Anda di halaman 1dari 6

Dalam menyusun tulisan, pola pengembangan paragraf sangatlah penting.

Pola
pengembangan paragraf berguna untuk membuat tulisan lebih jelas serta lebih runtut. Mengutip
dari Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung, pola pengembangan
paragraf merupakan cara penulis untuk mengembangkan pola pikiran dalam suatu paragraf.
Pengembangan pola pikiran ini bisa dilakukan dengan mengembangkan kalimat topik ke dalam
berbagai kalimat penjelas yang ada dalam paragraf. Menurut Munirah dalam Buku
Pengembangan Keterampilan Menulis Paragraf (2015), pola pengembangan paragraf bisa
dilakukan melalui berbagai cara yang telah disesuaikan dengan sifat paragraf tersebut. Lalu, apa
sajakah pola pengembangan paragraf? Berikut penjelasannya: Pola klimaks serta antiklimaks
Saat akan mengembangkan gagasan dalam paragraf, pola klimaks dan antiklimaks diterapkan
dengan menggunakan klimaks sebagai dasarnya. Artinya gagasan utama akan dijelaskan dengan
menggunakan gagasan yang kedudukannya palng rendah hingga gagasan yang kedudukannya
paling tinggi.
Umumnya paragraf yang memiliki sifat deduktif atau induktif lebih mudah dianalis jika
dibandingkan dengan paragraf yang bersifat deskriptif dan naratif. Pola klimaks dan antiklimaks
juga dapat diterapkan dengan menggunakan gagasan yang paling tinggi kedudukannya hingga ke
gagasan yang paling rendah.
Contohnya adalah membahas perkembangan alat komunikasi. Dimulai dari menggunakan
kentongan, hingga alat komunikasi modern yakni menggunakan smartphone. Pola perbandingan
serta pertentangan Penulis akan memperlihatkan kepada pembaca tentang persamaan serta
perbedaan dari orang, objek, serta gagasan tertentu.
Umumnya pola pengembangan paragraf dengan perbandingan serta pertentangan, akan
menggunakan kata-kata: Serupa dengan (Sama) seperti halnya Demikian pula Jika atau bila
dibandingkan dengan Sejalan dengan Akan tetapi Sedangkan Sementara itu
Contohnya adalah cara memakan nasi. Perbandingannya terletak dari cara memakannya, ada
yang menggunakan sendok dan ada juga yang menggunakan sumpit. Walau berbeda, namun
persamaannya adalah membahas tentang cara memakan nasi.
Pola – Pola Dalam Paragraf
1. Klimaks-Antiklimaks

a. Klimaks adalah perincian gagasan cerita dari bawah menuju gagasan cerita yang paling
puncak. Bisa juga diartikan sebagai bagian dalam cerita yang mendeskripsikan peristiwa sampai
pada konflik yang paling tinggi.

Contoh :

Setelah cobaan bertubi-tubi menimpa Arifin dalam pencarian Istrinya, akhirnya ia


mengetahui istrinya berada di kamp. Tahanan politik di pulau Buru. Tak terhitung tetesan air
mata dan darah yang mengucur. Pengorbanannya terbayar sudah. Ia bisa bertemu dengan
Nurbaya, istri tercintanya. Ia pun segera berlari tanpa alas kaki menuju kamp. Tahanan itu.
Begitu kagetnya ketika arifin mendapati istrinya tergeletak lemas dengan bekas tikaman pisau di
dada kirinya. Ia tak kuasa menahan tangis dan menjerit sejadi-jadinya.

b. Antiklimaks adalah variasi gagasan yang dimulai dari gagasan cerita yang paling tinggi
kemudian diikuti dengan gagasan yang lebih rendah secara perlahan-lahan. Bisa juga diartikan
sebagai penurunan masalah dalam cerita dari konflik tertinggi kemudian berangsur-angsur
menuju ke konflik terendah.

Contoh :

“Kini ia menjadi salah satu mafia kelas kakap di daerahnya. Ia sudah memiliki daerah
kekuasaannya sendiri. Tak ada yang bakal menyangka kalau penjahat itu dulunya adalah seorang
anak yang pintar dan sholeh. Entah apa yang membuatnya begini. Satu hal yang pasti adalah,
anak itu telah mengalami tahun-tahun yang buruk sehingga membuatnya menjadi seperti ini.”

2. Sudut Pandang

Pola sudut pandang ialah pola pengembangan paragraf yang didasarkan pada persepsi
berkaitan dengan posisi atau tempat penulis pada sebuah teks.

Contoh :
“Aku dilahirkan di kota tapis berseri ini. Ketika aku berumur dua tahun, ayah dan ibuku
membawaku ke sebuah kerajaan tambak udang di kabupaten tulang Bawang. Disinilah aku
pertama kalinya merasakan kehidupan sejauh yang kuingat. Karena aku tak ingat bagaimana aku
dilahirkan dan bagaimana orang tuaku membawaku ke sini.”

3. Perbandingan dan Pertentangan

Perbandingan adalah upaya mengamati persamaan yang dimiliki oleh dua benda atau lebih,
sedangkan pertentangan lebih banyak menonjolkan perbedaan yang ada pada dua benda atau
lebih.

Contoh :

Pemerintah telah menyediakan gas epigi 3kg dan 12 kg. Sama halnya dengan minyak tanah,
gas elpigi juga dapat digunakan untuk kegunaan rumah tangga dengan harga yang murah.
Pemerintah memandang perlu untuk mengonversikan keterbutuhan minyak tanah ke gas elpigi
karena produksi minyak tanah saat ini sangat mahal. Disamping itu, penggunaan gas elpigi
dianggap lebih praktis dan ekonomis.

4. Analogi

Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang
memiliki kesamaan atau kemiripan.

Contoh :

Dalam hal belajar manusia perlu mencontoh ilmu padi. Semakin berisi maka ia akan
semakin merunduk. Begitulah seharusnya, semakin kita berilmu hendaknya diikuti dengan
kerendahan hati. Tidak sepatutnya manusia sombong atas kepintaran yang dimilikinya. Ilmu
yang sebenarnya pada hakikatnya ialah ilmu yang dapat berguna bagi banyak orang. Kecerdasan
yang sebenarnya adalah ketika kecerdasan itu dapat memberikan manfaat bagi orang lain.

[sc:ads]
5. Contoh

Sebuah gagasan dalam paragraf menjadi terang benderang ketika diperkuat dengan beberapa
contoh atau ilustrasi. Contoh dapat diuraikan dalam bentuk narasi atau deskripsi.

Contoh :

Sudah sepuluh hari setelah bantuan terakhir datang. Warga konban banjir di pinggiran kali
Code membutuhkan bahan makanan dan pakaian. Mereka bertahan hidup dengan mengandalkan
daun-daunan yang direbus, jika beruntung mereka makan dengan umbi-umbian dan ikan hasil
tangkapan sungai. Pakaian mereka hanya sebatas yang mereka pakai saat ini. Banyak diantara
mereka yang menderita penyaki kulit karena tidak pernah mencuci dan mengganti pakaian.

6. Pola Klausalitas

Dalam pola ini sebab bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian
pengembangannya. Namun demikian, susunan tersebut biasanya juga terbalik. Akibat dapat
berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian pengembangannya.

a. Pola Sebab–Akibat

Contoh :

Batu akik saat ini sedang menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan bapak-bapak saja,
bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu permata ini. Tak heran harga batu akik
untuk jenis tertentu sangat mahal dan pedagang batu akik mendapatkan untung yang tinggi.

b. Akibat-Sebab

Contoh :

Banyak pedagang batu akik yang meraup keuntungan yang luar biasa. Hal ini dikarenakan
kepopuleran batu akik setahun terakhir ini. Batu akik saat ini sedang menjadi primadona. Bukan
hanya dikalangan orang tua saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu permata
ini.
7. Generalisasi

Generalisasi adalah menarik kesimpulan dengan cara penalaran secara umum berdasarkan


referensi data, atau peristiwa khusus secara representatif.

a. Umum-Khusus

Contoh :

Dalam melakukan sesuatu hal butuh perencanaan yang matang. Seperti menulis agenda pada
buku catatan kecil. Selanjutnya membuat daftar agenda dari yang paling mendesak untuk
dilakukan. Berikutnya memulai dari yang paling mudah ke agenda yang tersulit. Konsisiten
terhadap agenda yang dibuat. Insya Allah agenda yang sudah terencana dapat dilakukan dengan
baik.

b. Khusus-Umum

Contoh : Ikan cupang terkenal dengan kegesitannya dalam bertarung dan bentuknya yang
mungil dan indah. Ikan Lauhan terkenal dengan motif menyerupai huruf mandari di tubuhnya.
Ikan mas koki identik dengan corak keemasannya yang indah. Memelihara ikan hias sungguh
merupakan keasyikan tersendiri bagi para pencintanya.

8. Klasifikasi

Klasifikasi adalah usaha mengelompokkan berbagai hal yang dianggap memiliki kesamaan
ke dalam satu kategori. Dengan demikian hubungan di antara berbagai hal itu menjadi satu
kesatuan yang utuh.

Contoh :

Fi’il (kata kerja) dalam bahasa arab terbagi menjadi tiga. Yakni fi’il madhi (lampau), fi’il
mudharek (sekarang dan yang akan datang), dan fi’il amar (kata kerja perintah). Masing-masing
kata kerja dari ketiganya memiliki bentuk dasar yang sama dan akan berubah mengikuti kaidah
yang berlaku dalam bahasa arab.
9. Definisi Luas

Paragraf ini menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau istilah yang menimbulkan
kontroversi yang membutuhkan penjelasan.

Contoh:

Sejatinya sebuah pergerakan mahasiswa terlahir dengan adanya sebuah cita-cita yang luhur,
visi- misi yang jelas, serta kemauan kuat membangun bangsa ini dari keterpurukan. Namun, yang
terjadi saat ini sangat jauh berbeda dari tujuan berdirinya sebuah pergerakan tersebut. Pola
pengkaderan yang salah atau melencengnya ideologi pergerakan membuat arah dan tujuan
berubah, langkah menjadi tidak pasti, tidak tegas dan cenderung mementingkan kepentingan
kelompok. Kampus dijadikan sebuah ladang garapan banyak pihak yang mengaku peduli akan
cita-cita revolusioner, peduli akan nasib bangsa, pendidikan, dan lain-lain. Namun pada
kenyataanya, pergerakan mahasiswa saat ini lebih cenderung memikirkan bagaimana visi
kelompok terwujud lebih cepat. Bahkan beberapa pergerakan saat ini dijadikan sebuah sarana
pengkaderan dan perpanjangan partai politik yang mengatasnamakan gerakan peduli rakyat,
demokrasi, anti korupsi dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai