Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah


mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah.Sering
dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan
tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang
membentuk paragraph, paragraf merupaka sajian kecil sebuah karangan yang
membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis
dalam karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat.Dalam upaya menghimpun beberapa
kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan
kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan
satu gagasan (gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya


terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan.Namun, dalam
pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian
karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi
komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.Paragraf
diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki
kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja
hanya terdiri dari satu paragraf.Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf,
tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami rumuskan masalah dalam


makalah ini adalah
1. Apa pengertian paragraf?
2. Bagaimana ciri - ciri paragraf?
3. Bagaimana pola pengembangan paragraf?
4. Apa saja jenis - jenis paragraf?

C. TujuanPenulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan maslah tersebut, maka tujuan


penulisan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui mengenai paragraf secara umum yang sering di


gunakan dalam kegiatan karya tulis.
2. Untuk mengetahui ciri - ciri paragraf.
3. Untuk mengetahui Pola Pengembangan Paragraf.
4. Untuk mengetahui jenis - jenis Paragraf.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf

Menurut Dr. Djago Tarigan, Paragraf adalah seperangkat kalimat


tersusun logis sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang
relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan
karangan.Adapun pengertian lain “Paragraf atau Alinea adalah
Pengelompokkan gagasan dalam satu kesatuan yang runtun.”( Prof.Dr.Suherli
K, M .Pd.,2012 :1 )

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, paragraf adalah bagian bab dalam
suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya
dimulai dengan garis baru).

Menurut penganalisaan beberapa sumber yang memberikan keterangan


tentang paragraf, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah kesatuan
kalimat yang mengandung gagasan yang tersusun secara sistematis untuk
menyampaikan makna kalimat.Gagasan yang dimiliki suatu paragraf hanya
memiliki satu pikiran utama atau ide pokok.Ide pokok ini merupakan gagasan
utama dari kalimat yang dibuat oleh pengarang.Dengan demikian,kalimat lain
yang disertakan dengan paragraf merupakan kalimat penjelas. Pikiran utama
yang terdapat dalam paragraf dapat diletakkan di awal dan akhir
kalimat.Dapat menggunakan pola deduktif (Umum-Khusus) dan Pola
Induktif(Khusus-Umum).Pola deduktif adalah pola yang mnemepatkan pola
pikirannya diawal paragraph sedangkan pola induktif adalah pola yang
menempatkan pola pikirannya diakhir paragraf.

3
B. Ciri - Ciri Paragraf

1. Peletakan kata dalam kalimat pertama ke dalam sebanyak 5 spasi bagi


jenis karangan yang biasa.
2. Menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat utama atau
kalimat topik.
3. Setiap paragraf menggunakan suatu kalimat topik dan selebihnya adalah
sebuah kalimat pengembang yang memiliki fungsi untuk menjelaskan,
mendeskripsikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam
kalimat utama.
4. Menggunakan pikiran penjelas yang dituangkan dalam kalimat penjelas.
Kalimat penjelas tersebut mempunyai isi tentang detail-detail dari kalimat
utama. Paragraf bukanlah sekumpulan dari kalimat topik. Paragraf hanya
berisikan 1 kalimat topik dan terdapat beberapa kalimat penjelas. Setiap
kalimat penjelas tersebut berisi tentang detail yang spesifik dan tidak
mengulang pikiran penjelas yang lainnya.

C. Pola Pengembangan Paragraf

1. Klimaks-Antiklimaks
a. Klimaks adalah perincian gagasan cerita dari bawah menuju gagasan
cerita yang paling puncak. Bisa juga diartikan sebagai bagian dalam
cerita yang mendeskripsikan peristiwa sampai pada konflik yang paling
tinggi.

Contoh :
Setelah cobaan bertubi-tubi menimpa Arifin dalam pencarian Istrinya,
akhirnya ia mengetahui istrinya berada di kamp. Tahanan politik di
pulau Buru. Tak terhitung tetesan air mata dan darah yang mengucur.
Pengorbanannya terbayar sudah. Ia bisa bertemu dengan Nurbaya, istri
tercintanya. Ia pun segera berlari tanpa alas kaki menuju kamp.
Tahanan itu. Begitu kagetnya ketika arifin mendapati istrinya tergeletak
lemas dengan bekas tikaman pisau di dada kirinya. Ia tak kuasa
menahan tangis dan menjerit sejadi-jadinya.

4
b. Antiklimaks adalah variasi gagasan yang dimulai dari gagasan cerita
yang paling tinggi kemudian diikuti dengan gagasan yang lebih rendah
secara perlahan-lahan. Bisa juga diartikan sebagai penurunan masalah
dalam cerita dari konflik tertinggi kemudian berangsur-angsur menuju
ke konflik terendah.

Contoh :
“Kini ia menjadi salah satu mafia kelas kakap di daerahnya. Ia sudah
memiliki daerah kekuasaannya sendiri. Tak ada yang bakal menyangka
kalau penjahat itu dulunya adalah seorang anak yang pintar dan sholeh.
Entah apa yang membuatnya begini. Satu hal yang pasti adalah, anak
itu telah mengalami tahun-tahun yang buruk sehingga membuatnya
menjadi seperti ini.”

2. Sudut Pandang
Pola sudut pandang ialah pola pengembangan paragraf yang
didasarkan pada persepsi berkaitan dengan posisi atau tempat penulis
pada sebuah teks.

Contoh :
“Aku dilahirkan di kota tapis berseri ini. Ketika aku berumur dua tahun,
ayah dan ibuku membawaku ke sebuah kerajaan tambak udang di
kabupaten tulang Bawang. Disinilah aku pertama kalinya merasakan
kehidupan sejauh yang kuingat. Karena aku tak ingat bagaimana aku
dilahirkan dan bagaimana orang tuaku membawaku ke sini.”

3. Perbandingan dan Pertentangan


Perbandingan adalah upaya mengamati persamaan yang dimiliki
oleh dua benda atau lebih, sedangkan pertentangan lebih banyak
menonjolkan perbedaan yang ada pada dua benda atau lebih.

Contoh :

5
Pemerintah telah menyediakan gas epigi 3kg dan 12 kg. Sama halnya
dengan minyak tanah, gas elpigi juga dapat digunakan untuk kegunaan
rumah tangga dengan harga yang murah. Pemerintah memandang perlu
untuk mengonversikan keterbutuhan minyak tanah ke gas elpigi karena
produksi minyak tanah saat ini sangat mahal. Disamping itu, penggunaan
gas elpigi dianggap lebih praktis dan ekonomis.

4. Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan
dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan.

Contoh :

Dalam hal belajar manusia perlu mencontoh ilmu padi. Semakin berisi
maka ia akan semakin merunduk. Begitulah seharusnya, semakin kita
berilmu hendaknya diikuti dengan kerendahan hati. Tidak sepatutnya
manusia sombong atas kepintaran yang dimilikinya. Ilmu yang
sebenarnya pada hakikatnya ialah ilmu yang dapat berguna bagi banyak
orang. Kecerdasan yang sebenarnya adalah ketika kecerdasan itu dapat
memberikan manfaat bagi orang lain.

5. Contoh
Sebuah gagasan dalam paragraf menjadi terang benderang ketika
diperkuat dengan beberapa contoh atau ilustrasi. Contoh dapat diuraikan
dalam bentuk narasi atau deskripsi.

Contoh :
Sudah sepuluh hari setelah bantuan terakhir datang. Warga konban banjir
di pinggiran kali Code membutuhkan bahan makanan dan pakaian.
Mereka bertahan hidup dengan mengandalkan daun-daunan yang
direbus, jika beruntung mereka makan dengan umbi-umbian dan ikan
hasil tangkapan sungai. Pakaian mereka hanya sebatas yang mereka

6
pakai saat ini. Banyak diantara mereka yang menderita penyaki kulit
karena tidak pernah mencuci dan mengganti pakaian.

6. Pola Klausalitas
Dalam pola ini sebab bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan
akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun demikian, susunan
tersebut biasanya juga terbalik. Akibat dapat berperan sebagai gagasan
utama, sedangkan sebab menjadi rincian pengembangannya.

a. Pola Sebab–Akibat
Contoh :
Batu akik saat ini sedang menjadi primadona. Bukan hanya
dikalangan bapak-bapak saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga
menyukai batu permata ini. Tak heran harga batu akik untuk jenis
tertentu sangat mahal dan pedagang batu akik mendapatkan untung
yang tinggi.

b. Akibat-Sebab
Contoh :
Banyak pedagang batu akik yang meraup keuntungan yang luar biasa.
Hal ini dikarenakan kepopuleran batu akik setahun terakhir ini. Batu
akik saat ini sedang menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan
orang tua saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu
permata ini.

7. Generalisasi
Generalisasi adalah menarik kesimpulan dengan cara penalaran
secara umum berdasarkan referensi data, atau peristiwa khusus secara
representatif.

a. Umum-Khusus
Contoh :

7
Dalam melakukan sesuatu hal butuh perencanaan yang matang.
Seperti menulis agenda pada buku catatan kecil. Selanjutnya membuat
daftar agenda dari yang paling mendesak untuk dilakukan. Berikutnya
memulai dari yang paling mudah ke agenda yang tersulit. Konsisiten
terhadap agenda yang dibuat. Insya Allah agenda yang sudah
terencana dapat dilakukan dengan baik.

b. Khusus-Umum
Contoh :
Ikan cupang terkenal dengan kegesitannya dalam bertarung dan
bentuknya yang mungil dan indah. Ikan Lauhan terkenal dengan motif
menyerupai huruf mandari di tubuhnya. Ikan mas koki identik dengan
corak keemasannya yang indah. Memelihara ikan hias sungguh
merupakan keasyikan tersendiri bagi para pencintanya.

8. Klasifikasi
Klasifikasi adalah usaha mengelompokkan berbagai hal yang
dianggap memiliki kesamaan ke dalam satu kategori. Dengan demikian
hubungan di antara berbagai hal itu menjadi satu kesatuan yang utuh.

Contoh :
Fi’il (kata kerja) dalam bahasa arab terbagi menjadi tiga. Yakni fi’il
madhi (lampau), fi’il mudharek (sekarang dan yang akan datang), dan
fi’il amar (kata kerja perintah). Masing-masing kata kerja dari ketiganya
memiliki bentuk dasar yang sama dan akan berubah mengikuti kaidah
yang berlaku dalam bahasa arab.

9. Definisi Luas
Paragraf ini menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau istilah yang
menimbulkan kontroversi yang membutuhkan penjelasan.

Contoh:

8
Sejatinya sebuah pergerakan mahasiswa terlahir dengan adanya sebuah
cita-cita yang luhur, visi- misi yang jelas, serta kemauan kuat
membangun bangsa ini dari keterpurukan. Namun, yang terjadi saat ini
sangat jauh berbeda dari tujuan berdirinya sebuah pergerakan tersebut.
Pola pengkaderan yang salah atau melencengnya ideologi pergerakan
membuat arah dan tujuan berubah, langkah menjadi tidak pasti, tidak
tegas dan cenderung mementingkan kepentingan kelompok. Kampus
dijadikan sebuah ladang garapan banyak pihak yang mengaku peduli
akan cita-cita revolusioner, peduli akan nasib bangsa, pendidikan, dan
lain-lain. Namun pada kenyataanya, pergerakan mahasiswa saat ini lebih
cenderung memikirkan bagaimana visi kelompok terwujud lebih cepat.
Bahkan beberapa pergerakan saat ini dijadikan sebuah sarana
pengkaderan dan perpanjangan partai politik yang mengatasnamakan
gerakan peduli rakyat, demokrasi, anti korupsi dan lain sebagainya.

D. Jenis - Jenis Paragraf

1. Eksposisi
Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk menjelaskan
dan menerangkan kembali sesuatu permasalahan kepada pembaca agar
pembaca mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya tentang sesuatu
permasalahan yang dimaksud pengarang.

Karakteristik paragraf eksposisi


Paragraf eksposisi memiliki ciri – ciri yaitu
a. Bersifat nonfiksi atau ilmiah
b. Bertujuan menjelaskan atau memaparkan
c. Isi harus berdasarkan fakta
d. Tidak bermaksud mempengaruhi

Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan
dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal.Sebab, hampir

9
seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70
persen.Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini
melejit sehingga harganya meningkat.

2. Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi mengenai argumen
atau pendapat yang disertai alasan-alasan kuat dan meyakinkan.Dalam
paragraf argumentatif, penulis bermaksud untuk mempengaruhi pembaca
melalui penjelasan yang disertai alasan yang kuat sesuai dengan fakta.

Karakteristik paragraf argumentasi


Paragraf argumentasi memiliki ciri – ciri yaitu:
a. Memilki ide pokok atau berupa argumen atau pendapat tentang suatu
masalah
b. Memiliki fakta sebagai penjelas yang mendukung gagasan
c. Memilki hubungan sebab - akibat
d. Menggunakan penjelasan - penjelasan lain untuk memperkuat argumen
atau pendapat
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa
kecilnya.Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar
psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah
umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh
orang tuanya.Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang
mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah
di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk
menopang kehidupan keluarga.Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis
moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang
ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.

3. Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca
seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.

10
Karakteristik paragraf deduktif
Paragraf deduktif memiliki ciri – ciri yaitu:
a. Menggambarkan atau melukiskan obyek tertentu
b. Menceritakan sebuah obyek dari hasil pengindraan
c. Bermaksud agar pembaca menyaksikan atau mengalami sendiri
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama.Hati Doni semakin gencar
memuji gadis yang mempesona di hadapanya.Ya, karena memang gadis
didepannya itu sangat cantik.Rambutnya hitam lurus hingga melewati
garis pinggang.Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan
pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu
lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.

4. Persuasi
Paragraf persuasif atau paragraf ajakan adalah paragraf yang
berisitentang suatu gagasan mengenai suatu permasalahan dengan maksud
untuk meyakinkan dan mengajak pembaca melakukan seperti yang
diharapkan penulis.

Karakteristik paragraf persuasi


Paragraf peruasi memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
a. Bertujuan untuk mempengaruhi dan mengajak pembaca sesuai yang
diharapkan
b. Memiliki fakta atau bukti untuk mempengaruhi dan mengajak pembaca
c. Menggunakan bahasa yang menarik unutk mensugesti pembaca untuk
melakukan sesuatu yang harapkan pengarang

Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap
sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-
nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia

11
sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang
rasa dan nilai-nilai kemanusiaan.Sebagai sesama anggota masyarakat, kita
harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling
mencintai.Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh
suasana kemanusian dan saling mencintai.

5. Narasi
Paragraf narasi atau paragraf kisahan adalah paragraf yang
mengisahkan atau memaparkan suatu kejadian secara berurutan atau
kronologis.Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian
menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti
kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik
hikmah dari cerita itu.

Karakteristik paragraf narasi


Pargaraf narasi memiliki ciri – ciri yaitu
a. Adanya tokoh
b. Adanya alur atau jalan cerita
c. Adanya latar atau setting
d. Mementingkan urutan waktu atau urutan peristiwa
e. Tidak hanya terdapat dalam karya fiksi tetapi terdapat dalam karya non
fiksi
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil
menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-
langit perpustakaan, mengernyitakan kening, tersenyum dan kembali
menulis. Asyik sekali, seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.

12
a. Macam-macam Paragraf berdasarkan tujuannya
1) Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan
bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan
diuraikan.

Contoh paragraf pembuka:


Pemuli baru saja usai.Sebagian orang, terutama caleg yang sudah
pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti
yang diharapkan.Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para
caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka
mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau
makan.

2) Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak
disampaikan kepada pembaca.Secara fisik, paragraf ini lebih
panjang dari pada paragraf pembuka.Sifat paragraf-paragraf
penghubung bergantung pola dari jenis karangannya.Dalam
karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu
perkembangan yang logis.Bila uraian itu mengandung pertentangan
pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau
landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf
yang menekankan pendapat pengarang.

3) Paragraf Penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi)
atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang
dianggap penting.

13
Contoh paragraf penutup:
Demikian proposal yang kami buat.Semoga usaha kafe yang kami
dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi
sesame.Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

b. Macam-Macam Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama


1) Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama
di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang
disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.

Contoh paragraf deduktif :


Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah
diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah
menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa
menggunakannya untuk membuka usaha baru

2) Paragraf Induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di
akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat
khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif:
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana
pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan
lemah. Komunikasi tidak lancer.Informasi tersendat-
sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting,
efektif dan efisien.

3) Paragraf Campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama
di awal dan akhir paragraph.Kalimat utama yang terletak diakhir
merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.

14
Contoh paragraf campuran:
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari
komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti
menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang
sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban
manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya
sarana komunikasi.

c. Macam-Macam Paragraf Berdasarkan Isi


1) Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak
tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam
keseluruhan paragraf.Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu,
hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh paragraf deskripsi:
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang
lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan
daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang
tergerai dan jatuh di belahan punggung.Batang-batang yang
ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh
semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.

2) Paragraf Proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama
dan pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang
memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu,
ruang, klimaks dan antiklimaks.

3) Paragraf Efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf
yang baik.Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari
satu pikiran penjelas.Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada
koherensi antar kalimat.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Paragraf (Alinea) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang


lebih tinggi dan lebih luas daripada kalimat atau alinea merupakan kumpulan
kalimat tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul melainkan
berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam ssatu rangkaian yang
membentuk suatu kalimat .

B. Kritik dan Saran

Dalam membuat suatu paragraph yang terdiri dari beberapa kalimat harus
mengetahi dahulu kalimat yang akan disusun yang akan menjadi paragraph
tersebut,harus memiliki hubungan yang erat dan memenuhi syarat- syarat
yang telah penulis uraikan di bab sebelumnya.

Demikian makalah ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat dan


menambah wawasan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, kurang
dimengerti dan lugas, tentunya banyak kekurang dan kelemahan karana
terbatasnya materi dan referensi yang kami peroleh. Penulis juga sangat
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalh ini dapat diterima dengan baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nasucha, Yakub Drs. M. Hum dkk.2009.Bahasa Indonesia untuk Penulisan


Karya Tulis Ilmiah.Yogyakarta:Media Perkasa.

Poerdamarwinta; W.J.S. 1976.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta : PN.

Balai Pustaka

Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Semantik.Bandung : Penerbit Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Pengajaran Kosakata.Bandung : Penerbit Angkasa.

17

Anda mungkin juga menyukai