Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Teori Organisasi Muslim, S.Sos, M.Si

Kekuasaan dalam Organisasi

Disusun Oleh:

Kelompok 4

1. Ulfa Anggraini (12170521296)

2. Novia Ramadani (12170521915)

3. Nurhalisa (12170522133)

4. Muhammad Ramadhan (12170511583)

Prodi Ilmu Administrasi Negara


Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita haturkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Sholawat
dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa kita
ke jalan yang benar dan di ridhoi Allah SWT.

Penulisan makalah bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori


Organisasi. Yang diamanatkan oleh dosen pengampu Bapak Muslim, S.Sos, M.Si
Makalah ini kami buat berdasarkan buku dan artikel penunjang.

Dalam Penulisan makalah ini kami akan membahas topik makalah tentang
”Kekuasaan dalam Organisasi”. Dan dalam penulis kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Kritik dan saran sangat penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini,dan
juga menjadi faktor koreksi bagi penulis guna menyusun makalah-makalah yang
akan datang. Akhir kata penulis ucapkan syukur dan terima kasih, semoga
bermanfaat. Amin.

Pekanbaru, 29 September 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................ 3

A. Pengertian Kekuasaan dalam Organisasi ................................ 3


B. Jenis - jenis kekuasaan dalam organisasi .............................. 4
C. Peran dan fungsi seorang pemimpin dalam suatu organisasi ...
.............................................................................................. 5
D. Contoh kekuasaan dalam organisasi ..................................... 8

BAB III PENUTUP ....................................................................... 9

A. Kesimpulan .......................................................................... 9
B. Saran ................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kekuasaan adalah kapasitas seseorang, tim, atau organisasi untuk


mempengaruhi yang lain. Kekuasaan tidak dimaksudkan untuk mengubah
perilaku seseorang, melainkan potensi untuk mengubah seseorang (Mc. Shane &
Von Glnow, 2010: 300). Lebih jauh lagi, kedua ahli ini menjelaskan bahwa
kekuasaan mensyaratkan kebergantungan. Dengan kata lain, pihak yang berkuasa
memiliki hal yang dianggap penting oleh pihak lainnya sehingga pihak tersebut
merasa berada di bawah kendali pihak yang memiliki kekuasaan.

Seseorang dapat dikatakan memiliki kekuasaan terhadap orang lain jika ia


dapat mengontrol perilaku orang lain. Kekuasaan adalah hubungan nonresiprokal
antara dua orang atau lebih. Nonresiprokal di dalam konteks ini dapat diartikan
sebagai ketidak seimbangan kuasa yang dimiliki oleh individu yang satu dan
individu yang lain. Dengan kata lain, dua pihak yang memiliki hubungan
nonresiprokal mungkin saja tidak memiliki kekuasaan yang sama di dalam
wilayah yang sama (Brown dan Gilman, 2003: 158).

Berdasarkan uraian di atas, maka dirasa perlu adanya pemahaman mendalam


untuk mengetahui proses sejarah keterlibatan militer dalam perjalanan politik
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, penulis pada makalah ini mengambil judul
"Kekuasaan Dalam Organisasi”.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang di maksud dengan kekuasaan dalam organisasi?

2. Apa saja jenis-jenis kekuasaan dalam organisasi?

3. Mengetahui Peran dan fungsi seorang pemimpin dalam suatu organisasi?

4. Bagaima suatu contoh kekuasaan dalam organisasi?

C. Tujuan Makalah

1. memahami tentang apa itu kekuasaan dalam organisasi

2. Memahami apa saja jenis-jenis kekuasan dalam organisasi

3. Memahamii Peran dan fungsi seorang pemimpin dalam suatu organisasi

4. Mengetahui contoh kekuasaan dalam organisasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kekuasaan dalam Organisasi

Kekuasaan adalah potensi untuk mempengaruhi orang lain” (Bass,


1990) Jadi kekuasaan merupakan suatu kemampuan atau potensi yang
tidak akan terjadi jika tidak digunakan oleh orang yang memilikinya.
Kekuasaan juga merupakan suatu fungsi ketergantungan Kekuasaan
adalah potensi untuk mempengaruhi orang lain” (Bass, 1990)” Kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, dan
kemampuan untuk mengatasi (bertahan dari) pengaruh orang lain yang
tidak diinginkan” (Wagner dan Hollenbeck, 2005).

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi


perilaku orang lain, sehingga orang lain tersebut akan berperilaku sesuai
dengan yang diharapkan oleh orang yang memiliki kekuasaan (Robbins
dan Judge, 2007). Kekuasaan mengandung suatu potensi atau
kemampuan yang belum tentu efektif jika dilaksanakan, dan suatu
hubungan ketergantungan. Bisa saja seseorang memiliki suatu kekuasaan
namun tidak digunakan oleh orang tersebut. Jadi kekuasaan merupakan
suatu kemampuan atau potensi yang tidak akan terjadi jika tidak
digunakan oleh orang yang memilikinya. Kekuasaan juga merupakan
suatu fungsi ketergantungan.

Kekuasaan adalah kapasitas seseorang, tim, atau organisasi untuk


mempengaruhi yang lain. Kekuasaan tidak dimaksudkan untuk mengubah
perilaku seseorang, melainkan potensi untuk mengubah seseorang (Mc.
Shane & Von Glnow, 2010: 300). Lebih jauh lagi, kedua ahli ini
menjelaskan bahwa kekuasaan mensyaratkan kebergantungan. Dengan
kata lain, pihak yang berkuasa memiliki hal yang dianggap penting oleh

3
pihak lainnya sehingga pihak tersebut merasa berada di bawah kendali
pihak yang memiliki kekuasaan.

Seseorang dapat dikatakan memiliki kekuasaan terhadap orang lain jika


ia dapat mengontrol perilaku orang lain. Kekuasaan adalah hubungan
nonresiprokal antara dua orang atau lebih. Nonresiprokal di dalam konteks
ini dapat diartikan sebagai ketidakseimbangan kuasa yang dimiliki oleh
individu yang satu dan individu yang lain. Dengan kata lain, dua pihak
yang memiliki hubungan nonresiprokal mungkin saja tidak memiliki
kekuasaan yang sama di dalam wilayah yang sama (Brown dan Gilman,
2003: 158).

B. Jenis - jenis kekuasaan dalam organisasi

1. Kekuasaan Sah (Legitimate power)

Merupakan kesepakatan anggota organisasi bahwa individu dalam


peran-peran tertentu dapat menentukan prilaku tertentu dari orang lain.
Legitimate power biasanya ditentukan oleh deskripsi pekerjaan dalam
suatu jabatan, misalnya seorang atasan memiliki kekuasaan untuk meminta
bawahannya melaksanakan tugas-tugas organisasi sesuai dengan
kapasitasnya.

2. Kekuasaan Balas Jasa (Reward power)

Merupakaan kekuasaan untuk mengontrol atau memberikan


penghargaan kepada pihak lain. Seorang manajer dapat mempromosikan
bawahannya ke level yang lebih tinggi, member bonus, atau member hak
berlibur sebagai imbalan yang diberikan kepada karyawan yang mencapai
target kerja tertentu. Sebaliknya, seorang bawahan dapat memberikan
umpan balik atas kinerja atasannya.

3. Kekuasaan Paksaan (Coercive power)

4
Merupakan kekuasaan untuk member sanksi atau hukuman. Contoh
coercive power adalah seorang atasan memiliki kekuasaan untuk
memberikan sanksi kepada bawahannya yang terbukti memiliki kesalahan
fatal yang merugikan organisasi.

4. Kekuasaan Keahlian (Expert power)

Merupakan kekuasaan yang berhubungan dengan kemampuan,


keahlian, atau pengetahuan yang dimiliki oleh individu. Misalnya, tim
peneliti yang dimiliki oleh perusahaan pertambangan memiliki kekuasaan
apakah sebuah projek dapat dilanjutkan atau tidak.

5. Kekuasaan Rujukan (Referent power )

Merupakan kekuasaan yang diasosiasikan dengan charisma seseorang.


Secara ilmiah, definisi referent power memunculkan perdebatan di
kalangan para ahli karena ukuran kharisma yang sulit untuk distandarkan.
Namun, secara factual referent power memang ada di dalam kehidupan
berorganisasi. Di banyak perkampungan di Indonesia ada tokoh-tokoh
masyarakat yang disegani karena memiliki kharisma. Hal itu merupakan
contoh yang nyata dari referent power. Dalam kenyataannya, kekuasaan
memberikan beberapa keleluasaan bagi pihak yang memiliki posisi
superior. Keleluasaan tersebut dapat menentukan optimal atau tidaknya
kinerja sebuah organisasi.

C. Peran dan fungsi seorang pemimpin dalam suatu organisasi

1. Peranan Yang Bersifat Interpersonal

Dewasa ini telah umum diterima bahwa salah satu yang harus dipenuhi
oleh seorang manajer keterampilan insani. Keterampilan tersebut mutlak
perlu karena pada dasarnya dalam menjalankan kepemimpinannya.
Seorang manajer berinteraksi dengan manusia lain. Bukan hanya dengan
para bawahannya, tetapi juga berbagai pihak yang berkepentingan yang
dikenal dengan istilah pemangku kepentingan. Dari di dalam dan di luar

5
organisasi. Itulah yang dimaksud dengan peran interpersonal yang
diselesaikan diri.

Pertama, sebagai simbol keberadaan organisasi. Peranan tersebut


dimainkan dalam berbagai kegiatan yang sifatnya legal dan seremonial.
Menghadirkan berbagai upacara resmi, memenuhi undangan atasan, rekan
setingkat, para bawahan, dan mitra kerja. Kedua, sebagai pemimpin yang
bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan Arahan kepada
para bawahan. Pada kenyataannya dengan para bawahan. Ketiga, peran
sebagai penghubung dimana seorang manajer harus mampu menciptakan
jaringan yang luas. Dengan memberikan perhatian khusus pada jaringan
yang luas. Caranya adalah dengan memberikan perhatian khusus kepada
mereka yang mampu melakukan sesuatu untuk organisasi.

2. Peranan Yang Bersifat Informasional

Informasi merupakan aset organisasi yang sifatnya kritikal. Dikatakan


demikian karena dewasa ini dan di masa yang akan datang. Sukar
membayangkan adanya kegiatan organisasi yang dapat terlaksana dengan
efisien dan efektif. Tanpa dukungan informasi yang mutakhir, lengkap,
dan dapat dipercaya karena diolah dengan baik. Selain itu, peran tersebut
mengambil tiga hal bentuk, yaitu. Seorang manajer adalah pemantau arus
informasi yang terjadi dari dan ke dalam organisasi.

Kemudian, seorang manajer selalu menerima berbagai informasi dari


dalam dan dari luar organisasi. Bahkan juga informasi yang sebenarnya
tidak harus ditujukan kepadanya, tetapi kepada orang lain dalam
organisasi. Selanjutnya, dalam kaitan ini perlu ditekankan bahwa berkat
kemajuan dan terobosan dalam bidang teknologi informasi, dihadapi oleh
manajer. Dewasa ini melimpahkan informasi yang diterimanya.
Kemudian, peran sebagai pembagi informasi.

6
Berbagai informasi yang diterima oleh mungkin berguna dalam
penyelenggaraan fungsi manajerialnya akan tetapi. Mungkin pula untuk
disalurkan kepada orang atau pihak lain dalam organisasi. Selanjutnya,
peran ini menuntut pemahaman yang mendalam tentang makna informasi
yang diterimanya. Serta pengetahuan tentang berbagai fungsi yang harus
diselenggarakan. Lalu selanjutnya, peran sebagai juru bicara organisasi,
peran ini memerlukan kemampuan mengalirkan informasi secara tepat.
Karena berbagai pihak di luar organisasi. Terutama jika menyangkut
informasi tentang rencana, tindakan, dan hasil yang telah dicapai oleh
organisasi. Berbagai peran ini juga menuntut pengetahuan yang mendalam
tentang berbagai aspek industri yang ditanganinya. Lanjutnya, peranan ini
dapat dimainkan dengan berbagai cara seperti rapat umum tahunan
pemegang saham. Atau lebih terbatas dalam bentuk rapat dengan para
anggota dewan komisaris perusahaan. Negosiasi dengan
instansipemerintah, pemasok. Pertemuan dengan para anggota asosiasi
perusahaan sejenis. Yang mana peran tersebut sangat penting artinya
dalam pembentukan dan pemeliharaan citra positif organisasi yang
dipimpinnya.

3. Peranan Pengambilan Keputusan

Secara umum peranan ini mengambil tiga bentuk suatu keputusan, yaitu
sebagai berikut. Pertama, sebagai pengusaha, seorang pemimpin
diharapkan mampu mengkaji terus menerus situasi yang dihadapi oleh
organisasi. Untuk menemukan dan menemukan peluang yang dapat
dimanfaatkan. Meskipun kajian itu sering menuntut terjadinya perubahan
dalam organisasi. Kedua, gangguan. Antara lain, tanggung jawab tanggung
jawab untuk mengambil keputusan tindakan korektif. Jika organisasi
menghadapi gangguan serius jika tidak ditangani akan berdampak negatif
bagi organisasi. Ketiga, pembagi sumber dana dan daya. Tak jarang orang
berpendapat bahwa, semakin tinggi posisi manajerial seseorang,
berwenang pun semakin besar. Wewenang atau kekuasaan itu paling
sering kendalikan diri pada kekuasaan untuk mengalokasikan dana dan

7
daya. Termasuk berwenang untuk menempatkan orang pada posisi
tertentu. Serta berwenang untuk mengangkat orang, menurunkan pangkat.

D. Contoh kekuasaan dalam organisasi

Manusia merupakan makhluk sosial. Hal ini dikarenakan manusia tidak


dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Antara manusia yang satu
dengan yang lainnya hidup berdampingan dan saling bekerja sama. Salah
satunya yaitu kerja sama dlam sebuah organisasi. Pada organisasi terdapat
kekuasaan pada anggota-anggotanya. Kekuasaan tersebut harus digunakan
dengan sebaik-baiknya dan tidak menyalahi aturan yang telah ditetapkan.
Penggunaan kekuasaan yang tepat akan menjadikan organisasi dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut.
Kekuasaan adalah suatu kemampuan individu maupun sekelompok orang
untuk menguasai, mengatur, dan memerintah individu atau kelompok
lainnya. Contoh kekuasaan pada sebuah organisasi yaitu egi adalah
seorang ketua dikelas 3E jurusan Administrasi Negara dia memerintahkan
kepada bendahara untuk mengumpulkan iuran guna memberikan bantuan
kepada salah satu teman kelas yang sedang sakit.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kekuasaan adalah kapasitas seseorang, tim, atau organisasi


untuk mempengaruhi yang lain. Kekuasaan tidak dimaksudkan
untuk mengubah perilaku seseorang, melainkan potensi untuk
mengubah seseorang (Mc. Shane & Von Glnow, 2010: 300). Lebih
jauh lagi, kedua ahli ini menjelaskan bahwa kekuasaan
mensyaratkan kebergantungan. Dengan kata lain, pihak yang
berkuasa memiliki hal yang dianggap penting oleh pihak lainnya
sehingga pihak tersebut merasa berada di bawah kendali pihak
yang memiliki kekuasaan.

Kekuasaan bersifat sengaja, karena meliputi kehendak, bukan


sekadar tindakan acak, Kekuasaan adalah alat (instrumen), ia
adalah alat guna mencapai tujuan, Kekuasaan bersifat terbatas, ia
diukur dan diperbandingkan di aneka situasi atau dideteksi
kemunculannya, Kekuasaan melibatkan kebergantungan, terdapat
kebebasan atau faktor kebergantungan-ketidakbergantungan yang
melekat pada penggunaan kekuasaan, Kekuasaan adalah gagasan
bertindak, ia bersifat samar dan tidak selalu dimiliki, Kekuasaan
ditentukan dalam istilah hasil, hasil menentukan kekuasaan yang
kita miliki, Kekuasaan bersifat situasional, taktik kekuasaan
tertentu efektif di suatu hubungan tertentu, bukan seluruh
hubungan dan Kekuasaan didasarkan pada oposisi atau perbedaan,
partai harus berbeda sebelum mereka bisa menggunakan
kekuasaan-nya,

9
B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,


oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Duha, T. (2018). Perilaku organisasi. Deepublish.

Marianti, M. M. (2011). Kekuasaan dan taktik mempengaruhi orang lain dalam


organisasi. Jurnal Administrasi Bisnis, 7(1).

WAHJONO, S. I. (2022). MANAJEMEN KEKUASAAN & WEWENANG.

Yuliana, R., & Sasono, E. (2015). KEKUASAAN DAN PEMBERDAYAAN DALAM


ORGANISASI. JURNAL STIE SEMARANG (EDISI ELEKTRONIK), 7(2), 85-94.

11

Anda mungkin juga menyukai