“Logika Proposisi”
Dosen :
Ir. Andi Muhammad Syafar S.T, M.T
Oleh:
Nur Annisa
(60200122047)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan
nikmat karunia dan nikmat kesehatan, sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Logika Proposisi”, dan terus dapat menimba ilmu di Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
Matematika Komputer. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari,
agar kita semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat
berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat
kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya bagi saya sendiri umumnya para pembaca makalah ini.
Terima kasih, wassalamu’ alaikum.
Penyusun
2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................7
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................8
A. Pengertian Logika Proposisi........................................................................8
B. Jenis-jenis Operator Logika.......................................................................10
C. Macam-macam Proposisi..........................................................................14
D. Unsur-unsur Proposisi...............................................................................18
E. Hukum-hukum Logika..............................................................................19
F. Tautologi, Kontradiksi, dan Kontingensi..................................................21
G. Penggunaan Aplikasi Mobile Dalam Soal logika proposisi......................23
H. Korelasi Antara Teori dan Penggunaan Aplikasi......................................26
I. Soal Logika Proposisi................................................................................28
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Logika menyelidiki cara bernalar yang benar dan tidak mampu
melaksanakannnya tanpa memiliki pengetahuan yg menjadi premisnya
terlebih dahulu. Bila dibandingkan dengan sebuah bangunan, premis itu
adalah batu, pasir dan semennya, sedangkan proses penalaran itu bisa kita
samakan dengan bagan atau arsitektur. Dengan semen, bat, pasir dan
arsitektur yang baik akan menghasilkan bangunan yg indah dan kokoh,
sama mirip premis yg bisa dipertanggung jawabkan dan melalui proses
penalaran yg legal akan dihasilan konklusi yang benar.
Premis-premis logika bergelut berupa pernyataan dalam bentuk
istilah-istilah, pada penyelidikan lebih lanjut dijumpai penyataan dalam
rumus-rumus. Penyataan pemikiran manusia adakalanya berkata impian,
perintah, harapan, cemooh, kekaguman, serta pengungkapan empiris
eksklusif baik dinyatakan pada bentuk positif maupun bentuk negatif.
Didalam sebuah pembelajaran pada sebuah pemahaman, ada
saatnya seorang menerima dirinya pada sebuah ketidaktahuan. Dengan
memberikan segala perjuangan dalam proses berpikir buat mencari
pengetahuan sebagai diketahui, perlu proses untuk melewatinya, dalam hal
ini digunakanlah akal atau akal seseorang buat menerima sebuah
pengetahuan.
Logika artinya ilmu pengetahuan wacana karya-karya logika budi
(ratio) buat membimbing menuju yang sahih . Logic is the study of the
methods and principels used distinguish good (correct) from bad
(incorrecting) reasoning . Tujuan nalar buat mengembangkan sistem
metode dan prinsip yg bisa dipergunakan sebagai kriteria buat menilai
suatu argumen orang lain dan menjadi petunjuk buat mengkonstruksi
argumen bagi diri sendiri . Objek material nalar artinya insan serta objek
formalnya ialah kegiatan akal budi buat melakukan penalaran yg lurus,
4|Page
sempurna, serta teratur yang terlihat melalui ungkapan pikiran yang
diwujudkan dalam bahasa .
Logika menyelidiki cara bernalar yang benar dan tidak mampu
melaksanakannnya tanpa memiliki pengetahuan yang menjadi premisnya
terlebih dahulu. Bila dibandingkan dengan sebuah bangunan, premis itu
artinya batu, pasir serta semennya, sedangkan proses penalaran itu bisa
kita samakan dengan bagan atau arsitektur. Dengan semen, bat, pasir dan
arsitektur yang baik akan menghasilkan bangunan yang indah dan kokoh,
sama mirip premis yang dapat dipertanggung jawabkan serta melalui
proses penalaran yg legal akan dihasilan konklusi yg sahih.
Nalar adalah ilmu yang menelaah wacana penalaran. Proses
penalaran tadi menggunakan bahasa simbol sebagai media buat
mengakomodasi proses pembelajaran. Akibatnya, menyelidiki nalar pula
dapat dianalogikan pada mengkaji bahasa simbol. Sintaks merupakan
suatu hukum buat menghasilkan aktualisasi diri yang mempunyai makna.
Ekspresi sendiri adalah suatu urutan simbol yg terurut serta berhingga.
Semantik merupakan makna kebenaran berasal suatu aktualisasi diri yang
sintaksisnya telah standar (sahih). Sebagai akibatnya, sintaks berasal
logika proposisi artinya suatu hukum menghasilkan aktualisasi diri yang
terdapat di akal proposisi. Begitu pula menggunakan semantik asal akal
proposisi ialah makna kebenaran berasal suatu eksresi dengan sintaks yang
benar serta ada pada logika proposisi. Logika orde satu artinya penajaman
dari logika proposisi. Penajaman asal nalar proposisi hanya dapat
dilakukan menggunakan menambahkan simbol-simbol yg baru di logika
proposisi. Akibatnya, perbedaan sintaks dari akal proposisi dan logika
orde satu disebabkan oleh penambahan simbol-simbol tersebut. Begitu
juga menggunakan semantik berasal nalar orde satu ditentukan sang
penambahan simbol-simbol tersebut.
Premis-premis logika bergelut berupa pernyataan pada bentuk
istilah-kata, pada penyelidikan lebih lanjut dijumpai penyataan dalam
rumus-rumus. Penyataan pemikiran insan adakalanya menyampaikan
5|Page
harapan, perintah, asa, cemooh, kekaguman, dan pengungkapan empiris
tertentu baik dinyatakan dalam bentuk positif juga bentuk negatif.
Istilah perihal bisa dipahami menjadi seperangkat kalimat yg
memiliki pertlian semantik (koherensi). Sebab terdapat pertalian semantic,
seperangkat kalimat itu dapat diterima dalam pemakaian bahasa menjadi
holistik yg reatif lengkap. Seperangkap kalimat yang tidak mempunyai
pertalian semantic tidak membuat suatu wacana. Jadi, perihal ialah rngkain
kalimat yg disusun secara koheren dan terpadu. Pada kegiatan berbahasa
seahri-hari, pertalian semantic atau koherensi pada ihwal itu dinyatakan
pada 2 cara, yakni secara kontekstual dan secara pemarkah bahasa.
Pada ihwal, proposisi ialah kajian dalam sebuah perihal. Maka
pada makalah ini akan lebih ditekankan untuk pembahasan proposisi yaitu
wacana penafsiran proposisi serta macam-macam proposi., penkajian
dilema perihal penafsiran proposisi dan macam-macam proposisi dalam
makalah ini supaya pembaca bisa memahaminya.
Logika proposisi artinya keliru satu materi pada matakuliah
kecerdasan sintesis, yg sulit dipahami oleh mahasiswa. Galat satu materi
nalar propoposisi yaitu ihwal resolusi akal proposisi, resolusi nalar
proposisi dipergunakan buat pertanda valid atau tidaknya suatu proposisi
dan memiliki nilai kebenaran true atau false. Sebagai akibatnya buat dapat
menerangkan valid atau tidaknya suatu proposisi, mahasiswa harus tahu
bagaimana langkah-langkah resolusi nalar proposisi. Buat menaikkan
pemahaman mahasiswa terhadap materi logika proposisi, dibutuhkan
sebuah software media pembelajaran akal proposisi buat menunjang
pengetahuan tentang logika proposisi.
Serta pula menjadi mahasiswa UIN ALAUDDIN, para mahasiswa
pun diharapkan untukan memakai logikanya dalam menghubungkan antar
sains dan kepercayaan . Sang sebab itu, mahasiswa patut mengetahui ayat
yang mengenai tentag akal.
6|Page
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Logika Proposisi?
2. Apa saja jenis-jenis operator logika?
3. Jelaskan macam-macam proposisi!
4. Jelaskan unsur-unsur proposisi!
5. Hukum-hukum logika
6. Tautologi, Kontradiksi, dan Kontingensi
7. Aplikasi untuk mencari proposisi dan cara penggunaannya
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari proposisi
2. Untuk mengetahui macam macam dari proposisi
3. Memahami penggunaan aplikasi berbasis matematika untuk
menyelesaikan soal logika proposisi.
4. Mengetahui penyelesaian soal proposisi secara manual.
5.
7|Page
BAB II
PEMBAHASAN
8|Page
Sedangkan definisi proposisi itu sendiri diantaranya :
1. Pengertian proposisi menurut Rahayu (2007: 39).
Rahayu menyatakan proposisi adalah kalimat yang mengandung
pernyataan tentang hubungan fakta-fakta yang dapat dinilai benar dan
salah.pengertian.
2. Pengertian proposisi menurut KBBI
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Indrawan, 2000, p.409)
proporsi adalah keseimbangan.
3. Pengertian proposisi secara umum
Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan
yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus
dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya.
Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat
dinilai benar atau salah.
9|Page
Contoh pernyataan yang merupakan proposisi.
10 | P a g e
2. Konjungsi
Konjungsi Apabila p dan q merupakan proposisi, maka p Λ q juga
merupakan Konjungsi adalah proposisi yang dinamakan sebagai konjungsi
dari p dan q.
p Λ q dibaca p dan q
p Λ q bernilai benar jika p dan q keduanya bernilai benar, selain itu p
Λ q bernilai salah
Tabel kebenaran:
3. Disjungsi
Disjungsi adalah Apabila p dan q merupakan proposisi, maka p V q
juga merupakan proposisi yang dinamakan sebagai disjungsi dari p dan q
p V q dibaca p atau q
p V q bernilai salah ketika p dan q keduanya bernilai salah, selain itu
disjungsi dari p dan q bernilai benar
Tabel Kebenaran
11 | P a g e
4. Exclusive Or
Exclusive Or adalah Apabila p dan q merupakan proposisi, maka p ⊕
q juga merupakan proposisi yang dinamakan sebagai atau eksklusif/
exclusive or (xor ) dari p dan q
p ⊕ q dibaca p XOR q
p ⊕ q bernilai benar ketika p dan q memiliki nilai kebenaran berbeda.
Tabel Kebenaran:
5. Implikasi
Implikasi adalah Apabila p dan q merupakan proposisi, maka p → q
juga merupakan proposisi yang dinamakan sebagai implikasi. Di sini, p
disebut sebagai hipotesis/anteseden/ premis dan q disebut sebagai
konklusi/konsekuensi.
p → q dibaca:
jika p, maka q
p mengakibatkan q
q diakibatkan p
p adalah syarat cukup untuk q
q adalah syarat perlu untuk p
q kecuali ¬ p
q apabila p
12 | P a g e
Tabel kebenaran:
6. Biimplikasi
Biimplikasi adalah Apabila p dan q merupakan proposisi, maka p q
juga merupakan proposisi yang dinamakan sebagai biimplikasi atau
bikondisional
p q dibaca:
p jika dan hanya jika q
Jika p maka q, dan sebaliknya
p ekivalen dengan q
Tabel kebenaran:
13 | P a g e
C. Macam-macam Proposisi
Proposisi menurut bentuknya ada tiga macam, yaitu: Proposisi
Kategorik, Proposisi Hipotetik, dan Proposisi Disjungtif.
1. Proposisi Kategorik
Proposisi kategoris adalah proposisi yang menerangkan identitas atau
kebedaan dua konsep objektif. Indentitas atau kebedaan yang diterangkan
dapat formal atau objektif, dapat utuh atau parsial.
Proposisi kategoris yang paling sederhana terdiri dari :
a. Subjek: hal yang diterangkan.
b. Predikat: hal yang menerangkan.
c. Kopula.
d. Quantifier.
Subyek, sebagaimana kita ketahui, adalah term yang menjadi pokok
pembicaraan. Predikat adalah term yang menerangkan subyek. Kopula
adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term
predikat. Sedangkan quantifier adalah kata yang menunjukkan banyaknya
satuan yang diikat oleh term subyek.
Quantfier ada kalanya menunjuk kepada permasalahan universal,
seperti kata: seluruh, semua, segenap, setiap, tidak satu pun; ada kalanya
menunjuk kepada permasalahan partikular, seperti: sebagian, kebanyakan,
beberapa, tidak semua, sebagian besar, hampir seluruh, rata-rata, [salah]
seorang di antara; [salah] sebuah di antara ; ada kalanya menunjuk kepada
permasalahan singular, tetapi untuk permasalahan singular biasanya
quantfier tidak dinyatakan. Apabila quantifier suatu proposisi menunjuk
kepada permasalahan universal maka proposisi itu disebut proposisi
universal; apabila menunjuk kepada permasalahan partikular disebut
proposisi partikular, dan apabila menunjuk kepada permasaiahan singular,
disebut proposisi singular.
Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak dinyatakan
quantifiernya tidak berarti subyek dari proposisi tersebut tidak
14 | P a g e
mengandung pengertian banyaknya satuan yang diikatnya. Dalam keadaan
apapun subyek selalu mengandung jumlah satuan yang diikat. Lalu
bagaimana menentukan kuantitas dari proposisi yang tidak dinyatakan
quantifiernya. Kita dapat mengetahui lewat hubungan pengertian antara
subyek dan predikatnya.
Kopula, adalah kata yang menegaskan hubungan term subyek dan
term predikat baik hubungan mengiakan maupun hubungan mengingkari.
Bila ia berupa ‘adalah’ berarti mengiakan dan bila berupa ‘tidak, bukan
atau tak’ berarti mengingkari. Kopula menentukan kualitas proposisinya.
Bila ia mengiakan, proposisinya disebut proposisi positif dan bila
mengingkari disebut proposisi negatif. Kopula dalam proposisi positif
kadang-kadang dinyatakan dan kadang-kadang tidak (tersembunyi).
Kopula pada proposisi negatif tidak rnungkin disembunyikan, karena bila
demikian berarti mengiakan hubungan antara term subyek dan
predikatnya.
Dengan quantifier dapat kita ketahui kuantitas proposisi tertentu,
apakah universal, partikular ataukah singular, dan dengan kopula bisa kita
ketahui kualitas proposisi itu apakah positif ataukah negatif. Dari
kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam
macam proposisi, yaitu:
a. Universal positif
Kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara
keseluruhan, dalarn Logika dilambangkan dengan huruf A.
b. Partikular positif
Kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat sebagian saja
dilambangkan dengan huruf I.
c. Singular positif
Karena kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara
keseluruhan maka juga dilambangkan dengan huruf A. Huruf Adan I
masing masing sebagai lambang proposisi universal positif dan
15 | P a g e
partikular positif diambil dari dua huruf hidup pertama kata Latin
Affirmo yang berarti mengakui.
d. Universal negatif
Kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikatnya secara
keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf E.
e. Partikular negatif
Kopuanya mengingkari hubungan subyek dan predikat sebagian
saja, dilambangkan dengan huruf O.
f. Singular negative
Karena kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat
secara keseluruhan, juga dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan 0
yang dipakai sebagai lambang tersebut diambil dari huruf hidup dalam
kata nEgO, bahasa Latin yang berarti menolak atau meng¬ngkari.
2. Proposisi Hipotesik.
Kalau proposisi kategotrik menyatakan suatu keberan tanpa syarat,
maka pada proposisi hipotetik keberan yang dinyatakn justru digantungkan
pada syarat tertentu. Antara keduanya mempunyai perbedaan mendasar.
Pada proposisi kategorik kopula selalu ‘adalah’ atau ‘bukan’ atau ‘tidak’;
sedangkan pada proposisi hipotetik kopulanya adalah ‘jika, apabila, atau
manakala’ yang kemudian dilanjutkan dengan ‘maka’, meskipun yang
terakhir ini sering tidak dinyatakan. Pada proposisi kategorik kopulanya
mengubungkan dua term sedang pada proposisi hipotetik kopulanya
menghubungkan dua buah pernyataan.
Sebuah proposisi hipotetik, misalnya: ‘jika permintaan bertambah
maka harga akan naik’ pada dasarnya terdiri dari dua proposisi kategorik
‘permintaan bertambah’ dan ‘harga akan naik’. ‘jika’ dan ‘maka’ pada
contoh diatas adalah kopula, ‘permintaan bertambah’ sebagai pernyataan
pertama disebut sebab atau antecedent dan ‘harga akan naik’ sebagai
pernyataan kedua disebut akibat atau konsekuen.
16 | P a g e
Proposisi hipotetik mempunyai dua buah bentuk. Pertama, bila A
adalah B maka A adalah C, seperti:
a. Bila hasan rajin ia akan naik kelas.
b. Jika tanaman sering diberi pupuk ia akan subur.
c. Manakalah seorang dihina, maka ia akan marah.
Kedua, bila A adalah B maka C adalah D, seperti:
a. Bila hujan saya naik becak.
b. Bila keadilan tidak dihiraukan maka rakyat akan menuntut.
c. Bila permintaan bertambah, maka harga akan naik.
Antara sebab dan akibat dalam proposisi hipotetik adakalanya
merupakan hubungan kebiasaan dan adakalanya merupakan hubungan
keharusan.
Proposisi hipotetik yang mempunyai hubungan kebiasaan seperti:
a. Bila pecah perang, maka harga akan menghubung.
b. Jika hujan turun, saya tidak pergih.
c. Manakala ia lulus, ayahnya akan memberi dia hadiah yang menarik.
Adapun beberapa contoh proposisi hipotetik yang mempunyai
hubungan keharusan adalah:
a. Bila matahari terbit maka waktu sholat subuh habis.
b. Bila nyama meninggalkan badan maka berakhirlah kegiatan jasmani.
c. Bila sesuatu itu hidup maka ia membutuhkan air.
3. Proporsi Disjungtif
Tipe proposisi kondisional (yang kebenarannya digantungkan pada
syarat tertentu) disamping bentuk hipotektik adalah bentuk disyunktif.
Seperti jga proposisi hipotetika, proposisi disyuktif pada hakikatnya juga
terdiri dari 2 buah proposisi kategorika. Sebuah proposisi disyunktif
seperti: proposisi jika tidak benar maka salah; jika dianalisis menjadi:
‘proposisi itu benar’ dan ‘proposisi itu salah’. Kopula yang berupa ‘jika’
dan ‘maka’ mengubah dua proposisi kategori menjadi permasalahan
disyunktif. Kopula dari proposisi disyunktif bervariasi sekali seperti:
17 | P a g e
a. Hidup kalau tidak bahagia adalah susah.
b. Hasan dirumah atau disekolah.
c. Jika bukan hasan yang mencuri maka budi.
Dalam proposisi hipotetik kopula menghubungkan sebab dan akibat
sedangkan dalam proposisi disyunktif kopua menghubungkan dua buah
altermatif.
Adala dua bentuk proposisi disyunktif. Proposisi disyunktif
sempurna dan proposisi disyunktif tidak sempurna. Proposisi disyunktif
sempurna mempunyai alternatif kontradiktif sedangkan proposisi diyunktif
tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif rumus untuk
bentuk pertama adalah: A mungkin B mungkin non B, seperti:
a. Hasan berbaju putih atau berbaju non-putih
b. Budi mungkin masih hidup, mungkin sudah mati (non-hidup)
c. Fatimah berbahasa arab atau berbahasa non-Arab.
Adapun rumus untuk bentuk ke dua adalah: A mungkin B mungkin
C, seperti:
a. Hasan berbaju hitam atau berbaju putih
b. Budi ditoko atau dirumah
c. PSSI kalah atau menang.
D. Unsur-unsur Proposisi
Ada tiga unsur dalam proposisi, yang pertama unsur subjek atau
sesuatu yang diberi keterangan. Yang kedua, unsur predikat atau sesuatu yang
menerangkan tentang subjek dan yang terakhir kata penghubung atau kopula
yang merupakan pernyataan mengakui atau memungkiri hubungan antara
subjek dan predikat. Dari tiga unsur tadi, kata penghubunglah yang paling
penting. Subjek dan predikat merupakan materi dari keputusan, sedangkan
kata
penghubung merupakan bentuk atau formnya. Kata ini memberikan corak atau
warna yang harus ada dalam suatu keputusan.
Ada beberapa hal yang harus kita catat:
18 | P a g e
1. Untuk mempermudah Analisa logika, yang seringkali keputusan
tersebut dijabarkan menjadi keputusan dengan bentuk subjek (S) sama
dengan predikat (P) atau subjek (S) tidak sama dengan predikat (P).
2. Term subjek sering disebut sebagai “Subjek logis”. Subjek logis itu
tidak selalu sama dengan subjek kalimat menurut tata Bahasa.
3. Untuk menemukan sebuah term predikat, perlu kita perhatikan apa
yang sesungguhnya hendak diberitahu dalam kalimat itu.
4. Suatu keputusan, dapat dikatakan negatif, jika kata penghubungnya
negatif.
E. Hukum-hukum Logika
Hukum – hukum logika proposisi ini berguna untuk membuktikan
apakah dua buah proposisi majemuk ekuivalen atau tidak. Ekuivalen atau
identik disini adalah ketika dua buah pernyataan itu memiliki nilai kebenaran
yang sama untuk semua kemungkinan. Ekuivalen dapat dilambangkan dengan
notasi ≡ atau ⇔.
Untuk n buah proposisi atomik, akan terbentuk 2n baris pada tabel
kebenarannya. Bayangkan jika 8 buah proposisi atomic membentuk masing –
masing dua buah proposisi majemuk untuk diuji keekuivalenannya, berarti
akan terbentuk 2 x 28 buah baris tabel kebenaran. Nah, agar lebih efektif dan
praktis, kita dapat menggunakan hukum – hukum logika proposisi untuk kasus
tersebut.
Sebenarnya, hukum – hukum logika proposisi mudah untuk dipahami,
karena beberapa hukumnya bisa dibilang mirip dengan hukum aljabar pada
sistem bilangan real.
Sebagai contoh :
Hukum asosiatif pada hukum aljabar bilangan real adalah (a + b) + c =
a + (b + c) yang berlaku juga untuk operasi perkalian.
Mirip dengan hukum asosiatif pada hukum logika proposisi, yaitu p ∨
(q ∨ r) ⇔ (p ∨ q) ∨ r yang berlaku juga untuk operator logika ∧ (AND)
19 | P a g e
Untuk lebih rincinya, tabel berikut akan memperlihatkan hukum – hukum
logika proposisi:
Contoh Soal
Diberikan pernyataan “Tidak benar bahwa dia belajar Algoritma tetapi
tidak belajar Matematika”.
a. Nyatakan pernyataan di atas dalam notasi simbolik (ekspresi logika)
b. Berikan pernyataan yang ekivalen secara logika dengan pernyataan tsb
(Petunjuk: gunakan hukum De Morgan)
Penyelesaian
Misalkan
p : Dia belajar Algoritma
q : Dia belajar Matematika
20 | P a g e
maka,
(a) ~ (p ~ q)
(b) ~ (p ~ q) ~ p q (Hukum De Morgan)
dengan kata lain: “Dia tidak belajar Algoritma atau belajar
Matematika”
21 | P a g e
Tautologi adalah ekspresi logika dari pernyataan majemuk yang
selalu bernilai benar. Apapun nilai kebenaran proposisi tunggalnya,
ekspresi logika yang merupakan tautologi akan selau menghasilkan nilai
benar. Proposisi mejemuk yang termasuk dalam tautologi dapat secara
mudah dilihat melalui tabel kebenaran yang semuanya bernilai Benar (B).
Sebagai contoh nilai kebenaran dari ekspresi logika (p ∧ q) → (p
→ q), diperoleh bentuk tautologi seperti yang ditunjukkan pada tabel di
bawah.
2. Kontradiksi
Kontradiksi adalah suatu proposisi majemuk dengan nilai
kebenaran selalu salah untuk semua kombinasi nilai kebenaran dari
proposisi tunggal yang membentuknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa
kontradiksi merupakan kebalikan dari tautologi. Apapun nilai kebenaran
dari proposisi tunggalnya baik benar (B) atau salah (S), nilai kebenaran
proposisi majemuk dari suatu ekspresi logika matematika yang merupakan
kontradiksi akan salah.
22 | P a g e
Proposisi majemuk yang termasuk dalam kontradiksi dapat secara
mudah dilihat melalui tabel kebenaran. Sebagai contoh, periksa nilai
kebenaran dari ekspresi logika (p ∧ q) ↔ (p → ~q)!
3. Kontigensi
Berikutnya adalah ekspresi logika yang tidak selalu bernilai benar
dan tidak selalu bernilai salah, atau dapat bernilai benar dan dapat bernilai
salah bergantung dari nilai kebenara proposisi tunggal dan operator
logikanya. Ekspresi logika yang dapat menghasilkan nilai benar atau salah
dalam logika matematika disebut kontingensi.
Kontingensi adalah suatu proposisi majemuk dengan nilai
kebenaran benar (B) dan salah (S). Nilai kebenaran ini tergantung dari
nilai kebenaran proposisi tunggal pembentuknya dan operator logika
penghubungnya.
Proposisi majemuk yang termasuk kontingensi dapat dilihat
melalui tabel kebenaran. Sebagai contoh ekspresi logika yang termasuk
kontingensi: periksa nilai kebenaran dari ekspresi logika (p ∧ q) ↔ p!
23 | P a g e
G. Penggunaan Aplikasi Mobile Dalam Menyelesaikan Soal logika proposisi
24 | P a g e
e. Bagian ini kita dapat memilih Variabel untuk logika kita
25 | P a g e
j. Ini contoh hasil output
26 | P a g e
2. Siswa dapat memasukkan tugas tepat waktu dan mendapatkan nilai yang
tinggi karena jawaban soal benar
3. Kapanpun dan dimanapun aplikasi-aplikasi ini bisa digunakan siswa untuk
mendapatkan jawaban soal yang benar
4. Siswa tidak perlu lagi membeli alat-alat bantu seperti kalkulator, tabel-
tabel yang dijual di toko buku dll untuk membantu siswa menemukan
jawaban soal
Kekurangan dari munculnya aplikasi- aplikasi penjawab soal
matematika yaitu :
1. Siswa hanya mengetahui jawaban soal tanpa tahu pasti proses untuk
mendapatkan jawaban soal tersebut. Belajar matematika tidak hanya
sekedar mendapatkan jawaban yang benar tetapi bagaimana
prosesnya/cara. Dari proses/cara yang tepat menghasilkan jawaban yang
benar dan ini tidak akan bisa terlatih jika siswa menggunakan aplikasi
2. Kemampuan berpikir kritis, menganalisa, kemampuan menerapkan konsep
dan memecahkan/menyelesaikan masalah siswa tidak terlatih/terbentuk
karena jawaban didapatkan secara instan.
3. Siswa akan mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal tanpa alat
bantu (contohnya pada saat ulangan dengan soal berbentuk essay), karena
terbiasa mendapatkan jawaban menggunakan aplikasi
4. Siswa harus mengaktifkan paket internet karena ada yang dapat digunakan
terkoneksi dengan internet (online). Ini berarti untuk siswa yang tidak
memiliki paket internet tidak bisa menggunakan aplikasi ini
5. Siswa yang tidak memiliki laptop/komputer/smartphone tidak bisa
menggunakan aplikasi-aplikasi penjawab soal ini.
Semua aplikasi penjawab soal ini dibuat pada dasarnya memiliki tujuan
yang baik untuk mempermudah mendapatkan jawaban tetapi jangan dilupakan
bahwa mendapatkan jawaban secara instan tidak selamanya baik.
Ada suatu proses yang harus dilalui untuk mendapatkan jawaban yang
tepat, seperti pada pembelajaran matematika. Biarkan aplikasi-aplikasi itu
27 | P a g e
menjadi alat bantu/pelengkap tanpa mengurangi tujuan dari pembelajaran
matematika. Tugas guru untuk selalu mengingatkan siswa akan hal ini.
a. ¬A ∧ B
b. ¬B ∧¬A
c. A ∧¬B
d. A ∨¬B
e. ¬B ∨¬A
3. Tentukan nilai kebenaran implikasi berikut
a. Jika anda belajar rajin, maka anda akan lulus ujian.
b. Jika Padang ada di pulau Sumatera, maka Denpasar ada di pulau
Jawa.
c. Jika matahari terbit dari barat, maka hari kemerdekaan Indonesia
dirayakan tanggal 17 Agustus.
4. Jika implikasi ”P ⇒ ¬Q” bernilai S, tentukanlah nilai kebenaran
pernyataan berikut
a. P ⇒ Q
b. ¬P ⇒¬Q
28 | P a g e
c. P ⇒¬P
d. (P ∨ Q) ⇒¬Q
e. Q ⇒¬P
5. Misalkan
1. J ∧¬M
2. ¬M ⇒ J
3. M ∨ J
4. J ⇔ M
6. Misalkan
berikut
1. Jika saya punya banyak waktu, maka saya akan punya penghasilan dua
kali lipat dan saya tidak akan belajar memainkan piano.
2. Saya akan punya penghasilan dua kali lipat atau punya banyak waktu jika
dan hanya jika saya tidak akan belajar memainkan piano.
3. Jika saya punya banyak waktu, maka saya akan belajar memainkan piano
dan jika saya tidak punya banyak waktu, maka saya akan punya
penghasilan dua kali lipat.
4. Saya akan belajar memainkan piano atau saya akan punya penghasilan dua
kali lipat, dan jika saya tidak belajar memainkan piano, maka saya akan
punya banyak waktu.
29 | P a g e
7. Misalkan seorang turis sedang berkunjung ke suatu daerah X dimana
setiap penduduknya dapat digolongkan dalam salah satu dari dua kategori:
jujur atau pembohong.
a. Turis tersebut bertemu dua orang penduduk daerah X, Pandi dan Lugo.
Pandi berkata, “Setidaknya satu dari kami adalah pembohong.“
Apakah Pandi jujur atau pembohong? Bagaimana dengan Lugo?
Jelaskan jawabanmu.
b. Dalam perjalanan selanjutnya, turis tersebut bertemu Malin dan
Mancun. Malin berkata, “Jika saya jujur, maka Mancun adalah seorang
yang jujur.“ Apakah Malin jujur atau pembohong? Bagaimana dengan
Mancun? Jelaskan jawabanmu.
c. Akhirnya, turis tersebut bertemu Rakuz and Tamax. Rakuz berkata,
“Saya adalah seorang pembohong atau Tamax adalah seorang yang
jujur.“ Apakah Rakuz jujur atau pembohong? Bagaimana dengan
Tamax? Jelaskan jawabanmu.
30 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar
dan salahnya, proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang
mengadung maksud sempurna. Sedangkan proposisi kategorik adalah
proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat. Proposisi
kategorik yang paling sederhana terdiri dari suatu term subyek, satu term
predikat, satu kopula, dan satu quantifier. Distribusi merupakan masalah yang
amat penting dalam logika dan merupakan pengetahuan yang harus dimiliki
untuk membicarakan masalah Edukasi dan Silogisme. Kalau proposisi
menyatakan suatu kebenaran tanpa syarat, pada proposisi hipotetik kebenaran
yang dinyatakan justru digantungkan pada syarat tertentu.
B. Saran
Saran yang dapat dikemukakan oleh penyusun adalah diharapkan agar
masyarakat khusunya akademisi lebih meningkatkan literasi bacaannya
minimal membaca buku satu halaman per hari. Selain itu, sebagai mahasiswa,
jika sudah mampu menulis sautu karya maka tulislah jangan takut untuk salah
karena menulis adalah suatu pekerjaan menuju keabadian.
31 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
32 | P a g e