Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PARAGRAF EFEKTIF

Disusun oleh:
Ainul Fitri (1711312008)
Fadilah Lukviati(1711212012)
Faizana Harjis(1711313034)
Miftahul Ilmi (1711312010)
Sherly Aprilia(1711312006)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPETAWATAAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi
petunjuk kepada kami untuk menyelesaikan penuyusunan makalah ini. Adapun
maksud kami menyusun makalah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Disamping itu juga untuk menambah wawasan dalam
Bahasa Indonesia dan pengetahuan di bidang Bahasa Indonesia khususnya
mengenai PARAGRAF EFEKTIF, sehingga dapat membawa manfaat bagi kita
semua.
Makalah ini disusun berdasarkan acuan dari berbagai sumber, baik buku
Bahasa Indonesia maupun hasil penjelajahan dari dunia maya (internet). Tidak
kalah pentingnya ucapan terima kasih kepada dosen kami ibu Lili Miwirdi
S.S,M.Hum dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan
kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikianlah yang dapat
kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Wassalam

Padang, 11 Agustus 2017

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………….i
Daftar Isi………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang…………………………………………………………………..1
Permasalahan..…………………………………………………………………..1
Tujuan…………………………………………………………………………...1
Kerangka Pemikiran....…………………………………………………………..1
Kegunaan………………………………………………………………………..2
Metode Penulisan………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Paragraf…………………………………………………………..........3
Jenis-Jenis Paragraf……………………………………………………………......3
Paragraf Efektif……………………………………………………………………5
Membuat Paragraf yang Efektif…………………………………………………..6
Pengembangan Paragraf Efektif…………………………………………………...6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………12
Saran……………………………………………………………………………..12
Daftar pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah
mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Suatu kalimat
dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait mengait dalam kalimat lain
yang membentuk paragraf, paragraf merupakan sebuah karangan yang
membangun suatu pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.
Paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat
menjadi beberapa paragraf yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan
kepaduan. Menyusun paragraf tidak hanya asal menggabungkan kalimat satu
dengan kalimat lain. Dengan demikian, pemahaman mengenai paragraf efektif
sangat diperlukan agar bisa menyusun sebuah paragraf yang baik.

1.2 PERMASALAHAN
1. Apa pengertian paragraf?
2. Apa saja jenis paragraf?
3. Bagaimana paragraf yang efektif?
4. Bagaimana cara membuat paragraf yang efektif?
5. Bagaimana cara pengembangan paragraf?

1.3 TUJUAN
1. Memahami pengertian paragraf
2. Mengetahui jenis-jenis paragraf
3. Mengetahui paragraf efektif
4. Dapat membuat paragraf efektif
5. Mengetahui cara pengembangan paragraf

1.4 KERANGKA PEMIKIRAN


Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi atau
lebih luas. Paragraf merupakan kumpulan kalimat yang berkaitan dalam suatu
rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.

1
Fungsi dari paragraf dalam karangan:
a) Sebagai penampung jalan pikiran atau ide karangan.
b) Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok karangan.
Paragraf efektif harus memenuhi 3 persyaratan:
1. Kohesi(kesatuan)
2. Koherensi(kepaduan)
3. Pengembangan/kelengkapan paragraf.

1.5 KEGUNAAN
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan lebih memahami tentang
paragraf efektif dan dapat menambah pengetahuan dalam menyusun sebuah
paragraf yang baik.

1.6 METODE PENULISAN


Metode penulisan merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk
mengumpulkan data, mengolah data, dan menganalisa data dengan teknik
tertentu.

1. Metode Studi Pustaka


Metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dengan informasi makalah. Serta sebagai referensi
untuk penujang dalam pengambilan teori dasar, baik menggunakan buku
maupun informasi internet.

2. Metode Diskusi
Mendapat data dengan cara bertanya langsung dengan kelompok atau
teman teman yang mengetahui tentang informasi yang diperlukan dalam
penyusunan makalah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PARAGRAF


Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.
Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua
kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau
kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan
kalimat ini saling bertalian dalam sutau rangkaian untuk membentuk gagasan.

2.2 JENIS-JENIS PARAGRAF


Berdasarkan tujuan:
1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang
akan diuraikan. Sebab itu paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan
perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah
yang akan diuraikan paragraf pembuka ini jangan terlalu panjang supaya tidak
membosankan.
Paragraf pembuka mempunyai dua kegunaan yaitu selain supaya dapat
menarik perhatian pembaca, juga berfungsi menjelaskan tentang tujuan dari
penulisan itu. Oleh sebab itu, penulis harus mampu menyajikan pembukaan ini
dengan kalimat-kalimat yang menarik. Namun, tidak ada satu buku pegangan pun
yang mengajaran bagaimana cara membuat pembukaan yang menarik. Padahal,
memulai di suatu permulaan berarti hampir mendeati akhir karena disitulah seni
keseluruhan dari menulis.

2. Paragraf Penghubung
Masalah yang akan diuraikan terdapat dalam paragraf penghubung. Paragraf
penghubung berisi inti persoalan yang akan dikemukakan.Oleh sebab itu,secara
kuantitatif paragraf inilah yang paling panjang,dan antara paragraf dengan
paragraf harus saling berhubungan secara logis.

3
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan.Biasanya paragraf ini berisi
kesimpulan dari paragraf penghubung.Dapat juga paragraf penutup berisi
penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf
penghubung.Paragraf penutup yang berfungsi mengakhiri sebuah karangan tidak
boleh terlalu panjang.Namun,tidak berarti paragraf ini dapat tiba-tiba diputuskan
begitu saja.Jadi,seorang penulis haru dapat menjaga perbandingan antara paragraf
pembuka,penghubung,dan penutup.
Berdasarkan kalimat utama:
1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat
utamanya diawal paragraf. Paragraf ini paragraf yang diawali dengan pernyataan
umum, lalu dijabarkan menjadi pernyataan yang sifatnya khusus. Pernyatan yang
sifatnya khusus tesebut, dapat berupa rincian, penjelasan, bukti-bukti maupun
contoh-contoh.

2. Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat
utamanya diakhir sebuah paragraf.

3. Paragraf campuran
Paragraf campuran adalah gagasan pokok dan kalimat utamanya berada diawal
dan akhir sebuah paragraf. Jenis paragraf ini dikembangkan dengan kalimat yang
bersifat umum diawal paragraf dan akhir paragraf, sedangkan kalimat-kalimat
yang berada ditengah paragraf bersifat khusus berupa rincian.

4. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang posisi gagasan pokoknya berada
ditengah sebuah paragraf.

Berdasarkan kontennya:
1. Paragraf naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis
wacana narasi.Narasi adalah tipe wacana yang berisi kejadian atau kisah.

4
2. Paragraf deskriptif
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan
jenis wacana deskripsi.Wacana deskripsi adalah wacana yang berisi
penggambaran atau pemaparan dengan jelas,rinci dan lengkap mengenai suatu
hal,baik seseorang, suasana, benda, tempat, sifat, hewan ataupun tumbuhan.

3. Paragraf ekspositori
Paragraf ekspositori adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan
jenis wacana ekspositori.Wacana ini berisi penjelasan, membentangkan da
pemaparan akan suatu, sehngga pembaca mendapatkan pengetahuan dan
wawasan.

4. Paragraf argumentatif
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang kontennya berhubungan
dengan wacana argumentasi. Wacana ini berisi pendapat, pembuktian,
pendirian, gagasan, dan dalih terhadap sesuatu.

5. Paragraf persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan
jenis wacana persuasi.Wacana ini berisi ajakan,bujukan atau himbauan kepada
seseorang dengan memberikan alasan yang meyakini,melaksanakan
sesuatu,atau membeli benda tertentu.

2.3 PARAGRAF EFEKTIF


Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik,
terdiri atas satu pikiran utama dan lebih dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada
kalimat sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.
Karakteristk paragraf efektif:
1. Kalimat topik pada paragraf tersebut memberikan sebuah pernyataan yang
khusus.
2. Paragraf tersebut memiliki bukti-bukti yang mendukung pernyataan yang ada
pada kalimat topik.
3. Paragraf tersebut terdapat penjelasan tentang bagaimana setiap bukti pada
kalimat pendukung mendukung pernyataan pada kalimat topik secara logis.
4. Semua kalimat yang ada pada paragraf tersebut, selain pernyataan khusus pada
kalimat topik menjadi pendukung bagi pernyataan khusus itu.
5. Pada paragraf yang efektif kutipan-kutipan digabungkan kedalam kalimat
penulis secara logis halus dan sesuai kaidah.

5
2.4 MEMBUAT PARAGRAF YANG EFEKTIF
Langkah –langkah membuat paragraf eektif:
1. Menentukan kalimat topik
2. Menentukan kalimat penjelas.
3. Menentukan kalimat-kalimat pengembang.
4. Menentukan kalimat kesimpulan.

2.5 PENGEMBANGAN PARAGRAF


Menulis paragraf memerlukan penyusunan dan pengekspresian gagasan-
gagasan penunjang. Gagasan pokok dari sebuah paragraf hanya akan jelas kalau
diperinci dengan gagasan-gagasan penunjang. Setiap gagasan penunjang dapat
dituang kedalam satu kalimat penunjang atau lebih. Malahan ada juga
kemungkinan beberapa gagasan penunjang dituang kedalam satu kalimat
penunjang tetapi sebaiknya satu gagasan penunjang dijadikan satu kalimat
penunjang.
Contoh
Kerangka paragraf
Gagasan pokok : keindahan alam di Batu Malang
Gagasan penunjang :
 Manusia telah mengubah segala-galanya
 Hutan, sawah, dan ladang tergusur
 Pohon tidak ada
 Pagar bunga sudah diganti
 Gedung-gedung mewah dibangun

Kerangka paragraf di atas yang berisi satu gagasan pokok dan beberapa
gagasan penunjang dapat dikembangkan menjadi satu paragraf. Perhatikanlah cara
pengemmbangan kerangka diatas:
Contoh:
Bernostalgia tentang indahnya alam di batu malang,hanya akan menimbulkan
kekecewaan.Dalam kurun waktu 30 tahun dinamika kehidupan ank-anak manusia
telah mengubah segala-galanya.Hutan,sawah dan ladang tela tergusur oleh
berbagai bentuk bangunan yang meluncur dari kota.Ranting dan cabang pohon
telah berganti dengan jeruji besi.Pagar tanaman bunga yang bermekaran dengan
indahnya,telah diterjang tembok beton yang kokoh.batu-batu,gunung telah
menghadirkan gedung plaza megah yang menelan biaya milyaran.Arus
modernisasi dengan angkuhnya telah menelan kemesraan desa ini dari berbagai
penjuru.

6
Pengembangan paragraf ini memperhatikan unsur kesatuan dan kepaduan atau
koheren harus memerhatikan hal-hal berikut;
1. Susunlah kalimat topik dengan baik dan layak.
2. Tempatkanlah kalimat topik dalam posisi menyolok dan jelas dalam sebuah
paragraf.
3. Tunjanglah atau dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-detail atau
perincian-perincian yang tepat.
4. Gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain didalam dan di antara paragraf.

Dalam pengembangan paragraf ada beberapa cara yang dapat kita lakukan :
1. Secara alamiah
Dalam teknik ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada
objek atau kejadian yang dibicarakan.susunan logis ini mengenal dua macam
urutan:
a) Urutan ruang (spasial); yang membawa pembaca dari satu titik ke titik
berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya gambaran dari
depan ke belakang, dari luar kedalam, dari atas kebawah, dari kanan kekiri dan
sebagainya.
b) Urutan waktu (urutan kronologis) ;yang menggambarkan urutan terjadinya
peristiwa,perbuatan atau tindakan.
Contoh:
Menedang bola dengan sepatu, baru dikenalnya sekitar 1977. Saat itu ia baru
lulus dari STMN 3 jurusan elektro. Yang pertama sekali melatihnya adalah
halilintar. Dari sini prestasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat
bergabung dengan klub PMC sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah
dipanggil untuk memperkuat PSSI ke Merdeka Games di Malaysia. Waktu
dipanggil lagi unutk turnamen di Brunai tahun 1985, ia gagal memenuhinya,
karena kaki nya cider.

2. Klimaks dan Anti Klimaks


Gagasan utama diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap
paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain
hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukanya atau kepentinganya.

7
Contoh:
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sesuai dengan
kemajuan teknologi yang di capai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru
jaya- jayanya, ada traktor yang di jalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank
menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti
tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan
orang, yaitu traktor yang memakai roda ranta. Traktor semacam ini adalah hasil
perusaahan Cartepillar. Di samping Cartepillar, Ford pun tidak ketinggalan
dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak
kalah saing dalam bidang ini. Produksi jepang yang khas di Indonesia terkenal
dengan nama padi Traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari
model sebelumnya (Gorys keraf, 1980)
Pikiran utama paragraf diatas adalah bentuk traktor mengalami perkembangan
dari zaman ke zaman.
Pikiran kemudian diperinci dengan:
 Traktor yang dijalankan dengan uap
 Traktor yang memakai roda rantai
 Traktor buatan Ford
 Traktor buatan jepang

3. Umum Khusus - Khusus Umum


Dalam bentuk umum ke khusus, gagasan utama diletakkan pada awal
paragraf, kemudian diikuti dengan perincian-perincian. Sebaliknya dari khusus
ke umum, dimulai dengan perincian-perincian dan diakhiri dengan kalimat
topik.
Contoh 1:
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai sebagai bahasa
nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskan Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928. Yang didasari oleh bahasa Melayu menjadi lingua
france selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh
faktor tidak terjainya “persaingan bahasa”, maksudnya, persaingan bahasa
daerah yang satu dengan bahasa yang lain untk mencapai kedudukannya
sebagai bahasa nasional.

8
Contoh 2:
Dokumen- dokumen dan keputusan-keputusan yang dikeluarkan pemerintah
dan badan- badan kenegaraan lainnya, ditulis dalam bahsa indonesia. Pidato-
pidato terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dalam bahasa
indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi antar
bagnsa kadang- kadang pidato resmi ditulis dan di ucapkan dalam bahasa asing,
terutama bahsa inggris. Demikian juga pemakaian bahsa Indonesia oleh
masyarakat dalam uacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain
komunikasi timbal balik antarpemerintah dan masyarakat berlangsung dengan
menggunakan bahasa Indonesia.
Contoh 1, generalisasi terletak pada awal paragraf kemudian diikuti dengan
perincian-perincian(umum-khusus) .
Contoh2, gagasan pokok terdapat pada akhir paragraf (khusus-umum).

4. Perbandingan dan Pertentangan


Paragraf bisa dekembangkaan dengan membandingkan atau
mempertentangkan dua hal yang tingkatnya sama dan kedua hal itu mempunyai
pesamaan dan perbedaan.
Contoh:
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha
tampil modis dimuka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Kalau
keluar kota paling senang mengenakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi
topi dan scruft. Lain halnya dengan Margareth Thatcher sejak menjadi
pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya.
Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia cenderung berbelanja di
tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi kepernikahan, ke pemakaman,
dan ke upacara resmi misalnya parlemen.
Yang diperbandingkan dan di pertentangkan dalam contoh diatas adalah
cara berpakaian wanita Inggris yang paling berkuaa di negerinya.

5. Analogi
Paragraf dikembangkan dengan membandingkan dua hal yang memiliki
persamaan bentuk ataupun fungsinya. Bisa juga untuk membandingkan sesuatu
yang dikenal umum dengan hal yang kurang dikenal umum, sehingga hal ini
bisa dipahami dengan jelas.

9
Contoh :
Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut partai
untuk pendaratan pasukan infantri. Pasukan infantri ini diibaratkan sebagai
ilmu pengetahuan yang diantaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang
memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu, ilmulah
yang membelah gunung dan merambat hutan, menyempurnakan kemenangan
ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat menyerahkan daerah
yang sudah dimenagkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah
penyerahan –penyerahan dilakukan, maka filsafat pun pergi kembali
menjelajah laut lepas berspekulasi dan meneratas.
Dalam paragraf diatas, filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir
yang merebut partai untuk pendaratan pasukan infantri, mejelaskan fungsi
falsafat. Dan pasukan infantri diumpamakan sebagai ilmu pengetahuan. Dapat
disimpulkan paragraf tersebut berisi tentang kedudukan falsafat dan ilmu.

6. Contoh – Contoh
Sebuah generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat memberikan
penjelasan kepada pembaca, kadang kadang memerlukan contoh-contoh yang
konkret. Dalam hal ini sumber pengalaman sangat efektif.
Contoh:
Dalam rangka mengejar ketinggalan desa baik dalam bidang pembangunan,
ataupun dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha telah dilakukan
pemerintah. ABRI masuk desa (AMD) sudah lama kita kenal. Hasilnya pun
lumayan, misalnya perbaikan jalan, pembuatan jembatan, pemugaran kampung.
Conto lain KKN yang dilaksanakan mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah
pula dinikmati oleh desa yang bersangkutan. Misalnya, peningkatan
pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta aksara, perbaikan dalam bidang
kesehatan dan gizi, dan lain-lain. Akhir-akhir ini serat kabar juga diusahakan
masuk desa, walaupun hasinya masih belum kelihatan, barangkali masih
dipikirkan program selanjutnya, misalnya bahasa nasional (bahasa Indonesia)
masuk desa.

7. Sebab – akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat.
Sebab berfungsi sebagai pikitan utama, sedangkan akibat berfungsi sebagai
pikirana penjelas.

10
Contoh:
Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari
separuh jalan kendarana tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk
membatasinya, pemerinah akan memasang pagar pemisah antara jalan
kendaraan dengan trotoar. Pagai ini juga berfungsi sebagai tenda pedaganf kaki
lima tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa
dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah
sangat keterlaluan , sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

8. Definisi luas
Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang kadang penulis
terpaksa menguraikan beberapa kalimat, bahkan beberapa paragraf. Hal ini
dapat dipelajari lebih mendalam dari definisi.
Contoh:
Pompa Hidran (Hydraulieran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja
secara kontinu tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar.
Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari
sumber air, dan mengalirkan sebagian air tersebut ketempat yang lebih tinggi.
Bagian utama sistem pompa ini ialah pipa pemasukan, karub limbah, katup
pengantar, katup udara, ruang udara dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air
dapat dipompakan karena adanya perubahan energi kinetis air jatuh, yang
menimblkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup
mengankat dan mengalirkan air ketempat yang lebih tingi dari permukaannya.
Desain katub limbah dan katub pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat berfungsi bergantian.

9. Klasifikasi
Dalam pengembangan paragraf, biasanya dikelompokkan dalam hal yang
mempunyai persaman, dan diperinci lebih lanjut kedalam kelompok yanglebih
simplek.
Contoh:
Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa
kemampuan yaitu, kemampuan berbahasa,pengembangan dan penyajian. Yang
termasuk kemampuan berbahasa ialah kemampuan menerapkan ejaan, kosa
kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan kemampuan pengembangan ialah
kemampuan menata paragraf, megembangakan pokok bahasan, sub pokok
bahasan, dan kemampuan membagi poko bahasan dalam urutan yang
sistematik.

1
BAB III
PENUTUP
Pada bab ini penulis memaparkan beberapa kesimpulan dan saran-saran yang
penilis dapatksn dalam proses mulai dari tahap studi pustaka hingga pembahasan
rangkaian materi.

3.1. Kesimpulan
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.
Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua
kalimat paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, kalimat-
kalimat penjelas sampai kalimat penutup.
Paragraf bukan hanya berkaitan dengan segi keidahan karangan itu, namun
juga memiliki beberapa kegunaan. Yaitu, sebagai penampung fragmen ide pokok
atau gagasan pokok keseluruhan paragraf, alat untuk memudahkan pembaca
memahami jalan pikiran penulis, penanda bahwa pikiran baru dimulai, alat bagi
pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
Suatu paragraf dikatakan baik apabila mencakup tiga aspek, yaitu kepaduan,
kesatuan dan kelengkapan. Kepaduan paragraf adalah adanya keterkaitan dalam
rangkaian suatu kalimat yang logis dan serasi. Kesatuan paragraf adalah tiap
paragraf hanya mengandung pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat
utama. Kelengkapan paragraf adalah apabila didalamya terdapat kalimat-kalimat
penjelas yang dapat menjelaskan atau menerangkan dari pokok pikiran atau
kalimat utama tersebut.
Dalam pembuatan suatu paragraf efektif, harus memiliki unsur-unsur
pembangun paragraf. Yaitu, topik. Yang merupakan hal terpenting dalam
pembuatan suatu alinea atau paragraf, lalu dikembangkan dengan kalimat-
kalimat penjelas agar menjadi sebuah paragraf yang padu, jelas, dan konkret.

3.2.Saran
Dalam pembuatan makalah atau karya tulis ilmiah, paragraf efektif perlu
digunakan. Oleh sebab itu, pemahaman mengenai paragraf efektif harus
ditingkatkan. Agar dalam penulisan makalah atau karya tulis ilmiah tidak terjadi
kesalahan, sehingga akan menghasilkan karya yang bermutu baik dari segi isi
maupun struktur penyusunan. Terutama dalam menggunakan kata dan
penulisannya agar menjadi paragraf efektif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Akhaidah,et al.1989.Pembinaaan Kemampuan Menulis Bahasa


Indonesia.Jakarta:Penerbit Erlangga

Alwi,H,dkk.1989.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta:PT Balai Pustaka

http://pujirokhayanti999.blogspot.co.id/2014/05/makalah-paragraf-
efektif.html?m=1

http://www.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai