Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“Pembentukan dan Pengembangan Paragraf”

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Dahlia Patiung, S.Ag.,M.pd

KELOMPOK 1:

1. Muhammad Khairy Maulayya Ar Razin (60200122015)


2. Muh. Anwar Syafriawan Syafruddin (60200122066)
3. Madani Aksan Saputra (60200122107)
4. Muhammad Hafidzh Al Faraby (60200122089)
5. Salsabila Dwi Kamila Putri. S (60200122007)
6. Ummul Khair (60200122050)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan
kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pembentukan dan Pengembangan Paragraf”, dan terus dapat
menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami
semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat
berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat
kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya bagi saya sendiri umumnya para pembaca makalah ini.
Terima kasih, wassalamu’ alaikum.

Gowa, November 2022

Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6
A. Pengertian Paragraf......................................................................................6
B. Pembentukan Paragraf.................................................................................7
C. Pengembangan Paragraf..............................................................................8
D. Pola Pengembangan Paragraf....................................................................11
BAB III PENUTUP.............................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Paragraf atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada
bahasa ekspresi digunakan kata paraton (Brown serta Yule, 1996).
Paragraf artinya suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang
mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran ihwal.
Paragraf mempunyai potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang
hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap
paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Menggunakan
demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau
kalimat primer dan kalimat-kalimat penjelas. Sang Ramlan, (1993) pikiran
primer atau inspirasi pokok ialah pengendali suatu paragraf.
Pengidentifikasian secara formal suatu paragraf begitu praktis,
karena secara visual paragraf umumnya ditandai adanya indensasi yang
sebagai problem, apakah bentuk yang secara visual dikenali menjadi
paragraf tadi secara otomatis berisi satu satuan pokok pikiran? Idealnya
tentulah ya, Bila paragraf sudah dikembangkan secara baik. tetapi,
kenyataannya belum tentu demikian karena belum tentu paragraf
dikembangkan secara benar. Disinilah pentingnya pengembangan
paragraf. di kesempatan ini akan tersaji secara berturut pembentukan
paragraf, kerangka paragraf, pengembangan paragraf sesuai teknik, dan
pengembangan paragraf berdasarkan isi secara serba singkat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian paragraf?
2. Seperti apa itu pembentukan paragraf itu?
3. Seperti apa pengembangan paragraf itu?
4. Jelaskan mengenai pola pengembangan paragraf!

4|Page
C. Tujuan Penulisan
1. Kita dapat mengetahui pengertian dari pragraf.
2. Kita lebih mengenali seperti apa pembentukan paragraf itu.
3. Kita menjadi paham mengenai pengembangan paragraf itu sendiri.
4. Kita bisa mengetahui pola seperti apa yang digunakan dalam
mengembangkan suatu paragraf.

5|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf
Sebelum kita masuk pada pembahasan mengenai pembentukan dan
pengembangan paragraf, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu
pengertian dari paragraf itu sendiri. Berikut beberapa definisi Paragraf
diantaranya:
1. Pengertian Paragraf menurut Henry Guntur
Berdasarkan Henry Guntur Tarigan pada bukunya Keterampilan
Menulis menyebutkan Paragraf ialah seperangkat kalimat tersusun logis
sistematis yang ialah satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan serta
mengandung pikiran utama yg implisit dalam keseluruhan.
2. Pengertian Paragraf menurut KBBI
Pengertian paragraf menurut KBBI merupakan bagian bab dalam
suatu karangan yang umumnya mengandung satu ilham pokok dan
penulisannya dimulai menggunakan garis baru. Paragraf terdapat dalam
pemakaian bahasa secara tertulis. Sebuah paragraf terdiri atas beberapa
kalimat atau lebih berasal satu kalimat.
3. Pengertian Paragraf Secara umum
Paragraf ialah rangkaian atau himpunan kalimat-kalimat yang
bertalian dalam suatu rangkaian buat membuat sebuah gagasan yang
umumnya mengandung satu ilham utama atau pikiran utama dan
penulisannya dimulai menggunakan baris baru (Dalman, 2011: 77).

Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang


berkata pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana. Paragraf
mempunyai potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri
atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan (Resmini, 2016).
Paragraf artinya inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.
pada paragraf terkandung satu inti butir pikiran yang didukung oleh semua

6|Page
kalimat dalam paragraf tadi, mulai asal kalimat pengenal, kalimat utama atau
kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat epilog.
Himpunan kalimat ini saling bertalian pada suatu rangkaian untuk membentuk
sebuah gagasan (Akhadiah, dkk., 2012: 144).

B. Pembentukan Paragraf
Pembentukan paragraf sendiri terdiri berasal beberapa unsur diantaranya
gagasan primer (utama), kalimat topik, dan kalimat penjelas
1. Gagasan primer
Topik atau gagasan primer ialah pandangan baru primer yang ingin
disampaikan penulis pada pembaca. Unsur ini adalah penekanan atau
jantung berasal sebuah paragraf. intinya, gagasan primer “layaknya jiwa”
yang menghidupkan sebuah paragraf agar menarik di mata pembaca.
Pembicaraan primer di dalam paragraf terpusat di gagasan utama.
Penyampaian gagasan primer berbentuk sebuah kalimat topik. Inti
permasalahan di dalam paragraf terletak di topik primer atau gagasan
primer.
2. Kalimat Topik
Unsur yang kedua adalah kalimat topik. Kalimat topik ialah
kalimat yg mengandung konflik yg bisa dirinci dan diuraikan lebih lanjut.
informasi di dalam kalimat topik bersifat lengkap serta bisa dipahami
tanpa adanya kalimat penjelas. Kalimat topik berisi gagasan utama yang
diletakkan secara tersurat di awal atau akhir paragraf. Manfaatnya
merupakan mengendalikan untuk gagasan primer. Kalimat topik bersifat
umum serta akan dikembangkan oleh kalimat-kalimat pendukung lainnya.
3. Kalimat Penjelas
Selanjutnya, kalimat penjelas atau pendukung. Kalimat penjelas
ialah kalimat yang tidak bisa dipahami artinya tanpa adanya kalimat lain.
Kalimat penjelas berfungsi mendukung kalimat topik sehingga berisi warta
rinci, contoh, dan berita tambahan lainnya. Kalimat penjelas bisa berupa
data pelengkap seperti opini, informasi, atau data yang valid. contohnya:

7|Page
“Gunung Merapi yang terletak pada wilayah Magelang, Jawa Timur
merupakan gunung aktif pada Indonesia. Sewaktu-waktu, gunung merapi ini
bisa meletus. Letusan Merapi yang paling hebat tercatat pada tahun 2010 yang
memakan lebih kurang 330 korban jiwa”

C. Pengembangan Paragraf
1. Pengembangan Paragraf berdasarkan Teknik
Pengembangan paragraf yang pertama dapat dilihat asal sudut
pandang teknik. Berdasarkan tekniknya pengembangan paragraf dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu (a) pengembangan secara alamiah, dan
(b) pengembangan secara logis.
a. Pengembangan Secara Alamiah
Paragraf yang dikembangkan sesuai urutan saat bersifat kronologis.
Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan saat insiden terjadi,
atau saat aktivitas dilakukan, serta diikuti sang kalimat-kalimat yang
berkata saat peristiwa terjadi, atau ketika kegiatan dilakukan. Paragraf
yang dikembangkan menggunakan cara ini tidak dijumpai adanya
kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf seperti ini umumnya
dipergunakan pada paragraf naratif serta prosedural.
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan ruang atau
kawasan membawa pembaca berasal satu titik ke titik berikutnya
dalam sebuah “ruangan”. Hal itu berarti kalimat yang satu mengatakan
suatu bagian (gagasan) yang ada di posisi tertentu, serta diikuti sang
kalimat-kalimat lain yang mengatakan gagasan yang berada pada
posisi yang lain. Pengungkapan gagasan menggunakan urutan ruang
ini tidak boleh sembarangan, sebab cara yang demikian akan
menyebabkan pembaca mengalami kesulitan memahami pesan.
Paragraf mirip ini biasanya dipergunakan di paragraf deskriptif.
b. Pengembangan Secara Logis.

8|Page
Pengembangan paragraf secara logis maksudnya adalah
pengembangan paragraf memakai pola pikir eksklusif. Pengembangan
paragraf secara logis bisa dikelompokkan sebagai 2, yaitu klimaks-
antiklimaks, serta umum -spesifik.
Paragraf yang dikembangkan klimaks-antiklimaks dibagi menjadi
2, yang pertama kulminasi, dan yang ke 2 antiklimaks. Pengembangan
paragraf secara kulminasi dilakukan dengan cara menyajikan gagasan-
gagasan yang berupa rincian yang disebut menjadi gagasan bawahan,
kemudian diakhiri menggunakan gagasan yang paling
tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya.
kebalikannya, pengembangan paragraf secara antiklimaks dilakukan
dengan terlebih dulu gagasan yang disebut paling tinggi/atas/kompleks
kedudukannya atau kepentingannya, baru diikuti menggunakan
gagasan-gagasan yang berupa rincian yang diklaim menjadi gagasan
bawahan, gagasan yang dianggap kurang penting atau rendah
kedudukannya.
Pengembangan paragraf sesuai kriteria awam-spesifik, dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu paragraf yg dikembangkan dengan
cara awam ke spesifik, serta khusus ke awam. Paragraf yang
dikembangkan secara awam ke khusus berupa paragraf yang dimulai
dengan gagasan awam yang biasanya adalah gagasan primer,
kemudian diikuti menggunakan gagasan spesifik sebagai gagasan
penjelas atau rincian. Paragraf yang dikembangkan dengan cara umum
ke spesifik ini biasa diklaim menggunakan paragraf deduktif. Paragraf
yang dikembangkan secara spesifik ke umum berupa paragraf yang
dimulai menggunakan gagasan spesifik menjadi gagasan penjelas atau
rincian, lalu diikuti menggunakan gagasan awam yang umumnya
artinya gagasan utama. Paragraf yang dikembangkan menggunakan
cara khusus ke umum ini biasa dianggap menggunakan paragraf
induktif. Pengembangan paragraf logis umum -spesifik ini, baik
menggunakan cara umum ke khusus (deduktif) juga spesifik ke umum

9|Page
(induktif), paling banyak diguankan, lebih-lebih pada karya ilmiah
sebab karya ilmiah di biasanya merup buatan antara deduktif serta
induktif.
2. Pengembangan Paragraf berdasarkan Isi
Sesuai isinya pengembangan paragraf diantaranya bisa dilakukan
dengan cara menapilkan perbandingan atau kontradiksi, model, karena-
akibat, serta penjabaran. Berikut tersaji pengertian keempat cara tadi
secara singkat.
a. Pengembangan paragraf dengan cara pembandingan.
Cara pembandingan ialah sebuah pengembangna paragraf yang
dilakukan menggunakan membandingkan atau mempertentangkan
guna memperjelas suatu gambaran. kegiatan membandingkan atau
mempertentangkan tadi berupa penyajian persamaan serta disparitas
antara 2 hal. Sesuatu yang dipertentangkan artinya 2 hal yang
mempunyai taraf yang sama. serta keduanya mempunyai persamaan
dan perbedaan.
b. Pengembangan paragraf dengan cara hadiah.
Model-model disajikan menjadi gagasan penjelas buat mendungku
atau memperjelas gagasan umum . Gagasan awam dapat diletakkan di
awal paragraf atau diakhiri paragraf bergantung di gaya yang
dikehendaki sang penulis.
c. Pengembangan paragraf menggunakan sebab dampak.
Cara sebab akibat acapkali dianggap dengan kausalitas.
Pengembangna paragraf cara ini bisa dilakukan menggunakan
menyajikan sebab menjadi gagasan utama/primer baru diikuti
akibatnya sebagai gagasan penjelas, atau sebaliknya tersaji akbiat
menjadi gagasan utama primer diikuti dengan penyebabnya sebagai
gagasan penjelas.
d. Pengembangan paragraf menggunakan cara klaisifikasi.
Cara pembagian terstruktur mengenai umumnya dilakukan
menggunakan penyajian gagasan utama/primer kemudian diikuti

10 | P a g e
dengan gagasan penjelas secara rinci. Gagasan penjelas ialah
kalsifikasi berasal gagasan utamanya

D. Pola Pengembangan Paragraf


Pada menyusun goresan pena, pola pengembangan paragraf sangatlah
krusial. Pola pengembangan paragraf bermanfaat buat membuat goresan pena
lebih jelas dan lebih runtut.
1. Mengutip berasal Jurnal Bahasa serta Sastra Indonesia FKIP Universitas
Lampung, pola pengembangan paragraf merupakan cara penulis buat
membuatkan pola pikiran pada suatu paragraf. Pengembangan pola pikiran
ini bisa dilakukan menggunakan mengembangkan kalimat topik ke pada
berbagai kalimat penjelas yang ada pada paragraf.
2. Menurut Munirah dalam kitab Pengembangan Keterampilan Menulis
Paragraf (2015), pola pengembangan paragraf bisa dilakukan melalui
berbagai cara yang telah disesuaikan menggunakan sifat paragraf tadi
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya Pola Pengembangan Paragraf adalah
bentuk pengembangan kalimat topik ke pada kalimat- kalimat penjelas atau
kalimat-kalimat pengembang. Pola pengembangan sendiri terbagi ke dalam 6
kategori yaitu :
1. Pola pengembangan paragraf perbandingan
Paragraf perbandingan adalah paragraf yang kalimat topiknya
berisi perbandingan dua hal. Perbandingan tadi contohnya, antara yang
bersifat abstrak dan bersifat kongkret. Kalimat topik tersebut kemudian
dikembangkan menggunakan memerinci perbandingan tadi pada bentuk
yang kongkret atau bagian-bagian kecil (Tarigan, 2008: 28).
Contohnya :
Struktur suatu karangan atau kitab pada hakikatnya mirip atau
bersamaan menggunakan strktur suatu pohon. Bila pohon bisa diuraikan
menjadi pokok (btg), dahan, ranting, serta daun maka karangan pun dapat
diuraikan menjadi tubuh (body), bab, subbab, dan paragraf. batang

11 | P a g e
sebanding dengan tubuh (body) karangan, cabang sebanding menggunakan
bab, ranting menggunakan subbab, serta daun sebanding dengan paragraf.

Pada model paragraf di atas, terlihat dengan jelas bahwa kalimat


topik yang berposisi pada awal paragraf berisi perbandingan dua hal.
Kalimat topik tadi membandingkan kecenderungan antara struktur
karangan dan struktur pohon.
2. Pola pengembangan paragraf pertanyaan
Paragraf pertanyaan merupakan paragraf yang kalimat topiknya
dijelaskan dengan kalimat pengembang berupa kalimat tanya.
Model Contohnya:
Ketua tempat kerja kami, Pak Ahmad, gelisah. Mengapa beliau
gelisah? tidak puaskah beliau menggunakan kedudukannya kini ? Bukan,
bukan itu sebabnya. beliau sangat puas. Bahkan dia ingin mempertahankan
kedudukannya sekarang. dia bingung sebab pemimpin pusat telah
mencium ketidakberesan pertanggungjawaban keuangan pada kantornya.
poly pengeluaran yang menyalahi anggaran. tidak sedikit kwitansi
pembelian barang mencurigai. Pembangunan tempat kerja baru yang
dipercayakan pemimpin pusat kepadanya tidak terselesaikan dari jadwal
yang sudah ditetapkan. Dana sudah hampir abis, honor mingguan para
pekerja bangunan sudah empat minggu belum dibayar. Kalimat topik di
paragraf di atas merupakan ketua tempat kerja kami, Pak Ahmadi gelisah.
Kalimat topiknya dijelaskan oleh kalimat pengembang yang berupa
pertanyaan, yaitu kalimat mengapa dia gelisah? lalu, dilanjutkan sang
kalimat-kalimat pengembang lainnya yang menyebutkan kegelisahan pak
Akhmadi.
3. Pola pengembangan paragraf sebab-akibat
Paragraf sebab-akibat ialah paragraf yang kalimat topiknya
dikembangkan sang kalimat-kalimat karena atau akibat.
contoh:

12 | P a g e
Nilai ujian akhir Malik pada semester pertama ini homogen-
homogen baik. Dia pantas mendapat nilai tersebut sebab ia telah bekerja
keras serta tekun. Malik rajin mengikuti setiap pelajaran yang diberikan
oleh guru bidang studi. beliau tidak lupa membaca dua atau 3 buku
tambahan buat melengkapi setiap mata pelajaran. Setiap diskusi yang
diadakan teman sekelasnya, dia selalu tampil menjadi pembicara.
homogen-homogen empat jam sehari, dia belajar sendiri di rumah.
Bahkan, dia tidak segan-segan bertanya pada dosen Bila ada hal-hal yang
belum dimengerti atau belum kentara baginya.
Kalimat topik di model pada atas merupakan nilai akhir ujian
Malik pada semester pertama ini rata-homogen baik. Kalimat topik
tersebut dijelaskan sang kalimat pengembang yang berisi karena-dampak.
Kalimat pengembang tersebut, yaitu kalimat dia pantas mendapat nilai tadi
sebab dia sudah bekerja keras serta tekun.
4. Pola pengembangan paragraf model
Paragraf model adalah paragraf yang kalimat topiknya
dikembangkan menggunakan contoh-model sebagai akibatnya kalimat
topik kentara pengertiannya.
contoh:
Tes umumnya menilai keterampilan seorang. misalnya, Jika kita
ingin menilai keterampilan seorang dalam mengemudikan kendaraan
beroda empat, orang tersebut disuruh menjalankan kendaraan beroda
empat: mundur, maju, belok, kencang, lambat, serta seterusnya.
Kalimat topik pada paragraf tadi ialah kalimat tes umumnya
menilai keterampilan seseorang. Kalimat topik tadi kemudian dijelaskan
menggunakan kalimat- kalimat pengembang berupa model-contoh.
5. Pola pengembangan paragraf perulangan
Paragraf iterasi ialah paragraf yang kalimat topiknya dapat jua
dikembangkan dengan pengulangan kata/kelompok kata atau bagianbagian
kalimat yang krusial.
model:

13 | P a g e
Ada kaitan yg erat antara makan, hidup, serta berpikir pada
manusia. Setiap manusia perlu makan, makan buat hayati. tetapi, hayati
tidak hanya untuk makan. hayati manusia memiliki tujuan tertentu. Tujuan
hidup dapat tidak selaras antara satu dan lainnya, namun terdapat
persamaannya, yakni, galat satu di antaranya melangsungkan keturunan.
Keturunan menjadi penerus generasi bangsa. Generasi yang lebih baik
serta andal. andal menghadapi segala rintangan serta tantangan membuat
insan berpikir. Berpikir bukan sembarang berpikir, tetapi berpikir jernih
buat memecahkan aneka macam problem hidup serta kehidupan.
Kalimat topik di contoh di atas merupakan kalimat terdapat kaitan
erat antara makan, hayati, serta berpikir pada manusia. Kalimat topik tadi
lalu dijelaskan oleh kalimat-kalimat pengembang yang berupa perulangan.
contohnya, dua kalimat berikut: (1) setiap insan perlu makan, makan buat
hayati. (2) namun, hidup tidak hanya buat makan.
6. Pola pengembangan paragraf definisi
Paragraf definisi artinya paragraf yang kalimat topiknya berupa
definisi atau pengertian. Definisi yang terkandung dalam kalimat topik
tersebut memerlukan penerangan panjang lebar supaya sempurna
maknanya ditangkap sang pembaca. Alat buat memperjernih pengertian
tersebut adalah serangkaian kalimat pengembang.
contoh:
Kata paragraf sering dipergunakan, baik pada dialog juga praktik.
Paragraf kadang-kadang diartikan garis baru, pembagian karangan, atau
bagian-bagian. yang kentara, paragraf menjadi wadah pikiran terkecil. ciri
spesial paragraf mengandung makna ilham pesan yang relevan
menggunakan isi karangan. Paragraf wajib merupakan kesatuan yang padu
dinyatakan dengan kalimat yang tersusun logis sistematis. sesuai warta
pada atas, dapat disimpulkan bahwa paragraf artinya seperangkat kalimat-
kalimat yg tersusun logis-sistematis yang artinya satu kesatuan aktualisasi
diri pikiran yg relevan serta mendukung pikiran utama yg tersirat dalam
holistik karangan.

14 | P a g e
Kalimat topik di model paragraf tadi terletak di akhir paragraf.
Kalimat topik tersebut berisi definisi paragraf. Definisi tersebut
menyatakan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat-kalimat yang
tersusun logis sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran
yg relevan dan mendukung pikiran pokok yang implisit pada holistik
karangan.

15 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kesimpulan diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya
Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan yang biasanya mengandung
satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru. Paragraf terdapat
dalam pemakaian bahasa secara tertulis. Sebuah paragraf terdiri atas beberapa
kalimat atau lebih dari satu kalimat. Paragraf dan kalimat memiliki macam-
macam pembentukan dan pengembangan.

B. Saran
Saran yang dapat dikemukakan oleh penyusun adalah diharapkan agar
masyarakat khusunya akademisi lebih meningkatkan literasi bacaannya
minimal membaca buku satu halaman per hari. Selain itu, sebagai mahasiswa,
jika sudah mampu menulis sautu karya maka tulislah jangan takut untuk salah
karena menulis adalah suatu pekerjaan menuju keabadian.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah M.K., Sabarti dkk. 1991/1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Ditjen Dikti
Depdikbud.
Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Andi Offset.
Soeparno, Haryadi, dan Suhardi. 2001. Bahasa Indonesia untuk Ekonomi. Yogyakarta:
Ekonesia.
umisulastri.ngeblogs.com
Arifin, E. Zaenal dan Tasai, S.Amran. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademi Pressindo.

Abdi, H. (2021, Desember 17). Pengertian Paragraf Menurut Para Ahli, Unsur
Pembentuk, dan Jenis-jenisnya. Dipetik 11 23, 2022, dari Hot Liputan 6:
https://hot.liputan6.com/read/4771529/pengertian-paragraf-menurut-para-ahli-
unsur-pembentuk-dan-jenis-jenisnya

Septiani, A. (2021, Februari 10). Membahas Paragraf: Jenis, Unsur, dan Syarat | Bahasa
Indonesia Kelas 12. Dipetik 11 23, 2022, dari ruangguru:
https://www.ruangguru.com/blog/jenis-unsur-dan-syarat-paragraf

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai