Anda di halaman 1dari 25

PARAGRAF

Susilo mansurudin
Pengertian Paragraf
 Menurut Rofi’udin (1998) paragraf dapat
diamati dari dua segi, yakni segi isi dan
segi struktur. Segi isi, paragraf
merupakan suatu pernyataan tentang
suatu pokok pikiran atau ide pokok yang
dikemukakan secara utuh dan lengkap.
Segi struktur, paragraf merupakan
sekelompok kalimat yang saling
berhubungan dan dirangkaikan dalam
urutan yang teratur dan jelas
Ciri-ciri paragraf
 Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk
jenis karangan biasa misalnya surat dan delapan ketukan untuk
jenis karangan ilmiah formal, misalnya makalah, skripsi, tesis,
dan disertasi. Karangan berbentuk lurus yang tidak bertakuk
(block style) ditandai dengan jarak antarbaris lainnya.
 Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama yang
dinyatakan dalam kalimat topik
 Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan
selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi
menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama
yang ada dalam topik
 Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas)
yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi
detail-detail kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat
topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas
berisi detail yang sangat spesifik dan tidak mengulang pikiran
penjelas lainnya
Fungsi Paragraf
 Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi
bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian
kalimat yang tersusun secara logis dalam satu kesatuan
 Menandai peralihan (pergantian gagasan baru bagi
karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf
berarti ganti pokok pikiran
 Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan
memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
 Memudahkan mengembangkan topik karangan ke dalam
satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil
 Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan
yang terdiri atas beberapa variabel.
Pikiran Utama dan Kalimat Topik
 Pikiran utama yaitu topik yang dikembangkan
menjadi sebuah paragraf. Pikiran utama ini
dinyatakan dalam kalimat topik.
 Dalam paragraf, pikiran utama berfungsi sebagai
pengendali keseluruhan paragraf.
 Paragraf yang berisi analisis, klasifikasi,
deduktif, dan induktif sebaiknya menggunakan
kalimat topik. Namun harus disadari bahwa tidak
semua paragraf harus menggunakan kalimat
topik. Paragraf narasi atau deskripsi
menggunakan kalimat yang sama kedudukanya
tidak ada yang lebih utama.
Paragraf Tanpa Kalimat Topik
 Nurul berangkat ke kampus UIN Malang
pukul 07.00 dengan mengendarai
skuternya 2)Nurul berjalan melewati
taman kampus menuju ruang kuliah.
Sambil menggendong laptop di tas
ranselnya, sesekali membetulkan jilbab
akibat tersapu angin pagi yang sejuk 3)
Sukron, Imron, dan Anas datang tiga
menit setelah Nurul duduk di kursi
kampus ruang 609 4) dst.
Kalimat Topik Pada Awal Paragraf
 Kasus suap di kalangan pemimpin bangsa
terulang. 2) Pada Rabu (Kompas, 9/4/08) dini
hari, Tim KPK menangkap AN , anggota DPR
Komisi IV di sebuah hotel di Jakarta. 3)AN
diduga melakukan transaksi suap dengan
Pemkab Bintan terkait dengan pengalihan 7.300
hektar hutan lindung di Bintan menjadi
kawasan perkantoran. 4) Dalam penggerebekan
itu, KPK berhasil menyita uang tunai Rp71 juta
dari kantong dan mobil AN sebagai uang muka
dari suap yang seluruhnya senilai Rp3 miliar.
Kalimat Topik Pada Akhir Paragraf
 1)Dalam Islam, suap atau risywah memiliki sejarah cukup
panjang. 2)Rasulullah SAW pernah mengangkat Ibnu al-
Lutaibah sebagai petugas pemungut zakat di Bani Sulaim.
3) Sepulang dari tugas, ia menghadap Nabi melaporkan
tugasnya. Tanpa pretensi apa-apa, Lutaibah berkata”Ini
zakat yang saya pungut, dan ini hadiah yang diberikan
pada saya. 4)“Apa reaksi nabi? “Jika apa yang kau lakukan
itu benar, mengapa engkau tidak duduk saja di rumah ayah
atau ibumu sampai hadiah itu mendatangimu?”. 5)Tanpa
banyak bicara nabi lalu berjalan menuju mimbar dan
berkhotbah untuk semua jamaah. 6)“ Aku telah tugaskan
seseorang dari kalian sebuah pekerjaan yang Allah Azza wa
Jalla telah pertanggungjawabkan kepadaku. 7)Demi Allah
tidak boleh salah seorang dari kalian mengambilnya tanpa
hak, kecuali dia bertemu dengan Allah dengan membawa
(siksa dari ) unta yang bersuara, atau sapi yang melenguh,
atau kambing yang mengembik,” kata Nabi
Kalimat Topik Pada Tengah
Paragraf
 1)Kita masih merasa sebagai pengekspor minyak.
2)Keadaan makin tidak sehat karena subsidi
telah menimbulkan pemborosan sumber daya
yang lumayan besar. 3)Yang menyedihkan,
pemborosan atas subsidi ini sebagaian besar
dilakukan oleh jajaran pemerintah karena mereka
merasa tidak membayar. 4)Ketika APBN
didominasi subsidi, maka harga tidak
mencerminkan nilai ekonomisnya lagi sehingga
nilai barang mengalami undervalue. 5)Akibatnya,
pemborosan. Saat ini presdiden SBY dan
pemerinytah seperti sudah masuk perangkap
penyakit subsidi. 6)Subsidi BBM saat ini tidak
mudah dirutunkan karena risiko politiknya sangat
berbahaya.
Syarat Paragraf yang Baik
 Kesatuan Paragraf (Kesatuan
Pikiran)
 Kepaduan; Pengulangan kata kunci,
Kata Ganti, Kata Transisi, Struktur
Paralel
 Ketuntasan
 Konsistensi Sudut Pandang
 Keruntutan
Jenis Paragraf
 Sudut Pandang Tempat dan Fungsi;
Paragraf Pengantar, Paragraf
Pengembang, Paragraf Peralihan,
Paragraf Penutup
 Deduksi (umum-khusus) dan Induksi
(Khusus-umum)
 Paragraf Berdasarkan Fungsi ;
Perbandingan dan pertentangan,
Analogi, Sebab – Akibat, Definisi,
Klasifikasi
Contoh Paragraf Deduksi

Bacaan yang baik untuk anak berisi contoh yang baik-


baik pula. Cara yang dapat dilakukan dengan
menampilkan tokoh kartun, boneka, badut yang lucu,
tetapi mengandung unsure pendidikan. Tokoh binatang
yang cerdik pun dapat pula mewakili pesan moral.
Misalnya, kancil menipu buaya atau sejenisnya. Tokoh
orang bertubuh raksasa, tetapi sangat baik terhadap
sesama.
Contoh Paragraf Induksi
Sudah ada ide tetapi sukar untuk dituangkan.
Selalu dihadapkan dengan persoalan apa yang
hendak ditulis? Seberapa panjang tulisan yang
akan ditulis. Keringnya pengetahuan terhadap
topik yang hendak dikembangkan. Demikianlah
pengalaman seseorang pada awal belajar
menulis.
Kebiasaan mencontek justru akan memadamkan
semangat belajar. Para pencontek biasa berpikir
untuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat
contekan, nilai yang diperoleh pun kadang lebih
bagus dari siswa yang jujur. Nilai boleh saja bagus,
namun sebenarnya ia tidak tahu apa-apa dan tidak
ada apa-apanya. Ilmu pengetahuannya tidak
pernah bertambah karena rajin mencontek. Lalu
apa bedanya dengan mereka yang tidak pernah
sekolah?
Pertama kali pindah kekota ia adalah
anak yang baik, tahun pertama ia
masuk Smk mulai merokok, malam
minggu kumpul ditempat tongkrongan
langganan, disuguhi minuman
beralkohol, mulailah mabuk-mabukan.
Kini rokoknya diganti dengan lintingan
ganja, uang transport sering dipakai beli
ganja, sekolah sering bolos, akibatnya
raport jelek, badan kurus dan sekarang
mulai berani enjual barang-barang
rumah untuk membeli si daun haram
itu.
(1) Kolesterol adalah komponen asam lemak yang terdapat
dalam darah. (2) Oleh tubuh sendiri ia diperlukan untuk
proses-proses tertentu bagi kelangsungan hidup. (3)
Tentunya itu dalam jumlah sedikit dan diproduksi oleh tubuh
kita sendiri, bukan yang datang dari makanan. (4) Nah,
kalau jumlahnya di dalam darah berlebihan karena datang
kolesterol tamu dari makanan, maka kolesterol yang bersifat
lemak ini akan membuat darah menjadi lebih kental dan
lebih berlemak sehingga mengancam bagi kelancaran
peredaran darah. (5) Terlebih, jika lemak sudah menempel
di dinding pembuluh darah atau mengendap, akan membuat
sumbatan pada pembuluh darah kecil bahkan membuat
pembuluh darah menjadi kaku dan tidak elastis lagi
(skelerosis ). (6) Yang ditakuti adalah kalau keadaan ini
terjadi pada pembuluh darah koroner jantung dan pembuluh
darah otak. (7) Belum lagi, akibat kentalnya darah, bisa
terjadi tekanan darah tinggi (hipertensi ), dan diperberat bila
orang tersebut perokok atau jarang berolah raga fisik.
Analisis:
A.Paragraf di atas termasuk paragraf dengan pola pengembangan
deduktif karena ide pokoknya terdapat pada kalimat pertama, yaitu
tentang kelestrol. Kalimat-kalimat selanjutnya, yaitu kalimat (2) sampai
dengan kalimat (7), merupakan kalimat penjelas.
Kalimat (2) menjelaskan kalimat (1) tentang ”fungsi kolestrol”
Kalimat (3) menjelaskan kalimat (1) tentang ”asal/sumber kolestrol”
Kalimat (4) menjelaskan kalimat (1) tentang ”dampak kolestrol yang
berlebihan”
Kalimat (5) menjelaskan kalimat (4) tentang ”perbandingan dampak
kolestrol”
Kalimat (6) menjelaskan kalimat (5) tentang ”kekhususan dampak”
Kalimat (7) menjelaskan kalimat (5) tentang ”tambahan kekhususan
dampak”
Karena semua kalimat dalam paragraf di atas mendukung satu topik,
maka paragraf di atas memenuhi syarat keutuhan (unity).
B.Dengan demikian profil paragraf di atas adalah
sebagai berikut.
Kalimat (1)
Kalimat (2) Kalimat (3) Kalimat (4) Kalimat (5)
Kalimat (6) Kalimat (7)

C.Alat kepaduan (koherensi):


1.Pengulangan kata kunci (KK):
Kolesterol : diulang 3 kali, yaitu pada kalimat (1) dan (4)
lemak : diulang 4 kali, yaitu pada kalimat (1), (4), (5)
darah : diulang 7 kali, yaitu pada kalimat (1), (3), (5), (6),
(7)
tubuh : diulang 2 kali, yaitu pada kalimat (2) dan (3)
pembuluh darah : diulang 5 kali, yaitu pada kalimat (5)
dan (6)
2.Penggunaan kata ganti (KG):
Ia : untuk menggantikan ”kolestrol”
itu : untuk menggantikan ”kolestrol yang
diperlukan kelangsungan tubuh”
nya : untuk menggantikan ”kolestrol dalam
tubuh”
keadaan ini : untuk menggantikan ”lemak
yang menempel pada dinding pembuluh
darah”
3.Penggunaan kata transisi (KT)
(a)Intra kalimat
atau : menyatakan pilihan
bahkan : menyatakan penguatan
dan : menyatakan penambahan
maka : menyatakan akibat

(b)antar kalimat
Tentunya : menyatakan kepastian
Terlebih : menyatakan perbandingan/penguatan
Belum lagi : menyatakan penguaratan

Karena kalimat-kalimat pada paragraf di atas


menggunakan pengulangan kata kunci, kata ganti, dan
kata transisi secara bervariasi, paragraf tersebut
memenuhi syarat kepaduan (coherence).
Cara Menentukan Simpulan Paragraf
1. Langsung mengambil kalimat simpulan dalam paragraf
Kalimat simpulan biasa ditandai dengan kata jadi, dengan
demikian, oleh sebab itu, oleh karena itu, maka dari itu, dan lain-
lain.
Contoh:
Salah satu jenis cokelat adalah compound chocolate. Cokelat ini
memiliki rasa manis dan harganya juga cukup murah. Selain itu,
proses pembuatannya juga termasuk mudah. Jadi, tak heran kalau
compound chocolate termasuk cokelat yang sering dan banyak
dikonsumsi.
Perhatikan kalimat terakhir paragraf di atas. Kalimat tersebut diawali dengan
kata “jadi” yang merupakan kata kunci dalam menentukan simpulan paragraf.
Simpulan paragraf di atas adalah Compound chocolate termasuk cokelat yang
sering dan banyak dikonsumsi.
2. Menggabungkan antara kalimat utama dan kalimat simpulan
yang biasanya berada di akhir paragraf
Contoh:
Acara tahun baru selalu dirayakan dengan meriah. Acara tahun baru tersebut
biasanya diselenggarakan di lapangan terbuka dengan menggelar konser dan
menyalakan kembang api. Banyak orang-orang yang datang ke lapangan untuk
merayakan tahun baru bersama. Namun, kemeriahan tahun baru tersebut tidak
diimbangi dengan kesadaran para pengunjung untuk menjaga kebersihan lapangan.
Akibatnya banyak sampah yang tertinggal setelah perayaan tahun baru tersebut.

Kalimat utama paragraf di atas terletak di kalimat pertama, yakni “Acara tahun
baru selalu dirayakan dengan meriah”. Sementara itu, kalimat simpulan berada di
akhir paragraf, yakni “Akibatnya banyak sampah yang tertinggal setelah perayaan
tahun baru tersebut”. Kalimat simpulan dapat dibentuk dari penggabungan dua
kalimat tersebut.
Simpulan Paragraf di atas adalah Kemeriahan acara tahun baru mengakibatkan
lingkungan kotor karena banyak sampah yang tertinggal.
3. Mencari sebab-akibat atau akibat-sebab dalam sebuah
paragraf
Contoh:
Penggunaan plastik yang semakin marak menjadi masalah
lingkungan yang tidak kunjung usai. Plastik adalah bahan
anorganik yang tidak ramah lingkungan. Hal ini disebabkan sifat
plastik yang tidak mudah hancur dan terurai oleh tanah. Butuh
waktu beratus-ratus tahun hingga plastik terurai dalam tanah.

Akibat: Penggunaan plastik yang semakin marak menjadi


masalah lingkungan
Sebab: plastik sulit diuraikan oleh tanah
Kalimat simpulan: Penggunaan plastik yang semakin marak
menjadi masalah lingkungan karena limbah plastik sulit diuraikan
oleh tanah.
4. Jawaban dari ide pokok
Contoh:
Pencemaran akan semakin berbahaya jika sudah ada di dalam tubuh kita, seperti
di dalam darah atau rambut. Jika terus menerus terkumpul di tubuh, maka proses
pertumbuhan dan perkembangan kita akan terganggu. Selain itu, pembentukan
tulang, perkembangan otak, dan saraf pun akan mengalami gangguan.

Ide pokok paragraf di atas adalah “Dampak pencemaran yang masuk ke dalam
tubuh. Nah, dari ide pokok tersebut, bisa dibuat pertanyaan: Apa dampak
pencemaran yang masuk ke dalam tubuh?
Jadi, kita dapat memperoleh kalimat simpulan dengan menjawab soal di atas,
yakni Dampak pencemaran yang masuk ke dalam tubuh adalah terganggunya
pertumbuhan, perkembangan, pembentukan tulang, perkembangan otak, dan
saraf.
TUGAS

KEILMIAHAN PARAGRAF AKADEMIK

 Tulislah paragraf sesuai dengan disiplin ilmu


masing-masing
 Tulisan dilengkapi dengan referensi dan bibliografi.
 Tulisan menyajikan analisis atau pembahasan
ilmiah.
 Tulisan menyajikan kebenaran yang objektif dan
universal melalui penelitian.
 Tulisan merupakan hasil telaah ilmiah yang
mendalam.

Anda mungkin juga menyukai