Anda di halaman 1dari 7

Jumat, 19 Mei 2023

Nama: Hartini
Kelas: SD 2i
Nim: 105401135721

PENYUSUNAN PARAGRAF

 Pengertian Paragraf
Paragraf adalah serangkaian kalimat yang disusun secara sistematis dan logis sehingga membentuk
kesatuan pokok pembahasan. Paragraf juga biasa disebut sebagai kesatuan pikiran, satu kesatuan yang
lebih tinggi dan lebih luas daripada kalimat, dan merupakan himpunan kalimat-kalimat yang saling
berhubungan dalam satu rangkaian membentuk satu gagasan.
• Tujuan Pembentukan Paragraf
1. Untuk memudahkan dalam memahami dan mengerti suatu pembahasan dengan memisahkan
fikiran utama yang satu dengan yang lain.
2. Untuk memisahkan dan menegaskan perhentian secara formal yang memungkinkan kita berhenti
lebih lama dari perhentian pada akhir kalimat.

 Syarat Pembentukan Paragraf Dalam pengembangan paragraf penulis harus


menyajikan dan mengembangkan gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi
syarat.
Syarat-Syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kesatuan
Syarat kesatuan paragraf terpenuhi jika suatu kalimat dalam paragraf saling berhubungan dengan
gagasan atau ide pokok. Jika kalimat-kalimat dalam suatu paragraf saling berhubungan dan saling
mendukung dalam pemaparan ide pokok paragraf maka paragraf itu dikatakan memiliki kesatuan
gagasan. Jika kalimat- kalimat dalam suatu paragraf tidak saling berhubungan dan saling mendukung
dalam pemaparan ide pokok maka paragraf tersebut tidak memiliki satu kesatuan gagasan.
2. Kelengkapan
Paragraf yang lengkap adalah paragraf yang didukung oleh kalimat-kalimat penjelas yang dapat
menunjang kalimat topik. Paragraf yang baik memiliki kalimat topik dan kalimat penjelas. Kalimat
topik adalah kalimat yang berisi ide pokok, sedangkan kalimat penjelas adalah kalimat yang berisi
rincian ide pokok. Penggunaan ide dalam suatu paragraf dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara alamiah dan secara logis. Urutan alamiah berupa urutan waktu (kronologis), dan ruang (sudut
pandang). sedang urutan logis berupa urutan klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, umum-khusus,
khusus-umum, pokok-rincian, dikenal-tidak dikenal, dan mudah-sulit. Ide penjelas dalam paragraf
dapat berupa contoh, ilustrasi, rincian konkret, perbandingan, uraian, alasan, fakta/data, dan analog.
3. Kepaduan
Paragraf yang baik harus memiliki kepaduan (kohesi dan koherensi). Kepaduan yang dimaksud adalah
adanya rangkaian kalimat yang memudahkan pembaca untuk memahami isinya. Jadi antara kalimat
yang satu dengan yang lain saling terkait. Kepaduan paragraf dibangun terkait beberapa hal,
diantaranya pengulangan kata kunci, penggunaan transisi dan paralisme.
a. Pengulangan kata kunci
Contohnya:
Generasi tahun 1928 adalah generasi pencetus lainnya Sumpah Pemuda. Generasi tahun 1928
berjuang mempersatukan seluruh kalangan pemuda di tanah air dalam merebut
kemerdekaan.Generasi tahun 1928 dianggap sebagai pendobrak dalam perjuangan pergerakan
untuk menumpas penjajah.
b. Penggunaan Transisi
Contohnya:
Perkuliahan bahasa Indonesia pada siang hari terkadang membosankan. Banyak mahasiswa
mengantuk dan kurang memperhatikan materi yang disampaikan. Hal ini disebabkan waktu
perkuliahan kurang tepat dan mahasiswa beranggapan bahwa hal itu saya sudah pelajari di
SMA. Oleh karena itu, pengajar harus pandai memilih metode dan pengorganisasian materi
secara tepat.

c. Paralelisme
Contohnya:
Menurut jadwal kerja yang ditentukan, Fia bertugas di kantor sampai pukul 14.00. artinya
waktu shalat dhuhur sebelum pulang ke rumahnya. Pukul 14.30 Fia baru meninggalkan
kantornya menuju ke rumahnya istirahat.

 Pengembangan Paragraf
Paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai macam cara atau teknik yang digunakan pada
umumnya bergantung pada luasnya pengalaman penulis dan materi yang akan ditulis. Melalui jenis
pembagian ini, paragraf dapat dikategorikan sebagai jenis paragraf berdasarkan struktur informasinya.
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf dilengkapi dengan
kalimat penjelas sebagai pelengkapnya.
Contohnya:
Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin
meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Pada tahun sebelumnya hanya 30%, presentase
angka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia juga
semakin membeludak dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti
program pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita sudah bisa mengukur SDM masyarakat
Indonesia.
2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf dan kalimat
penjelasnya terletak di awal paragaraf. Urutan penyusunan paragraf diawali dengan pernyataan
khusus kemudian baru pernyataan umum. Contohnya:
Setiap hari Alif selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00 WIB. Sangat tidak masuk akal jika seorang
pelajar pulang malam. Dia pun tak pernah belajar. Hidupnya selalu dipenuhi dengan gemerlapnya
dunia. Tak ada kata susah di dalam pikirannya. Oleh karena itu, sangat wajar jika Alif tidak naik kelas.
3. Pengembangan paragraf dengan klasifikasi
Pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Ungkapan yang sering
digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasiakan.
Contohnya:
Ada paragraf yang isinya mengisahkan kehidupan seseorang, menjelaskan sebuah proses, melukiskan
keadaan dengan kata-kata, bahkan ada paragraf yang isinya mempengaruhi cara berpikir orang lain.
Ditinjau dari sifat isi paragraf tadi maka paragraf dapat digolongkan menjadi paragraf deskriptif,
paragraf naratif, paragraf persuasif, dan paragraf argumentatif.
4. Pengembangan paragraf dengan Contoh Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain-lain
merupakan ungkapan-ungkapan dalam pengembangan paragraf dengan contoh.
Contohnya:
Tak ada seorang pun yang tak ingin kaya, apalagi kaya dengan rejeki yang halal, tapi didunia ini
berlaku hukum keseimbangan, kaya dengan halal harus kerja keras, kerja cerdas dan kerja waras.
Kekayaan hasil korupsi tidak akan pernah membuahkan kebahagiaan. Contohnya: Bapak A
memimpin sebuah lembaga negara, yang asalnya biasa sekarang jadi superkaya, rumahnya bak istana,
setiap anak punya mobil dan apartemen, tetapi anehnya ketiga anak laki-lakinya tidak ada yang lulus
kuliah, anak perempuannya hobi kawin cerai dan dua cucunya mengalami keterbelakangan mental.
5. Pengembangan paragraph dengan Fakta
Pengembangan paragraph dengan fakta adalah suatu jenis pengembangan paragraph yang dilakukan
dengan cara menyertakan bukti untuk memperkuat pendapat yang dikemukakan.
Contohnya:
Para petani di kampong sangat rajin. Sebelum matahari terbit mereka berangkat menggarap sawahnya.
Tidak mengenal lelah dan capek. Waktu istirahat hanya untuk makan dan shalat saja. Kembali ke
rumah nanti menjelang magrih. Meskipun begitu, tidak pernah mengeluh kepada siapa pun.
6. Pengembangan paragraph dengan Sebab Akibat
Pengembangan paragraph ini dilakukan untuk menjelaskan suatu kejadian. Kata yang biasa digunakan
yaitu, padahal, akibatnya, oleh karena, dan karena.
Contohnya: Pertama kali pindah ke kota ia adalah anak yang baik. tahun pertama ia masuk SMK
mulai merokok, malam minggu kumpul ditempat tongkrongan langganan, disuguhi minuman
beralkohol, mulailah mabuk-mabukan. Kini rokoknya diganti dengan lintingan ganja, uang transport
sering dipakai beli ganja, sekolah sering bolos. akibatnya raport jelek, badan kurus dan sekarang
mulai berani menjual barang- barang rumah untuk membeli si daun haram itu.
7. Pengembangan paragraph dengan Definisi Adalah, yaitu, ialah merupakan kata yang biasa
digunakan dalam pengembangan paragraph definisi.
Contohnya: Paragraf ialah suatu bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa kalimat
yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh membentuk satu
pikiran utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu kalimat yang menjadi pokok pikiran dari
paragraf tersebut yang biasa kita kenal dengan kalimat utama.
 Jenis-Jenis Paragraf
1. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
a. Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan itu, atau
menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Sebab itu sifat dari paragraf semacam itu harus
menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yag
sedang diuraikan, Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya
akan menimbulkan kebosanan pembaca.
b. Paragraf Penghubung
Yang dimaksud dengan paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf
pembuka dan paragraf penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulisan terdapat dalam
paragraf-paragraf ini. Sebab itu dalam membentuk paragraf-paragraf penghubung harus diperhatikan
agar hubungan antara satu paragraf dengan paragraf yang lainnya itu teratur dan tersusun secara logis.
Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-
karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisi, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan
suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa
paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf
yang menekankan pendapat pengarang.
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian
karangan. Dengan kata lain paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah
diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung. Apapun yang menjadi topik atau tema dari sebuah
karangan haruslah tetap diperhatikan agar paragraf penutup tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak
berarti terlalu pendek. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu harus merupakan suatu
kesimpulan yang bulat atau betul-betul mengakhiri uraian itu serta dapat menimbulkan banyak kesan
kepada pembacanya.

 Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama


a. Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti
dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya
dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus. Dengan cara
menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut
mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif,
yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.
Contoh:
"Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan seragam.
Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat dengan mudah. Pemakaian bahasa
Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Di lingkungan
persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga dengan baik. Para pemuka kitapun pada umumnya
belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Fakta-fakta di atas
menunjukkan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan". Gagasan utama paragraf
tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu pemakaian bahasa Indonesia di seluruh Indonesia
belum seragam.
b. Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincian- perincian,
kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif,
dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum Contoh: "Lebaran masih seminggu lagi, tetapi harga
sembako seperti beras, gula, minyak, tepung, telur, dan lain-lain telah naik secara signifikan. Makanan
yang biasanya dikonsumsi dalam merayakan Lebaran seperti roti, sirup, dan lain-lain melonjak
harganya. Bahan pakaian dan pakaian jadi untuk berlebaran, seperti busana muslimah, baju koko,
kopiah, kerudung, sajadah, dan sejenisnya pun tidak ketinggalan dari kenaikan harga yang cukup
tinggi. Kenaikan harga barang- barang selalu terjadi menjelang Lebaran pada setiap tahun". Gagasan
utama paragraf tersebut terdapat diakhir paragraf (Induktif), yaitu kenaikan harga barang-barang
selalu terjadi menjelang Lebaran pada setiap tahun.
c. Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini
kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan
untuk lebih mempertegas ide pokok karena penulis merasa perlu untuk itu. Jadi pada dasarnya
paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua. Contoh:
"Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Bagaimana orang bisa mengetahui ilmu dari
berbagai belahan dunia. Dari buku pula kita bisa menambah pengetahuan maupun pengalaman.
Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia"." Gagasan utama paragraf
tersebut terdapat diawal paragraf, yaitu buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu.
Sedangkan penegasan ide pokoknya terdapat dalam akhir kalimat, yaitu jelaslah bahwa buku sangat
berpengaruh dalam kehidupan manusia.
d. Paragraf Tanpa Kalimat Utama
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama. Berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang
membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau
deskripsi. Contoh paragraf tanpa kalimat utama:
Contoh:
"Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah tidak dikenal
melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan
disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di pelbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan pukul
7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovara melihat henda itu menjadi bola api membentuk cendawan
membubung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan
terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya". (Intisari, Feb.1996 dalam Keraf, 1980:74)
Sukar sekali untuk mencari sebuah kalimat topik dalam paragraf di atas, karena seluruh paragraf
bersifat deskriptif atau naratif. Tidak ada kalimat yang lebih penting dari yang lain. Semuanya sama
penting, dan bersama-sama membentuk kesatuan dari paragraf tersebut.

 Jenis Paragraf Berdasarkan Isi


a. Narasi
Narasi atau cerita adalah jenis karangan yang menceritakan suatu pokok persoalan. Hal- hal yang
perlu diperhatikan dalam narasi adalah
1. Biasanya cerita disampaikan secara kronologis.
2. Mengandung plot atau rangkaian peristiwa
3. Ada tokoh yang menceritakan, baik manusia maupun bukan. Berita acarapun segera dibuat dan di
tanda tangani. Pak Camat mengumumkan hasilnya. Teten yang bertanda gambar padi mendapat 782
suara, Sugiono dengan tanda gambar ketela 324 suara,
Contoh:
"Tepat pukul 16.30 perhitungan suara pilkades di empat tempat pemungutan suara selesai. Padi
bertanda gambar jagung 316 suara. Suara tidak sah ada 33 lembar".
b. Deskripsi
Deskripsi adalah jenis karangan yang dibuat untuk menyampaikan gambaran secara objektif suatu
keadaan sehingga pembaca memiliki pemahaman yang sama dengan informasi yang disampaikan.
Ciri-ciri deskripsi adalah:
a. Bersifat informative
h. Pembaca diajak menikmati sesuatu yang ditulis c. Susunan peristiwa tidak dianggap penting
Contoh:
"Pagi hari itu duduk di bangku yang panjang dalam taman belakang rumah. Matahari belum tinggi,
baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga
beraneka warna. Angin pegunungan membelai wajah, membawa bau harum bunga. Kuhirup hawa
pagi yang segar sepuas-puasku. Nyaman rasa badan dan hilanglah lelah berjalan untuk sehari
kemarin".
c. Eksposisi
Eksposisi adalah karangan yang dibuat untuk menerangkan suatu pokok persoalan yang dapat
memperluas wawasan pembaca. Untuk mempertegas masalah yang disampaikan biasanya dilengkapi
dengan gambar, data, dan statistik.
Contoh :
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini mencapai rata-rata 7-8%
pertahun. Dengan demikian, pendapatan perkapita penduduk Indonesia mencapai beberapa kali lipat.
Selain itu berdasarkan data Biro Pusat Statistik, jumlah penduduk yang dikategorikan miskin juga
banyak berkurang.
d. Argumentasi
Argumentasi adalah jenis karangan yang berisi gagasan lengkap dengan bukti dan alasan serta dijalin
dengan proses penalaran yang kritis dan logis. Argumentasi dibuat untuk mempengaruhi atau
meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya.
Contoh:
Keluarga berencana berusaha menjamin kebahagiaan hidup keluarga, Ibu tidak selalu merana oleh
karena setiap tahun melahirkan. Ayah tidak pula terlalu pusing memikirkan usaha untuk mencukupi
kebutuhan keluarganya. Anakpun tidak terlantar hidupnya karena kebutuhan hidup yang terjamin.
e. Persuasi
Persuasi adalah jenis karangan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat,
dan menarik untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca terhanyut oleh siratan isinya.
Contoh :
Menabung uang di bank lebih aman dan menguntungkan. Uang kita akan mendapat keuntungan dari
bank sesuai dengan uang tabungan yang telah disetor. Uang kita juga akan terjaga keamanannya dari
pencurian. Oleh karena itu marilah kita menabung uang di bank sebagai jaminan masa depan kelak.
Paragraf tanpa kalimat utama disebut juga paragraf naratif atau paragraf deskriptif, yang merupakan
salah satu jenis paragraf yang dibicarakan dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai