Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

BAHASA INDONESIA RESTI YULASTRI, M.Pd

PENALARAN ILMIAH

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

ARY YUDHA FEBRIAN (12170511065)


IMRO ATUN (12170520159)
IRNA TRIANA (12170523538)

S1 ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirah Allah SWT yang telah
menganugerahkan kepada kita, rahmat dan nikmatnya, yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan kepada kita sehingga dengan itu semua kita dapat
menjalankan segala aktifitas kita dalam kehidupan sehari-hari.

Sholawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita,


Nabi besar Muhammad SAW yang telah memperjuangkan Agama islam sehingga
saat ini sampai kepada kita semua seluruh umat muslim.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada bapak dosen atas segala
bimbingannya dan arahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia, dengan judul “Penalaran Ilmiah”.
Semoga amal ibadah bapak di catat oleh Allah SWT sebagai amal jariyah yang
pahalanya tiada terputus, amin.

Sebagai penulis tentunya masih banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini, dengan harapan pembaca dapat memberi saran atau masukan agar
lebih sempurna, semoga makalah ini dapat memberikan bermanfaat bagi semua.

Pekanbaru, 7 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3

A. Pengertian Penalaran Ilmiah ..................................................................... 3


B. Tujuan Penalaran Ilmiah ........................................................................... 4
C. Jenis Jenis Penalaran Ilmiah ..................................................................... 5
1. Penalaran Induktif................................................................................ 5
2. Penalaran Deduktif .............................................................................. 6
D. Salah Penalaran ........................................................................................ 7
E. Jenis Jenis Salah Penalaran ...................................................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10

A. Kesimpulan ............................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Saat ini penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar masih sulit untuk
diterapkan. Terlebih lagi dalam penyusunan karya ilmiah berupa penggunaan
EYD. Penggunaan kata dalam karya ilmiah menetukan apakah pembaca dapat
memahami maksud atau sudut pandang penulis. Sehingga setiap pemilihan kata
(diksi) akan sangat mempengaruhi pola bahasa yang digunakan. Paragraf tidak
hanya sebuah kumpulan kalimat tetapi didalam paragraf tersebut memiliki pola
ketatabahasaan kalimat deduktif atau kalimat induktif.

Sering kali mahasiswa kesulitan dalam menulis karya ilmiah. Keterbatasan


kemampuan menulis karya ilmiah membuat mahasiswa seringkali mengkopi
karya milik orang lain. Dengan demikian pengetahuan ketata bahasaan sangat
diperlukan dalam penulisan karya ilmiah. Bahasa adalah sarana bernalar.
Bagaimana seseorang berbahasa, termasuk menulis, akan mencerminkan pula
bagaimana orang itu menata jalan pikirannya (Akhadiah 2001). Karena bahasa
sangat penting maka dari itu pembahasan kali ini memuat tentang permasalahan
menentukan logika deduktif dan induktif, seseorang dapat membedakan kedua
jenis logika ini menentukan alur pemikiran penulisnya. Mengetahui perbedaan
kedua logika ini agar penulis juga lebih objektif terhadap fenomena yang ada dan
menyimpulkan sesuatu berdasarkan nalar bukan hanya deskrip karangan semata
tetapi karangan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan.

Kajian ini sangat berarti untuk para mahasiswa yang akan membuat karya ilmiah
seperti makalah, skripsi, jurnal ilmiah dll. Kemampuan dalam menalar informasi
dan pengolahan kalimat memudahkan mahasiswa menulis karya ilmiah sesuai
prosedur ketata bahasaan yang berlaku di Indonesia. Logika yang demikian rumit
perlu dikelola dengan bahasa yang baik, lugas, dan jelas. Tidak membuat
keambiguan pembaca, mudah dicerna oleh akal sehat manusia. Maka dari itu
pembuatan karya ilmiah dirasa masih sangat sulit dilakukan mahasiswa terlebih

1
lagi di zaman yang serba instan ini membuat mahasiswa malas menulis karangan
yang membutuhkan kemampuan bernalar ilmiah tinggi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud penalaran ilmiah?


2. Apa saja tujuan penalaran ilmiah?
3. Apakah yang dimaksud dengan penalaran Induktif?
4. Apakah yang dimaksud dengan penalaran Deduktif?
5. Apa yang dimaksud salah penalaran?
6. Apa saja jenis-jenis salah penalaran?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi penalaran ilmiah


2. Untuk mengetahui tujuan penalaran ilmiah
3. Untuk mengetahui definisi penalaran Induktif
4. Untuk mengetahui definisi penalaran Deduktif
5. Untuk mengetahui definisi penalaran
6. Untuk mengetahui jenis-jenis salah penalaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penalaran Ilmiah


Penalaran adalah proses menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip dan
bukti untuk membuat kesimpulan baru atau mengevaluasi kesimpulan
yang diajukan Lee & She. Dari perspektif literasi sains Giere, penalaran
ilmiah merupakan keterampilan kognitif yang diperlukan untuk memahami
dan mengevaluasi informasi ilmiah, yang sering melibatkan pemahaman
dan mengevaluasi teoritis, hipotesis statistik, dan kausal. Dari sudut
pandang penelitian Zimmerman, penalaran ilmiah, didefinisikan secara
luas, termasuk keterampilan berfikir dan bernalar yang melibatkan
penyelidikan, eksperimen, evaluasi bukti, inferensi, dan argumentasi.
Aktifitas tersebut mendukung pembentukan dan modifikasi konsep dan
teori tentang pengetahuan alam dan sosial. Selain itu, Weld, Stier, dan
Birren melaporkan bahwa penalaran ilmiah sebagai kemampuan untuk
menentukan pertanyaan sains, merencanakan cara untuk menjawab
pertanyaan, menganalisis data, dan menginterpretasikan hasil.
Dari perspektif yang lebih operasional, penalaran ilmiah merupakan
seperangkat keterampilan penalaran dasar yang diperlukan bagi siswa
untuk melakukan penyelidikan ilmiah, yang meliputi mengeksplorasi
masalah, merumuskan dan menguji hipotesis, memanipulasi dan
mengisolasi variabel, dan mengamati dan mengevaluasi konsekuensi. Uji
Lawson Ilmiah Penalaran (LTSR) menyediakan titik1 awal yang solid
untuk menilai keterampilan penalaran ilmiah Lawson. Tes ini dirancang
untuk memeriksa satu set kecil dimensi termasuk: 1) konservasi materi dan
volume; 2) penalaran proporsional; 3) kontrol variabel; 4) penalaran
probabilitas; 5) penalaran korelasi; dan 6) penalaran hipotetis-deduktif.

1
Nia Erlina,Supeno,Iwan Wicaksono,penalaran ilmiah dalam pembelajaran fisika,2016,475

3
Keterampilan ini merupakan komponen penting yang mendukung
kemampuan penalaran ilmiah yang didefinisikan secara luas.2

Penalaran Ilmiah adalah suatu proses berfikir dengan menghubung-


hubungkan bukti, fakta, atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan
kata alur dari pernyataan lain, penalaran adalah proses berfikir yang
sistematis dalam logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan atau
informasi yang sebelumnya tidak diketahui. Bahan pengambilan
kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat
para ahli (otoritas). Penalaran menjadi bagian penting dalam proses
melahirkan sebuah karya ilmiah. Mengesampingkan unsur emosi,
sentiment pribadi atau sentiment kelompok. Dan tetap berdasarkan pada
keilmuan.
Ciri-ciri penalaran:
 Adanya suatu pola pikir yang secara luas disebut logika.
 Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya
merupakan suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah-langkah
tertentu.
 Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau
sikap yang baru.
 Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang
telah diperoleh

B. Tujuan penalaran ilmiah


Mengapa Perlu Adanya Penalaran Ilmiah?
Untuk mendapatkan kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan
dari suatu penelitian ilmiah, dibutuhkan banyak fakta yang dikumpulkan

2
Nia Erlina,Supeno,Iwan Wicaksono,penalaran ilmiah dalam pembelajaran fisika,2016,475
Aldiunanto, https://aldiunanto.com/mengapa-perlu-adanya-penalaran-ilmiah.aldi, diakses pada:
7 oktober 2022

4
dan harus melalui tahap pengujian untuk dicari tahu kebenaran dari fakta
tersebut.
Setelah semua fakta dan data terkumpul dan teruji, maka peran
penalaran pun dibutuhkan. Bisa dengan metode induktif ataupun deduktif
tergantung dari sifat data dan kebutuhan sang peneliti. Oleh karena itu
proses penalaran ilmiah tidak akan pernah terlepas untuk mencari dan
menghasilkan sebuah kesimpulan ilmiah yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya. Tujuan penalaran ilmiah adalah untuk
menentukan secara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu
benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.

C. Jenis Jenis Penalaran Ilmiah


1. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari
satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu
simpulan Keraf. Induktif adalah proses bernalar untuk melihat apakah
dari contoh-contoh yang ada dapat ditarik suatu simpulan umum yang
dapat diterima akal sehat. Alek dan Ahmad menjelaskan bahwa
induktif adalah penalaran yang berawal pada yang khusus dan berakhir
pada yang umum. Terdapat tiga jenis penalaran induktif, yakni :
a. Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
fenomena individual menuju suatu inferensi umum, mencakup
semua fenomena itu.
b. Analogi adalah proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa
khusus yang mirip satu dengan yang lain, kemudian disimpulkan
bahwa apa yang berlaku untuk suatu hal akan berlaku pula untuk
hal yang lain. Menurut Tarigan analogi adalah 3suatu perbandingan

3
Aldiunanto, https://aldiunanto.com/mengapa-perlu-adanya-penalaran-ilmiah.aldi, diakses
pada: 7 oktober 2022
Herman Budiyono, Ade Kusuma,Hadiyanto, Penalaran dan Metakognisi Kaitannya dengan
Kemampuan Menulis Siswa SMA TT- HAS Kabupaten Muaro Jambi. 2-3

5
antara dua hal yang bersamaan dalam beberapa segi dan dianggap
bersamaan pula dalam segi-segi lainnya.
c. Proses penalaran 3 yang bertalian dengan hu4bungan kausal, terjadi
apabila sebab (atau sebaliknya) ada, maka akibat (atau sebaliknya)
ada. Hubungan sebab-akibat disebut implikasi kausal atau
implikasi empirik. Menurut Keraf, hubungan kausal berlangsung
dalam tiga pola yaitu sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat
ke akibat.

2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan proses berpikir bertolak dari
gagasan yang bersifat umum kemudian diikuti dengan rincian-rincian
yang bersifat khusus. Menurut Alek dan Ahmad , penalaran deduktif
disebut penalaran dari yang umum ke yang khusus. Widjono
menyatakan penalaran deduktif adalah proses berpikir logis yang
diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai
pembuktian khusus dan diakhiri dengan simpulan khusus yang berupa
prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku khusus. Terdapat dua macam
panalaran deduktif, yaitu silogisme dan entimem.
a. Silogisme adalah bentuk penalaran formal dengan menghubungkan
dua proposisi yang berlainan menuju simpulan. Premis merupakan
proposisi (putusan) yang menjadi dasar argumentasi. Dalam
silogisme terdiri atas tiga bagian, yaitu dua kalimat pertama disebut
premis (premis mayor dan minor), kalimat ketiga disebut simpulan.
b. Entimem merupakan bentuk penalaran yang tidak semua unsur
proposisinya dinyatakan secara eksplisit. Meskipun dihilangkan,
proposisi itu tetap dianggap ada dalam pikiran dan dianggap
diketahui oleh orang lain

4
Herman Budiyono, Ade Kusuma,Hadiyanto, Penalaran dan Metakognisi Kaitannya dengan
Kemampuan Menulis Siswa SMA TT- HAS Kabupaten Muaro Jambi. 2-3

6
D. Salah penalaran
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berfikir untuk mengambil
keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan
kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur
kalimat, dan karena dorongan emosi. Salah nalar ada dua macam, yaitu:
1. Salah nalar induktif, berupa :
 Kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
 Kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
 Kesalahan analogi.
2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
 Kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi,
 Kesalahan karena adanya term keempat,
 Kesalahan karena kesimpulan terlalu luas atau tidak
dibatasi
 Kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Kesalahan penalaran adalah kesalahan yang berhubungan
dengan proses penalaran yang kita sebut dengan salah nalar. menurut
penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan
kesalahan informal, serta materi dan proses penalarannya yang
merupakan kesalahan formal, gagasan, pikiran dan kepercayaan atau
simpulan yang salah, keliru atau cac5at disebut sebagai salah nalar.

E. Jenis-Jenis Salah Nalar


1. Dedukasi yang salah, Simpulan dari suatu silogisme dengan
diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
Contoh:

5
Stoduco, https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/filsafat-ilmu/filsafat-
ilmu-penalaran-ilmiah/21394602 di akses tanggal: 7 0ktober 2022

7
 Kalau listrik masuk desa, rakyat didaerah itu menjadi
cerdas.
 Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
2. Generalisasi terlalu luas, Salah nalar ini disebabkan oleh
jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang
dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang di ambil
menjadi salah.
Contoh:
 Setiap orang yang telah mengikuti penataran P4 akan
menjadi manusia pancasila sejati.
 Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena
barang itu cepat pecah.
3. Pemilihan terbatas pada dua alternatif, Salah nalar ini
dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan
pemilihan jawaban yang ada.
Contoh:
 Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang
dilakukan tidak diketahui orang lain.
4. Penyebab salah nalar, Salah nalar ini disebabkan oleh
kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya
pergeseran maksud.
Contoh:
 Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan
dan mengurusi makam leluhurnya.
 Anak wanita dilarang duduk didepan pintu agar tidak susah
jodohnya.
5. Analogi yang salah, Salah nalar ini 6dapat terjadi bila orang
menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan

6
Stoduco, https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/filsafat-ilmu/filsafat-
ilmu-penalaran-ilmiah/21394602 di akses tanggal: 7 0ktober 2022

8
persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan
pada segi yang lain.
Contoh:
 Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik.
6. Argumentasi bidik orang, Salah nalar jenis ini disebabkan
oleh sikap menghub7ungkan sifat seseorang dengan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.
Contoh:
 Program keluarga berencana tidak dapat berjalan didesa
kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang
anak.

7
Stoduco, https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/filsafat-ilmu/filsafat-
ilmu-penalaran-ilmiah/21394602 di akses tanggal: 7 0ktober 2022

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melakukan penulisan, penalaran dibutuhkan agar penulis
maupun pembacadapat berfikir logis. Logis yang mencakup fakta, data dan
informasi sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. Aspek penalaran
sangat diperhatikan dalam setiap penulisan karangan ataupun jenis tulisan
lainnya. Penulis harus mengenal setiap kriteria dan mengetahui prinsip
proses penarikan kesimpulan.
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan
fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa
pengetahuan. Terdapat dua jenis metode penalaran yaitu penalaran
deduktif dan induktif.
Metode induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa
khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Metode deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu
peristiwa umum yang kesimpulannya berupa pengetahuan baru yang
bersifat lebih khusus.
Bentuk-bentuk penalaran antara lain silogisme, entinem, generalisasi
dan analogi. Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal,
entinem merupakan kesimpulan dari silogisme, generalisasi adalah proses
penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan
umum dan analogi adalah membandingkan dua hal yang memiliki sifat
yang sama.
Pada intinya penalaran berguna untuk menambah daya berpikir logika
sehingga menimbulkan disiplin intelektual untuk memperoleh kebenaran
dan menghindari kesesatan.

10
B. Saran

Agar terhindar dari salah bernalar mahasiswa harus banyak membaca buku
karena dari membaca isi buku secara keseluruhan dapat terhindar dari
salah menafsirkan, mengetahui sudut pandang penulis juga sangat
diperlukan untuk melatih diri agar terbiasa membuat karya ilmiah yang
berlandaskan objektifitas atau kesesuaian data dengan penalaran yang
telah dilakukan seperti pengarang dalam menulis bukunya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aldiunanto. (2016, maret 20). Aldiunanto. Retrieved oktober 7, 2022, from Aldiunanto
wib site: https://aldiunanto.com/mengapa-perlu-adanya-penalaran-ilmiah.aldi

Herman Budiyono, A. K. (n.d.). Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra. Penalaran
dan Metakognisi Kaitannya dengan Kemampuan Menulis Siswa SMA, 2-3.

Nia Erlina, S. W. (2016). PENALARAN ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA, 475.

stoiduco. (2021). Filsafat ilmu: penalaran ilmiah. Palembang , sumatra selatan ,


indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai