TUGAS 3
Menurut pendapat saya pemimpin dan penguasa itu berbeda karena para pemimpin
menggunakan kekuasaan sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan kelompok. Para
pemimpin mencapai tujuan, dan kekuasaan adalah sarana untuk memudahkan usaha
mereka tersebut. Sedangkan penguasa mengunakan Kekuasaan biasanya tidak mencapai
tujuan berdasarkan keinginan kelompok.
1. Harus berani mengambil keputusan sendiri secara tegas dan tepat (decision making)
2. Harus berani menerima resiko sendiri
3. Harus berani menerima tanggung jawab sendiri (The Principle of Absolutenes of
Responsibility).
Definisi Kekuasaan
Kekuasaan (power) mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk memengaruhi perilaku
B sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Definisi ini mengimplikasikan sebuah
potensi tidak perlu diaktualisasikan agar efektif dan sebuah hubungan ketergantungan.
Barangkali aspek terpenting dari kekuasaan adalah bahwa hal ini merupakan fungsi
ketergantungan (dependency). Semakin besar ketergantungan B pada A, semakin besar pula
kekuasaan A dalam hubungan tersebut.
Landasan Kekuasaan
a. Kekuasaan Formal
Kekuasaan formal didasarkan pada posisis seorang individu dalam sebuah organisasi.
Kekuasaan formal dapat berasal dari kemampuan untuk memaksa atau memberi imabalan,
atau dari wewenang formal.
1. Kekuasaan Koersif
Landasan kekuasaan koersif (coercive power) adalah rasa takut. Seseorang memberikan
reaksinya terhadap kekuasaan ini karena rasa takut terhadap akibat-akibat negatif yang
mungkin terjadi jika ia tidak patuh.
2. Kekuasaan Imbalan
Kebalikan dari kekuasaan koersif adalah kekuasaan imbalan (reward power). Orang
memenuhi keinginan atau arahan orang lain karena, dengan berbuat demikain, ia akan
mendapatkan manfaat positif.
3. Kekuasaan Legitimasi
Dalam kelompok atau organisasi formal, barangkali akses yang paling mudah ditemui
pada satu atau lebih landasan kekuasaan adalah posisi struktural seseorang. Hal ini
disebut kekuasaan legitimasi (legitimate power). Kekuasaan ini melambangkan
kewenangan formal utnuk mengendalikan dan memanfaatkan sumber-sumber daya
organisasi.
b. Kekuasaan Pribadi
Kekuasaan karena keahlian (expert power) adalah pengaruh yang diperoleh dari
keahlian, keterampilan khusus, atau pengetahuan. Keahlian telah menjadi salah satu
sumber pengaruh yang paling kuat karean dunia sudah semakin berorientasi pada
teknologi.
2. Kekuasaan Rujukan
2. Menurut Saudara, untuk usaha kecil atau UMKM, struktur organisasi yang ideal
diterapkan adalah…? Jelaskan dan gambarkan!
Menurut pendapat saya, struktur organisasi yang ideal untuk usaha kecil atau
UMKM adalah struktur organisasi Fungsional karena pembagian kerja dilakukan
berdasarkan fungsi manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran dan
Sekertaris. Setiap karyawan yang memiliki skill dan keterampilan yang sama, akan
dikelompokkan ke dalam satu unit kerja. Inilah yang menyebabkan jenis struktur
organisasi ini sangat tepat diterapkan pada sebuah organisasi maupun perusahaan
yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk atau jasa layanan.
Kelebihan dari bentuk struktur organisasi fungsional adalah, dapat menekan
biaya operasional perusahaan. Selain itu, dapat memudahkan tim manajerial untuk
melakukan pengawasan dan evaluasi pada kinerja karyawan. Karena pemimpin
langsung mengawasi secara langsung pada karyawan
Kekurangan dari bentuk struktur organisasi fungsional adalah sulitnya
berdiskusi dan berkomunikasi antar unit kerja. Ditambah lagi, pelatihan manajemen
umum bagi karyawan juga cukup terbatas.
CEO
Ibu Rani
Karyawan
3. Jelaskan bagaimana perbedaan budaya dapat mempengaruhi perilaku kerja seseorang?
Budaya masyarakat sesunguhnya tidak lepas dari orientasi nilai masyarakat tersebut.
Masing-masing masyarakat mempunyai orientasi nilai yang berbeda. Cara berpikir
masyarakat tertentu berbeda dengan cara berpikir masyarakat lainnya yang berakibat
budaya mereka berbeda. Akibat dari perbedaan tersebut misalnya masyarakat
Indonesia cenderung memilih struktur organisasi yang layernya tinggi berjenjang
daripada masyarakat Amerika karena masayrakat Indonesia lebih berorientasi pada
hubungan dibandingkan masyarakat Amerika yang berorientasi pada tugas.
Sebagai contoh lain peran seorang manajer di Indonesia lebih setuju manajer harus
expert mengetahui semua hal berbeda dengan di Amerika yang dianggap manajer
sebagai problem solver.