Anda di halaman 1dari 30

TUGAS WAWANCARA PRESENTASI BISNIS DAN NEGOSIASI

KELOMPOK 5
NOVITA VANESIA PAULUS
SEPTIANI KANIA MAINE
MERLIN PATTIPEILUHU
VERONSYA KAPTEN
JEFFRIEVER NYONG
LA ODE RENDY
DEMINIKUS MUSSY

UNIVERSITAS HALMAHERA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
TAHUN 2023
A. Wawancara Kerja
Wawancara kerja merupakan salah satu cara yang sangat penting, bagi suatu
perusahaan dalam menyaring jumlah pelamar yang ada. Berbagai aspek, khususnya
kepribadian yang Anda tampilkan baik secara verbal maupun nonverbal, bahkan pada
saat Anda memasuki ruang wawancara akan memperoleh perhatian dari
pewawancara. Aspek-aspek kepribadian yang akan dinilai antara lain :
 Penampilan Anda secara fisik
 Gerak gerik dan sopan santun
 Nada suara ( tone voice)
 Rasa percaya diri
 Inisiatif
 Kebijaksanaan
 Daya tanggap dan kerja sama
 Ekspresi wajah
 Kemanpuan berkomunikasi
 Sikap terhadap pekerjaan
 Selera humor

Dengan memperhatikan berbagai karakter di atas, pewawancara akan dapat


mempredisikan apakah anda termasuk salah seorang yang dipilih untuk menduduki
posisi tertentu dalam suatu perusahaan atau tidak. Wawancara pada tahap awal sering
disebut juga dengan wawancara pendahuluan. Pada tahun ini, wawancara yang
dilakukan didasarkan pada surat lamaran dan resume yang telah dibuat oleh pelamar.
Hal ini untuk memastikan bahwa pelamar secara administrasi telah memberikan atau
mengisi semua informasi penting dan untuk menilai kesesuaian antara klarifikasi
pelamar dengan jenis jabatan yang akan diisi.

Selama kegiatan wawancara berlangsung, berusahalah untuk memberikan informasi


secara jelas, padat, akurat, dan tidak berbelit-belit. Jawablah semua pertanyaan secara
baik dan janganlah memberikan informasi diluar yang ditanyakan atau tidak relevan
dengan pertanyaan pewawancara. Kemudiaan Wawancara tahap berikutnya adalah
wawancara seleksi yang pada umumnya memerlukan waktu lebih lama daripada
wawancara pendahuluan. Dalam wawancara seleksi, Anda mungkin akan
diwawancarai oleh suatu tim yang biasanya lebih dari satu orang pada tahap ini calon
pelamar akan ditanya berbagai pertanyaan mengenai hal latar belakangnya
mencangkup kualifikasi, pengalaman kerja, pelatihan, dan semangat kerja secara
umum untuk memperoleh informasi penting pelamar tersebut.

1. Persiapan Wawancra Kerja


Karena wawancara sangat peting artinya bagi anda dalam memasuki dunia
kerja sudah selayaknya anda harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Berikut
ini merupakan berbagai persiapan yang harus diperhatikan :
 Lakukan
 Berdoalah menurut agama dan keyakinan masing-masing
 Datang lebih awal dari yang ditentukan (misalnya 30 menit
sebelum dimulai wawancara kerja)
 Bersikap yakin dan optimis
 Siapkan sertifikat, diploma, surat-surat penghargaan yang dimiliki
 Tersenyumlah secara wajar, tetapi jangan tersenyum terus menerus
 Berpakaianlah yang rapi dan sopan
 Ketuk pintu sebelum memasuki ruangan wawancara, kecuali kalau
ada yang mengantar
 Tunggu samapai anda dipersilahkan duduk, atau minta ijin untuk
duduk
 Ingat nama pewawancara dengan baik dan benar
 Tataplah pewawancara pada saat diwawancarai
 Tunjukan kemampuan diri anda, namun jangan berlebihan
 Perhatikan dan pahami setiap pertanyaan pewawancara dengan
baik
 Bersikap jujur dan langsung
 Hindari
 Datang terlamabat
 Kelihatan kesal karena menunggu lama
 Datang ke wawancara kerja tanpa persiapan atau seadanya
 Berpenampilan berlebihan
 Membawa tas belanja atau sejenisnya dalam ruang wawancara
kerja
 Mengajak teman atau keluarga saat wawancara kerja
 Duduk sebelum dipersilahkan
 Meletakan tas di meja wawancara kerja
 Membungkuk, menundukan kepala
 Bertopang dagu
 Melipat tangan dimuka dada
 Merokok atau mengulum permen saat wawancara kerja
 Membuka/memulai percakapan wawancara kerja
 Memotong pembicaraan saat diwawancarai
 Melebih-lebihkan diri
 Menunjukan kesan tidak sabar

2. Cara Mengenali Pekerjaan dan Perusahaan


Perlu mencari berbagai Informasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan
lamar serta perkembangan perusahaan. Untuk memeperoleh informasi tersebut,
kita dapat memperolehnya dari berbagai publikasi resmi yang dikeluarkan oleh
perusaaan tersebut baik dalam bentuk jurnal, majalah, buletin, atau melalui situs
web perusaan yang bersangkutan. Wawancara sebagai bentuk komunikasi dua
arah merupakan kesempatan yang baik untuk menanyakan secara langsung
mengenai pekerjaan dan perusaaan kepada pewawancara. Berbagai pertanyaan
yang dapat anda sampaikan antara lain :
 Apa tugas dan tanggung jawab perkerjaan yang Anda lakukan ?
 Bagaiman kebijakan perusahaan mengenai promosi
 Bagaimana kesempatan untuk berkembang dalam perusahaan ?
 Apakah tersedia program pelatihan bagi pegawai baru ?
 Apa yang menjadi produk unggulan perusaan ?
 Siapa pesaing utama bagi perusaan ?
 Bagaiman pangsa pasar bagai produk-produk yang diproduk yang diproduksi
perusaan ?
Pertanyaan-pertanyan yang kita ajukan dalam wawancara sangat
penting artinya bagi pewawancara terutama dalam kaitanya dengan tingkat
keseriusan anda dalam melamar pekerjaan.
3. Pertanyaan Pentingnya Dalam Wawancara Kerja
Dalam wawancara, berbagai jenis pertanyaan akan ditanyakan kepada anda
dan anda harus benar-benar memeprsiapakan diri untuk dapat menjawab semua
pertanyaan dengan baik dan benar. Beberapa ini merupakan bebrapa contoh
pertanyaan yang sering ditanyakan dalam melakukan wawancara.

Pekerjaan yang dilamar

 Mengapa anda ingin bekerja diperusaan tersebut ?


 Apakah pengalam kerja anda relevan dengan posisi kerja yang ada
lamar ?
 Mengapa anda tertarik dengan jabatan atau posisi kerja yang Anda
lamar ?
 Jika anda masih bekerja, mengapa anda ingin beralih pekerjaan ?
 Apa yang anda ketahui tentang perusaan tersebut ?

Pendidikan dan Pelatihan

 Mata kuliah apa yang paling Anda senangi dan yang paling Anda
benci, mengapa ?
 Aspek-aspek mata kuliah apa yang paling menarik menurut anda ?
 Apakah kuliah atau pelatihan yang Anda peroleh membantu
pengembangan karier anda ?
 Bagaimana pandangan Anda tentang pendidikan yang Anda
peroleh di perguruan tinggi ?
 Apakah anda merencanakan untuk melanjutkan studi ?

Latar Belakang Keluarga

 Apa pekerjaan orang tua Anda ?


 Apakah pendidikan terkahir orang tua anda ?
 Bagaimana pendapat orang tua anda terhadap karier yang anda
pilih ?

Keperibadian

 Bagaiaman anda menjelaskan diri Anda sendiri ?


 Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan diri anda sendiri ?
 Bagaiamana anda menilai diri orang lain ?

Penialian Pribadi Anda

 Faktor-faktor apa yang paling memberikan konstribusi bagi


pengembangan pribadi anda ?
 Apa hambatan-hambatan dalam pengembanagn karier anda ?
 Apa yang paling mengecewakan, mengesalkan atau menjengkelkan
anda terhadap orang lain ?
 Bagaiamana anda menanggapi rasa jengkel tersebut ?
 Apa karakteristik dan kemampuan paling penting yang harus anda
miliki untuk menjadi pemimpin suatu perusaan ?
 Apa pengalaman kerja yang paling memuaskan atau
menyenangkan ?
 Apa pengalaman kerja yang paling tidak menyenangkan bagi
anda ?

Tujuan Karier

 Apa tujuan jangka panjang bagi karier anda ?


 Bagaimana anda dapat mencapai tujuan tersebut ?
 Apa posisi atas kedudukan yang anda harapkan untuk masa yang
akan datang ?
 Mengapa anda merasa cocok dengan posisi tersebut ?

Hobi dan lain-lain

 Apa yang anda lakukan pada saat liburan ?


 Apa yang anda lakukan pada waktu senggang ?
 Apakah anda ikut dalam suatu kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan ?
 Mengapa anda tertarik dalam kegiatan kemasyarakatan ?
 Apa hobi anda ?
 Jenis olahraga apa yang paling anda senangi dan yang paling tidak
anda senangi ?
 Buku atau majalah terbaru apa yang anda baca ?
 Apakah anda tertarik dengan berit—berita perkembangan dunia
industri dewasa ini ?

Apabila sebelumnya anda pernah bekerja, berikut ini bebrapa


contoh pertanyaan yang sering diajukan dalam wawancara. Pertanyaan-
pertanyaan itu antara lain mencangkup bagaiamana sikap pimpinan anda
terhadap anda, pekerjaan sebelumnya, pendegelasian, dan pengambilan
keputusan.

Pimpinan Anda

 Bagaimana pendapat anda tentang atasan/pimpinan anda ?


 Sebutkan beberapa hal yang menyebabkan atasan anda memuji
atau mengkritik anda ?
 Bagaiamna atasan anda memperlakukan anda ?

Pekerjaan Sebelumnya

 Mengapa anda ingin meninggalkan pekerjaan lama ?


 Coba anda ceritakan tugas dan tanggung jawab anda diperusaan
atau lembaga yang terdahulu ?
 Apa pekerjaan yang paling menarik yang pernah nada lakukan ?
 Apa pekerjaan yang paling tidak menarik yang pernah nada
lakukan ?

Pergaulan Antarsejawat

 Bagaiman pergaulan anda dengan teman-teman sejawat ?


 Bagaiman kesan anda bila teman anda memperoleh posisi jabatan ?
 Bila sedang tidak bertugas apakah anda sering mengobrol dengan
teman-teman anda ?
 Apakah anda merasa lebih enak bekerja sendirian atau kelompok ?
 Tipe orang yang bagiamana yang paling anda senangi atau anda
benci ?

Pendelegasian

 Dapatkah anda mendelegasikan tanggung jawab kepada orang


lain ? coba berikan contohnya
 Bagaiamana anda memotivasi orang laind dalam menyelesaikan
tugas yang mendesak, tak terduga sebelumnya
 Bagaiamana perasaan anda ketika mnedelegasikan sebagian tugas
dan tanggung jawab anda kepada orang lain ?
 Jika orang lain menolak menerima pendelegasian tugas dan
tanggung jawab anda, apa yang anda lakukan ?

Pengambilan Keputusan

 Apa keputusan yang paling mudah dan yang paling sulit yang
pernah anda lakukan ?
 Bagaiman proses anda melakukan pengambilan keputusan
penting ?
 Bagaimana reaksi orang lain terhadap keputusan yang anda
laukuakn ?

4. Ucapan Terimakasih
Setelah wawancara usai, berikanlah ucapan terimakasih kepada para
pewawancara meskipun anda merasa kemungkinan anda diterima bekerja di
perusahaan tersebut kecil. Hali ini perlu anda laukan untuk menunjukan
pengahrgaan anda atas waktu yang telah mereka sediakan untuk wawancara.
a) Surat Penerimaan Pegawai dan Surat Penerimaan Kerja
Diterimanya seseorang untuk bekerja disuatu perusahaan, yang
tentunya merupakan kabar baik, dapat diorganisasikan dengan perencanaan
langsung. Pada pendekatan ini, bagian pembuka secara langsung
mengemukakan informasi yang menyenangkan, diikuti dengan informasi
konfriamsi dan paragraf penutup.
Apabila anda telah menerima surat penerimaan pegawai, anda
sebaiknya membuat surat balasan untuk organisasi, lembaga atau instansi
tempat anda diterima sebagai pegawai baru. Bagaiman anda mebuat surat
balasan tersebut ? pada perinsipnya, rencana orgnanisasional untuk surat
balasan sama dengan suratpemberitahuan permintaan kerja. Paling tidak ada
tiga poin yang perlu diperhatikan dalam menulis surat pegawai yaitu :
 Nyatakan antusias anda terhadap tawaran kerja tersebut
 Konfrimasi kapan anda dapat datang ke bagian personalia
 Tunjukan antisipasi anda terhadap penerimaan tawaran kerja tersebut.

b) Surat Penoalkan Kerja


Ketika anda berniat menolak pekrjaan, sebenarnya tidak ada keharusan
untuk membuat surat, karena pada dasarnya penolakan tersebut dapat
diungkapkan melalui lisan. Meskipun demikian, alangkah baiknya
pengungkapan penolakan kerja tersebut dilakukan secara tertulis.

Anda berhak menulis surat penolakan kerja, baik yang bernada positif maupun
negatif. Namun demikian, rencana organisasional surat penolakan kerja sebaiknya
menggunakan perencanaan tak langsung sebagiamana pada penulisan bad-news. Pada
bagiana wal surat dikemukakan hal yang bersifat positif atau netral, baru kemudian
menyampaikan penolakan kerja pada bagian pertengahan, kemudian surat ditutup
dengan ucapan terimaksih. Surat penolakan kerja dibuat oleh pelamar kerja atu
mereka yang sudah bekerja tetapi mendapat atau mengharapkan pekerjaan ditempat
lain yang lebih menguntungkan. Pelamar yang sudah mengikuti semua bentuk seleksi
ujian seleksi, baik tertulis maupun wawancara dapat membuat surat penolakan kerja
karena telah diterima bekerja di tempat lain.

B. PRESENTASI BISNIS
Presentasi bisnis adalah menyampaikan informasi tentang aktivitas bisnis
(pengembangan produk, pengajuan usul proyek, perluasan pasar, dan lain sebagainya)
yang dilakukan pembicara kepada audiens yang hadir dalam forum bisnis. Presentasi
dalam bisnis sangat penting dilakukan karena memiliki tujuan yang hendak dicapai.
1. Tujuan Presentasi Bisnis

a. Menginformasikan Pesan-pesan Bisnis kepada Audiens


Salah satu tujuan presentasi bisnis yang paling umum adalah
menyampaikan atau menginformasikan (inform) pesan-pesan bisnis kepada
audiens (audience). Pesan-pesan bisnis yang disampaikan tentu saja harus
menarik, sederhana, mudah dipahami, dan enak didengar audiens.
Hindarkan bentuk-bentuk presentasi yang membosankan, monoton, tidak
jelas, dan bahasa nya sulit dipahami.
b. Menghibur Audiens
Selain memberikan informasi, presentasi bisnis juga mempunyai tujuan
untuk menghibur (entertain) audiens. Artinya, untuk mencapai tujuan
presentasi bisnis sorang pembicara perlu menyelipkan humor-humor segar
yang mampu menghidupkan suasana. Namun demikian, suasana dalam
presentasi bisnis juga perlu dikendalikan, jangan sampai lepas kendali
sehingga suasana tak ubahnya seperti dagelan atau lelucon.
Seorang pembicara yang berpengalaman akan mengetahui kapan ia harus
mengubah ritme presentasi dan kapan harus memesukkan humor-humor
penyegar suasana. Yang perlu diingat adalah bahwa humor yang diselipkan
dalam suatu presentasi bisnis hanyalah sebagai selingan dan bukan yang
utama.

c. Menyentuh Emosi Aaudiens


Selain memmberi informasi dan menghibur, presentasi bisnis juga
memiliki tujuan untuk dapat menyentuh emosi (emotion) audiens. Seorang
pembicara yang berpengalaman tentunya tahu bagaimana menyampaikan
pesan-pesan bisnis yang mampu menyentuh emosi audiens.
Dengan gaya bicara dan intonasi suara yang menarik, seorang pembicara
mampu menggugah emosi audiens. Sebagai contoh, seorang pembicara
bisa saja menggugah emosi audiens untuk bersemangat, terharu atau hanyut
dalam keprihatinan, melalui ekspresi yang dimunculkan oleh si pembicara.
d. Memotivasi Audiens untuk Bertindak
Tujuan terakhir presentasi bisnis adalah memberikan motivasi
(motivation) kepada audiens untuk melakukan atau bertindak sesuatu sesuai
yang dikehendaki pembicara. Dalam memotivasi audiens, seorang
pembicara perlu menyatakannya secara eksplisit dan bukan menggunakan
bahasa basa-basi. Dalam arti bahwa apa yang diinginkan pembicara harus
secara tegas dan jelas tercakup dalam presentasi. Sebagai contoh,
pembicara menghibau para karyawan untuk mempertegas komitmennya
meningkatkan disiplin kerja, meningkatkan daya saing perusahaan melalui
peningkatan kualitas produk dan sejenisnya. Pendek kata, bagaimana
seorang pembicara mampu memunculkan reaksi para audiens.
2. Persiapan Presentasi Bisnis
a. Penguasaan terhadap Topik atau materi yang akan Dipresentasikan
Penguasaan terhadap materi yang akan dipresentasikan merupakan
salah satu syarat penting agar apa yang ingin disampaikan kepada audiens
dapat mencapai sasaran. Ketidaksiapan terhadap materi yang akan
dipresentasikan bukan saja menghambat penyampaian pesan kepada audiens,
tetapi juga akan memberikan citra (image) yang kurang baik bagi pembicara
yang bersangkutan. Oleh karena itu, kuasailah materi tersebut dengan baik
sebelum melakukan presentasi di hadapan audiens.

b. Penguasaan Berbagai Alat Bantu Presentasi dengan Baik


Di samping penguasaan materi yang baik, yang juga penting adalah
bagaimana seorang pembicara mampu memanfaatkan berbagai alat bantu
presentasi bisnis demi pencapaian tujuan yang dikehendaki.
Berbagai alat bantu presentasi bisnis yang dapat digunakan antara lain:
whiteboard, spidol, overhead projector (OHP), transparansi, slide, komputer,
bagan, flip chart, kamera video, tape, televisi, dan LCD projector.
c. Menganalisis Audiens
Agar tujuan presentasi bisnis dapat tercapai dengan baik, seorang
pembicara perlu mengenal siapa sebenarnya yang menjadi audiens. Melalui
pendekatan bertanya dengan menggunakan kata tanya seperti: apa, siapa, di
mana, kapan, mengapa, dan bagaimana, seorang pembicara akan dapat
mengidentifikasi siapa sebenarnya audiens yang dimaksud sehingga dapat
melakukan berbagai persiapan antisipatif.
d. Menganalisis Berbagai Lingkungan Lokasi atau Tempat untuk Presentasi
Agar presentasi bisnis yang dilakukan tersebut dapat mencapai tujuan,
seorang pembicara perlu mengenal lebih dekat lingkungan lokasi atau tempat
ia akan melakukan presentasi bisnis.
Pemahaman terhadap lingkungan atau suasana lokasi untuk presentasi bisnis
tersebut akan memberikan kemudahan kepada seorang pembicara dalam
mengatur alat bantu presentasi yang sesuai dengan lokasi tersebut. Misalnya,
apakah lokasi yang digunakan untuk presentasi memiliki ruang yang cukup
luas, bagaimana tata letak ruangan, bentuk meja dan tempat duduk untuk
audiens, dan lain-lain.

3. Alat bantu Presentasi


a. Papan tulis hitam dan putih (blacboard & whiteboard)
merupakan salah satu alat bantu presentasi yang sudah cukup lama,
dan kini alat bantu tsb relatif jarang digunakan. Sarana ini cocok untuk
kegiatan seperti lokakarya, briefing, rapat maupun diskusi

b. Flip Charts
adalah sebuah papan yg dilengkapi dgn lembaran-lembaran kertas
berukuran penuh. Apabila lembar kertas sudah penuh, maka dpt
dimembuka lembar kosong selanjutnya atau menyobeknya.
c. Transparansi overhead project
nampaknya merupakan alat bantu presentasi yang cukup populer bagi
para pembicara. Diberbagai belahan dunia seperti Amerika Serikat, Inggris,
Australia dan kanada. Dengan semakin meluasnya teknologi komputer,
maka semakin banyak yg dapat memanfaatkan kemampuan komputer untuk
membuat tampilan grafik, gambar, bagan dsb.
d. Papan tulis elektronik
Papan tulis elekronik memiliki motor elektronik untuk menggulung
layar sehingga muncul bagian bersih yang baru dan seterusnya.
e. Video cassete recorder (vcr)
Video cassete recorder (perekam kaset video) dapat digunakan sebagai
sarana untuk melakukan persentase bisnis . anda dapat merekam berbagai
program pelatihan atau kegiatan kegiatan tertentu sebagai bahan study
kasus dalam format kaset video . kaset video memiliki tiga macam format
yaitu : PAL, NTSC, SECAM
f. PANEL LCD
Panel liquid crystal display (LCD) memiliki kesamaan dengan layar
komputer jenis laptop yakni transparan , untuk dapat beroperasi layar LCD
dihubungkan dengan port monitor bagian belakang komputer yang
bertindak seperti layar komputer dan bertindak seperti layar komputer
biasa yang menayangkan data atau gambar.
g. Proyektor LCD
Proyektor LCD (liquid crystal display) merupakan salah satu alat bantu
persentasi yang banyak di gunakan oleh organisasi atau lembaga bisnis
maupun non bisnis . dalam perkembangannya , proyektor LCD dari waktu
ke waktu mengalami perkembangan yang semakin baik .
perkembangannya dapat dilihat dari produk atau tau tampilan produk yang
semakin menarik dan ramping Proyektor LCD ini baru dapat berfungsi
dengan baik apabila dihubungkan dengan Personal Computer (PC) baik
dalam bentuk komputer jinjing (portabel computer) maupun komputer meja
(desktop komputer) .
4. Analisis Audiens
Dalam menganalisis audiens seorang pembicaraan harus mampu menjawab
enam pertanyaan mendasar berikut ini :
1) Siapa audiensnya?
Analisis audiens ini berkaitan dengan kepada siapa seseorang itu
berbicara.
2) Apa yang diinginkan audiens?
Agar penyampaian pesan-pesan bisnis sesuai seperti yang
diharapkan, pembicara yang baik perlu mengetahui apa yang
diinginkan oleh audiens.
3) Dimana melakukan persentasi?
Bagi pembicara, pemahaman terhadap tempat persentasi dilakukan
sangat penting.
4) Kapan melakukan persentasi?
Seorang pembicara perlu memperhatikan secara seksama kapan
melakukan persentasi bisnis (rincian mengenai tanggal,bulan
hari,dan jam berapa).
5) Mengapa melakukan persentasi?
Sebelum melakukan persentasi bisnis,seorang pembicara harus
mampu menjawab pertanyaan mengapa harus melakukan
persentasi bisnis.
6) Bagaimana melakukan persentasi?
Seorang pembicara yang satu dengan pembicara yang lain tentunya
memiliki strategi persentasi bisnis yang berbeda-beda.

5. Analisis Bahasa Tubuh


Gerakan-gerakan tubuh (bahasa tubuh/body language) yang dilakakukan oleh
si pembicara pada saat melakukan presentasi bisnis termasuk salah satu bentuk
komunikasi non verbal. Gerakan-gerakan yang sering dilakukan pembicara dalam
melakukan presentasi antara lain :
a. Ekspresi wajah
Ekspresi wajah merupakan salah satu bahasa tubuh yang dapat member
arti senang, sedih, cemberut atau marah. Wajah dapat mengungkapkan
emosi dirinya dengan polos, apa adanya tanpa harus ditutup-tutupi. Oleh
karena itu, pada saat melakukan presentasi bisnis seorang pembicara perlu
berlatih bagaimana menampilkan ekspresi wajah untuk mengekspresikan
kesenangan, kesedihan atau kemarahan terhadap sesuatu.
b. Senyuman
Dalam presentasi bisnis senyum yang polos,tulus dan tidak dibuat-buat
dapat membuat penampilan lebih bersahabat dan membangun hubungan
yang lebih akrab dengan audiens. Para pelamar kerja yang tersenyum pada
saat wawancara kerja lebih memiliki peluang untuk diterima daripada
pelamar yang selalu menampakkan raut muka yang cemberut karena
suasana kerja yang baik akan dapat terwujud jika para karyawannya
tersenyum.
c. Kontak Mata
Kontak mata (eye contact) yang efektif dan efisien adalah cirri-ciri
profesionalitas pembicara. Pada menit-menit pertama melakukan
presentasi bisnis, kontak mata memiliki makna yang cukup menentukan
bagi keberhasilan suatu presentasi. Dalam melakukan presentasi bisnis
tataplah para audien dengan baik, jangan memfokuskan perhatian pada
seseorang atau sisi ruangan tertentu, tetapi tataplah mereka secara merata.
Tatapan mata si pembicara keseluruh audiens menunjukkan bahwa ia
berharap semua audiens memperoleh perhatian yang sama.
d. Gerakan Tangan
Gerakan tangan pada saat melakukan presentasi bisnis akan dapat
membantu pembicara untuk lebih meyakinkan atau memperkuat topic
bahasan tertentu. Gerakan tangan yang dilakukan pembicara saat
melakukan presentasi bisnis bermacam-macam sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki. Misalnya, pembicara menggerakkan tangan secara terbuka
untuk menunjukkan kejujuran atau keterbukaan, tangan mengepal seraya
diangkat keatas untuk menunjukkan suatu ketegasan atau kebulatan suatu
ide,memasukkan tangan ke dalam saku untuk menunjukkan tidak yakin
atau terlalu santai.
e. Gerakan Bahu
Gerakan bahu pembicara dalam melakukan presentasi bisnis untuk
menunjukkan kepercayaan diri atau menyerah. Gerakan bahutegak yang
diiringi dengan kepala keatas menunjukkan suatu sikap yang penuh percaya
diri atau siap untuk tampil. Sedangkan bahu yang terkulai yang diikuti
dengan kepala menunduk menunjukkan suatu sikap yang kurang bergairah
dan tidak siap atau menyerah.
f. Gerakan kepala
Gerakan kepala bagi pembicara dapat digunakan untuk menunjukkan
sikap setuju atau menolak sesuatu. Misalnya, pembicara menganggukkan
kepala untuk menunjukkan sikap setuju atau mengiyakan sesuatu.
Sebaliknya, pembicara yang menggelengkan kepala untuk menunjukkan
sikap tidak setuju atau menolak sesuatu.
g. Cara Berdiri
Berdiri dalam melakukan presentasi bisnis merupakan hal yang positif
terutama karena posisi seseorang Nampak menjadi lebih tinggi dan
mempermudah gerak pernapasan. Cara pembicara berdiri dihadapan
audiens merupakan salah satu factor yang sangat menentukan keberhasilan
presentasi bisnis. Berdirilah dengan sedikit kedepan, bukalah kedua tangan
dan jangan membungkuk.

6. Peninjauan Lokasi
Peninjauan lokasi bagi pembicara merupakan salah satu factor yang perlu
dipertimbangkan sebelum melakukan presentasi bisnis. Seringkali, pembicara
memasuki ruang presentasi bisnis tanpa peninjauan sebelumnya. Hal ini dapat
menggangu kelancaran presentasi bisnis tersebut. Misalnya, penyediaan sound
system termasuk mikrofon, bagaimana mengoperasikan alat bantu visual
presentasi bisnis, seperti: overhead projector, LCD projector, dan VCR.
Mengingat berbagai macam alat bantu presentasi bisnis memiliki merek yang
berbeda-beda, posisi/letak tombol untuk menghidupkan dan mematikan atau
tombol untuk memfokuskan gambar dan lain-lain juga berbeda. Disamping
mengetahui posisis alat bantu presentasi bisnis, peninjauan lokasi juga
mencangkup antara lain tempat duduk dan tata letaknya, ruangan ber-AC atau
tidak, tata lampu, podium, posisi layar (screen), posisi proyektor dan sejenisnya.
7. Percaya Diri
Salah satu factor yang menyebabkan keberhasilan presentasi bisnis adalah
adanya factor percaya diri yang kuat dari pembicara. Pembicara yang tidak
memiliki rasa percaya diri yang kuat akan berdampak pada presantasi bisnis yang
asal-asalan sehingga tidak mencapai sasaran yang diinginkan. Ketidakpercayaan
diri seseorang diekspresikan dengan berbagai sikap atau perilaku sebagai berikut:
a. Gemetar
Tangan dan lutut yang gemetar bukanlah disebabkan oleh adanya rasa
takut. Itu merupakan suatu proses bomeostatik dari badan yang membuang
kelebihan energi. Gunakan kelebihan energy tersebut secara positif dengan
melakukan gerakan tubuh yang termotivasi oleh apa yang sedang
disampaikan kepada audiens.
b. Bicara Terputus-putus
Jika saat persentasi bisnis seseorang pembicara kehilangan urutan
pemikiran atau terputus-putus, sebaiknya lepaskan kontak mata dengan
audiens, ambil nafas dalam-dalam, hembuskan nafas secara perahan-lahan,
sambil melihat catatan kecil. Selanjutnya, fokuskan perhatian pada apa
yang sedang disampaikan atau dipresentasikan, dan bukannya apa yang
terlupakan.
c. Mulut Kering
Jika pada saat pembicara melakukan presentasi bisnis dan terasa mulut
kering sebaiknya segera minta disediakan segelas air minum dengan cara
langsung atau tidak langsung.
d. Tenggorokkan Tersumbat
Apabila seseorang pembicara yang melakukan persentase bisnis tiba-
tiba tengorokan terasa tersumbat, sebaiknya belajarlah menguap diam-diam
sambil tundukkan kepala, katupkan bibir, buka bagian belakang tengorokan
dan tarik udara masuk lewat hidung.
e. Tersenggal-senggal
Apa yang perlu dilakukan bila pada saat melakukan presentase bisnis,
tiba-tiba pernafasan pembicara terganggu atau tersengal-sengal? Jangan
cemas, tundukkan kepala dan alihkan fokus anda dari audiens. Lipatlah
lengan kiri menyilang bagian bawah perut, kendorkan bahu, tarik napas
dalam-dalam kebagian bawah perut, dan hembuskan nafas perlahan-lahan
lewat bibir.
Resep bagaimana seorang pembicara mampu mengembangkan percaya
diri :
 Tersenyumlah dan pandanglah sekilas semua audiens jangan menunduk
malu berbanggalah.
 Mulailah perlahan-lahan, dengan punggung dan dagu tegak.
 Bukalah persentasi anda dengan mengatakan sesuatu dengan sungguh-
sungguh.
 Mengetahui bahwa anda lebih tahu tentang topik tersebut dari pada para
pendengar anda.
 Pakailah pakaian anda yang terbaik.
 Yang terpenting hiasi wajah anda dengan senyuman.

8. Berlatih Presentasi Bisnis


Agar presentasi bisnis yang dilkukan oleh pembicara dapat mencapai
sasarannya, perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:
a. Identifikasi Audiens
Langkah pertama yang perlu diperhatikan dalam melakukan
presentasi bisnis adalah mengidentifikasi siapamaudiens Anda.
Audiens Anda bias saa dari kalangan manajer (pemasaran, produksi,
keuangan, personalia), kepala departemen, supervior, atau karyawan.
b. Menyiapkan pokok-pokok pikiran
Selain menganalisis siapa audiensnya, maka langkah
berikutnya yang perlu diperhatikan adalah mempersiapkan pokok-
pokok pikiran yang ingin disampaikan dalam suatu prentasi bisnis.
Dalam hal ini, yang perlu di sampaikan dalam presentasi bisnis.
Dengan kata lain, pokok-pokok pikiran tersebut masih bersifat global
atau umum sehingga masih diperlukan adanya pengembangan lebih
lanjut.
c. Menulis teks lengkap
Apabila pokok-pokok pikiran yang ingin disampaikan dalam
presentasi bisnis sudah disiapkan, maka langkah selanjutnya adalah
bagaimana mengembangkan pokok-pokok pikiran tersebut menjadi
lebih rinci, sehingga enjadi suatu nakah/teks yang lengkap dan tinggal
menyampaikan dalam suatu forum. Penyiapan teks secara lengkap
akan menambah percaya diri bagi pembacanya. Namun demikian, yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana menyampaikan materi tersebut
kepada audiens dengan cara-cara yang menarik dan tidak
membosankan.
d. Menyiapkan rangkuman ke dalam sub-subjudul
Selain menyiapkan teks lengkap, cara lain yang bias dilakukan
adaah membuat semacam outline atau rangkuman naskah secara garis
besarnya. Dalam rangkuman harus mencakup poin-poin penting yang
ingin disampaikan dan dapat dikembangkan sampai pada sub-subjudul.
Cara ini dapat dilakukan bila pembicara termasuk orang yang memiliki
cukup pengalaman dalam menghadapi public, jadi bukanlah sebagai
pemula atau masih traf belajar.
e. Menulis ke dalam kerts ukuran kartu pos
Cara yang terakhir ini dalam mempersiapkan presntasi bisnis
yaitu dengan cara menuliskan poin-poin penting yang ingin
disampaikan ke dalam kertas berukuran kartu pos. hal ini dapat
dilakukan, khususnya bagi mereka yang sudah berpengalaman
menyampaikan presentasi di hadapan audiens. Cara ini merupakan cara
yang paling praktis, sederhana, dan terkesan bersifat informal.

C. Negosiasi Bisnis
Dalam setiap proses negosisasi, selalu ada dua belah pihak yang berlawanan atau
berbeda sudut pandangnya. Agar dapat menemukan titik temu atau kesepakatan,
kedua belah pihak perlu bernegosiasi.
Menurut Hartman, pengertian negosiasi dapat berbeda-beda tergantung dari sudut
pandang siapa yang terlibat dalam suatu negosiasi. Dalam hal ini, ada dua pihak yang
berkepentingan dalam bernegosiasi, yaitu pembeli dan penjual. Bagi pihak pembeli
negosiasi merupakan seni membeli sampanye Prancis yang berkualitas baik dengan
harga sebotol bir. Sementara itu bagi penjual, negosiasi merupakan seni menjual
mobil mewah kepada pembeli yang berpura-pura hanya bisa membeli mobil kelas
dua. Hartman menegaskan bahwa negosiasi merupakan suatu proses komunikasi
antara dua pihak, yang masing masing mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka
sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan dan memuaskan kedua belah pihak
mengenai masalah yang sama. Pengertian ini merupakan pengertian negosiasi yang
sesuai atau cocok diterapkan baik dalam dunia bisnis maupun nonbisnis.
Menurut Oliver, negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak
mempunyai hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak
sehingga terjadi proses saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai suatu
kesepakatan bersama.
Menurut Casse, negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak
persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang
sesuatu hal demi kepentingan bersama. Berdasarkan ketiga pengertian negosiasi
tersebut, dapat dikemukakan bahwa suatu proses negosiasi selalu melibatkan dua
orang atau lebih saling berinteraksi, mencari suatu kesepakatan kedua belah pihak,
dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama kedua belah pihak yang terlibat
dalam negosiasi. Salah satu tujuan orang bernegosiasi adalah menemukan suatu
kesepakatan kedua belah pihak secara adil dan dapat memenuhi harapan/keinginan
kedua belah pihak. Dengan kata lain, hasil dari sebuah negosiasi adalah adanya suatu
kesepakatan yang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Dalam hal ini
tidak ada satu pun pihak yang merasa dikalahkan atau dirugikan akibat adanya
kesepakatan dalam negosiasi. Selain untuk memperoleh kesepakatan kedua belah
pihak, menurut Thong, alasan bernegosiasi adalah juga untuk mendapatkan sebuah
keuntungan atau menghindarkan kerugian atau memecahkan problem yang lain.
Untuk mendapatkan suatu kesepakatan kedua belah pihak, ada beberapa hal yang
perlu di perhatikan, antara lain:
 Persiapan yang cermat
 Presentasi dan evaluasi yang jelas mengenai posisi kedua belah pihak.
 Keterampilan, pengalaman, motivasi dan pikiran yang terbuka.
 Pendekatan yang logis (masuk akal) untuk menciptakan dan mempertahankan
hubungan yang baik dan saling menguntungkan serta saling menghormati.
 Kemauan untuk membuat konsesi untuk mencapai kesepakatan melalui
kompromi bila terjadi kemacetan.
Proses bernegosiasi bukanlah proses sesaat yang kemudian dapat dengan segera
diperoleh hasilnya. Oleh karena itu, negosiasi merupakan suatu proses komunikasi
yang berlangsung secara kontinyu dan terus menerus hingga tercapai suatu
kesepakatan bagi kedua belah pihak. Sebagai contoh, negosiasi tentang
penyesuaian gaji karyawan yang terjadi antara pihak karyawan perusahaan dengan
pihak manajemen perusahaan.

1. Proses Bernegosiasi
Persiapan yang baik sebelum bernegosiasi merupakan salah satu kunci sukses
bernegosiasi. Persiapan yang asal-asalan tentu saja tidak akan memperoleh hasil
yang optimal.
Menurut Hartman, ada empat poin penting yang perlu diperhatikan sebelum
bernegosiasi, antara lain pencarian fakta terutama dari pihak lain (lawan
negosiasi), menaksir posisi lawan negosiasi, membuat perencanaan yang baik, dan
memilih serta mengatur tim negosiasi.
Menurut Casse, ada tiga tahapan penting dalam bernegosiasi, yaitu tahap
perencanaan/planning phase (sebelum negosiasi), tahap
implementasi/implementation phase (selama negosiasi), dan tahap
peninjauan/reviewing phase (setelah negosiasi).

2. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan negosiasi membutuhkan tiga tugas utama, yaitu:
merencanakan sasaran negosiasi anda, memutuskan strategi anda, dan
memperjelas proses bernegosiasi. Digambarkan dalam sebuah model terpadu akan
Nampak seperti yang di tunjukkan pada berikut ini:

Sasaran
Negosiasi

Strategi Proses
Negosiasi Negosiasi

a. Sasaran Negosiasi
Sasaran negosiasi (negotiation objective) adalah apa hasil yang diharapkan
dalam bernegosiasi. Hal ini merupakan salah satu alasan utama mengapa
seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran atau target dalam bernegosiasi
sangatlah penting sebagai arahan atau petunjuk dalam bernegosiasi. Ada
dua jenis sasaran dalam bernegosiasi, yaitu sasaran ideal dan sasaran dasar
(batas minimal yang dapat dicapai).
b. Strategi Negosiasi
Komponen kedua adalah strategi negosiasi (negotiationstrategy) yang
merupakan cara atau teknik untuk mencapai tujuan bernegosiasi. Untuk
mencapai kesepakatan kedua belah pihak memang diperlukan strategi yang
tepat. Ada beberapa strategi yang dapat anda gunakan dalam bernegosiasi,
antara lain: strategi kooperatif (cooperative strategy), strategi kompetitif
(competitive strategy), dan strategi analitis (analitycal strategy)
Strategi Kooperatif
 Sasarannya mencapai kesepakatan kedua belah pihak.
 Memakai semboyan win-win solution (saling menguntungkan)
 Mempercayai pihak lawan.
 Melakuka kompromi jika diperlukan dan timbal balik.
 Menciptakan landasan dan kepentingan bersama.

Strategi Kompetitif

 Sasaran strategi ini adalah mengalahkan lawan.


 Tidak mempercayai lawan dan siap bertarung.
 Menuntut sebuah konsensi, menegaskan posisi, dan melancarkan
tekanan.
 Tidak memberikan apa-apa dan menghabiskan semuanya.

Strategi Analitis

 Mempunyai filosofi bahwa seorang negosiator adalah pemecah


masalah (problem solver), bukan seorang petarung.
 Memandang negosiasi sebagai bentuk latihan dalam memecahkan
masalah, dan bukan sebagai permainan.
 Berusaha kreatif dan bersama-sama mencari alternatif solusinya.
 Menggunakan kriteria yang objektif dalam mengambil keputusan.
 Membuat alasan yang rasional bukan atas dasar perasaan.

Masing masing strategi tersebut tentu memiliki sisi kekuatan dan


kelemahannya. Strategi kooperatif tentunya sangatlah baik, manakala
pihak lawan negosiasi tersebut menjalankan permainan negosiasi yang
sama. Begitu pula, strategi kompetitif yang cenderung keras dan menekan
pihak lawan negosiasi, bukan tidak mustahil juga akan membawa risiko
kegagalan yang besar dan biaya yang mahal. Sedangkan strategi analitis
yang nampaknya baik dan rapi, dalam dunia praktis bisa saja berbeda atau
tidak sejalan dengan harapan anda. Orang memiliki perasaan dan emosi
yang setiap saat bisa saja berubah. Oleh karena itu, tidak setiap strategi
analitis dapat diterapkan dengan mudah dalam suatu organisasi yang masih
menjunjung tinggi nilai-nilai dan kepercayaan antara yang satu dengan
yang lainnya.

c. Proses Negosiasi
Komponen ketiga adalah proses negosiasi (negotiation process). Sebelum
mencapai sasaran yang telah Anda tentukan sebelumnya, perlu diketahui
bahwa dalam setiap negosiasi sangat diperlukan yang namanya proses
negosiasi yang melibatkan kedua belah pihak. Proses negosiasi merupakan
suatu proses tawar-menawar yang diharapkan mampu menghasilkan suatu
kesepakatan dikedua belah pihak yang saling menguntungkan. Proses
negosiasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang dinamis dalam dunia
bisnis.
Menurut Casse dalam proses negosiasi ada enam tahapan penting yang perlu
di perhatihan, antara lain:
1. Persiapan
Merupakan tahapan yang berkaitan dengan pengumpulan informasi
secukupnya dan penentu tim negosiasi yang sebaik-baiknya yang akan di
ikutsertakan dalam proses negosiasi.
2. Kontak pertama
Merupakan tahap pertemuan secara langsung antara kedua belah pihak
yang terlibat dalam proses negosiasi.
3. Konfrontasi
Merupakan tahap saling berargumentasi terhadap segala sesuatu yang akan
di negosiasikan.
4. Konsisiliasi
Merupakan tahap untuk saling melakukan proses tawar-menawar.
5. Solusi
Merupakan tahap dimana kedua belah pihak mulai saling menerima dan
member.
6. Pascanegosiasi
Merupakan tahap untuk melakukan konsolidasi bagi kedua belah pihak.

Pada tahap perencanaan ini, seorang negosiator dapat melakukan berbagai


peran penting dalam bernegosiasi, antara lain berperan sebagai seorang
pemimpin (leaders roles), faktual (factual roles), analitis (analytical
roles), relasional (relational roles), dan intuitif (intuitive roles).

Negosiator yang berperan sebagai pemimpin harus mampu bertanggung jawab


dalam medefinisikan dan memilih apa konsensi dalam bernegosiasi. Di
samping itu, pemimpin juga harus mampu mengambil keputusan dan
menentukan strategi secara efektif dalam mencapai tujuan negosiasi yang telah
ditetapkan. Yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana seorang pemimpin
mampu mengelola dan mengevaluasi proses negosiasi tersebut agar diperoleh
sebuah kesepakatan yang memberikan manfaat bersama.

Negosiator yang berperan sebagai faktual harus mengetahui fakta-fakta


dan mampu mendokumentasikan setiap pertanyaan yang muncul dalam proses
bernegosiasi. Disamping itu, ia juga harus memiliki kemampuan untuk
menjawab setiap pertanyaan untuk memperjelas permasalahan dan
memberikan informasi tambahan yang tidak diminta oleh pihak lawan dalam
proses bernegosiasi. Yang tak kalah pentingnya adalah bahwa ia harus mampu
menyediakan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dalam
proses bernegosiasi.
Negosiator yang berperan analitis harus mampu menampilkan argumen
negosiasi dengan cara-cara yang logis, memastikan strategi yang diterapkan
sudah benar, menegosiasikan agenda pertemuan, dan menetapkan aturan main
dalam bernegosiasi.

Negosiator yang berperan relasional harus mampu memperlancar huungan


antar tim negosiasi, membangkitkan dan memelihara relasi dengan beberapa
anggota tim bernegosiasi, peka terhadap reaksi negosiator, membangun
kepercayaan, dan melihat kekuatan serta kelemahan pihak lawan negosiasi.

Negosiator yang berperan intuitif harus mampu memunculkan ide ide dan
cara-cara pendekatan baru, pilihan pilihan potensial dalam bernegosiasi,
menunjukkan apa yang penting dan mana yang kurang penting dalam
bernegosiasi, mengetahui apa implikasinya ke depan, memahami negosiasi
secara utuh/menyeluruh, dan mengantisipasi apa yang akan dilakukan oleh
pihak lawa negosiasi.

3. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan atau tindakan yang diperlukan
agar mencapai sukses dalam bernegosiasi. Oleh karenanya, tahapan ini bukan lagi
sebagai wacana pikiran atau ide lagi, tetapi sudah berada pada tahapan perilaku
dan tindakan yang diperlukan dalam bernegosiasi. Implementasi negosiasi
memiliki beberapa komponen penting, antara lain: taktik negosiasi, keterampilan
negosiasi, dan perilaku negosiasi. Berikut ini beberapa taktik negosiasi yang
sering digunakan dalam praktek bernegosiasi, antara lain:
a. Taktik Cara Anda
Yang termasuk dalam taktik “dengan cara anda” adalah bahwa anda tahu
tujuan yang ingin dicapai, anda bersikeras dan memaksa pihak lawan agar
percaya bahwa Andalah yang benar, Andalah yang berinisiatif dan
mempertahankan nya, Anda yang mengendalikan proses negosiasi, dan
Anda terus menekan.
b. Taktik Bekerja Sama
Taktik ini menegaskan bahwa Anda mau mendengarkan pihak lawan dan
mengetahui apa yang ada dibenak mereka, Andalan yang memutuskan
untuk bersikap reaktif (bukan proaktif), siap bekerja sama jika proposal
pihak lawan sejalan dengan sasaran Anda, Anda setuju, tidak setuju dan
kadang-kadang mengembangkan ide-ide mereka berhasil.
c. Taktik Tidak Bertindak Apa-apa
Taktik ini merupakan sikap keras kepala dalam bernegosiasi. Dalam hal ini
Anda tetap bersikukuh pada pendirian sebelumnya dan tidak mudah
berubah. Taktik ini dilakukan karena Anda ingin mempertimbangkan
sesuatu, salah satu trik untuk mengulur waktu, upaya untuk membuat pihak
lawan gugup atau grogi, dan Anda percaya inilah saatnya untuk menilai
secara perspektif.
d. Taktik Melangkah ke Tujuan Lain
Taktik ini menuntut Andalah yang harus akti menggeser suatu persoalan ke
persoalan lain. Andalah yang memang mencoba untuk menghindar dari
suatu persoalan agar tidak dibahas lagi. Taktik ini diambil dengan beberapa
alasan sebagai berikut. Anda punya peluang untuk memenangkan negosiasi
saat ini pihak lain justru yang akan memperoleh peluang memenangkan
negosiasi bila suatu persoalan dibahas lagi, waktunya tidak tepat, atau
adanya kesepakatan lain yang perlu dibahas lebih dulu.

4. Tahap Peninjauan Negosiasi


Tahap ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi.
Tahapan ini memiliki arti yang sangat penting bagi seorang negosiator dalam
meninjau kembali apa yang sudah dilakukannya selama bernegosiasi. Alasan
penting mengapa tahap peninjauan negosiasi perlu dilakukan, antara lain:
a. Untuk memeriksa apakah anda sudah mencapai tujuan anda
b. Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman yang
sangat berharga bagi seorang negosiator.
c. Jika ya, maka pastikan apa yang sudah anda lakukan dengan baik dan
bangunlah kesuksesan anda.

5. Keterampilan Bernegosiasi
Keberhasilan atau kesuksesan dalam bernegosiasi dapat ditentukan oleh berbagai
faktor penting, diantaranya adalah keterampilan seorang negosiator dalam
bernegosiasi dengan pihak lawan negosiasi. Menurut Hartman ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam keterampilan bernegosiasi (negotiation
skills) antara lain.

 Persiapan

Persiapan yang baik merupakan salah satu kunci sukses negosiasi. Tanpa
persiapan yang baik, hasil yang diperoleh dalam bernegosiasi tidak akan
memuaskan kedua belah pihak atau bahkan mengalami kegagalan yang pada
akhirnya menimbulkan kekecewaan bagi kedua belah pihak.

 Memulai Negosiasi

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam memulai bernegosiasi,


antara lain: memilih waktu yang tepat, tempat yang tepat, pengaturan tempat
duduk yang tepat, menciptakan suasana yang positif dan santai, menetapkan
agenda, merumuskan tawaran/posisi pembuka, menghadapi konflik,
berkomunikasi secara efektif, meningkatkan keterampilan mendengarkan,
peringatan, mencapai kesepakatan dengan lebih cepat.

 Strategi dan Teknik

Menurut Kamus Webster, strategi dapat di definisikan sebagai rencana atau


metode yang teliti atau tipu daya yang cerdik. Sedangkan yang dimaksud
dengan taktik lebih mengacu pada setiap metode yang digunakan untuk
mencapai tujuan, yaitu mencapai kesepakatan dalam bernegosiasi. Baik strategi
maupun taktik menuntut keterampilan khusus dalam bernegosiasi. Negosiasi
yang sukses bukan saja hasil dari perencanaan atau persiapan yang baik, tetapi
juga implementasi yang baik dari sebuah negosiasi.

 Kompromi

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa proses bernegosiasi melibatkan


kedua belah pihak. Kompromi merupakan salah satu upaya menuju pencapaian
kesepakatan kedua belah pihak dalam bernegosiasi. Dalam upaya menuju
kompromi, seorang negosiator menyajikan kerangka dasar atau garis besarnya
terlebih dulu, kemudian melangkah pada perbedaan kedua belah pihak secara
lebih spesifik, dan akhirnya disajikan pernyataan yang bersifat penilaian untuk
mendukung posisi mereka sendiri.

6. Menghindari Kesalahan Taktis

Hal yang perlu dihindari dalam melakukan negosiasi, antara lain: mengajukan
permintaan awal yang tidak logis (permintaan tinggi untuk penjual dan permintaan
rendah untuk pembeli), membuat konsesi bebas, memulai tanpa daftar penawaran,
melakukan negosiasi terlalu cepat, bernegosiasi saat terkejut, menghargai tawaran
yang tidak masuk akal, takut diam, marah, tidak menuliskan hasil negosiasi,
bernegosiasi pada saat lelah, mengecewakan bos Anda, dan memaksakan
bernegosiasi.

Menurut casse, keterampilan bernegosiasi dapat dibedakan ke dalam dua


kelompok besar, yaitu keterampilan konvensional (untuk negosiator konvensional)
dan nonkonvensional (untuk negosiator nonkonvensional).

Menurut oliver, ada enam kunci dasar yang perlu diperhatikan dalam
bernegosiasi, antara lain: persiapan yang baik, berlatih, menggambarkan posisi
Anda, membuat usulan, penawaran, dan persetujuan. Masing-masing kunci dasar
dalam bernegosiasi tersebut dapat di jelaskan berikut ini.

 Persiapan yang Baik

Negosiasi yang tidak disertai persiapan yang baik tidak akan mampu
menghasilkan kesepakatan secara optimal. Semakin penting negosiasi, maka
semakin banyak persiapan yang harus dilakukan. Lakukan identifikasi pada
tahap persiapan atas hal-hal berikut: kemungkinan pihak lawan membuka
pernyataan dan posisi, bagaimana Anda bergerak dari posisi pihak lawan
menuju aspirasi Anda, masalah potensial, rintangan, kesempatan, kebutuhan
dan pilihan yang dimiliki lawan Anda, bagaimana idealism dan garis dasar
Anda, pertimbangan biaya setiap gerakan yang mungkin Anda buat dan itu
dapat menguntungkan pihak lawan Anda, dan antisipasi apa konsesi yang akan
diberikan oleh pihak lawan Anda.
 Berlatih

Berlatih bernegosiasi merupakan kunci percaya diri. Hal itu dapat menjadi
pintu pembuka besar atau kecil masalah dan kesulitan yang akan muncul.
Semakin sering berlatih dan selalu memperbaiki diri setiap terjadi kekeliruan
akan menjadikan modal dasar yang berharga menuju kesuksesan Anda.

 Menggambarkan Posisi Anda

Pada beberapa titik setiap sisi menggambarkan posisi mereka dengan jelas.
Tujuan anda adalah bagaimana memberikan kesempatan kepada pihak lawan
untuk berbicara tentang berbagai hal berkaitan dengan apa, bagaimana, kapan,
di mana, dan mengapa negosiasi perlu dilakukan.

 Membuat suatu Usulan/Proposal

Jika pihak lawan anda mengisyaratkan tidak membuat suatu usulan (proposal)
yang ingin diajukan dalam bernegosiasi, saatnya bagi anda untuk
mengusulkannya. Hal itu juga akan memberikan suatu konsesi yang terlalu dini
oleh pihak lawan. Namun demikian, pada babak awal tersebut janganlah terlalu
berharap munculnya sebuah kesepakatan. Masih ada kata-kata tawaran
berikutnya yang perlu di pertimbangkan lebih lanjut dalam bernegosiasi.

 Penawaran

Salah satu respons yang efektif dalam bernegosiasi adalah bagaimana


melakukan tawaran bagi pihak lawan dengan cara-cara yang baik.
Bagaimanapun, proses bernegosiasi tidak dapat dijlepaskan dengan proses
penawaran. Gunakan kesempatan proses penawaran ini dengan sebaik-baiknya.

 Persetujuan

Dalam proses penawaran yang intens, sangatlah mudah untuk melupakan apa
yang telah disetujui sebelumnya. Sasaran dari setiap kali bernegosiasi adalah
untuk mencapai kesepakatan. Suatu kesepakatan tidak hanya terbatas pada hasil
akhir dari kesepakatan, tetapi butir-butir dari kesepakatan juga menjadi bagian
penting yang tak terpisahkan dalam proses bernegosiasi. Tak ada yang harus
dikalahkan atau dirugikan dalam bernegosiasi. Yang terpenting adalah
bagaimana menghasilkan sebuah kemenangan bersama.

Untuk mencapai suatu kesepakatan yang baik (efektif) bagi kedua belah
pihak, Anda perlu memahami dengan sebaik-baiknya apa yang sebenarnya
diinginkan oleh pihak lawan.

Menurut Mattock dan Ehrenborg, ada sepuluh hal yang sangat diinginkan
oleh pihak lawan, antara lain:

o Merasa nyaman akan dirinya sendiri


o Tidak merasa dibohongi
o Sekutu yang kekal
o Mengetahui dan memahami lebih banyak
o Menyelesaikan negosiasi tanpa harus bekerja terlalu keras
o Uang, barang, dan pelayanan yang bagus
o Diperlukan dengan ramah-artinya di dengarkan
o Disenangi
o Komunikasi yang jelas
o Mengetahui kemampuan dan usahanya-dari Anda, Bos dan rekan kerjanya.

7. Tipe Negosiator
Pemahaman yang baik terhadap karakteristik atau cirri cirri berbagai macam
negosiator akan membantu mempermudah Anda dalam menentukan strategi
bernegosiasi.
Menurut Casse, ada empat negosiator yaitu
1. Negosiator Curang
Anda harus hati hati berhadapan dengan seorang negosiator yang curang karena
pada dasarnya yang terlintas dalam benak pikiran nya adalah bagaimana
memenangkan negosiasi dan mengalahkan Anda. Bahkan, bukanlah mustahil
dapat menghalalkansegala cara.
2. Negosiator Profesional
Seorang negosiator yang profesional akan tahu apa yang sedang di
negosiasikan, dan tahu bagaimana memperoleh apa yang diinginkannya. Ia
memiliki pengetahuan dan keterampilan bernegosiasi yang baik. Yang tak
kalah pentingnya adalah ia tahu banyak hal tentang lawan negosiasinya.
3. Negosiator Bodoh
Seorang negosiator yang bodoh cenderung menghendaki kekalahan untuk
kedua belah pihak. Tidak peduli apapun yang Anda lakukan, ia akan berusaha
sekuat tenaga agar tidak ada yang bisa keluar sebagai pemenang. Yang penting
baginya tidak ada pemenang dalam negosiasi.
4. Negosiator Naif
Seorang negosiator yang tidak siap bernegosiasi, tidak tahu pokok persoalan
yang akan dinegosiasikan, bahkan cenderung percaya begitu saja pada pihak
lawan negosiasinya.

Anda mungkin juga menyukai