Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEKUASAAN DAN POLITIK


DALAM PERILAKU ORGANISASI

Disusun Oleh :

Iqbal Munif Muchsin 5551180025


Martina Dwi Astuti 5551180010
Muhammad Aziz Idharrulhaq 5551180006
Susan Susanty 5551180023

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dengan penuh tawaddhu kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang dengan Hidayah dari Nya-lah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kekuasaan Dan Politik” untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku
Organisasi. kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
sekalian, menambah wawasan para pembaca, dan juga sangat kami harapkan dapat
berguna sebagai bahan referensi untuk penulisan-penulisan lainnya.

Ucapan terima kasih mendalam juga kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu, baik bantuan materi ataupun non materi, sehingga penulisan makalah
ini dapat terselesaikan.

kami menyadari sungguh kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan Yang Maha esa, dan
segala kesalahan tak pernah luput dari diri penulis, penulisan makalah ini tentunya masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sekalian sangat kami harapkan, guna kesempurnaan dan
kinerja penulis lebih baik kedepannya.

Serang, 1 Maret 2019

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................

A. Perbedaan Kepempimpinan dan kekuasaan ............................................. 2


B. Dasar Dasar kekuasaan ............................................................................ 2
C. Kebergantungan Kunci Menuju Kekuasaan ............................................ 3
D. Kekuasaan Taktik ..................................................................................... 4
E. Kekuasaan Mempengaruhi Orang Orang ................................................. 5
F. Politik : Kekuasaan Beraksi ..................................................................... 6
G. Penyebab dan Konsekuensi dari Perilaku Politik .................................... 7
H. Etika dalam Perilaku Politik .................................................................... 10

BAB III PENUTUP ...............................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................................... 12
C. Daftar Pustaka ........................................................................................... 13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahwa kekuasaan dan perilaku politik merupakan proses alamiah dalam
kelompok dan organisasi apapun. Mengingat bahwa anda perlu memahami,
bagaimana kekuasaan di proses dan dijalankan jika anda telah memahami
sepenuhnya dari perilaku organisasi. Meskipun bahwa anda pernah mendengar
bahwa “kekuasaan merusak dan kekuasaan yang mutlak dapat merusak
sepenuhnya” kekuasaan tidak selalu buruk. Kita menganggap bahwa bahaya
adalah sebuah intensi untuk mendapatkan pelatihan dan informasi yang akan
membantu kita dalam memanfaatkannya untuk mempercepat langkah secara
produktif. Dengan mempelajari cara kerja kekuasaan dalam organisasi, anda akan
lebih memanfaatkan pengetahuan anda dengan baik, untuk menjadi seorang
manajer yang lebih baik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbedaan Kepempimpinan dan kekuasaan


Kekuasaan tidak memerlukan kesesuaian tujuan, hanya ketergantungan
semata. Kepempimpinan pada sisi lain, memerlukan kesesuain di antara tujuan-
tuuan pemimpin dengan yang dipimpin. Perbedaan keduan terkain dengan aahan
dari pengaruh. Kepempimpinan menitikberatkan ke aah bawah pada para
pengikut. Hal ini dapat diminimalkan pentingnya pola pengaruh yang lateral dan
arah kebawah. Kekuasaan tidak demikian, masih dalam perbedaan lainnya. Riset
mengenai kepempimpinan pada sebagian besar bagian, lebih menekankan pada
gaya. Riset mengenai kekuasaan menitikberatkan pada taktik untuk memperoleh
kepatuhan . Ini melampaui individu sebagain pelaksana kekuasaan, karena
kelompok sama halnya dengan individu dapat menggunakan kekuasana untuk
mengendalikan individu ayau kelompok lainnya.

B. Dasar Dasar kekuasaan


1. Kekuasaan formal yaitu didasarkan pada posisi seseorang individu di dalam
organisasi. Ini dapat berasal dari kemampuan untuk memaksa atau
memberikan imbalan atau dari wewenang formal.
 Kekuaasaan paksaan, dasar dari kekuasaan paksaan bergantung pada
ketakutan hasil yang negatif akibat dari kegagalan untuk memenuhi.
Hal ini bertumpu pada penerapan atau ancaman penerapan atau sanksi
fisik seperti halnya rasa sakit, frustasi atas dasar hambatan pergerakan.
 Kekuasaan imbalan, kebalikan dari kekuatan untuk memaksa adala
kekuasaan imbalan, kepada orang orang yang patuh karena
menghasilkan manfaat yang positif. Seseorang dapat mendistribusikan
imbalan yang mana orang lain akan memandangnya berharga akan
memiliki kekuasaan atas mereka, pemberian imbalan ini dapat berupa
keuangan.

2
 Kekuasaan legistimasi, kekuasaan ini mempresentasikan wewenang
formal untuk mengendalikan dan menggunakan sumber daya
organisasi yang di dasarkan pada posisi struktural di dalam organisasi.
Kekuasaan legsitimasi ini lebih luas daripada kekuasaan untuk
memaksa dan memberikan imbalan

2. Kekuasaan pribadi yaitu kekuasaan yang berasal dari karakteristik unik


individu.
 Kekuasaan karena keahlian merupakan pengaruh yang dikerahkan
debagai hasil dari keahlian, keterampilan khusus atau pengetahuan.
Seiring pekerjaan lebih menajdi terspesialisai, kita akan menjadi
bergantung pada ahli untuk mencapai tujuan
 Kekuasaan Acuan di dasarkan pada indentifikasi dengan seseorang
yang memiliki sumber daya atau sifat pribadi yang diinginkan.
Kekuasaan acuan berkembang dari kekaguman lain dan keinginan
untuk menajdi orang tersebut. Hal ini membantu dalam menjelaskan.
Beberapa orang yang tidak berada dalam posisi kepempimpinan
formal namun memiliki kekuasaan acuan dan mengerahkan pengaruh
atas orang lain karena dinamisme karismatik mereka, kemampuan
untuk disukai dan efek emosional terhadap kita.

C. Kebergantungan Kunci Menuju Kekuasaan

Kebergantungan akan meningkat ketika sumber daya yang dikendalikan


tersebut adalah sangat penting, langka ataupun tidak dapat tergantikan.
Pentingnya jika tidak ada seorang pun yang menginginkan apa yang Anda milki
sekarang, maka tidak akan mampu menciptakan kebergantungan. Oleh karena
organisasi secara aktif berupaya untuk menghindari ketidakpastian, kita mungkin
berharap bahwa individu atau kelompok akan dapat menyerap ketidakpastian
yang akan dipandang sebagai pengendalian sumber daya yang penting. Sebagai
contoh, sebuah kajian mengenai organisasi industri menemukan bahwa

3
departemen pemasaran mereka secara konsisten diperingkatkan sebagai yang
paling berkuasa. "Penelit menyimpulkan bahwa ketidakpastian yang paling
penting dihadapi oleh perusahaan perusahaan ini adalah penjualan atas produk-
produk mereka, menyarankan bahwa para insinyur teknik, sebagai sebuah
kelompok, akan menjadi lebih berkuasa pada perusahaan teknologi Matsushita
daripada perusahaan raksasa dalam bidang produk sehari-hari seperti Procter &
Gamble. Kesimpulan ini nampaknya secara umum valid. Matsushita, yang sangat
berorientasi pada teknologi, akan bergantung pada para insinyurnya untuk
mempertahankan keunggulan dan kualitas produk teknisnya, dan sehingga
mereka dapat menjadi sebuah kelompok yang berkuasa. Pada Procter & Gamble
pemasaran merupakan jenis persaingan, dan para pemasar adalah kelompok yang
paling berkuasa secara jabatan.

D. Kekuasaan Taktik
Riset telah mengindentifikasi sembilan pengaruh taktik yang berbeda yaitu
 Legistimasi, bersandar pada posisi wewwenang anda atau menyampaikan
permintaan yang sesuai dengan kebiakan atau aturan organisasi
 Bujukan yang rasional, menyajikan argumen argumen logis dan bukti
bukti nyata untuk memperlihatkan bahwa sebuah permintaan tersebut
wajar
 Daya tarik yang menjadi sumber inspirasi, Mengembangkan komitmen
secara emosional yang menarik bagi sasaran nilai nilai, kebutuhan,
pengharapan dan aspirasi.
 Konsultasi, meningkatkan dukungan pada sasaran yang melibatkannya
dalam memutuskan bagaimana anda akan memutuskan rencana anda
 Pertukaran, memberi imbalan kepada target dengan manfaat atau
keuntungan sebagai pertukaran karena telah mengikuti permintaan
 Daya tarik pribadi, meminta kepatuhan yang didasarkan pada
persahabatan atau kesetiaan

4
 Menjilat, dengan menggunakan bujukan pujian atau perilaku yang ramah
sebekum membuat permintaan
 Tekanan, dengan menggunakan permintaan yang diulang-ulang dan
ancaman
 Koalisi, membuat daftar tujuan atau dukungan dari orang lain untuk
membujuk target agar menyetujuinya

Beberapa taktik lebih efektif daripada yang lainnya. Bujukan


secara rasional, daya tarik yang mengundang banyak inspirasi, dan
konsultansi lebih cenderung menjadi yang sangat efektif, terutama ketika
para hadirin sangat tertarik pada hasil atau proses pengambilan keputusan.
Tekanan cenderung akan menjadi bumerang dan biasanya kurang efektif
dibandingkan kesembilan taktik lainnya." Anda juga dapat meningkatkan
peluang keberhasilan Anda dengan menggunakan dua atau lebih taktik
secara bersama-sama atau berurutan, sepanjang pilthan-pilihan Anda
sesuai." Menggunakan taktik menjilat maupun legitimasi dapat
mengurangi reaksi negatif terhadap kemunculan Anda untuk mendikte
hasil, tetapi hanya ketika hadirin tidak benar benar peduli dengan hasil dari
proses pengambilan keputusan atau kebijakan yang sifatnya rutin

E. Kekuasaan Mempengaruhi Orang Orang


Kekuasaan tidak hanya dapat mengarakan orang lain untuk
menitikberatkan pada kepentingan mereka sendiri karena mereka mampu, tetapi
juga karena dapat membebaskan orang untuk berfokus ke arah dalam dan menuju
ke tempat yang beratnya lebih tinggi pada tujuan dan kepentingan mereka.
Kekuasaan juga mengarhkan individu untuk merealisasikan orang lain dalam
memperoleh tuuan instrumental mereka dalam menlai hubungan dengan orang
orang yang memiliki lebih sedikit kekuasaan untuk melihat hubungan sebagai
lebih periferal. Kekuasaan tidak mempengaruhi setiap orang dengan cara yang
sama dan terdapat dampak positif dari kekuasaan

5
1. Efek berbahaya dari kekuasaan bergantung pada kepribadian seseorang.
Riset menyatakan bahwwa jika kita memiliki kepribadian cemas, maka
kekuasaan tidak akan merusak kita karena kita kurang memikirkan untuk
menggunakan kekuasaan agar menguntungkan kita
2. Efek merusak kekuasaan dapat dikurangi oleh sistem organisasi
3. Memaafkan, tetapi kita memiliki kekuatan untuk mengumpulkan efek
negatif dari kekuasaan.

F. Politik : Kekuasaan Beraksi


 Politik Organisasi
Pada dasarnya, politik ini menitikberatkan pada penggunaan
kekuasaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan di dalam
organisasi, atau pada kepentingan diri sendiri dan perilaku organisasi yang
tidak kenakan hukuman. Tujuan kita , Perilaku Berpolitik dalam organisasi
terdiri atas aktivitas – aktivitas yang tidak dipersyaratkan sebagai bagian
dari peranan formal individu tetapi yang mempengaruhi atau berupaya
untuk mempengaruhi, distribusi dari keuntungan dan kerugian di dalam
organisasi. Definisi Politik Organisasi cukup luas yang mencakup perilaku
berpolitik yang bervariasi seperti misalnya menahan informasi yang sangat
penting dari para pengambil keputusan, bergabung dengan koalisi ,
pemberi informasi menyebarkan rumor membocorkan informai yang
bersifat rahasia kepada media, dan melobi atas kepentingan atau terhadap
individu tertentu atau alternatif keputusan.

 Realitas Politik
Wawancara dengan para manajer yang berpengalaman menunjukan
bahwa sebagian besar meyakini perilaku berpolitik merupakan bagian
utama dari keberlangsungan organisasi. Banyak manajer yang melaporkan
beberapa penggunaan dari perilaku berpolitik etis dan diperlukan,
sepanjang tidak mebahayakan orang lain secara langsung. Mereka
menggambarkan politik sebagai kejahatan yang diperlukan dan meyakini

6
seseorang yang tidak pernah menggunakan perilaku berpolitik akan
memiliki kesulitan untuk menyelesaikan segala sesuatu hal. Sebagian
besar juga mengindikasikan bahwa mereka tidak pernah dilatih untuk
memanfaatkan perilaku berpolitik secara efektif.
Mungkin factor yang paling penting yang mengarah pada politik di
dalam organisasi adala realisasi bahwa sebagian besar dari “Kenyataan”
digunakan untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas terbuka
untuk diinterpretasikan.

G. Penyebab dan Konsekuensi dari Perilaku Politik


 Faktor – Faktor yang memberikan Kontribusi bagi Perilaku Politik
1. Faktor – Faktor Individu
o Pengawasan diri sendiri yang tinggi
o Tempat kendali secara internal
o Kepribadian Mach yang tinggi
o Investasi Organisasional
o Alterntif Pekerjaan yang dipandang
o Ekspektasi atas keberhasilan

2. Faktor – Faktor Organisasi


o Realokasi sumber daya
o Peluang Promosi
o Kepercayaan yang rendah
o Peranan yang tidak jelas
o Sistem evaluasi kinerja yang tidak jelas
o Pelaksanaan pemberian imbalan yang tidak berisiko
o Pengambilan keputusan secara demokratis
o Tekanan kinerja yang tinggi
o Para manajer senior yang mementingkan diri sendiri

7
 Tanggapan Orang – Orang Terhadap Politik Organisasi
Beberapa kualifikasi menarik yang dicatat oleh para peneliti sebagai
berikut :
1. Pertama, hubungan Kinerja – Politik terlihat menjadi moderat oleh
seseorang yang memahami “Bagaimana” dan “Mengapa” politik
organisasi. Ketika politik dan pemahaman terhadap politik tinggi,
maka kinerja cenderung meningkat karena individu akan melihat
tindakan berpolitik sebgai sebuah peluang. Hal ini konsisten dengan
apa yang akan anda harapkan diantara para individu dengan
kemampuan berpolitik yang telah terasah dengan baik. Tetapi ketika
pemahaman rendah, maka para individu lebih cenderung untuk
memandang poltik sebagai sebuah ancaman, sehingga dapat
memberikan efek negative terhadap kinerja.

2. Kedua, perilaku politik di tempat kerja memiliki efek yang moderat


terdahap kepemimpinan yang beretika, Salah satu studi menemukan
bahwa para pekerja pria lebih responsive terhadap kepemimpinan yang
beretika dan menunjukkan perilaku kewargaan yang tinggi ketika level
keduanya, baik politik maupun kepemimpinan yang beretika tersebut
tinggi. Para Wanita, disisi lain terlihat cenderung untuk terlibat dalam
perilaku kewargaan ketika lingkungan secara konsisten beretika dan
perpolitik.

3. Ketiga, ketika para pekerja meandang pilitik sebagai sebuah ancaman,


maka mereka sering kali memberikan tanggapan dengan perilaku
defensive, perilaku yang reaktif dan protektif untuk menghindari
tindakan, penyalahan, atau perubahan. Dan perilaku defensive sering
kali dihingkan dengan perasaan negatif terhadap pekerjaan dan
lingkungan kerja. Dalam jangka pendek , para pekerja akan
menemukan bahwa sikap pembelaan diri akan melindungi
kepentingan mereka sendiri, tetapi dalam jangka panjang akan

8
menyurutkan mereka. Orang – orang yang secara konsisten bersandar
pada sikap pembelaan diri menemukan bahwa, akhirnya, merupakan
satu – satunya cara.

 Komponen – Komponen Suatu Sikap


Politik Organisasi dapat mengancam para pekerja :
1. Menurunkan kepuasan kerja
2. Meningkatkan kecemasan dan tekanan
3. Meningkatkan tingkat perputaran pekerja
4. Menurunkan Kinerja

 Perilaku Defensif
o Menghindari Tindakan
1. Penyesuaian diri yang berlebihan
2. Penghindaran tanggung jawab
3. Berpura – pura bodoh
4. Pelonggaran
5. Mengulur – ulur

o Menghindari Penyalahan
1. Mengilapkan
2. Bermain Aman
3. Membenarkan
4. Pengambing Hitamkan
5. Salah dalam Penyajian

o Menghindari Perubahan
1. Pencegahan
2. Melindungi Diri Sendiri

9
 Manajemen Kesan ( Impression Manageent [IM] )
Dalam konteks politik , membantu memperngaruhi distibusi
keuntungan yang diinginkan mereka, Proses yang mana para individu
berupaya untuk mengendalikan kesan lainnya yang membentuk.
Siapa yang kita prediksikan akan terlibat dalam manajemen kesan?
Tidak mengejutkan disini. Jawabannya adalah poin yang telah disebutkan
sebelumnya, yaitu pengawasan diri yang tinggi. Pengawasan diri yang
rendah cenderung untuk menampilkan citra diri mereka sendiri yang
konsisten dengan kepribadian, tanpa memperhatikan efek yang
menguntungkan atau merugikan bagi mereka.

H. Etika dalam Perilaku Politik

 Pengertian Etika politik


Adalah filsafat moral tentang dimensi politis kehidupan manusia, atau
cabang filsafat yang membahasa prinsip-prinsip moralitas politik. Etika
politik sebagai ilmu dan cabang filsafat lahir di Yunani pada saat struktur-
struktur politik tradisional mulai ambruk.

Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Ethes” yang berarti kesediaan
jiwa akan kesusilaan, atau dapat diartikan kumpulan peraturan tentang
kesusilaan.

Dengan kata lain, etika politik merupakan prinsip moral tentang baik-
buruk dalam tindakan atau perilaku dalam berpolitik.Etika politik juga
dapat diartikan sebagai tata susila (kesusilaan), tata sopan santun
(kesopanan) dalam pergaulan politik.

Dalam praktiknya, etika politik menuntut agar segala klaim atas hak untuk
menata masyarakat dipertanggungjawabkan pada prinsip-prinsip moral
dasar. Untuk itu, etika politik berusaha membantu masyarakat untuk
mengejawantahkan ideologi negara yang luhur ke dalam
realitas politik yang nyata.

10
 Penerapan Etika Politik di Indonesia

Penerapan etika politik di Indonesia memiliki dua gambaran yaitu


gambaran baik dan gambaran buruk. Berdasarkan gambaran baik dapat
dilihat dari kampanye yang dilakukan oleh parpol atau calon legislatif
sesuai ketentuan yang berlaku, dimana waktunya sesuai dengan jadwal
yang ada untuk kampanye, tanpa melanggar norma atau nilai dari
pancasila sesuai dengan sila kedua adil dan beradab. Kemudian juga dapat
dilihat dari sekelompok orang yang saling membantu pada sesamanya.
Sedangkan etika politik yang buruk dapat dilihat dari fenomena dunia
politik Indonesia sepulih tahun terakhir ini mengalami banyak perubahan.

Perubahan politik di Indonesia tidak hanya mengubah watak dan prilaku


para politisi, partai politisi, elite politik dan penguasa, tetapi juga
mengubah persepsi berfikir masyarakat Indonesia tentang memaknai
hakikat politik itu sendiri. Munculnya konflik antara lembaga negara,
kasus korupsi hingga terseretnya pejabat negara karena narkoba dan
asusila menjadikan cerminan hilangnya tatanan etika dan moral yang
berdasarkan nilai-nilai pancasila.

Banyak politis dan pejabat negara yang sudah tidak ada rasa malu
meskipun terindikasi terlibat kasus seolah tenang-tenang saja sambil
menunggu proses hukum positif, mereka tidak memberi tanggung jawab
secara moral dan menunjukkan rendahnya etika politik. Hal tersebut juga
dapat dilihat dari suasana yang kisruh ditengah rapat wakil rakyat, dimana
mereka tidak mengedepankan kedaulatan rakyat tetapi malah
mementingan kepentingan diri sendiri.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kekuasaan Power mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk
memengaruhi perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A.
Definisi ini mengimplikasikan sebuah potensi tidak perlu diaktualisasikan agar
efektif dan sebuah hubungan ketergantungan. Barangkali aspek terpenting dari
kekuasaan adalah bahwa hal ini merupakan fungsi ketergantungan (dependency).
Kekuasaan formal didasarkan pada posisis seorang individu dalam sebuah
organisasi. Kekuasaan formal dapat berasal dari kemampuan untuk memaksa atau
memberi imabalan, atau dari wewenang formal. Sedangkan kekuasaan pribadi
merupakan kekuasaan yang berasal dari karakteristik individual mereka yang unik
terdapat dua basis kekuatan Pribadi, yaitu kekuasaan karena keahlian dan
kekuasaan rujukan. Perilaku Politik merupakan kegiatan yang tidak dipandang
sebagai bagian dari peran formal seseorang didalam organisasi, tetapi yang
memengaruhi, atau berusaha memengaruhi, distribusi keuntungan dan kerugian
di dalam organisasi. Serta terdapat faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
perilaku politik yaitu faktor individu dan faktor organisasi.

B. Saran
Saran Ketika menjadi seorang pemimpin suatu organisasi, kita sebagai seseorang
yang memiliki kekuasaan hendaknya menggunakan kekuasaan tersebut secara
efektif bukan menyalahgunakannya. Melakukan perbaikan pada hal yang tidak
baik, melakukan perawatan pada hal yang sudah baik

12
C. Daftar Pustaka
Robbins, Stephens. 2014. Perilaku Organisasi ed 16. Jakarta : Selemba Empat

13

Anda mungkin juga menyukai