Anda di halaman 1dari 21

1

MAKALAH
BAHASA INDONESIA
Menyelesaikan tugas yang diberikan dengan judul : Penalaran
dalam penulisan
Dosen pengampu : Rismayanti, S.S., M. HUM

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
IRFANDI (F021211034)
RAPLI PASHA (F021211013)
MUH. ZULFAHMI MALIK (F021211049)

KELAS B.INA 10 (S.DAERAH A)


PRODI SASTRA DAERAH BUGIS-MAKASSAR
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur ke hadirat ALLAH


SWT. Atas segala karunia dan limpahan rahmat, Taufik, dan Hidayatnya sehingga
kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul ‘‘PENALARAN
DALAM PENULISAN’’ ini baik dalam bentuk isi dan bentuk yang masih banyak
kekurangan dan sederhana. Semoga dengan makalah ini, bisa dijadikan acuan
dalam petunjuk dan pedoman bagi pembaca maupun kami penulis dalam
menambahkan wawasan tentang materi ini.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik. Kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Oleh karna itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang memperbaiki agar
makalah ini bisa lebih baik lagi ke depannya. Akhir kata kami berharap makalah ini
bisa bermanfaat bagi pembaca.

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 19 September 2021

Penyusun
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

A. Latar belakang..............................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................5
C. Tujuan penulisan..........................................................................................5
D. Manfaat penulisan........................................................................................5
E. Metode pengumpulan data...........................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7

A. Pengertian penalaran....................................................................................7
B. Hubungan penalaran dalam menulis karya ilmiah.......................................8
C. Metode-metode penalaran dalam penulisan.................................................9
D. Ciri-ciri penalaran.......................................................................................13
E. Konsep dan simbol penalaran.....................................................................14
F. Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran...................................................14
G. Pengertian salah nalar dan jenis salah nalar................................................15

BAB III PENUTUP................................................................................................18

Kesimpulan............................................................................................................18

Saran.......................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia dibekali dengan hasrat ingin tahu. Hasrat ingin tahu dalam diri
manusia akan selalu memunculkan berbagai macam pertanyaan. Sebagai
akibatnya, manusia juga selalu berusaha mencari jawaban terhadap pertanyaan
yang muncul tadi. Hasrat ingin tahu tersebut akan terpenuhi apabila manusia
memperoleh pengetahuan baru atau mampu memecahkan masalah sebagai
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sendiri. biasanya manusia selalu berpikir
jika berhadapan dengan banyak permasalahan. Akan tetapi, tidak semua
masalah membuat kita terdorong untuk memikirkannya secara sungguh-
sungguh. Kegiatan berpikir tentang sesuatu secara sungguh-sungguh dan logis
inilah yang disebut Penalaran.

Menulis merupakan proses bernalar. Di mana pada saat kita ingin menulis
sesuatu tulisan baik itu dalam bentuk karangan atau pun yang lainnya, maka kita
harus mencari topiknya terlebih dahulu. Dan dalam mencari suatu topik tersebut
kita harus berpikir, maka pada saat kita berpikir tanpa kita sadari kita sendiri
telah melakukan proses penalaran. Maka pada kesempatan kali ini saya akan
memaparkan sedikit mengenai menulis merupakan proses bernalar.
Pada saat kita berpikir, maka dalam benak kita akan timbul bermacam-macam
gambaran tentang sesuatu yang hadirnya tidak secara nyata. Misalnya pada saat-
saat kita melamun. Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar,
tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk sampai
kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir yang terakhir inilah yang
disebut kegiatan bernalar.
5

B. RUMUSAN MASALAH
Penyusun telah menulis rumusan masalah yang akan di bahas dalam
makalah yaitu :
1. Apa Pengertian dari penalaran?
2. Apa hubungan penalaran dalam menulis karya ilmiah?
3. Apakah metode-metode penalaran dalam penulisan?
4. Apakah Ciri-ciri penalaran?
5. Apa konsep dan simbol penalaran?
6. Apa Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran?
7. Apakah Pengertian salah nalar dan jenis salah nalar?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian dari penalaran


2. Mengetahui hubungan penalaran dalam menulis karya ilmiah
3. Memahami metode-metode penalaran dalam penulisan
4. Mengetahui ciri penalaran
5. Memahami konsep dan simbol penalaran
6. Untuk mengetahui syarat-syarat penalaran dalam penulisan
7. Untuk mengetahui apa itu salah nalar dan jenisnya

D. MANFAAT PENULISAN

1. Melatih manusia agar dapat berpikir secara kritis, rasional, lurus,


tertib, metodis, dan koheren
2. Meningkatkan kecerdasan dan kemampuan manusia dalam berpikir
secara mandiri dan tajam.
3. Mendorong manusia untuk berpikir secara sistematis.
6

4. Melatih kemampuan manusia untuk berpikir secara cermat, abstrak,


dan objektif.
5. Meningkatkan kemampuan manusia untuk melakukan analisis
terhadap suatu permasalahan.
6. Meningkatkan kesadaran manusia akan pentingnya kebenaran
sehingga menghindari kesalahan dan kesesatan dalam berpikir.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode yang saya gunakan dalam penyusunan makalah ini, sangat


sederhana. Kami mengumpulkan informasi dari beberapa media internet
dalam mengumpulkan data.
7

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan Indera


(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran merupakan proses berpikir yang bertolak dari pengamatan Indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan
premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Penalaran membutuhkan suatu proses berpikir dengan menghubung-
hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan
kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalam plogis
untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu
dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli
(otoritas).
Penalaran menurut para ahli, sebagai berikut :
8

1. Bakry (1986:1) menyatakan bahwa


Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum
menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu
kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang
telah diketahui.
2. Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa
Penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu
simpulan yang berupa pengetahuan.

3. Gorys Keraf (1985:5) berpendapat bahwa


Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan
bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa,


Penalaran adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan
fakta-fakta dan bukti-bukti untuk menarik kesimpulan. Sehingga dapat
diketahui bahwa unsur dasar penalaran adalah fakta. Suatu pemikiran bisa
disebut ilmiah apabila terdapat fakta di dalamnya.

B. HUBUNGAN PENALARAN DALAM PENULISAN KARYA


ILMIAH

Karya ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh pengamatan, peninjauan atau
penelitian dalam bidang tertentu dan disusun menurut metode dengan
sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Karya ilmiah harus memenuhi 3 syarat:
1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengerjaannya menggunakan metode ilmiah dan dijiwai
9

3. Sosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai


suatu sosok tulisan keilmuan.
Dapat dilihat bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam melahirkan
sebuah karya ilmiah. Yang dimaksud dengan penalaran adalah penalaran
terhadap logis yang mengesampingkan rasa emosi, sentimen pribadi, atau
sentimen kelompok. Dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir
keilmuan yang penalaran/berpikir induktif dan deduktif digabungkan dama
sekali tidak dapat ditinggalkan.

C. METODE-METODE PENALARAN DALAM PENULISAN

Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.

1. Induktif

Metode penalaran induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir


dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan
kesimpulan yang bersifat umum, prosesnya disebut Induksi. Dalam
penalaran induktif ini, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa
atau pernyataan yang bersifat umum. Penalaran induktif terkait dengan
empirisme. Secara empirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan
yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua
penjelasan yang diajukan hannyalah bersifat sementara.
Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu
penjelasan umum, teori atau kaidah yang berlaku umum.
Contoh:

Bukti 1 : logam 1 apabila dipanaskan akan memuai

Bukti 2 : logam 2 apabila dipanaskan akan memuai

Bukti 3 : logam 3 apabila dipanaskan akan memuai


10

Kesimpulan: Semua logam apabila dipanaskan akan memuai

Penalaran Induktif sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis, yaitu:


a. Generalisasi

Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus


untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah
pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar
gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan
rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan
dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran
ini bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju
kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan
fenomena individual yang diselidiki.
Contoh:

Jika dipanaskan, besi memuai.

Jika dipanaskan, tembaga memuai.

Jika dipanaskan, emas memuai.

Jika dipanaskan, platina memuai

Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

Tiga cara pengujian untuk menentukan generalisasi :

1) Menambah jumlah kasus yang di uji, juga dapat menambah


probabilitas sehatnya generalisasi. Maka harus saksama dan
kritis untuk menentukan apakah generalisasi ( mencapai
probabilitas ).
11

2) Hendaknya melihat adakah sampel yang di selidiki cukup


representatif mewakili kelompok yang di periksa.

3) Apabila ada kekecualian, apakah juga di perhitungkan dan di


perhatikan dalam membuat dan melancarkan generalisasi?

b. Analogi

Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu


gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan
gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang
pertama.

c. Hubungan Kausal

Hubungan kausal (kausalitas) merupakan prinsip sebab-akibat yang


pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian
memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan
eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang
mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan
tidak memerlukan sanggahan. Dengan kata lain, penalaran yang
diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.

2. Deduktif

Metode penalaran deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan


hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagian yang khusus. Proses penalaran ini disebut Deduksi.
Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-
hal umum, menuju kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih
12

rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari


suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkret.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya


perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus)
dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai
prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran deduktif dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua
proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah
kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Silogisme terdiri
atas tiga bagian yakni: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.

Contoh :

Premis mayor : Semua cendekiawan adalah pemikir

Premis minor : Habibie adalah cendekiawan

Kesimpulan : Jadi, Habibie adalah pemikir.

b. Entinem

Entiem adalah suatu proses penalaran dengan menghilangkan bagian


silogisme yang dianggap telah dipahami.

Contoh :

Berangkat dari bentuk silogisme secara lengkap:

Premis mayor : Semua rentenir adalah penghisap darah dari orang yang

Sedang kesusahan

Premis minor : Pak asep adalah rentenir


13

Kesimpulan : Jadi, Pak asep adalah peghisap darah orang yang


kesusahan.

Di dalam penalaran deduktif terdapat 4 macam silogisme, yaitu silogisme


kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternative dan silogisme
disjungtive.

D. CIRI-CIRI PENALARAN

Berikut ini merupakan ciri-ciri penalaran:


1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika
(penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
2. Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya
merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah
tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

Secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


1. Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya
pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data
yang sahih.
2. Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya
imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau
menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu
pola tertentu.
3. Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu
fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara
mendalam.
14

E. KONSEP DAN SIMBOL PENALARAN

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk


mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan
dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan
berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan


simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan
adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa
argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari
premis.

Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia


adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa
pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama
dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi
dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau
dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan
proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

F. SYARAT-SYARAT KEBENARAN PENALARAN DALAM


PENULISAN

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk


menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam
menalar dapat dipenuhi.
15

1. Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki


seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang
memang salah.
2. Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah
premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi
sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti
penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan –
aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan
yang dijadikan sebagai premis tepat.

G. PENGERTIAN SALAH NALAR DAN JENIS SALAH NALAR

Salah nalar adalah gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah,
keliru, atau cacat. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan
kesimpulan. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan
atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor
emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.

Salah nalar ada dua macam:

1. Salah nalar induktif, berupa :


a. kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas.
b. kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat.
c. kesalahan analogi.
2. salah nalar deduktif disebabkan oleh :
a. kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi.
b. kesalahan karena adanya term keempat.
c. kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi.
16

d. kesalahan karena adanya 2 premis negatif. Fakta atau data


yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.

Jenis-jenis salah nalar :

1. Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali


premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
Contoh: Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.

2. Generalisasi terlalu luas


Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung
generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga
simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh: Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi
manusia Pancasilais sejati.

3. Pemilihan terbatas pada dua alternatif


Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat
dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh: Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan
tidak diketahui orang lain.

4. Penyebab Salah Nalar


Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga
mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh: ragil mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan
mengurusi makam leluhurnya.

5. Analogi yang Salah


17

Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan
yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan
kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh: irfandi walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik.

6. Argumentasi Bidik Orang


Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat
seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh: Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami
karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.

7. Meniru-niru yang sudah ada


Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu
dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh: Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah
melakukannya.
18

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penalaran adalah


suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta dan bukti-
bukti untuk menarik kesimpulan. Sehingga dapat diketahui bahwa unsur
dasar penalaran adalah fakta. Suatu pemikiran bisa disebut ilmiah apabila
terdapat fakta di dalamnya.

Dalam prosesnya ada 2 macam, yaitu penalaran Deduktif dan penalaran


Induktif. Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-
hal yang umum terlebih dahulu, untuk seterusnya diambil kesimpulan yang
khusus. Penalaran Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari bentuk penalaran deduktif. Yakni menarik suatu
kesimpulan dari fakta- fakta yang sifatnya khusus, untuk kemudian ditarik
kesimpulan yang sifatnya umum.

Untuk mewujudkannya suatu penalaran, diperlukan simbol. Simbol atau


lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga
wujud penalaran akan akan berupa argumen. Penalaran menjadi bagian
penting dalam melahirkan sebuah karya ilmiah. Yang dimaksud dengan
penalaran adalah penalaran terhadap logis yang mengesampingkan rasa
emosi, sentimen pribadi, atau sentimen kelompok. Dalam menyusun karya
ilmiah metode berpikir keilmuan yang penalaran/berpikir induktif dan
deduktif digabungkan sama sekali tidak dapat ditinggalkan. Penalaran
memiliki ciri-ciri detail yaitu logis, analisis dan rasional. Syarat-syarat
kebenaran dalam penalaran juga harus dipenuhi. .Jika seseorang melakukan
penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
19

SARAN

Sebagai seorang mahasiswa, kita dianjurkan untuk mengetahui apa yang


dimaksud dengan penalaran. Karena jika seseorang telah tahu apa yang
dimaksud dengan penalaran, baik yang sifatnya deduktif atau induktif, akan
mempengaruhi terhadap pola pikir yang ia kembangkan.
20

DAFTAR PUSTAKA

Putri, atik. ‘‘penalaran dalam penulisan karya ilmiah’’. 2016.

http://atikputri01.blogspot.com/2016/06/penalaran-dalam-penulisan-karya-
ilmiah.

GuruPintar.com.‘‘Jelaskan hubungan menulis karya ilmiah dengan


penalaran’’, hubungan penalaran dalam menulis karya ilmiah, 15 Oktober
2016.

http://gurupintar.com/threads/jelaskan-hubungan-menulis-karya-ilmiah-
dengan-penalaran.7629/ [diakses pada 19 September 2021]

Juliyasari, Fauziyyah. ‘‘Materi penalaran’’. 2015.

https://fauziyyahjuliyasari32-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/fauziyyahjuliyasari32.wordpress.com/2015/10
/10/materi-penalaran/.

Wikipedia. ‘‘Penalaran’’. 2017.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penalaran.
21

Anda mungkin juga menyukai