Anda di halaman 1dari 22

Makalah

Paragraf

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata kuliah: Bahasa Indonesia

Dosen pengampu: Dra. Amelia Rahmi M.Pd

Disusun oleh:

1. Ghinayatul’Amalya (1708066036)
2. Jihan Murdana (1708066042)
3. Eva Dwi Mulyani (1708066048)
4. Betari Radhwa Arifah (1708066054)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

2018
Daftar Isi

Halaman Judul .....................................................................................................................1

Daftar Isi ...............................................................................................................................2

Kata Pengantar ....................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan ..............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................4

Bab II Pembahasan ..............................................................................................................5

2.1 Pengertian Paragraf.......................................................................................................5

2.2 Jenis-jenis Paragraf .......................................................................................................6

2.3 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf .........................................................................14

2.4 Pengembangan Paragraf ...............................................................................................17

Bab III Penutup....................................................................................................................20

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................20

3.2 Saran ...............................................................................................................................21

Daftar Pustaka .....................................................................................................................22

2
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah mengenai
paragraf sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah mengenai paragraf dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Semarang, 10 April 2018

Penyusun

3
BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Dalam proses pembelajaran tentu banyak sekali buku maupun artikel yang
berguna untuk pelajaran. Tapi apakah kita sudah mengenali bagaimana susunan
paragraf dalam buku maupun artikel yang telah kita pelajari tersebut? Tentu kita tidak
menghiraukan hal itu. Jadi,di dalam makalah kami ini akan membahas tentang
paragraf, syarat-syarat paragraf, cara mengembangkan paragraf dan jenis-jenis
paragraf. Sehingga pembaca bukan hanya membaca, tetapi juga tahu cara
membedakan mana paragraf yang baik maupun yang kurang baik.
Paragraf adalah bagian dalam suatu karangan yang mengandung satu gagasan
pokok atau pikiran utama dan beberapa gagasan penjelas. Paragraf dapat pula
diartikan sebagai suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.
Paragraf merupakan himpunan dari kalimat kalimat yang bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk suatu gagasan. Sebuah tulisan yang mengandung
beberapa paragraf harus diperhatikan dengan saksama. Agar menjadi paragraf yang
baik, tentunya diperlukan kemampuan dalam mengolah dan menjaga hubungan antar
paragraf agar tetap sinkron.

4
BAB II Pembahasan

2.1. Pengertian Paragraf

Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau


"tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal
paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan;
kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru.

Paragraf merupakan kalimat kalimat yang disusun secara sistematis dan logis
sehingga membentuk kesatuan pokok pembahasan. Paragraf juga bisa disebut sebagai
kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi dan lebih luas dari kalimat, dan
merupakan himpunan dari kalimat yang bertahan dalam satu rangkaian membentuk suatu
gagasan.

Dalam paragraf terkandung satu buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat
dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik, kalimat
penjelas, sampai kalimat penutup. Dari kalimat kalimat tersebut saling berkaitan menjadi
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan, sehingga dalam sebuah paragtaf
terdapat sebuah gagasan utama.

1. Ciri-ciri paragraf, diantaranya sebagai berikut ini

Yang pertama kalimat pertamanya bertakuk/letaknya agak dalaman, ke dalam


lima ketukan spasi untuk jenis karangan yang biasa. Lalu yang kedua paragraf
memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.

Yang ketiga setiap paragraf memakai sebuah kalimat topik dan juga
selebihnya merupakan kalimat pengembang yang mempunyai fungsi menjelaskan,
menguraikan ataupun menerangkan pikiran utama yang terdapat dalam kalimat topik.

Dan yang keempat paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam
kalimat penjelas. Kalimat tersebut berisi mengenai detail-detail kalimat topik.
Paragraf bukanlah kumpulan kalimat topik. Paragraf hanya berisikan satu kalimat
topik dan juga beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi mengenai
detail yang sangat spesifik serta tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.

5
2. Fungsi paragraf, adalah sebagai berikut ini
a. Mengekspresikan gagasan yang tertulis dengan memberikan bentuk suatu
pikiran dan juga perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara
logis dalam suatu kesatuan.
b. Untuk menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa
paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.
c. Untuk memudahkan pengorganisasian gagasan bagi yang menulis dan
memudahkan pemahaman bagi yang mbacanya.
d. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan unit pikiran
yang lebih kecil.
e. Untuk memudahkan pengendalian variable, terutama pada karangan yang
terdiri dari beberapa variabel.

Kerangka paragraf ialah :

• Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.

• Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama.

• Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.

Gagasan utama sebuah paragraf dapat dicari dengan cara :

• Membaca kalimat satu per satu

• Jika kalimat pertama dan kedua merupakan inti paragraf, berarti kalimat
tersebut adalah gagasan utama paragraf yang bersangkutan.

• Jika kalimat pertama bukan inti paragraf, cermati kalimat terakhir paragraf
tersebut, jika kalimat terakhir merupakan kalimat inti berarti kalimat terakhir
tersebut adalah gagasan utama dari paragraf yang bersangkutan.

• Jika kalimat di awal dan di akhir paragraf, berarti kalimat utama paragraf
tersebut berada di awal dan di akhir paragraf.

2.2. Jenis-jenis Paragraf

Jenis paragraph dikelompokkan berdasarkan

6
2.2.1. Jenis paragraf menurut fungsi kalimat

2.2.1.1. Paragraf Deduktif

Ciri-ciri dari paragraf ini adalah :


1. Kalimat utama berada di awal/di depan paragraf.
2. Disusun dengan pola umum – khusus
Contoh:
(1)Orang yang pendiam tidak selayaknya dijauhi atau di anggep
aneh.(2) Sebab, tak selamanya orang yang pendiam adalah pecandu narkoba,
penderita kelainan jiwa, orang yang berkepribadian sombong atau bahkan
seorang teroris. (3) Orang yang pendiam hanyalah orang yang tidak pandai
banyak bicara serta tidak terlalu senang berlama-lamadi tempat yang ramai.
Keterangan: (1) Merupakan kalimat utama, (2) dan (3) merupakan kalimat
penjelas.

2.2.1.2. Paragraf Induktif

Paragraf Induktif adalah sebuah paragraf yang kalimat utamanya


terletak pada di bagian akhir Paragraf. Dalam paragraf ini, kalimat-kalimat
disusun dengan pola khusus - umum, yaitu diawali dengan kalimat-kalimat
penjelas yang berupa fakta, contoh-contoh, rincian khusus maupun bukti-
bukti yang kemudian disimpulkan atau digeneralisasikan ke dalam satu
kalimat pada akhir Paragraf. Inti paragraf ini bisa berupa sebuah kesimpulan.
Ciri-ciri kaliamat Induktif:
1. Panyajiannya diawali dengan kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri
dengan kalimat utama.
2. Dikembangkan dengan pola khusus – umum.
3. Bagian akhir merupakan kesimpulan.
Contoh:
(1) Material sampah organik seperti sampah makanan, dedaunan, dan
kertas dapat diolah kembali menjadi lebih berguna. (2) Material-material
sampah tersebut diolah dalam proses pengkomposan yang dilakukan secara
biologis. (3) Hasilnya, material-material tersebut telah menjadi pupuk kompos
atau gas metana yang dapat digunakan untuk membangkitkan listrik. (4) Hal

7
tersebut membuktikan bahwa sampah-sampah organik dapat diolah kembali
menjadi sesuatu yang lebih berguna

Keterangan: (1), (2), dan (3) merupakan kalimat penjelas, (4) merupakan
kalimat utama.

2.2.1.3. Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)

Paragraf campuran adalah Paragraf yang diawali dengan mengungkapkan


kalimat utama, dilanjutkan dengan kalimat-kalimat penjelas , kemudian
diakhiri dengan kesimpulan pada bagian akhir Paragraf. Paragraf ini
dikembangka dengan pola umum-khusus-umum. Kalimat utama pada bagian
akhir adalah bersifat penegasan kembali kalimat utama yang dikemukakan di
awal Paragraf. Ciri-ciri Paragraf campuran:
1. Memiliki dua kalimat utama, yang berada di awal dan di akhir paragraf.
2. Dikembangkan dengan pola Umum - Khusus – Umum

Contoh:

Ada sejumlah hal yang patut dipertimbangkan dalam memilih jurusan


yang hendak diambil saat kuliah nanti. Pertama-tama, kita mesti mengetahui
terlebih dahulu jurusan-jursan apa saja yang ada di perguruan tinggi. Pelajari
secara rinci jurusan-jurusan tersebut. Setelah itu, tentukanlah jurusan kuliah
yang akan diambil nanti. Usahakan jurusan tersebut adalah jurusan yang
sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Dengan begitu, kemungkinan
mengambil jurusan kuliah yang salah bisa diantisipasi.

Kalimat yang dicetak miring: kalimat utama. Kalimat yang tidak


dicetak miring: kalimat penjelas. Kata kunci:jurusan, dan kuliah.

2.2.1.4. Paragraf Penuh Kalimat Topik

Paragraf penuh kalimat topik yaitu seluruh kalimat yang membangun


paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus
menjadi kalimat topik. Untuk dapat memahami gagasan yang hendak
disampaikan oleh pengarang, kita harus membaca seluruh kalimat dalam
paragraf tersebut.

8
Contoh:
Pada hari itu aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang
rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi
menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Angin
pegunungan membelai wajahku. Ku hirup hawa pagi yang segar sepuas-
puasku.

2.2.2. Jenis paragraf menurut fungsinya

2.2.2.1. Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan


bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan
diuraikan. Paragraf pembuka mempunyai dua kegunaan, yaitu selain dapat
menarik perhatian pembaca, juga berfungsi menjelaskan tujuan dari
penulisan itu. Guna mencapai sasaran penulis, paragraf pembuka harus
disajikan dalam bentuk yang menawan pembaca. Untuk itu, bentuk-bentuk
berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka,
yaitu:
1) Kutipan, paribahasa, anekdot;
2) Uraian mengenai pentingnya pokok pembicaraan;
3) Suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang;
4) Uraian tentang pengalaman pribadi seseorang;
5) Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan;
6) Sebuah pertanyaan.
Contoh:
Masih ada yang belum memahami bahaya sampah elektronik. Padahal,
sampah ini bisa menimbulkan kerusakan dan pencemaran alam yang lebih
parah ketimbang sampah-sampah lain. Oleh karenanya, mengetahui secara
mendalam tentang sampah ini adalah suatu keharusan yang patut kita
lakukan. Berikut ini adalah beberapa pembahasan ringkas mengenai
seperti apa sampah elektronik dan bahaya yang ditimbulkannya!
2.2.2.2. Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang berisi inti masalah yang hendak disampaikan
kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada

9
paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf pengembang bergantung pola
dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif,
naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu
perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan
pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan
untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan
pendapat pengarang.
Fungsi paragraf pengembang di dalam karangan:
1) Mengemukakan inti persoalan;
2) Memberi ilustrasi atau contoh;
3) Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikut;
4) Meringkas paragraf sebelumnya;
5) Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.
Contoh:
Orang utan dewasa dapat ditengarai melalui ciri-cirinya. Dahi
orang utan dewasa miring ke belakang. Di atas matanya yang jeluk
terdapat pinggiran tulang yang menganjur. Hidungnya pesek,
sementara sekat rongga hidungnya menganjur ke luar cuping
hidung. Mulutnya menganjur seperti moncong serta bibirnya tipis
dan pendek

2.2.2.3. Paragraf penutup

Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau


penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap
penting. Penyajiaannya harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) Sebagai bagian penutup, paragraf tidak boleh terlalu panjang.
2) Isi paragraf harus berisi simpulan yang memcerminkan sebagai inti
seluruh uraian.
3) Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini
dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.
Contoh:
Dari penjelasan di atas, kita bisa simpulkan bahwa sampah
elektronik merupakan suatu sampah yang berbahaya dan memberikan

10
dampak buruk untuk lingkungan. Oleh karenanya, pembuangan
sampah ini ke tong sampah yang tepat, serta pendaurulangan jenis
sampah ini perlu dilakukan supaya sampah elektronik tidak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan juga manusia.

2.2.3. Jenis paragraf menurut isinya


2.2.3.1. Paragraf persuasi

Paragraf ini merupakan berisi bujukan untuk para pembaca agar


menerima gagasan ataupun ide yang disampaikan oleh penulis. Supaya
pembaca dapat menerima gagasan penulis, pembaca harus menyediakan
sejumlah data dan bukti yang sesuai dengan fakta atau kenyataan. Dengan
begitu, pembaca bisa mengiyakan gagasan dari penulis tanpa adanya
penolakan.
Selain itu, paragraf persuasi juga menggunakan sejumlah unsur untuk
menjadikan pembaca tertarik membaca paragraf ini, yaitu:
1) Adanya penggunaan bahasa yang menarik
2) Adanya kata-kata ajakan seperti ayo, mari, dan sebagainya.
3) Adanya partikel –lah yang terdapat pada kata-kata tertentu.
Contoh:
Ayo hidup sehat
Dewasa ini banyak sekali penyakit baru yang bermunculan. Hal ini
dikarenakan berkurangnya sistem imun di dalam tubuh kita. Jika sistem
imun di dalam tubuh melemah, maka tubuh gampang sekali terkena
penyakit. Selain itu, makanan – makanan yang kita konsumsi tidak lagi
mengandung vitamin dan mineral yang baik. Bahkan, saat ini telah banyak
penjual makanan – makanan yang tidak sehat. Terlebih lagi dengan
padatnya aktivitas membuat kita tidak memiliki waktu untuk berolahraga.
Padahal oaharaga sangatlah baik untuk kesehatan kita. Akibatnya, tubuh
menjadi lemah sehingga mudah terjangkit virus – virus yang ada di sekitar
kita. Oleh karena itu, marilah kita menerapkan pola hidup sehat agar kita
tidak mudah sakit dengan cara mengkonsumsi makanan yang sehat dan
berolahraga yang rutin.

11
2.2.3.2. Paragraf Argumentasi

Paragraf ini berisi pendapat penulis yang disertai dengan bukti dan
alasannya. Paragraf argumentatif sendiri ditujukan untuk mengemukakan
gagasan berdasarkan fakta dan alasan kuat, sehingga pembaca pun yakin
dan setuju atas gagasan tersebut. Paragraf ini mempunyai sejumlah ciri,
yaitu:

1) Berisi pendapat atau pandangan penulis terkait suatu peristiwa.


2) Adanya fakta-fakta, data, dan contoh aktual yang mendukung pendapat
sang penulis.
3) Pendapat atau pandangan dikemukakan secara analitis atau secara
analogis (menggunakan perumpamaan).
4) Diakhiri dengan kesimpulan dari penulis.

Contoh:

Musim kemarau pada tahun ini adalah kemarau terparah dalam


kurun 10 tahun terakhir. Hujan tidak turun selama 6 bulan mengakibatkan
tanah dan sumber air menjadi kering. Menurut BMKG, tahun ini hujan
diprediksi akan turun pada bulan depan.

Jika hal itu terjadi, maka bisa dipastikan bahwa kemarau tahun ini
bukanlah kemarau yang biasa, dikarenakan terjadi selama 7 bulan.
Sedangkan menurut data yang disampaikan oleh BMKG tahun lalu,
kemarau hanya terjadi selama 5 bulan.

Dengan demikian, petani banyak yang merugi karena gagal panen


karena tidak ada air yang mengairi sawah mereka.

2.2.3.3. Paragraf Narasi

Isi dari paragraf ini adalah kisah tentang suatu peristiwa atau kejadian
yang didasari oleh data dan fakta yang ada. Adapun ciri-ciri paragraf ini
adalah sebagai berikut:

1) Adanya tokoh atau pelaku.

12
2) Adanya latar tempat, waktu, atau suasana.
3) Adanya alur atau jalan cerita.
4) Paragraf ditulis secara kronologis atau berdasarkan urutan waktu.

Contoh:

Hari minggu yang melelahkan

Hari minggu adalah hari yang paling melelahkan bagiku. Jika


di pagi hari banyak remaja yang menghabiskan waktunya untuk
bersantai dan pergi untuk jalan-jalan bersama temannya, tidak berlaku
bagiku.

Pukul 5 pagi aku sudah harus bangun dan membantu ibuku


untuk memasak dan setelah itu aku harus menemani adik-adik ku
bermain sampai mereka lelah tertidur.

2.2.3.4. Paragraf Deskripsi

Merupakan paragraf yang berisi penggambaran sebuah objek secara


detail, sehingga pembaca pun seolah dapat melihat atau merasakan objek
tersebut. Paragraf deskripsi mempunyai sejumlah ciri, yaitu:

1) Berisi penggambaran objek atau benda.


2) Banyak menggunakan jenis-jenis kata sifat di dalamnya.

Contoh:

Deskripsi spasial

Sungai ciliwung terletak di Jakarta. Sungai ini mengalir di seluruh Jakarta.


Sayangnya, Sungai Ciliwung dipenuhi tumpukan sampah. Tumpukan
sampah di sungai dihinggapi lalat. Lalat-lalat itu selalu berterbangan ke
perumahan warga dan membawa berbagai macam penyakit. Selain itu
tumpukan sampah juga menebarkan bau yang sangat menyengat. Sungguh
pemandangan yang sangat menyedihkan.

13
2.2.3.5. Paragraf Eksposisi

Paragraf yang berisi tentang uraian sebuah gagasan yang memiliki


tujuan untuk menjelaskan sesuatu. Uraian tersebut tentu didukung
sejumlah fakta agar para pembaca bisa mempercayainya. Jenis paragraf ini
mempunyai sejumlah ciri, yaitu:

1) Berisi petunjuk atau kiat-kiat dalam melakukan atau meraih sesuatu.


2) Isi paragrafnya berisi fakta-fakta, kenyataan, atau hal-hal lain yang
dapat dibuktikan kebenarannya, sehingga pembaca pun bertambah
wawasannya.
3) Berisi uraian tentang suatu peristiwa.
4) Tidak bersifat membujuk atau memaksa pembacanya.

Contoh (1)

Sapu lidi adalah suatu alat yang dipergunakan untuk menyapu


halaman rumah, kebun, atau bahkan dilapangan.

Contoh (2)

Pensil merupakan sebuah alat tulis yang selalu dipergunakan


untuk menulis diata kertas ataupun yang lainnya.

2.3. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf


Dalam pembentukan atau penyusunan suatu paragraf diperlukan syarat-syarat
tertentu. Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi syarat-syarat berikut. (Keraf,
1980:67)
2.3.1. Kesatuan bentuk (kohesi)
Menurut KBBI kohesi adalah keterkaitan antarunsur dalam struktur sintaksis
atau struktur wacana yang ditandai antara lain dengan konjungsi, pengulangan,
penyulihan, dan pelesapan. Yang dimaksud kohesi ini adalah adanya hubungan
yang harmonis, yang memperlihatkan satu kesatuan dan kebersamaan antara satu
kalimat dengan kalimat lainnya dalam sebuah paragraf.

14
2.3.2. Kesatuan makna (koherensi)
Menurut KBBI koherensi adalah hubungan logis antara bagian karangan atau
antara kalimat dalam satu paragraf. Jadi, koherensi adalah keterkaitan ide atau
gagasan menjadi satu kesatuan, sehingga pembaca dapat runut membaca sebuah
tulisan (teks) dan dapat dipahami maksudnya.

Menurut Yakub (2009:37), kohensi dalam sebuah paragraf dibangun dengan


memperhatikan:

a. Unsur kebahasaan, digambarkan dengan :


1) Repetisi atau pengulangan kata kunci.
Contoh pemakaian repetisi:
Akhir-akhir ini sedang marak pembegalan di sejumlah wilayah,
pembegalan sesungguhnya kejahatn lama yang belum terpecahkan, bahkan
pembegalan pun dilakukan oleh oknum-oknum penegak hukum.
Macam-macam kata ulang :
 Kata ulang utuh
Kata ulang utuh adalah kata ulang yang antara kata dasar dan bentuk
pengulangannya adalah sama. Contoh : orang-orang, duduk-duduk.
 Kata ulang sebagian
Kata ulang sebagian adalah kata ulang yang bentuk perulangannya
hanya sebagian dari kata dasar termasuk hanya sebagian bunyi vokal
atau konsonannya saja. Contoh : berjalan-jalan, bolak-balik, sayur-
mayur.
 Kata ulang berimbuhan
Contoh : anak-anakan, gunung-gunungan

2) Kata ganti.
Contoh pemakaian kata ganti:
Zaman purba dahulu, isi bumi masih lengkap. Belum ada jenis
hewan dan tumbuhan yang punah. Pada zaman itu manusia mencari
makan dengan mudah. Dengan peralatan sederhana berburu di hutan.
Mereka tidak tamak asalkan cukup untuk makan sehari.

15
3) Kata transisi atau ungkapan penghubung.

Contoh pemakaian kata transisi:

Tenaga kerja di Pulau Jawa, Bali, Madura, dan Lombok


berlebihan jumlahnya sedangkan di pulau-pulau lain kekurangan. Oleh
sebab itu, sebagian tenaga kerja dari keempat pulau itu dipindahkan ke
pulau-pulau lain yang kekurangan tenaga kerja. Dengan demikian,
akan terjadi pemerataan tenaga kerja di Indonesia.

Contoh kata dan frasa penghubung beserta fungsinya

No Fungsi Contoh kata dan frasa


Karena itu, maka, oleh sebab itu,
1. Menyatakan hubungan akibat/hasil
dengan demikian.
Demikian juga, kemudian, selain
2. Menyatakan hubungan pertambahan
itu, disamping itu, lalu.
Dalam hal yang sama, lain
3. Menyatakan hubungan perbandingan
halnya dengan, sebaliknya.
Akan tetapi, bagaimanapun,
4. Menyatakn hubungan pertentangan
namun,walaupun demikian.
Berdekatan dengan itu, di
5. Menyatakan hubungan tempat
sebrang sana, tak jauh dari sana.
Agar, untuk, guna, untuk
6. Menyatakan hubungan tujuan
maksud itu, untuk itu.
Baru-baru ini, beberapa saat
7. Menyatakan hubungan waktu
kemudian, ketika, sementara itu.
Singkatnya, ringkasnya,
8. Menyatakan hubungan singkatan
akhirnya, pada umumnya.
b. Perincian dan urutan isi paragraf

Cara pengembangan pikiran utama menjadi sebuah paragraf dan


hubungan antara pikiran utama dengan pikiran-pikiran penjelas, dilihat
dari urutan perinciannya. Perincian ini dapat diurutkan secara kronologis
(menurut urutan waktu), secara logis (urutan sebab-akibat, akibat-sebab,

16
khusus-umum, umum-khusus), menurut urutan ruang, menurut proses, dan
bisa juga dari sudut pandang satu ke sudut pandang lain.

2.4. Pengembangan Paragraf

Pikiran utama dari sebuah paragraf akan jelas jika diperinci dengan pikiran-
pikiran penjelas. Tiap pikiran penjelas dapat dituangkan kedalam kalimat penjelas atau
lebih. Menurut Yakub (2009;43), dalam sebuah paragraf terdapat satu pikiran utama dan
beberapa pikiran penjelas. Inilah yang disebut kerangka paragraf.

Contoh kerangka paragraf :

Pikiran utama : Keindahan alam yang mengecewakan.

Pikiran penjelas :

1. Manusia telah mengubah segalanya.


2. Hutan, sawah, dan ladang tergusur.
3. Pohon sudah tidak ada, dan
4. Pembangunan gedung-gedung mewah.

Kerangaka paragraf tersebut dapat dikembangan menjadi sebuah paragraf seperti


dibawah ini.

Bernostalgia tentang indahnya alam di Batu Malang, hanya akan menimbulkan


kekecewaan. Dalam kurun waktu 30 hari, dinamika kehidupan anak-anak manusia telah
mengubah segalanya. Hutan, sawah, dan ladang telah tergusur oleh berbagai bentuk
bangunan yang meluncur dari kota. Ranting dan cabang pohon telah berganti dengan
jeruji besi. Batu-batu gunung telah menghadirkan gedung plaza megah yang menelan
biaya miliaran. Arus modernisasi dengan angkuhnya telah menelan kemesraan desa ini
dar berbagai penjuru.

Pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik dan isi paragraf :

1. Berdasarkan teknik
 Secara alamiah : urutan ruang dan waktu
Pengembangan secara alamiah ini seorang penulis dapat menggunakan
pola yang sudah ada pada obyek atau kajian yang dibicarakan. Penulis

17
dapat menggunakan dua pola. Pertama, pola spesial atau urutan ruang,
misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar kedalam dan
sebagainya. Kedua, pola kronologis atau urutan waktu, misalnya
gambaran urutan terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan, tadi
sekarang, nanti, besok, dan sebagainya.
 Klimaks dan Antiklimaks
Pembuatan klimaks dilakukan dengan penampilan gagasan utama yang
rinci dari persoalan yang paling rendah kedudukannya. Sementara itu
pengembangan antiklimaks merupakan kebalikan dari klimaks.
 Umum ke Khusus, dan Khusus ke Umum
Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum merupakan
cara yang paling umum dipakai. Paragraf umum khusus dikembangkan
dengan meletakkan pikiran utama pada awal paragraf kemudian rician-
rincian berada pada kalimat-kalimat berikutnya. Sebaliknya paragraf
khusus umum, mula-mula dikembangkan rincian-rincian kemudian pada
akhir paragraf disampaikan generalisasinya. Jadi paragraf umum khusus
bersifat deduktif, sedangkan paragraf induktif bersifat khusus umum.
2. Berdasarkan isi
 Perbandingan dan pertentangan
Paragraf perbandingan dan pertenntangan ialah cara pengarang
menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang , subjek atau
gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu (Keraf dalam Mudlofar
2002: 99).
Fanatisme dan semangat yang dua hari lalu sempat pudar, di pertandingan
semi final hari Kamis malam telah kembali. Dengan modal itu pula dan
teknik permainan yang lumayan baik PSSI A maju ke final turnamen
sepak bola Piala Kemerdekaan V, setelah mendudukkan Malaysia 2-0 (1-
0). Di final hari Sabtu, PSSI A menghadapi Australia yang mengalahkan
Thailand 2-0. (Sumber: Kompas)

 Analogi

18
Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan
sesuatu yang sudah terkenal umum dengan yang tidak dikenal umum.
 Contoh-contoh
Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar pembaca
menjadi jelas diperlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi konkret inilah
yang nantinya dikembangkan menjadi contoh-contoh.
 Sebab-akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa hubungan sebab
akibat dan akibat sebab. Sebab dapat bertindak sebagai kalimat utama,
sedangkan akibat merupakan kalimat penjelas. Dapat pula sebaliknya ,
akibat sebagai pikiran utama dan sebab sebagai pikiran penjelas.
 Definisi luas
Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang bermaksud
memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal (keraf
dalam Mudlofar 2002: 102).
 Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan
pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini
bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan
satuan-satuan kedalam satu kelompok., dan kedua, memisahkan satuan-
satuan tadi dari kelompok yang lain (keraf dalam Mudlofar 2002: 103).

BAB III Penutup

19
3.1. Kesimpulan

Dari Paparan atau penjelasan di atas sesuai dengan makalah “Paragraf” penulis
menyimpulkan bahwa paragraf merupakan kalimat kalimat yang disusun secara sistematis
dan logis sehingga membentuk kesatuan pokok pembahasan.
3.1.1. Jenis-jenis Paragraf

3.1.1.2. Jenis paragraf menurut fungsi kalimat

3.1.1.2.1. Paragraf Deduktif

3.1.1.2.2. Paragraf Induktif

1.1.1.2.3. Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)


1.1.1.2.4. Paragraf Penuh Kalimat Topik
1.1.1.3. Jenis paragraf menurut fungsinya

3.1.1.3.1. Paragraf Pembuka


3.1.1.3.2. Paragraf Pengembang
3.1.1.3.3. Paragraf penutup
3.1.2. Jenis paragraf menurut isinya

3.1.2.1. Paragraf persuasi


3.1.2.2. Paragraf Argumentasi
3.1.2.3.Paragraf Narasi
3.1.2.4.Paragraf Deskripsi
3.1.2.5.Paragraf Eksposisi

3.1.3. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf

Dalam pembentukan atau penyusunan suatu paragraf diperlukan syarat-syarat


tertentu. (Keraf, 1980:67)

3.1.3.1. Kesatuan bentuk (kohesi)


3.1.3.2. Kesatuan makna (koherensi)

3.1.4. Pengembangan Paragraf

20
Pikiran utama dari sebuah paragraph akan jelas jika diperinci dengan pikiran-
pikiran penjelas. Pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik dan isi
paragraf :

1. Berdasarkan teknik. Secara alamiah : urutan ruang dan waktu, klimaks


dan antiklimaks, umum ke Khusus, dan Khusus ke Umum.
2. Berdasarkan isi yaitu perbandingan dan pertentangan, analogi, sebab-
akibat, definisi luas, klasifikasi.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

21
Daftar Pustaka

http://maherta.blogspot.co.id/2015/10/teknik-pengembangan-paragraf.html
http://pengembanganparagraf.blogspot.co.id
https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-paragraf
https://www.eduspensa.id/contoh-paragraf-narasi-singkat/
https://video.quipper.com/id/blog/sbmptn/bahasa-indonesia-sbmptn/7-contoh-
paragraf-deskripsi-singkat-bahasa-indonesia/
http://contohsimpel.blogspot.com/2014/09/contoh-paragraf-eksposisi-singkat-
dan.html
https://notepam.com/contoh-paragraf-argumentasi/
https://web-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-paragraf-deduktif-
induktif.html
www.kelasindonesia.com/2015/03/pengertian-dan-contoh-majas-repetisi-
lengkap.html?m=1
aaded.blogspot.co.id/2014/09/paragraf.html?m=1
blognya-intan.blogspot.co.id/2012/10/paragraf.html?m=1

22

Anda mungkin juga menyukai