Anda di halaman 1dari 6

Berikut uraian dari jenis pola pengembangan paragraf:

1. Klimaks-Antiklimaks
a. Klimaks
Adalah perincian gagasan cerita dari bawah menuju gagasan cerita yang paling
puncak. Bisa juga diartikan sebagai bagian dalam cerita yang mendeskripsikan
peristiwa sampai pada konflik yang paling tinggi.

Contoh : Setelah cobaan bertubi-tubi menimpa Arifin dalam pencarian Istrinya,


akhirnya ia mengetahui istrinya berada di kamp. Tahanan politik di pulau Buru. Tak
terhitung tetesan air mata dan darah yang mengucur. Pengorbanannya terbayar sudah.
Ia bisa bertemu dengan Nurbaya, istri tercintanya. Ia pun segera berlari tanpa alas kaki
menuju kamp. Tahanan itu. Begitu kagetnya ketika arifin mendapati istrinya
tergeletak lemas dengan bekas tikaman pisau di dada kirinya. Ia tak kuasa menahan
tangis dan menjerit sejadi-jadinya.

b. Antiklimaks
Adalah variasi gagasan yang dimulai dari gagasan cerita yang paling tinggi kemudian
diikuti dengan gagasan yang lebih rendah secara perlahan-lahan. Bisa juga diartikan
sebagai penurunan masalah dalam cerita dari konflik tertinggi kemudian berangsur-
angsur menuju ke konflik terendah.

Contoh : “Kini ia menjadi salah satu mafia kelas kakap di daerahnya. Ia sudah
memiliki daerah kekuasaannya sendiri. Tak ada yang bakal menyangka kalau penjahat
itu dulunya adalah seorang anak yang pintar dan sholeh. Entah apa yang membuatnya
begini. Satu hal yang pasti adalah, anak itu telah mengalami tahun-tahun yang buruk
sehingga membuatnya menjadi seperti ini.”
2. Sudut Pandang

Pola sudut pandang ialah pola pengembangan paragraf yang didasarkan pada persepsi
berkaitan dengan posisi atau tempat penulis pada sebuah teks.

Contoh :“Aku dilahirkan di kota tapis berseri ini. Ketika aku berumur dua tahun, ayah
dan ibuku membawaku ke sebuah kerajaan tambak udang di kabupaten tulang Bawang.
Disinilah aku pertama kalinya merasakan kehidupan sejauh yang kuingat. Karena aku tak
ingat bagaimana aku dilahirkan dan bagaimana orang tuaku membawaku ke sini.”
3. Perbandingan dan Pertentangan
Perbandingan adalah upaya mengamati persamaan yang dimiliki oleh dua benda atau
lebih, sedangkan pertentangan lebih banyak menonjolkan perbedaan yang ada pada dua
benda atau lebih.

Contoh : Pemerintah telah menyediakan gas epigi 3kg dan 12 kg. Sama halnya dengan
minyak tanah, gas elpigi juga dapat digunakan untuk kegunaan rumah tangga dengan
harga yang murah. Pemerintah memandang perlu untuk mengonversikan keterbutuhan
minyak tanah ke gas elpigi karena produksi minyak tanah saat ini sangat mahal.
Disamping itu, penggunaan gas elpigi dianggap lebih praktis dan ekonomis.
4. Analogi

Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain
yang memiliki kesamaan atau kemiripan.

Contoh : Dalam hal belajar manusia perlu mencontoh ilmu padi. Semakin berisi maka ia
akan semakin merunduk. Begitulah seharusnya, semakin kita berilmu hendaknya diikuti
dengan kerendahan hati. Tidak sepatutnya manusia sombong atas kepintaran yang
dimilikinya. Ilmu yang sebenarnya pada hakikatnya ialah ilmu yang dapat berguna bagi
banyak orang. Kecerdasan yang sebenarnya adalah ketika kecerdasan itu dapat
memberikan manfaat bagi orang lain.
5. Contoh

Sebuah gagasan dalam paragraf menjadi terang benderang ketika diperkuat dengan
beberapa contoh atau ilustrasi. Contoh dapat diuraikan dalam bentuk narasi atau
deskripsi.

Contoh : Sudah sepuluh hari setelah bantuan terakhir datang. Warga konban banjir di
pinggiran kali Code membutuhkan bahan makanan dan pakaian. Mereka bertahan hidup
dengan mengandalkan daun-daunan yang direbus, jika beruntung mereka makan dengan
umbi-umbian dan ikan hasil tangkapan sungai. Pakaian mereka hanya sebatas yang
mereka pakai saat ini. Banyak diantara mereka yang menderita penyaki kulit karena tidak
pernah mencuci dan mengganti pakaian.
6. Pola Klausalitas

Dalam pola ini sebab bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian
pengembangannya. Namun demikian, susunan tersebut biasanya juga terbalik. Akibat
dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian
pengembangannya.
a. Pola Sebab–Akibat
Contoh : Batu akik saat ini sedang menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan
bapak-bapak saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu permata ini.
Tak heran harga batu akik untuk jenis tertentu sangat mahal dan pedagang batu akik
mendapatkan untung yang tinggi.
b. Akibat-Sebab

Contoh : Banyak pedagang batu akik yang meraup keuntungan yang luar biasa. Hal
ini dikarenakan kepopuleran batu akik setahun terakhir ini. Batu akik saat ini sedang
menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan orang tua saja, bahkan ibu-ibu dan anak-
anak pun juga menyukai batu permata ini.
7. Generalisasi
Generalisasi adalah menarik kesimpulan dengan cara penalaran secara umum
berdasarkan referensi data, atau peristiwa khusus secara representatif.
a. Umum-Khusus

Contoh : Dalam melakukan sesuatu hal butuh perencanaan yang matang. Seperti
menulis agenda pada buku catatan kecil. Selanjutnya membuat daftar agenda dari
yang paling mendesak untuk dilakukan. Berikutnya memulai dari yang paling mudah
ke agenda yang tersulit. Konsisiten terhadap agenda yang dibuat. Insya Allah agenda
yang sudah terencana dapat dilakukan dengan baik.
b. Khusus-Umum

Contoh : Ikan cupang terkenal dengan kegesitannya dalam bertarung dan bentuknya
yang mungil dan indah. Ikan Lauhan terkenal dengan motif menyerupai huruf
mandari di tubuhnya. Ikan mas koki identik dengan corak keemasannya yang indah.
Memelihara ikan hias sungguh merupakan keasyikan tersendiri bagi para pencintanya.
8. Klasifikasi
Klasifikasi adalah usaha mengelompokkan berbagai hal yang dianggap memiliki
kesamaan ke dalam satu kategori. Dengan demikian hubungan di antara berbagai hal itu
menjadi satu kesatuan yang utuh.

Contoh : Fi’il (kata kerja) dalam bahasa arab terbagi menjadi tiga. Yakni fi’il madhi
(lampau), fi’il mudharek (sekarang dan yang akan datang), dan fi’il amar (kata kerja
perintah). Masing-masing kata kerja dari ketiganya memiliki bentuk dasar yang sama dan
akan berubah mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa arab.
9. Definisi Luas

Paragraf ini menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau istilah yang menimbulkan
kontroversi yang membutuhkan penjelasan.

Contoh: Sejatinya sebuah pergerakan mahasiswa terlahir dengan adanya sebuah cita-cita
yang luhur, visi- misi yang jelas, serta kemauan kuat membangun bangsa ini dari
keterpurukan. Namun, yang terjadi saat ini sangat jauh berbeda dari tujuan berdirinya
sebuah pergerakan tersebut. Pola pengkaderan yang salah atau melencengnya ideologi
pergerakan membuat arah dan tujuan berubah, langkah menjadi tidak pasti, tidak tegas
dan cenderung mementingkan kepentingan kelompok. Kampus dijadikan sebuah ladang
garapan banyak pihak yang mengaku peduli akan cita-cita revolusioner, peduli akan
nasib bangsa, pendidikan, dan lain-lain. Namun pada kenyataanya, pergerakan
mahasiswa saat ini lebih cenderung memikirkan bagaimana visi kelompok terwujud lebih
cepat. Bahkan beberapa pergerakan saat ini dijadikan sebuah sarana pengkaderan dan
perpanjangan partai politik yang mengatasnamakan gerakan peduli rakyat, demokrasi,
anti korupsi dan lain sebagainya.
Jenis-jenis paragraf berdasarkan posisi kalimatnya.
1. Paragraf Induktif

Paragraf induktif merupakan paragraf yang posisi kalimat utamanya berada di akhir, dan
kalimat penjelasnya ada di awal paragraf atau alinea. Adapun ciri-ciri dari alinea ini
adalah:

 Diawali dengan penjelasan-penjelasan khusus.


 Berpola khusus-umum.
 Kalimat utama adalah kesimpulan yang diletakkan di akhir alinea.
Paragraf ini juga terdiri atas tiga jenis, yaitu:

a. Generalisasi: paragraf induktif yang polanya berpola pernyataan-pernyataan khusus


yang kemudian disimpulkan di akhir paragraf.
b. Analogi: alinea induktif yang kalimat penjelasnya berupa perumpamaan dari dua
unsur yang sama, sedangkan kalimat utamanya adalah kesimpulan dari
perumpamaan tersebut.
c. Sebab-akibat: jenis paragraf induktif ini terdiri atas kalimat-kalimat penjelas yang
berisi pernyataan sebab yang kemudian diakhiri oleh pernyataan akibat di akhir
paragraf.
2. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif merupakan alinea yang posisi kalimat utamanya ada di awal dan
kalimat penjelasnya ada di akhir. Bebrapa ciri dari alinea ini adalah sebagai berikut:

 Kalimat utamanya berada di awal paragraf dan merupakan kalimat pertama paragraf
tersebut.
 Berpola umum-khusus.
 Kalimat penjelas merupakan rincian kalimat utama.
Contoh: Selain lumpia, masih ada beberapa makanan khas Semarang lagi yang patut
untuk diketahui oleh pembaca. Beberapa diantaranya adalah Bandeng Presto dan Tahu
Pong. Bandeng Presto merupakan olahan bandeng yang dimasak dengan cara di-presto
serta diberi bumbu=bumbu yang khas. Sementara itu, Tahu Pong adalah olahan tahu
yang digoreng hingga kering dan dipotong beberapa bagian. Tahu Pong ini biasanya
disajikan bersama dengan sambal dan sejumlah penganan lainnya.
3. Paragraf Campuran

Paragraf campuran adalah paragraf yang mempunyai kalimat utama di awal dan di akhir
paragraf dan kalimat penjelas ada di tengah-tengahnya. Adapun ciri-ciri paragraf
campuran adalah sebagai berikut:

 Kalimat utama menjadi kalimat pertama paragraf, sedangkan kalimat utama lainnya
berada di akhir paragraf yang berfungsi sebagai kesimpulan paragraf.
 Terdapat pengulangan kata kunci di dua kalimat utama.
 Berpola umum-khusus-umum.
Contoh: Tanaman lidah buaya mampu mengobati jerawat yang meradang di kulit wajah.
Hal ini dikarenakan adanya kandungan Auksin dan Gibberellin yang mampu menguras
peradangan dan rasa sakit pada kulit. Selain itu, Gibberellin juga mampu menumbuhkan
sel kulit wajah yang baru. Oleh karenanya, lidah buaya mampu menjadi obat yang cocok
untuk mengobati jerawat yang meradang.
4. Paragraf Ineratif

Merupakan paragraf yang posisi kalimat utamanya berada di tengah paragraf. Biasanya
paragraf ini diawali dengan kalimat penjelas terlebih dahulu lalu disambung ke kalimat
utama, dan diteruskan kembali oleh kalimat penjelas. Dengan demikian, pola alinea ini
adalah khusus-umum-khusus.
Contoh: Mie instan dan nasi mengandung kalori yang tinggi serta dapat menimbulkan
sejumlah penyakit seperti diabetes dan obesitas. Oleh karenanya, mie instan dan nasi
tidak boleh dikonsumsi secara bersamaan. Selain itu, keduanya juga mengandung
karbohidrat sederhana yang hanya bisa mengenyangkan perut sementara.

Jenis-jenis paragraf berdasarkan bentuknya


Paragraf Induktif, Paragraf Deduktif, Paragraf Campuran, dan Paragraf Ieratif

Jenis-jenis paragraf berdasarkan fungsinya


1. Paragraf Pembuka

Jenis alinea ini terletak di awal sebuah tulisan, entah itu dalam subbab atau bab buku,
maupun di awal sebuah karangan. Paragraf ini berfungsi untuk mengungkapkan sebuah
aspek pokok pembicaraan dalam suatu tulisan. Selain itu, paragraf pembuka juga
mempunyai fungsi lainnya, yaitu:

 Menghantarkan pokok pembicaraan tulisan.


 Untuk menarik perhatian dan minat pembaca yang hendak membaca tulisan yang
disajikan.
 Memberikan gambaran secara keseluruhan isi dari tulisan yang hendak disajikan
oleh penulis.

Dalam penyajiannya, salah satu jenis paragraf ini haruslah disajikan secara menarik.
Agar hal tersebut terjadi, sebuah alinea pembuka bisa menggunakan unsur-unsur di
bawah ini, yaitu:

 Kutipan, peribahasa, dan anekdot.


 Uraian mengenai pentingnya pokok pembicaraan.
 Pendapat atau pernyataan si penulis.
 Pengalaman pribadi penulis yang berkaitan dengan pokok pembahasan dalam
tulisan.
 Maksud dan tujuan penulis menyusun tulisan tersebut.
 Pertanyaan penulis kepada pembaca. Biasanya, pertanyaan ini berbentuk kalimat
interogatif atau kalimat tanya retorika.
2. Paragraf Pengembang

Merupakan alinea yang berfungsi untuk mengembangkan topik pembicaraan dalam suatu
tulisan. Jenis paragraf ini bisa berisi contoh-contoh, inti permasalahan, ataupun uraian
pembahasan. iasanya terletak di tengah-tengah tulisan dan terkadang bisa ditulis secara
panjang. Fungsi lain yang mesti dipenuhi alinea ini adalah:

 Menjelaskan hal yang akan diuraikan di paragraf berikutnya.


 Meringkas pembahasan di paragraf sebelumnya.
 Mempersiapkan dasar atau landasan untuk kesimpulan sebuah tulisan.

3. Paragraf Peralihan

Paragraf yang menjadi jembatan bagi dua paragraf utama, baik itu paragraf pembuka
dengan pengembang maupun antara pengembang dan penutup. Alinea ini biasanya
ditulis secara singkat. Tidak seperti alinea lain yang bisa ditulis secara panjang. Fungsi
utama paragraf peralihan adalah untuk memudahkan pembaca beralih dari satu gagasan
paragraf pertama menuju ke gagasan paragraf selanjutnya.
4. Paragraf Penutup

Alinea ini terletak di akhir tulisan, baik tulisan di sebuah subbab, bab, maupun
penghujung sebuah karangan. Paragraf berfungsi sebagai simpulan sebuah tulisan
sekaligus penutup dari tulisan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat
alinea penutup, yaitu:

 Paragraf tidak boleh ditulis terlalu panjang.


 Paragraf harus berisi kesimpulan sementara atau kesimpulan akhir sebuah tulisan.
 Harus bisa menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai