kewaspadaan terhadap kejahatan perlu ditingkatkan.
b. Tanpa Loncatan Induktif
Paragraf jenis ini merupakan kebalikan dari paragraf generalisasi loncatan induktif. Pada
paragraf jenis ini, memberikan kalimat kalimat fakta yang lengkap yang menggambarkan
keseluruhan fenomena. Sehingga paragraf ini sangat baik karena menyajikan data yang

lengkap.
Contoh paragraf generalisasi. Berikut akan diuraikan contoh contoh mengenai paragraf
generalisasi.
Contoh paragraf generalisasi tanpa loncatan induksi
Setelah hasil ulangan biologi anak anak kelas 11 diperiksa, sebagian besar murid-murid
mendapat nilai standar kelulusan, yaitu delapan puluh. Nilai di bawah standar kelulusan
masih ditemukan pada sedikitnya lima orang siswa. Bagi siswa siswi yang memiliki nilai di
bawah standar kelulusan, maka akan diwajibkan untuk mengikuti ujian perbaikan atau
remedial. Ujian remedial ini dapat berupa ujian dengan materi serupa namun soal yang lebih
mudah, atau dapat pula penugasan dengan materi yang terkait. Sistem penilaian yang
diberikan pada ujian remedial pun berbeda dengan ujian yang pertama, pada ujian remedial
nilai maksimum siswa hanya batas standar kelulusan. Sehingga dengan demikian program
remedial membantu siswa siswi yang belum memiliki ketuntasan belajar.

12. Paragraf Analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang banyak
menandung persamaan. Dengan kesamaan tersebut dapatlah ditarik kesimpulannya. Paragraf
analogi ini merupakan bagian paragraf induktif.
Contoh Paragraf Analogi adalah sebagai berikut :
"Untuk selalu menjadi yang lebih baik adalah dengan usaha dan banyak belajar dari orang
yang berpengalaman dibidangnya. Tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan untuk
meraih kesuksesan. Perlu usaha yang gigih seperti halnya mengayuh sepeda untuk menuju
suatu tujuan, jadi usaha dulu sebelum meraih kesuksesan. Dan ini harus dituangkan dalam
pikiran mahasiswa sekarang untuk meraih kesuksesan."

13. Contoh Paragraf Sebab Akibat (kausal)


Saat ini marak terjadi penebangan pohon secara liar. Hal ini dilakukan oleh cukong-cukong
yang tak bertanggung jawab dengan seenaknya saja membabat hutan tanpa menanaminya
kembali. Tak hanya maraknya penebangan pohon, tanah-tanah telah kehilangan fungsinya
sebagai sumber resapan air dikarenakan pembangunan yang terjadi secara luas dan massif
tanpa mengindahkan lingkungan. Di tambah lagi dengan kebiasaan buruk para manusia yang
tinggal di sekitar sungai. Mereka dengan sengaja membuang sampah mereka di sungai
sehingga membuat sungai menjadi dangkal karena sampah yang menumpuk di permukaan
sungai. Bahkan mereka juga membangun rumah-rumah di pinggiran sungai yang menambah
ke semerautan wilayah sungai. Oleh kerena itu tidaklah heran mengapa bencana banjir sering
terjadi pada musim penghujan ini.
Paragraf di atas menyajikan sebuah bahasan tentang akibat terjadinya banjir pada musim
kemarau. Berikut adalah pola dari paragraf sebab akibat di atas:
Penebangan hutan (Sebab khusus)
Hilangnya fungsi tanah serapan (Sebab khusus)
Pendangkalan sungai (Sebab khusus)
Pembangunan rumah di sekitar sungai (Sebab khusus)
Banjir selalu datang pada musim kemarau. (Akibat umum)
Jenis-Jenis Paragraf Sebab Akibat
Paragraf ini bisa dikembangkan menjadi beberapa jenis yaitu, sebab - akibat, akibat - sebab,
sebab akibat 1 akibat 2. Berikut ini adalah penjelasan dan contoh-contoh jenis paragraf
sebab akibat.
1. Sebab akibat
Paragraf ini diawali dengan kalimat-kaliamat khusus yang merupakan sebab lalu pada bagian
akhir paragraf disimpulkan ke dalam kalimat umum yang merupakan akibat.
Contoh:
Andi suka membantu sesam tanpa pamrih. Dia juga selalu baik terhadap semua orang.
Sikapnya yang sopan membuat dia mudah diterima di lingkungan mana saja. Tidak hanya itu,
dia juga memiliki tutur kata yang lembut. Dia tidak pernah berbicara menyakiti perasaan
orang lain. Meskipun dia selalu jujur dia memiliki cara-cara yang tepat untuk menasehati
teman-temannya tanpa menyingung perasaan. Ditambah lagi dia juga merupakan orang yang
pintar di kelasnya. Meskipun begitu dia tidak pernah pelit ilmu. Andi selalu mengajarkan
teman-temannya yang bertanya kepadannya. Oleh karena itu, wajar saja Andi menjadi teman

kesayangan dan murid favorit guru-guru di sekolah.


2. Akibat sebab
Paragraf ini diawali dengan menyajikan kalimat-kalimat khusus yang berupa akibat-akibat
dari sesuatu dan disimpulkan menjadi kalimat umum yang menjadi sebab masalah-masalah
tersebut muncul.
Contoh:
Hasil panen para petani di Desa Cisandana tahun ini tidak memuaskan. Ribuan hektar sawah
hanya bisa di panen setengahnya. Banyak tanaman padi yang mati sebelum dipanen karena
serangan hama seperti tikus, walang sangit dan lain-lain. Keadaan ini membuat petani cukup
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Mereka harus memutar otak untuk
menemukan jalan keluar dari permasalahan ini. Tidak hanya berimbas pada petani, gagal
panen tahun ini juga berimbas pada kelangkaan beras di pasar sehingga membuat hargannya
menjadi naik hampir 2 kali lipat dari harga awalnya. Pemasalahan lain yang muncul adalah
keringnya sumber-sumber mata air sehingga membuat setiap orang kerepotan untuk
mendapatkan air yang bersih. Di tambah lagi dengn cuaca yang sangat panas hingga menusuk
tulang. Semua permasalahan-permasalahan di atas timbul karena disebabkan oleh kemarau
yang terjadi tahun ini cukup panjang.
3. Sebab akibat 1 akibat 2
Paragraf ini memiliki 2 kalimat yang menjadi akibat dari sebab-sebab yang telah
dikemukakan pada kalimat sebelumnya. Namun, akibat 1 akan menjadi sebuah sebab yang
dapat menimbulkan serangkaian akibat lain (akibat 2).
Contoh:
Contoh 1
Kerusuhan yang terjadi pada beberapa puluh tahun yang lalu membuat uang sangat sulit
didapat. Banyak uang yang hilang terbakar maupun rusak. Oleh karena itu, pemerintah
kembali mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk mengganti uang-uang yang hilang
tersebut. Akan tetapi apa yang dilakukan oleh pemerintah saat itu membuat uang yang
beredar di masyarakat cukup banyak dan terjadilah hyper inflasi. Akibatnya, uang menjadi
tidak berharga dikarenakan peredarannya yang sangat banyak dan juga terjadi krisis moneter.
Contoh 2
Pasokan gula di pasar tradisional semakin lama semakin menurun sehingga masyarakat
kesulitan mendapatkan gula. Ketersediaan yang sedikit di pasaran membuat harga gula
melambung tinggi. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk melakukan impor gula dari

negara tetangga dengan harapan mampu memenuhi kebutuhan pasar. Namun, ternyata
kebijakan ini membuat para petani gula menjadi semakin terpuruk. Mereka mengeluhkan
harga gula yang sangat murah dan tidak sebandig dengan biaya beban produksi yang mereka
tanggung, Oleh karena itu petani gula banyak yang gulung tikar.

Anda mungkin juga menyukai