Anda di halaman 1dari 17

MEMBUAT DAN MENYUSUN PARAGRAF

BERDASARKAN JENISNYA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu :
Saca Suhendi,H.,Dr.,M,Ag

Disusun Oleh :

Nayara Salsabila Putri (1232050033)


Aisyah Aliyani (1232050039)
Muhammad Idam Junior (1232050058)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SGD SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
NOVEMBER 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paragraf berperan sebagai unit dasar dalam menyampaikan ide dan informasi
dalam sebuah tulisan. Setiap paragraf memiliki fungsi untuk mengorganisir dan
menyusun gagasan-gagasan terkait menjadi blok-blok informasi yang terstruktur.
Dengan membagi tulisan menjadi paragraf, penulis dapat memberikan kerangka
yang jelas dan logis, memandu pembaca melalui perkembangan ide, dan
memastikan kelancaran alur tulisan.
Paragraf membantu pembaca untuk fokus pada satu ide utama atau aspek
tertentu dari informasi. Ini mempermudah pemahaman pembaca terhadap materi
yang disajikan. Dengan kata lain, peran paragraf sebagai unit dasar membantu
menciptakan kerangka kerja yang memudahkan komunikasi efektif,
memaksimalkan pemahaman, dan meningkatkan keterbacaan sebuah tulisan.
Selain itu, penggunaan paragraf yang baik juga meningkatkan daya tarik dan
kelancaran tulisan, menciptakan pengalaman membaca yang lebih menyenangkan
dan mudah dipahami. Oleh karena itu, kemampuan menyusun paragraf menjadi
fundamental dalam membangun tulisan yang efektif dan persuasif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan paragraf?


2. Apa syarat syarat dari sebuah paragraph yang baik?
3. Apa saja jenis jenis paragraf?
4. Bagaimana pola pengembangan dari sebuah paragraf?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf

Paragraf atau alinea adalah suatu gagasan yang berbentuk serangkaian kalimat
yang saling berkaitan satu sama lain. Cara penulisannya dengan membuat garis
baru atau disebut juga alinea. Paragraf yang baik minimal terdiri atas dua kalimat
atau dua gagasan. Umumnya paragraf terdiri dari empat hingga sepuluh kalimat,
tergantung pengembangan gagasan yang diinginkan penulisnya. Adapun kegunaan
dari adanya paragraf adalah menjadi penanda dimulainya topik baru dan
memisahkan gagasan-gagasan utama yang berbeda.
Paragraf menjadi sarana penuangan gagasan, perasaan, pengalaman penulis
yang disusun dengan rangkaian kata yang runtut dalam satu kesatuan bentuk yang
padu sehingga pemikiran itu dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah.
Menuangkan gagasan secara tertulis dapat kita analogikan dengan merangkai
kerangka bunga atau membingkiskan kado untuk orang lain. Karangan bunga atau
bingkisan kado mewujudkan suatu gagasan. Bingkisan gagasan itu harus
merupakan karangan yang utuh atau lengkap.
Berdasarkan uraian diatas, kita dapat mengidentifikasi ciri-ciri dari paragraf,
yaitu sebagai berikut:
1. Paragraf mengandung makna, pesan, atau pikiran dari penulis,
2. Paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang menghasilkan suatu tema
tertentu.
3. Kalimat-kalimat dalam paragraf disusun secara logis dan sistematis.
4. Paragraf mengandung satu ide pokok dan beberapa kalimat penjelas
Sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat pokok dan kalimat pengembang.
Bagi penulis, kalimat pokok berupa kalimat topik yang berposisi di awal, tengah,
akhir, atau gabungan awal dan akhir dan berfungsi sebagai pengendali isi paragraf.
Sedangkan bagi pembaca, kalimat pokok merupakan kunci untuk memahami ide
dari penulis. Kalimat pokok harus dilengkapi dengan kalimat pengembang atau
penjelas yang berfungsi menjelaskan dan menguraikan gagasan pokok. Kalimat
pengembang ini terdiri dari kalimat pengembang langsung dan kalimat
pengembang tidak langsung. Kalimat pengembang langsung berhubungan dengan
gagasan utama sedangkan kalimat pengembang tidak langsung berkaitan dengan
gagasan utama melalui kalimat pengembang langsung. Berikut contoh dari kalimat
pokok, kalimat pengembang langsung dan kalimat pengembang tidak langsung :
Dalam hal pakaian adat, masyarakat Tengger memiliki tradisi berbusana yang
merefleksikan kebersahajaan hidup dan religiusitas yang mendalam. Pakaian adat
dikenakan ketika ada ritual ataupun hajatan. Para pria mengenakan celana
panjang warna hitam, baju koko lengan panjang- biasanya warna hitam untuk
biasa dan warna putih untuk dukun pandita-serta mengenakan ikat kepala (udeng).
Para perempuan mengenakan kain batik dan kebaya polos hitam dengan
menyanggul rambut mereka atau menyisir rambut mereka dengan rapi.
Struktur paragraf pada contoh di atas adalah kalimat topik yang dijelaskan
dengan satu kalimat pengembang langsung dan dua kalimat pengembang tidak
langsung. Berikut rinciannya:
• Kalimat Topik: Dalam hal pakaian adat, masyarakat Tengger memiliki
tradisi berbusana yang merefleksikan kebersahajaan hidup dan religiusitas
yang mendalam.
• Kalimat Pengembang Langsung: Pakaian adat dikenakan ketika ada ritual
ataupun hajatan.
• Kalimat Pengembang Tidak Langsung 1: Para pria mengenakan celana
panjang warna hitam, baju koko lengan panjang- biasanya warna hitam
untuk biasa dan warna putih untuk dukun pandita-serta mengenakan ikat
kepala (udeng).
• Kalimat Pengembang Tidak Langsung 2: Para perempuan mengenakan kain
batik dan kebaya polos hitam dengan menyanggul rambut mereka atau
menyisir rambut mereka dengan rapi.

2.2 Syarat Syarat Paragraf


Paragraf yang baik adalah paragraf yang mampu menyampaikan pikiran dengan
baik kepada pembaca. Adapun syarat dari paragraf yaitu harus memiliki kesatuan,
kepaduan dan kelengkapan.
1. Kesatuan (Unity)
Yang dimaksud kesatuan yaitu suatu paragraf harus dibangun dengan
satu pikiran yang jelas. Satu pikiran tersebut diuraikan ke dalam bentuk
pikiran pokok dan beberapa pikiran jelas. Hubungan pikiran yang satu
dengan pikiran lainnya menandakan bahwa paragraf tersebut telah memiliki
kesatuan, seperti tampak pada contoh paragraph dibawah ini:
Bung Hatta termasuk orang hemat. Setiap kali diberi uang belanja
orang tuanya, yang pada waktu itu sebenggol, ia selalu menabungnya.
Caranya, uang logam itu disusunnya sepuluh-sepuluh dan disimpan di atas
mejanya. Jadi, setiap orang yang mengambil atau mengusiknya, Hatta
selalu tahu. Namun, kalau orang meminta dengan baik dan Hatta
menganggap perlu diberi, tak segan-segan ia akan memberikan apa yang
dimilikinya.
(tulisan tebal: kalimat topik)
2. Kepaduan (Koherensi)
Kapaduan terwujud dari hubungan kompak antarkalimat pembentuk
paragraf. Kepaduan yang baik terjadi apabila hubungan timbal balik antar
kalimat wajar dan mudah dipahami. Ada beberapa cara agar paragraf
memiliki kepaduan yang kompak, yaitu dengan menggunakan kata ganti,
kata penghubung, serta perincian dan urutan pikiran.
3. Kelengkapan
Paragraf dikatakan lengkap apabila dibangun atas beberapa kalimat
penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Paragraf
dikatakan tidak lengkap apabila hanya dikembangkan dan diperluas dengan
pengulangan-pengulangan, atau kurang memiliki kalimat penjelas yang
memadai. Dengan demikian, paragraf yang mengandung unsur
kelengkapan selalu dibangun atas beberapa kalimat, bukan satu atau dua
kalimat. Paragraf yang hanya memiliki satu atau dua kalimat dapat
membuat pembaca merasa kesulitan memahami makna
detil dalam paragraf.
4. Urutan
Urutan ini berhubungan dengan dengan kalimat kalimat yang
membangun paragraf, yang dimana sudah seharusnya kalimat kalimat
tersebut memiliki urutan ide secara logis. Syarat ini mirip dengan kepaduan,
hanya saja untuk urutan kalimat yang membangun paragraf hendaknya
memiliki keruntunan

2.3 Jenis Jenis Paragraf


Paragraf dapat dikelompokkan menjadi 4 berdasarkan pernalaran, 4
berdasarkan pengungkapan, 3 berdasarkan urutan, dan 2 berdasarkan format.
Dengan demikian, ada 13 jenis paragraf yang perlu dikenali. Berikut uraian dari
berbagai jenis paragraf dengan disertai contohnya.
a. Berdasarkan Penalaran
Berdasarkan pernalaran atau letak kalimat topik, paragraf dapat dibagi menjadi
empat, yaitu paragraf deduktif, induktif, campuran, dan menyebar.
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif menempatkan kalimat topik pada awal paragraf.
Kalimat topik itu selanjutnya diikuti oleh kalimat penjelas yang
mendukung, seperti tampak pada paragraf dibawah ini.
Dalam hidup ini, kita mengalami berbagai peristiwa. Ada yang
menyenangkan dan ada yang menyedihkan. Hiburlah temanmu yang
sedang bersedih. Sebaliknya, ikutlah berbahagia jika temanmu sedang
senang.
(tulisan tebal: kalimat topik)
2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif menempatkan kalimat topiknya pada bagian akhir.
Biasanya paragraf jenis ini diawali dengan penyebutan hal atau peristiwa
khusus yang berfungsi sebagai penjelas dan mendukung gagasan utama,
yang kemudian dilanjutkan dengan penarikan simpulan berdasarkan hal
khusus itu. Dibawah ini merupakan contoh paragraf induktif.
Ibu rajin menanam berbagai tumbuhan. Kata Ibu, warga di sini sepakat
melakukan gerakan penghijauan. Mereka pun menanami pohon di
sepanjang jalan. Hal tersebut dilakukan guna mengurangi pencemaran
udara.
(tulisan tebal: kalimat topik)
3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran menempatkan kalimat topik pada bagian awal dan
akhir paragraf. Pencantuman dua kalimat topik itu bukan pengulangan,
melainkan penegasan informasi. Berikut ini contoh paragraf gabungan.
Pencemaran udara, air, dan tanah saling berhubungan. Asap
kendaraan mencemari udara. Polusi udara tertiup ke berbagai tempat.
Hujan membawa polusi ke dalam air dan tanah. Jadi, semua polusi saling
berkaitan.
(tulisan tebal: kalimat topik)
4. Paragraf Menyebar
Paragraf menyebar tidak memiliki kalimat topik. Topik paragraf ini
terbentuk pada seluruh paragraf atau tersirat pada tiap kalimat. Paragraf
jenis ini biasanya merupakan paragraf narasi atau deskripsi. Dibawah ini
merupakan contoh dari paragraf menyebar.
Seminggu sudah berlalu, tetapi Mbak Sumi belum juga datang. Selama
itu, ayah dan ibu membagi tugas kepada seluruh anggota keluarga. Rahmi
pun tidak terkecuali. Ia yang terbiasa dilayani Mbak Sumi kini harus
mengerjakan segalanya sendiri. Saat mengerjakan tugas sekolah, tidak
jarang ibu menyuruhnya untuk membeli sesuatu.
b. Berdasarkan Pengungkapan
Berdasarkan pengungkapan atau ekspresi, paragraf dapat dibagi menjadi empat,
yaitu paragraf narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.
1. Paragraf Narasi
Paragraf narasi (kisahan) bertujuan mengisahkan rangkaian peristiwa
agar pembaca seolah-olah mengalami sendiri peristiwa itu. Cerita yang
dikisahkan bisa berupa kenyataan (fakta) atau rekaan (fiksi), seperti tampak
pada pada paragraph dibawah ini.
Gadis itu bernama Ratih. Kulitnya kuning langsat. Rambutnya dipotong
pendek. Setiap pagi ia lewat di depan rumahku. Setiap kusapa, ia tampak
enggan menjawab. Meski begitu, senyum selalu tampak merekah di
bibirnya.
2. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi bertujuan memberikan gambaran mengenai sesuatu
(objek, gagasan, tempat, peristiwa, dsb.) dengan melibatkan kesan berbagai
indra. Gambaran itu membuat pembaca seolah-olah dapat melihat,
mendengar, mencium, merasa, atau meraba sendiri objek tersebut. Berikut
ini contoh paragraf deskripsi.
Sebuah mobil bercat biru yang ditumpangi oleh sepasang muda-mudi
meluncur dengan pelan menyusuri jalan. Kondisi jalan sudah sepi. Sesekali
ada saja truk yang lewat. Udara masih terasa lembap dan basah akibat
hujan sore tadi.
3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi (paparan) bertujuan menginformasikan sesuatu agar
memperluas pengetahuan pembaca. Wacana nonfiksi umumnya ditulis
dengan paragraf eksposisi. Berikut ini contoh paragraf eksposisi.
Obat ini mengandung bahan-bahan yang secara klinis telah terbukti
mempunyai khasiat tinggi dan efektif untuk mengatasi flu dan sinusitis. Di
samping itu, obat yang dimaksud juga tidak memiliki efek samping.
4. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi (bahasan) bertujuan membuktikan pendapat
penulis dengan disertai penjelasan dan alasan yang kuat dan meyakinkan
agar pembaca terpengaruh dan menerima pendapat itu. Ketika pembuktian
itu disertai dengan ajakan untuk melakukan sesuatu, suatu paragraf kadang
dikelompokkan secara khusus menjadi paragraf persuasi. Berikut ini contoh
paragraf argumentasi.
Kedisiplinan berlalu lintas cenderung menurun. Sebagai bukti, jumlah
pelanggaran semakin banyak. Jumlah korban yang meninggal pun semakin
meningkat. Oleh karena itu, kesadaran berlalu lintas masyarakat perlu
ditingkatkan.
c. Berdasarkan Urutan
Berdasarkan urutan, paragraf dapat dibagi menjadi tiga, yaitu paragraf
pembuka, pengembang, dan penutup.
1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berfungsi untuk memberi tahu latar belakang,
masalah tujuan, dan anggapan dasar. Pengantar yang baik dapat mengetuk
hati dan memperoleh simpati, serta menggugah minat dan gairah pembaca
untuk mengetahui lebih banyak. Berikut ini contoh paragraf pembuka.
Asam urat merupakan terjemahan dari uric acid. Zat ini berasal dari
urine atau air seni. Pada penderita asam urat, zat ini akan keluar melalui
urine dalam bentuk endapan putih dan pekat. Asam urat adalah zat berupa
kristal putih sebagai sisa metabolisme dan penguraian senyawa purin
dalam tubuh.
2. Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang atau isi dapat berupa pengembangan pikiran dan
dapat juga berupa peralihan gagasan. Paragraf pengembang berfungsi
menerangkan atau menguraikan gagasan pokok karangan. Berikut ini
contoh paragraf pengembang.
Asam urat memiliki fungsi di dalam tubuh sebagai antioksidan dan
bermanfaat dalam regenerasi atau peremajaan sel. Namun, asam urat
tersebut harus ada dalam kadar normal. Asam urat memang secara alami
terdapat dalam jumlah kecil di dalam tubuh kita sebab sel-sel yang mati
melepaskan purin dalam tubuh. Purin inilah yang kemudian diproses untuk
membentuk metabolisme dalam tubuh dan menghasilkan asam urat. Selain
berasal dari sel-sel mati dalam tubuh kita, purin adalah salah satu jenis zat
sebagai penyusun asam nukleat yang terdapat dalam setiap sel makhluk
hidup, baik hewan maupun tanaman, juga dalam makanan.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup bertujuan menunjukkan tulisan sudah selesai dengan
mengingatkan kembali pokok pikiran, memberikan pandangan baru, atau
menyajikan simpulan. Berikut ini contoh paragraf penutup.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit asam
urat adalah disebabkan oleh kelebihan asam urat dalam darah. Zat ini
menumpuk dan tertimbun dalam bentuk kristal pada persendian. Kristal
tersebutlah yang kemudian mengakibatkan radang dan nyeri pada sendi.
d. Berdasarkan Format
Berdasarkan format, paragraf dapat dibagi menjadi dua, yaitu paragraf lurus
dan paragraf bertakuk. Paragraf lurus membedakan paragraf dengan jarak
antarparagraf yang lebih lebar daripada jarak antarkalimat. Sebaliknya,
paragraf bertakuk membedakan paragraf dengan baris pertama yang menjorok
masuk sekitar lima karakter. Berikut contoh dari paragraf lurus dan bertakuk

Lurus Bertakuk
Gadis itu bernama Ratih. Kulitnya Gadis itu bernama Ratih.
kuning langsat. Rambutnya dipotong Kulitnya kuning langsat. Rambutnya
pendek. Penampilannya selalu dipotong pendek. Penampilannya
menarik perhatian. selalu menarik perhatian.
Setiap pagi ia lewat di depan
Setiap pagi ia lewat di depan
rumahku. Setiap kusapa, ia tampak
rumahku. Setiap kusapa, ia tampak
enggan menjawab. Meski begitu,
enggan menjawab. Meski begitu,
senyum selalu tampak
senyum selalu tampak
merekah di bibirnya.
merekah di bibirnya.

2.4 Pola Pengembangan Paragraf


1. Pola Kausalitas
Pola pengembangan ini dilakukan dengan cara menerangkan sebuah
kejadian dari sudut pandang sebab dan akibat. Biasanya menggunakan kata,
seperti 'padahal', 'akibatnya', 'karena', serta 'oleh karena itu'. Tidak hanya
menerangkan, pola ini juga bisa digunakan dengan cara menjadikan kejadian
penyebab sebagai gagasan utamanya serta kejadian akibat sebagai
pengembangnya. Hal ini bisa dilakukan berkebalikan, yakni kejadian akibat
sebagai gagasan utamanya dan kejadian penyebab sebagai pengembangnya.
Berikut contoh paragraf pola sebab akibat.
Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan dampak negatif bagi
pengunanya. Adapun akibat yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba
adalah gangguan mental. Orang yang menggunakan narkoba akan mengalami
kondisi mental yang membuatnya seperti orang aneh atau orang gila. Hal
itupun menjadi pemicu perilaku aneh para pengguna yang mengakibatkan
kerugian pengguna maupun orang lain.
2. Pola Narasi
Pola pengembangan paragraf narasi adalah pola yang mengembangkan
gagasan pokok dengan menceritakan kembali suatu kejadian atau pengalaman
seperti sebuah cerita yang singkat. Kalimat-kalimat yang dikembangkan dalam
paragraf ini disusun secara kronologis. Informasi yang digambarkan
disampaikan secara urut. Berikut contoh paragraf pola narasi. Berikut contoh
paragraf pola narasi.
Berlibur ke Suban Air Panas sangat menyenangkan dan tidak dapat
dilupakan. Seperti saat dulu kami sekeluarga berlibur ke Suban. Di sana
pemandangan sangat indah dan menyejukkan disertai canda dan tawa kami.
3. Pola Definisi
Definisi dapat diartikan sebagai kata, frasa, atau kalimat yang
mengungkapkan makna dari sesuatu. Seperti halnya makna tersebut, paragraf
dengan pola ini dikembangkan dengan cara menjelaskan definisi dari sesuatu
hal yang menjadi topik. Umumnya paragraf dengan pola ini menggunakan kata-
kata definisi seperti yaitu, adalah, merupakan, dan ialah. Berikut contoh
paragraf pola definisi.
Pemanasan global merupakan naiknya suhu temperatur atmosfer bumi
karena bertambahnya gas polutan seperti karbon dioksida. Pemanasan global
adalah suatu fenomena global yang merupakan suatu bentuk dari
ketidakseimbangan ekosistem di bumi. Gas karbon dioksida dapat menahan
panas sinar matahari sehingga panas tersebut terperangkat di atmosfer bumi
dan terjadilah pemanasan global.
4. Pola Pertanyaan Jawaban
Pohon sangat berguna bagi manusia. Mengapa pohon sangat bermanfaat
bagi manusia? Pada dasarnya pohon sangat bermanfaat bagi manusia karena
pohon bias menghasilkan oksigen. Di mana oksigen sangat dibutuhkan oleh
manusia. Apabila pohon ditebang, oksigen akan berkurang dan juga
menimbulkan polusi.
Pada paragraf ditemukan pola pengembangan paragraf yaitu pola
pengembangan paragraf pertanyaan jawaban. Pada data ditemukan kata
pertanyaan yaitu mengapa. Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu hal yang
dipertanyaakan pada paragraf tersebut yaitu manfaat dari pohon.
Pengembangannya pada kalimat mengapa pohon sangat bermanfaat bagi
manusia?.
5. Pola Ilustrasi
Pada paragraf ilustrasi pengembangan paragraf digambarkan secara
objektif. Teknik ilustrasi digunakan dengan cara penulis berusaha menunjukkan
contoh-contoh nyata, baik contoh-contoh untuk pengertian yang konkret
maupun yang abstrak. Berikut contoh paragraf pola ilustrasi.
Olahraga merupakan rangkaian kegiatan yang menyehatkan badan.
Pasalnya dengan berolahraga kita dapat terhindar dari penyakit. Misalnya
saja dengan berenang, olahraga yang dilakukan di dalam air sangat berguna
menyehatkan kesehatan paru-paru dalam bernafas. Selain itu, semua jenis
olahraga dapat menyehatkan badan.
6. Pola Contoh
Pada sebuah cerita terdapat paragraf yang menjadikan sesuatu menjadi lebih
jelas karena terdapat sebuah penggambaran atau contoh. Paragraf jenis ini
menyatakan contoh-contoh untuk mendukung argumen atau pendapat yang
ingin disampaikan oleh penulis, seperti tampak pada paragraf dibawah ini:
Ada beberapa perilaku yang tidak kita sadari dapat menyebabkan rusaknya
lingkungan sekitar kita. Contohnya, sembarangan membuang limbah minyak,
sembarangan membuang limbah obat-obatan, banyak menggunakan peralatan
berbahan plastik, menggunakan pasir gumpal untuk kotoran kucing dan tidak
menghabiskan makanan. Misalnya saja kita tidak menghabiskan makanan,
limbah makanan dapat menghasilkan gas rumah kaca yang dapat
menyebabkan pemanasan global.
7. Pola Sudut Pandang
Penjelasan mengenai pola sudut pandang adalah improvisasi paragraf yang
berlandaskan pada perspektif penulis atau bisa disebut juga subjektivitas
penulis. Narasi pada pola pengembangan ini tentu seperti saat menulis sebuah
diary. Dimana penulis bisa menceritakan pandangannya tentang sebuah
gagasan atau hal yang sudah ada pada dirinya. Berikut contoh paragraf pola
sudut pandang.
Orang tuaku berpengaruh besar dalam kehidupanku. Sejak kecil Aku sudah
dididik dan dinasehati agar menjadi orang baik. Aku sekolah dibiayai,
kepeluan disiapkan, agar nanti masa depanku cerah dan sukses.
8. Pola Analogi
Analogi diartikan sebagai persamaan atau persesuaian antara dua hal yang
berlainan. Dengan demikian, paragraf analogi dikembangkan dengan
menyatakan analogi dua hal yang berbeda untuk menjelaskan sesuatu. Satu hal
diumpamakan dengan hal lainnya agar lebih mudah dipahami. Perumpamaan
yang dilakukan harus memiliki kesamaan informasi atau kesamaan fungsi agar
penyampaian dapat diterima oleh pembaca. Berikut contoh paragraf pola
analogi.
Merawat tanaman dari biji hingga siap dipanen memang bukan hal mudah.
Merawat tanaman itu ibarat merawat anak sendiri. Kita pasti akan
memberikan perhatian lebih terhadap tumbuh kembang tanaman kita. Kita
harus memberinya makanan, nutrisi, merawatnya dengan penuh kasih sayang
agar tumbuh dan berkembang secara maksimal. Kita juga perlu mengurus
keperluannya dari masih bayi hingga dewasa. Butuh kesabaran dan ketekunan
yang ekstra agar hasil yang dicapai dapat maksimal.
9. Pola Perbandingan Pertentangan
Penjelasan tentang perbandingan adalah pola pengembangan paragraf yang
berusaha memperhatikan persamaan dua buah entitas atau lebih secara teliti.
Sementara pertentangan merupakan pola yang mencermati pertentangan dua
buah entitas atau lebih dengan kritis.
Cara pertentangan seringkali memakai kata-kata sebagai berikut: lain
halnya dengan, sedangkan, bertolak belakang dari, berbeda dengan, akan tetapi,
dan bertentangan dengan. Sementara paragraf perbandingan kerap kali
memakai kata-kata: seperti halnya, sama dengan, akan tetapi, sementara itu,
serupa dengan, demikian juga, sejalan dengan dan sedangkan. Berikut contoh
dari paragraf pola perbandingan pertentangan.
Penyalahgunaan narkoba di Indonesia meningkat tajam dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahwa tahun ini disebut-sebut lebih parah
dari kasus-kasus yang terjadi di awal tahun sebelumnya. Penyalahgunaan
narkoba yang terjadi tahun ini disebabkan oleh derasnya penyeludupan
narkoba yang masuk ke Indonesia.
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Paragraf atau alinea adalah suatu gagasan yang berbentuk serangkaian kalimat
yang saling berkaitan satu sama lain. Sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat
pokok dan kalimat pengembang.
Paragraf menjadi sarana penuangan gagasan, perasaan, dan pengalaman
penulis, sehingga dalam penyusunannya harus dilakukan dengan baik agar gagasan
dari penulis dapat dipahami oleh pembaca. Paragraf yang baik memiliki beberapa
syarat yang harus dipenuhi, yaitu adanya kesatuan, kepaduan,kelengkapan dan
urutan.
Tema dan topik pada paragraf dapat bervariasi tergantung pada konteks dan
tujuannya. Beberapa tema umum melibatkan deskripsi, narasi, eksposisi, dsb.
Topiknya bisa mencakup segala hal mulai dari pengalaman pribadi hingga isu
global.
Terdapat banyak pola pengembangan pada paragraf yang tentunya perlu
diperhatikan dalam penyusunan sebuah paragraf. Pola pengembangan paragraf
menjadi penting karena dapat membantu penulis dalam menyusun dan menyajikan
informasi secara terstruktur. Hal ini juga dapat membantu penulis untuk
memastikan bahwa setiap paragraf memiliki tujuan yang jelas dan mendukung
tema keseluruhan. Dengan memiliki pola yang jelas, paragraf juga dapat lebih
mudah dipahami oleh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Bagus Santoso, S. A. (n.d.). Retrieved from


https://ejournal.unib.ac.id/korpus/article/download/6517/3171/12555#:~:text=
Pola%20pengembangan%20paragraf%20terebut%20adalah,(9)%20perbandin
gan%2Dpertentangan
CNN Indonesia. (2023, Maret 1). Retrieved from
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230224110840-569-
917327/paragraf-pengertian-jenis-unsur-syarat-dan-
contohnya#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=17001793605899&referrer=htt
ps%3A%2F%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.cnnin
donesia.com%2Fedukasi%2F202
Febriani, A. R. (2023, Januari 13). DetikEdu. Retrieved from DetikPedia:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6512852/3-syarat-pembentukan-
paragraf-agar-tulisan-mudah-
dibaca#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=17001771943786&referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.detik.co
m%2Fedu%2Fdetikpedia%2Fd-6512852%2F3-
Herlindah. (n.d.). Retrieved from
http://herlindahpetir.lecture.ub.ac.id/2013/03/menyusun-paragraf-yang-
baik/#:~:text=Paragraf%20yang%20baik%20hendaklah%20memenuhi,%2Dfa
kta%20atau%20contoh%2Dcontoh
Ida, I. (2021, Januari 9). Tripven. Retrieved from https://www.tripven.com/pola-
pengembangan-paragraf/
Kumparan. (2022, Januari 3). Retrieved from https://kumparan.com/berita-hari-
ini/pengertian-jenis-jenis-dan-contoh-kalimat-pengembang-dalam-paragraf-
1xEbNgSiBFl#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=17001761069035&referrer
=https%3A%2F%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fkumpar
an.com%2Fberita-hari-ini%2Fpe
Lanin, I. (n.d.). Medium. Retrieved from https://ivanlanin.medium.com/jenis-
paragraf-7900aafd4ad1
Nadia, Y. (2022, Agustus 5). Kompas.com. Retrieved from
https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/05/160000269/jenis-jenis-
paragraf-dan-
contohnya#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=17001738635697&referrer=htt
ps%3A%2F%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.komp
as.com%2Fskola%2Fread%2F2022%2F08%2F05%2F160000269%2Fj
Septiani, A. (2023, April 5). Ruang Guru. Retrieved from
https://www.ruangguru.com/blog/jenis-unsur-dan-syarat-paragraf
Suminto. (n.d.). HaloEdukasi.com. Retrieved from https://haloedukasi.com/jenis-
pola-pengembangan-paragraf
Swasty, R. (2023, April 11). medcom.id. Retrieved from
https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/0Kv09GRb-belajar-
bahasa-indonesia-pengertian-paragraf-ciri-unsur-jenis-hingga-syarat-dan-
contoh

Anda mungkin juga menyukai