Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MEMBEDAKAN PARAGRAF BERDASARKAN


JENISNYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu: Neni Nadiroti Muslihah, M.Pd

Oleh :

Kelompok 3

M. Zidan Kamaludin 1222040094


Muhamad Rizal Baehaqi 1222040106
M. Hafidz Abdillah 1222040111
M. Hafis Azis 1222040112
M. Miftahul Ulum 1222040114
M. Muzakky Habibuddin 1222040115
Nabilah Huwaidah 1222040129

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI


BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat


dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Membedakan Paragraf Bersdasarkan Jenisnya” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan dosen pengampu Ibu Neni
Nadiroti Muslihah, M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertjuan untuk
menambah wawasan tentang Membedakan Paragraf Berdasarkan
Jenisnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Neni Nadiroti
Muslihah, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 19 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................

B. Rumusan Masalah...................................................................................

C. Tujuan Penyusunan.................................................................................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................

A. Pengertian Paragraf.............................................................................

B. Kegunaan Paragraf.............................................................................

C. Macam-Macam Paragraf...................................................................

D. Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf...............................................10


E. Kalimat Topic……………………………………………………12

BAB III PEMBAHASAN............................................................................15

A. Kesimpulan............................................................................................15

B. Saran......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan bangsa Indonesia, diakui bahwa nilai-nilai Pancasila adalah falsafah
hidup atau pandangan hidup yang berkembang dalam sosial budaya Indonesia. Nilai
Pancasila dianggap nilai dasar dan puncak atau sari budaya bangsa. Oleh karena itu, nilai ini
diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa (kepribadian dan identitas), maka pengakuan
atas kedudukan Pancasila sebagai falsafah adalah wajar.

Sebagai ajaran falsafah, Pancasila mencerminkan nilai-nilai dan pandangan mendasar


dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan
Yang Maha Pencipta. Asas ketuhanan Yang Maha Esa sebagai asas fundamental dan
kesemestaan, dijadikan pula asas fundamental kenegaraan. Asas fundamental itu
mencerminkan identitas atau kepribadian bangsa Indonesia yang religius.

Sejak kelahirannya sebagai falsafah nasional modern (1 Juni 1945) Pancasila telah
dinyatakan menjadi milik nasional, artinya milik seluruh bangsa Indonesia. Untuk dapat
mengamalkan Pancasila yang juga disebut menjadi pancasilais seharusnya memenuhi tiga
syarat, yaitu (1) keinsyafan batin tentang benarnya Pancasila sebagai falsafah negara, (2)
pengakuan bahwa yang bersangkutan menerima dan mempertahankan Pancasila, dan (3)
mempersonifikasikan seluruh sila sila Pancasila dalam perbuatan dengan membiasakan
praktik pengalaman seluruh sila sila dalam sikap, perilaku, budaya dan politik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dibuat beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari paragraf?


2. Apa saja kegunaan dari paragraf?
3. Bagaimana macam-macam pembagian paragraf?
4. Apa saja syarat-syarat pembentukan paragraf?
5. Bagaimana menentukan kalimat topik dari suatu paragraf?

C. Tujuan Penyusunan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai
berikut:

1. Mengetahui pengertian dari suatu paragraf


2. Mengetahui macam-macam paragraf berdasarkan syarat pembentuknya
3. Mengetahui cara menentukan kalimat topik dari suatu paragraf dengan tepat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dari Paragraf

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian paragraf adalah bagian


bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya
dimulai dengan garis baru). Pengertian paragraf adalah suatu gagasan yang berbentuk
serangkaian kalimat yang saling berkaitan satu sama lain.
a. Pengertian Paragraf Menurut Para Ahli
- Gorys Keraf. Pengertian paragraf atau alinea adalah suatu kesatuan gagasan atau
ide. Paragraf adalah suatu kesatuan yang memiliki tingkat kesatuan yang lebih
tinggi dari kalimat. Pengertian paragraf merupakan suatu kumpulan dari kalimat
yang saling berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk ide atau gagasan.

- Arifin dan S. Amran Tasai. Pengertian paragraf yaitu seperangkat kalimat yang
membahas suatu gagasan atau topik utama. Kalimat dalam suatu karangan
menunjukkan kesatuan ide atau mempunyai hubungan yang saling berkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik.

- Widyamartaya. Pengertian paragraf adalah karangan yang terbentuk dari satu atau
lebih pada suatu kalimat yang saling berkaitan dan mempunyai satu kalimat utama
yang menjiwai seluruh karangan.

- Akhaidah, dkk. Pengertian paragraf adalah inti penuangan ide atau gagasan dalam
sebuah karangan. Di dalam paragraf terkandung satu unit ide pokok atau gagasan
yang didukung oleh seluruh kalimat dalam karangan di suatu paragraf. Kalimat
tersebut baik berupa dari kalimat pengenal, kalimat penjelas, maupun kalimat
penutup.

- Parera. Pengertian paragraf adalah satu model karangan yang paling kecil
susunannya dalam sebuah karangan bebas atau karya ilmiah.
- Ramlan. Pengertian paragraf yaitu bagian dari suatu kalimat yang tersusun atas
sejumlah pilihan kata yang membentuk kalimat. Kalimat tersebut tersusun rapi dan
mengungkapkan kesatuan informasi berdasarkan acuan ide pokok atau gagasan
yang terkandung di dalamnya.

B. Kegunaan Paragraf.
Kegunaan paragraf

Untuk itu, agar paragraf memiliki fungsi startegis, berikut kegunaan paragraf, yaitu;

1) dapat mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran
dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu
kesatuan.
2) dapat menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf,
ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3) paragraf juga memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
4) memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang
lebih kecil.
5) dapat memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas
beberapa variabel.

C. Macam-macam Paragraf
a) Jenis Paragraf Berdasarkan Fungsi
 Paragraf Pembuka
Dalam sebuah karangan (kecuali karangan ilmiah). Paragraf pembuka
umumnya ditulis untuk memancing rasa keingintahuan pembaca terhadap
isi artikel secara keseluruhan.
 Paragraf Isi
Paragraf ini berisi bagian-bagian pokok dalam suatu karangan.
 Paragraf Penutup
Paragraf ini biasanya berisi kesimpulan, saran, harapan, ringkasan dan
penekanan kembali hal-hal penting yang terdapat dalam setiap karangan.
 Paragraf Penghubung
Paragraf ini fungsinya adalah untuk mengubungkan antara paragraf satu ke
paragraf lainnya atau karangan satu ke karangan lainnya.
b) Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama
 Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya terletak di
awal paragraf.
 Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya berada di
akhir paragraf
 Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya berada
ditengah paragraf
 Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang letak gagasan utamanya berada di
awal dan juga akhir paragraf.
c) Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya
Berikut ini adalah jenis paragraf ditinjau dari isinya:
1. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang isinya bertujuan untuk memberikan
penjelasan atau pengertian secara singkat dan padat.
Contohnya: kegiatan dalam merayakan ulang tahun TNI ke 72 tanggal 5
Oktober 2017 di lapangan blang padang banda aceh. Semua warga banda aceh turut
hadir menyaksikan serangkaian acara ulang tahun TNI ke 72 dengan berbagai ragam
acara seperti : Drumband, Tari Saman dan acara lainnya.

2. Paragraf Deskripsi
Paragraf ini adalah suatu kalimat yang memaparkan isi gambaran pada suatu
keadaan atau sebuah peristiwa yang bentuk tulisan sehingga pembaca seolah-olah
dapat melihat, mendengar dan merasakan serta mengalami peristiwa tersebut.
Contohnya: saat brownis coklat buatan ibuku dihidangkan untukku, wangi brownis
coklatnya langsung tercium enak oleh hidungku. Saat aku mencoba memakannya,
bentuk dan rasa manisnya langsung membuat lidahku bergoyang. Sungguh, ibuku
sangat pandai sekali membuat brownis coklat ini.

3. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang dimana isinya dapat mempengaruhi
atau membujuk pembaca untuk tertarik dengan gagasan atau ajakan yang dibuat.
Contohnya: membaca memang merupakan faktor penting dalam menguasai berbagai
ilmu pengetahuan. sebab seseorang tak memiliki niat untuk membaca pasti tidak
banyak memiliki tingkat pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan biasanya bersumber
dari buku.
Misalnya anak yang pandai dalam pelajaran, biasanya dia akan menjadi kutu buku.
Bagi siapa saja yang tidak memiliki niat untuk membaca pasti pengetahuannya tidak
luas dan terbatas. Oleh karena itu membaca menjadi hal yang penting dan
biasakanlah membaca buku.

4. Paragraf Argumentasi
Paragraf ini adalah suatu kalimat paragraf dimana isinya dapat menyakinkan
pembaca sehingga memperoleh dan menerima gagasan dalam sebuah karya yang
ditulis oleh penulis.
Contohnya: membaca memang merupakan faktor penting dalam menguasai berbagai
ilmu pengetahuan. Seorang penasihat hukum pasti selalu membaca buku-buku yang
terkait dengan hukum, sebab jika tidak membaca buku hukum pasti ia akan merasa
kesulitan dan tidak tahu apa saja pasal-pasal yang tertera dibuku hukum.
Seorang mahasiswa, tidak mau membaca buku maka akan mengalami kesulitan
dalam menjawab soal-soal dari dosen.

5. Paragraf Narasi
Paragraf ini adalah suatu kalimat paragraf dimana isinya menceritakan suatu
peristiwa atau sebuah masalah, sehingga membuat pembaca menjadi tehibur atau
terharu.
Contohnya: beberapa hari yang lalu kami pergi ke sebuah pusat wisata yang berada
di Jakarta. Kami pergi dengan 2 mobil pribadi. Mobil kami melaju cukup cepat
secara beriringan dengan mobil lainnya. Perjalanan menjadi sangat menyenangkan,
semua orang tampak gembira. Cahaya sinar matahari menyinari kami sehingga
membuat pemandangan dari dalam kacamata mobil cukup indah.

D. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf


Tidak semua kumpulan kalimat dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf, dan tidak semua
paragraf dapat dikatakan sebagai paragraf yang baik. Kumpulan kalimat yang saling
berhubungan dan memenuhi persyaratan tertentu sajalah yang dapat dikatakan sebuah
paragraf. Paragraf yang baik hendaklah memenuhi persyaratan: kesatuan, kepaduan,
kelengkapan, dan urutan.

Paragraf hendaknya hanya memuat satu kalimat topik dan setiap paragraf hendaknya
memiliki unsur kelengkapan, yaitu memiliki beberapa kalimat penjelas yang bisa berupa
fakta-fakta atau contoh-contoh. Selain itu, kalimat-kalimat yang membangun paragraf
tersebut hendaknya benar-benar saling berhubungan. Secara lengkap, syarat paragraf yang
baik adalah sebagai berikut.

1) Kesatuan (Unity)

Anda tentunya pernah mengalami kesulitan tentang cara mengakhiri atau berganti paragraf
ketika mendapat tugas mengarang dari guru Anda. Kesulitan itu terjadi karena Anda kurang
memahami bahwa tulisan Anda telah berganti kalimat topik. Perubahan topik itu merupakan
tanda pergantian paragraf.

Paragraf yang mengandung banyak kalimat topik dapat mengaburkan maksud sehingga
dapat membingungkan para pembaca. Apabila ada sebuah paragraf yang memiliki dua
kalimat topik, paragraf tersebut dapat dikatakan tidak memiliki unsur kesatuan. Paragraf
harus memperlihatkan suatu maksud dengan jelas, yang biasanya didukung oleh sebuah
kalimat topik atau kalimat utama, seperti tampak pada contoh paragraf di bawah ini!

Di masa kecil, Bung Hatta berkembang seperti anak-anak biasa, tetapi ia kurang memiliki
sahabat bermain. Hal itu disebabkan tetangga-tetangga Bung Hatta tidak mempunyai anak
seusianya dan di keluarganya sendiri Hatta merupakan satu-satunya anak lelaki. Kadang-
kadang Bung Hatta bermain sendiri dengan cara membuat miniatur lapangan bola, sedangkan
pemain-pemainnya dibuat dari gabus yang dibebani dengan timah. Bola dibuatnya dari manik
bundar. Hatta memainkan sendiri permainan sepak bola itu dengan asyiknya.

Bung Hatta termasuk orang hemat. Setiap kali diberi uang belanja orang tuanya, yang pada
waktu itu sebenggol, ia selalu menabungnya. Caranya, uang logam itu disusunnya sepuluh-
sepuluh dan disimpan di atas mejanya. Jadi, setiap orang yang mengambil atau mengusiknya,
Hatta selalu tahu. Namun, kalau orang meminta dengan baik dan Hatta menganggap perlu
diberi, tak segan-segan ia akan memberikan apa yang dimilikinya.

(cetak miring: kalimat topik)

2) Kepaduan (coherence)

Paragraf yang baik harus memperlihatkan hubungan antarkalimat yang erat. Paragraf yang
dibangun dari kalimat-kalimat yang loncat-loncat berarti paragraf tersebut tidak koheren atau
tidak padu. Apabila tidak ada kepaduan (koherensi), loncatan-loncatan pikiran, urutan waktu
dan fakta yang tidak teratur akan terjadi sehingga menyimpang dari kalimat topik.

Selanjutnya, bagaimana cara menciptakan kepaduan antarkalimat dalam sebuah paragraf?


Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, masih ingatkan Anda ketika Anda masih kecil
menyanyikan lagu Bangun Tidur? Secara lengkap, apabila ditulis dalam sebuah paragraf akan
berbunyi sebagai berikut.

(1) Bangun tidur kuterus mandi. (2) Tidak lupa menggosok gigi. (3) Habis mandi
kutolong ibu. (4) Membersihkan tempat tidurku.

Paragraf di atas dibangun atas empat kalimat. Kalimat pertama sampai keempat saling
berhubungan karena adanya urut-urutan waktu dan tempat. Waktu menggosok gigi dilakukan
sebelum mandi, dan setelah mandi membantu ibu di kamar tidur untuk membersihkan tempat
tidur.

Uraian di atas merupakan salah satu cara agar kalimat yang disusun dalam sebuah paragraf
padu. Cara yang dapat Anda lakukan agar kalimat-kalimat dalam paragraf yang Anda susun
padu adalah dengan (1) mengulang kata atau kelompok kata yang sebelumnya sudah
disebutkan dengan kata atau kelompok kata yang sama atau dengan sinonimnya, dan (2)
menggunakan kata penunjuk itu, ini, tersebut, atau dengan kata di atas, dan (3) membangun
urut-urutan ide. Perhatikan contoh berikut!

Saya merasa stres ketika mendapat tugas mengarang. Saya bingung untuk memulainya.
Selain itu, saya sering berhenti ketika mengarang karena kehabisan ide. Kehabisan ide
tersebut terjadi karena saya kurang memiliki wawasan yang cukup tentang apa yang saya
tulis.
3) Kelengkapan (completeness)

Paragraf dikatakan lengkap apabila dibangun atas beberapa kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Paragraf dikatakan tidak lengkap apabila hanya
dikembangkan dan diperluas dengan pengulangan-pengulangan, atau kurang memiliki
kalimat penjelas yang memadai. Dengan demikian, paragraf yang mengandung unsur
kelengkapan selalu dibangun atas beberapa kalimat, bukan satu atau dua kalimat. Paragraf
yang hanya memiliki satu atau dua kalimat dapat membuat pembaca merasa kesulitan
memahami makna detil dalam paragraf.

4) Urutan (orderly)

Urutan ini berhubungan dengan kalimat-kalimat yang membangun paragraf hendaknya


memiliki urut-urutan ide secara logis. Syarat ini mirip dengan kepaduan. Hanya saja, untuk
urutan, kalimat yang membangun paragraf hendaknya memiliki keruntunan.

Komponen Paragraf

Komponen paragraf adalah unsur-unsur yang membentuk sebuah paragraf. Komponen


yang pertama berupa ide pokok yang dinyatakan dalam kalimat topik dan komponen yang
kedua berupa ide penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat topik merupakan
kalimat yang mengungkapkan ide pokok. Semua penjelasan harus mengacu kepada kalimat
topik. Apabila kalimat topik masih bersifat umum perlu dikembangkan dalam pernyataan-
pernyataan yang lebih khusus.

Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisi ide penjelas yang berfungsi untuk
menjelaskan kalimat topik sehingga terdapat kesatuan dan kepaduan paragraf. Kalimat
penjelas dapat berupa rangkaian detil, contoh-contoh, atau fakta-fakta yang dapat digunakan
untuk memperjelas kalimat topik. Kalimat-kalimat penjelas tersebut hendaknya disusun
dengan urut-urutan logis.

E. Kalimat Topic

Sebagaimana telah diungkapkan di depan bahwa sebuah paragraf dibangun oleh


beberapa kalimat yang saling berhubungan dan hanya mengandung satu ide pokok yang
tertuang pada sebuah kalimat yang disebut kalimat topik. Kalimat utama atau kalimat pokok
dapat diartikan sebagai sebuah kalimat yang berstruktur lengkap dan berisi satu pernyataan.
Di dalam setiap kalimat utama ada bagian yang sering dibicarakan yang disebut topik
pembicaraan dan sebuah gagasan atau ide mengenai topik pembicaraan itu yang disebut
gagas atau ide pembingkai (Chaer, 2011 : 71) .

Kalimat pokok yang baik akan mengungkapkan sikap, gagasan atau ide

Dalam hal ini penempatan kalimat topik dapat dilakuakn dengan berbagai cara , yakni (1)
kalimat topik ditempatkan di awal paragraf , (2) kalimat topik ditempatkan di akhir paragraf ,
(3) kalimat topik ditempatkan di awal dan di akhir paragraf , (4) kalimat topik tersirat dalam
keseluruhan paragraf.

Kalimat Topik di Awal Paragraf

Paragraf ini diawali dengan menggunakan ide pokok sehingga kalimat pertama merupakan
kalimat topik. Kemudian, kalimat–kalimat berikutnya berfungsi mejelaskan ide pokok.
Paragraf ini biasanya bersifat deduktif, yakni dari yang umum menuju kepada yang khusus.

Contoh:

Mengkaji masalah poligami tidak terlepas dari masalah lembaga perkawinan. Oleh karena
perkawinan memiliki nilai esensial dalam kehidupan individu. Di samping itu, perkawinan
menghubungkan beberapa variabel konvensi budayadan sosial dalam pokok–pokok psikologi
dan biologi manusia. Dalam kehidupan perkawinan, peran suami istri sangat menentukan.
Pada banyak suku bangsa di dunia, peran suami istri secara umum dipengaruhi oleh posisi
laki-laki terhadap perempuan. Dalam hal ini, laki–laki diposisikan superior terhadap
perempuan dalam berbagai sektor kehidupan, baik domestik maupun publik. Hegemoni laki-
laki atas perempuan memperoleh legitimasi dari nilai-nilai sosial, agama, hukum negara, dan
sebagainya. Hal ini tersosialisasi secara turun–temurun dari generasi ke generasi.

Kalimat Topik di Akhir Paragraf

Sebuah paragraf yang menempatkan kalimat topik pada bagian akhir, biasanya dimulai
dengan mengemukakan ciri-ciri khusus terlebih dahulu. Rangkaian kalimat pada awal
paragraf merupakan penjelasan ide pokok. Selanjutnya, kalimat terakhir yang merupakan
kalimat topik merupakan simpulan dari penjelasan tadi sehingga bersifat induktif, yakni dari
yang khusus menuju kepada yang umum.

Contoh:

Konsep pembangunan berkelanjutan menyatakan bahwa partisipasi masyarakat


yang paling bawah merupakan salah satu cara dalam melaksanakan program pembangunan
yang berlanjut. Cukup beralasan untuk menganggap bahwa pelaksanaan desentralisasi yang
didukung oleh partisipasi aktif masyarakat, sebagai anggota kelembagaan tradisional yang
telah ada. Malahan, Bank Dunia (1992) telah mengakui bahwa lembaga tradisional yang ada
telah mampu melaksanakan pembangunan pedesaan. Oleh karena itu, maka memberdayakan
dan memperkuat lembaga tradisional yang telah ada merupakan upaya yang menjadi
prioritas.

Kalimat Topik di Awal dan Akhir Paragraf

Kalimat topik dapat pula diletakkan pada awal dan akhir paragraf. Hal ini berdasarkan
anggapan bahwa seandainya ide pokok sudah diketahui pembaca, maka ada kecenderungan
untuk mengikuti semua rangkaian kalimat berikutnya. Dalam hal ini penulis juga merasa
perlu untuk menekankan kembali ide pokok tersebut pada akhir paragraf, yakni dengan
menuangkannya ke dalam sebuah kalimat topik yang bervariasi.

Contoh:

Peningkatan taraf pendidikan para petani sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf
hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah sistem pertanian
tradisional, misalnya, bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, menjadi
petani modern yang profuktif. Pertani yang berpendidikan cukup mampu menunjang
pembangunan secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap
gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di
tingkat daerah. Itulah sebabnya, maka peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan
sangat mendesak.

Kalimat Topik Tersirat dalam Keseluruhan Paragraf

Paragraf ini tidak mempunyai kalimat topik. Hal ini berarti pikiran utama tersebar pada
seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya digunakan dalam
karangan yang berbentuk narasi (yang berbentuk cerita) atau deskripsi (yang berbentuk
lukisan). Dalam hal ini, ide pokok didukung oleh semua kalimat.

Contoh:

Setiap hari Bagus bangun pukul 05.00 (pagi). Sesudah merapikan tempat tidur, ia
melakukan olahraga ringan, berjalan kaki selama lebih kurang 45 menit untuk memanaskan
tubuhnya. Pukul 07.00, setelah keringatnya kering, ia mandi dengan air hangat, kemudian
setelah makan pagi, pad pukul 08.00 ia berangkat ke kantor, hingga pukul 17.00 (petang)
baru tiba kembali di rumah. Sisa waktunya dipergunakannya untuk bermain-main dengan si
kecil, anak tunggalnya yang baru berusia dua tahun.

Apabila diperhatikan contoh di atas, jelaslah bahwa keempat kalimat yang membentuk
paragraf tersebut semuanya mengungkapkan rangkaian perbuatan yang dilakukan oleh Bagus
sehari-hari. Jadi, yang menjadi topik dalam paragraf tersebut adalah Bagus, yaitu ”kehidupan
Bagus sehari – hari”.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian paragraf merupakan suatu kumpulan dari kalimat yang saling berkaitan
dalam suatu rangkaian untuk membentuk ide atau gagasan. Pengertian paragraf adalah
karangan yang terbentuk dari satu atau lebih pada suatu kalimat yang saling berkaitan dan
mempunyai satu kalimat utama yang menjiwai seluruh karangan.Di dalam paragraf
terkandung satu unit ide pokok atau gagasan yang didukung oleh seluruh kalimat dalam
karangan di suatu paragraf.
Pengertian paragraf yaitu bagian dari suatu kalimat yang tersusun atas sejumlah
pilihan kata yang membentuk kalimat. Kegunaan paragraf Untuk itu, agar paragraf memiliki
fungsi startegis, berikut kegunaan paragraf, yaitu; dapat mengekspresikan gagasan secara
tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat
yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan.
Paragraf Penghubung Paragraf ini fungsinya adalah untuk mengubungkan antara
paragraf satu ke paragraf lainnya atau karangan satu ke karangan lainnya. Jenis Paragraf
Berdasarkan Letak Gagasan Utama Paragraf Deduktif Paragraf deduktif adalah paragraf yang
letak gagasan utamanya terletak di awal paragraf.Paragraf Induktif Paragraf Induktif adalah
paragraf yang letak gagasan utamanya berada di akhir paragraf Paragraf Ineratif Paragraf
ineratif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya berada ditengah paragraf Paragraf
Campuran Paragraf campuran adalah paragraf yang letak gagasan utamanya berada di awal
dan juga akhir paragraf.
B. Saran
Pemahaman Membedakan Paragraf Berdasarkan Jenisnya diharapkan mampu
memberikan gambaran bagi mahasiswa untuk lebih berpikir kritis, sistematis, dan mendasar
terhadap penggunaan paragraf berdasarkan jenisnya. Proses pembuatan dari tiap-tiap paragraf
perlu diajarkan dan diperbaiki kembali agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terhadap
teori dan contoh permasalahan yang disinggung. Ada baiknya pula, jika sikap
perealisasiannya ini selalu diimbangi dengan jalan berpikir yang tetap memperhatikan
penyaringan atau selektif terhadap banyaknya perkembangan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, Husnul. 2021. Pengertian Paragraf Menurut Para Ahli, Unsur Pembentuk, dan Jenis-
jenisnya.

https://hot.liputan6.com/read/4771529/pengertian-paragraf-menurut-para-ahli-unsur-
pembentuk-dan-jenis-jenisnya

Salamadian. 2018. PENGERTIAN PARAGRAF : Fungsi, Ciri, Jenis-Jenis Paragraf dan


Penjelasannya
https://salamadian.com/pengertian-paragraf/
Herlindah. 2021. MENYUSUN PARAGRAF YANG BAIK
http://herlindahpetir.lecture.ub.ac.id/2013/03/menyusun-paragraf-yang-baik/#:~:text=Syarat
%20Paragraf%20yang%20Baik,-Tidak%20semua%20kumpulan&text=Paragraf%20yang
%20baik%20hendaklah%20memenuhi,%2Dfakta%20atau%20contoh%2Dcontoh
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT Gramedia.
https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2013-1-86206-151409102-bab1-20072013104029.pdf

Anda mungkin juga menyukai