PENALARAN ILMIAH
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
S1 ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirah Allah SWT yang telah
menganugerahkan kepada kita, rahmat dan nikmatnya, yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan kepada kita sehingga dengan itu semua kita dapat
menjalankan segala aktifitas kita dalam kehidupan sehari-hari.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada bapak dosen atas segala
bimbingannya dan arahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia, dengan judul “Penalaran Ilmiah”.
Semoga amal ibadah bapak di catat oleh Allah SWT sebagai amal jariyah yang
pahalanya tiada terputus, amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar masih sulit untuk
diterapkan. Terlebih lagi dalam penyusunan karya ilmiah berupa penggunaan
EYD. Penggunaan kata dalam karya ilmiah menetukan apakah pembaca dapat
memahami maksud atau sudut pandang penulis. Sehingga setiap pemilihan kata
(diksi) akan sangat mempengaruhi pola bahasa yang digunakan. Paragraf tidak
hanya sebuah kumpulan kalimat tetapi didalam paragraf tersebut memiliki pola
ketatabahasaan kalimat deduktif atau kalimat induktif.
Kajian ini sangat berarti untuk para mahasiswa yang akan membuat karya ilmiah
seperti makalah, skripsi, jurnal ilmiah dll. Kemampuan dalam menalar informasi
dan pengolahan kalimat memudahkan mahasiswa menulis karya ilmiah sesuai
prosedur ketata bahasaan yang berlaku di Indonesia. Logika yang demikian rumit
perlu dikelola dengan bahasa yang baik, lugas, dan jelas. Tidak membuat
keambiguan pembaca, mudah dicerna oleh akal sehat manusia. Maka dari itu
pembuatan karya ilmiah dirasa masih sangat sulit dilakukan mahasiswa terlebih
1
lagi di zaman yang serba instan ini membuat mahasiswa malas menulis karangan
yang membutuhkan kemampuan bernalar ilmiah tinggi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Nia Erlina,Supeno,Iwan Wicaksono,penalaran ilmiah dalam pembelajaran fisika,2016,475
3
Keterampilan ini merupakan komponen penting yang mendukung
kemampuan penalaran ilmiah yang didefinisikan secara luas.2
2
Nia Erlina,Supeno,Iwan Wicaksono,penalaran ilmiah dalam pembelajaran fisika,2016,475
Aldiunanto, https://aldiunanto.com/mengapa-perlu-adanya-penalaran-ilmiah.aldi, diakses pada:
7 oktober 2022
4
dan harus melalui tahap pengujian untuk dicari tahu kebenaran dari fakta
tersebut.
Setelah semua fakta dan data terkumpul dan teruji, maka peran
penalaran pun dibutuhkan. Bisa dengan metode induktif ataupun deduktif
tergantung dari sifat data dan kebutuhan sang peneliti. Oleh karena itu
proses penalaran ilmiah tidak akan pernah terlepas untuk mencari dan
menghasilkan sebuah kesimpulan ilmiah yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya. Tujuan penalaran ilmiah adalah untuk
menentukan secara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu
benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.
3
Aldiunanto, https://aldiunanto.com/mengapa-perlu-adanya-penalaran-ilmiah.aldi, diakses
pada: 7 oktober 2022
Herman Budiyono, Ade Kusuma,Hadiyanto, Penalaran dan Metakognisi Kaitannya dengan
Kemampuan Menulis Siswa SMA TT- HAS Kabupaten Muaro Jambi. 2-3
5
antara dua hal yang bersamaan dalam beberapa segi dan dianggap
bersamaan pula dalam segi-segi lainnya.
c. Proses penalaran 3 yang bertalian dengan hu4bungan kausal, terjadi
apabila sebab (atau sebaliknya) ada, maka akibat (atau sebaliknya)
ada. Hubungan sebab-akibat disebut implikasi kausal atau
implikasi empirik. Menurut Keraf, hubungan kausal berlangsung
dalam tiga pola yaitu sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat
ke akibat.
2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan proses berpikir bertolak dari
gagasan yang bersifat umum kemudian diikuti dengan rincian-rincian
yang bersifat khusus. Menurut Alek dan Ahmad , penalaran deduktif
disebut penalaran dari yang umum ke yang khusus. Widjono
menyatakan penalaran deduktif adalah proses berpikir logis yang
diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai
pembuktian khusus dan diakhiri dengan simpulan khusus yang berupa
prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku khusus. Terdapat dua macam
panalaran deduktif, yaitu silogisme dan entimem.
a. Silogisme adalah bentuk penalaran formal dengan menghubungkan
dua proposisi yang berlainan menuju simpulan. Premis merupakan
proposisi (putusan) yang menjadi dasar argumentasi. Dalam
silogisme terdiri atas tiga bagian, yaitu dua kalimat pertama disebut
premis (premis mayor dan minor), kalimat ketiga disebut simpulan.
b. Entimem merupakan bentuk penalaran yang tidak semua unsur
proposisinya dinyatakan secara eksplisit. Meskipun dihilangkan,
proposisi itu tetap dianggap ada dalam pikiran dan dianggap
diketahui oleh orang lain
4
Herman Budiyono, Ade Kusuma,Hadiyanto, Penalaran dan Metakognisi Kaitannya dengan
Kemampuan Menulis Siswa SMA TT- HAS Kabupaten Muaro Jambi. 2-3
6
D. Salah penalaran
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berfikir untuk mengambil
keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan
kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur
kalimat, dan karena dorongan emosi. Salah nalar ada dua macam, yaitu:
1. Salah nalar induktif, berupa :
Kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
Kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
Kesalahan analogi.
2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
Kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi,
Kesalahan karena adanya term keempat,
Kesalahan karena kesimpulan terlalu luas atau tidak
dibatasi
Kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Kesalahan penalaran adalah kesalahan yang berhubungan
dengan proses penalaran yang kita sebut dengan salah nalar. menurut
penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan
kesalahan informal, serta materi dan proses penalarannya yang
merupakan kesalahan formal, gagasan, pikiran dan kepercayaan atau
simpulan yang salah, keliru atau cac5at disebut sebagai salah nalar.
5
Stoduco, https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/filsafat-ilmu/filsafat-
ilmu-penalaran-ilmiah/21394602 di akses tanggal: 7 0ktober 2022
7
Kalau listrik masuk desa, rakyat didaerah itu menjadi
cerdas.
Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
2. Generalisasi terlalu luas, Salah nalar ini disebabkan oleh
jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang
dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang di ambil
menjadi salah.
Contoh:
Setiap orang yang telah mengikuti penataran P4 akan
menjadi manusia pancasila sejati.
Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena
barang itu cepat pecah.
3. Pemilihan terbatas pada dua alternatif, Salah nalar ini
dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan
pemilihan jawaban yang ada.
Contoh:
Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang
dilakukan tidak diketahui orang lain.
4. Penyebab salah nalar, Salah nalar ini disebabkan oleh
kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya
pergeseran maksud.
Contoh:
Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan
dan mengurusi makam leluhurnya.
Anak wanita dilarang duduk didepan pintu agar tidak susah
jodohnya.
5. Analogi yang salah, Salah nalar ini 6dapat terjadi bila orang
menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan
6
Stoduco, https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/filsafat-ilmu/filsafat-
ilmu-penalaran-ilmiah/21394602 di akses tanggal: 7 0ktober 2022
8
persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan
pada segi yang lain.
Contoh:
Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik.
6. Argumentasi bidik orang, Salah nalar jenis ini disebabkan
oleh sikap menghub7ungkan sifat seseorang dengan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.
Contoh:
Program keluarga berencana tidak dapat berjalan didesa
kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang
anak.
7
Stoduco, https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/filsafat-ilmu/filsafat-
ilmu-penalaran-ilmiah/21394602 di akses tanggal: 7 0ktober 2022
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melakukan penulisan, penalaran dibutuhkan agar penulis
maupun pembacadapat berfikir logis. Logis yang mencakup fakta, data dan
informasi sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. Aspek penalaran
sangat diperhatikan dalam setiap penulisan karangan ataupun jenis tulisan
lainnya. Penulis harus mengenal setiap kriteria dan mengetahui prinsip
proses penarikan kesimpulan.
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan
fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa
pengetahuan. Terdapat dua jenis metode penalaran yaitu penalaran
deduktif dan induktif.
Metode induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa
khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Metode deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu
peristiwa umum yang kesimpulannya berupa pengetahuan baru yang
bersifat lebih khusus.
Bentuk-bentuk penalaran antara lain silogisme, entinem, generalisasi
dan analogi. Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal,
entinem merupakan kesimpulan dari silogisme, generalisasi adalah proses
penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan
umum dan analogi adalah membandingkan dua hal yang memiliki sifat
yang sama.
Pada intinya penalaran berguna untuk menambah daya berpikir logika
sehingga menimbulkan disiplin intelektual untuk memperoleh kebenaran
dan menghindari kesesatan.
10
B. Saran
Agar terhindar dari salah bernalar mahasiswa harus banyak membaca buku
karena dari membaca isi buku secara keseluruhan dapat terhindar dari
salah menafsirkan, mengetahui sudut pandang penulis juga sangat
diperlukan untuk melatih diri agar terbiasa membuat karya ilmiah yang
berlandaskan objektifitas atau kesesuaian data dengan penalaran yang
telah dilakukan seperti pengarang dalam menulis bukunya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Aldiunanto. (2016, maret 20). Aldiunanto. Retrieved oktober 7, 2022, from Aldiunanto
wib site: https://aldiunanto.com/mengapa-perlu-adanya-penalaran-ilmiah.aldi
Herman Budiyono, A. K. (n.d.). Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra. Penalaran
dan Metakognisi Kaitannya dengan Kemampuan Menulis Siswa SMA, 2-3.
12