Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KEKUASAAN DAN PENGARUH”

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah


Management Leadership

Dosen Pengampu :

Dr. Robiyati Podungge S.Pd., MAP

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

Sri Afrilliya Pakaya 931421188

Putri Maharani Olii 931421190

Muhammad Khairunnida Ladiku 931421145

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena
dengan rahmat , karunia, serta taufik dan hidayah- Nya sehinnga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Kekuasaan dan Pengaruh”

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen


Kinerja di program studi s1 manajemen Fakultas Ekonomi pada Universitas
Gorontalo. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dr. Robiyati Podungge S.Pd., MAP selaku dosen
mata kuliah Management Leadership.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Kami sadar
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam makalah ini baik dari segi
susunan kalimat, tata bahasanya, maupun segi materinya. Oleh karena itu,
kami berharap adanya kritik, saran terhadap makalah yang telah kami buat
demi perbaikan di masa depan.

Akhir kata kami berharap makalah ini dapat berguna terkhusus


untuk kami dan memberikan manfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Gorontalo, 06 September 2023

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3

2.1 Pengertian Kekuasaan................................................................................. 3

2.2 Pengertian Pengaruh................................................................................... 3

2.3 Kekuasaan dalam Kepemimpinan................................................................4

2.4 Macam- Macam Kekuasaan.........................................................................5

2.5 Konsekuensi Memiliki Kekuasaan................................................................ 7

BAB III PENUTUP..................................................................................................9

3.1 Kesimpulan...................................................................................................9

3.2 Saran............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tercapainya keberhasilan masa kini dan pada masa yang akan datang
dalam sebuah organisasi atau lembaga pendidikan tidak bisa dilepaskan dari
pemimpin. Dalam konteks perjalanan dan eksistensi organisasi, pemimpin
bisa diibaratkan sebagai pemegang kemudi yang menentukan arah dan
tujuan organisasi sekaligus eksistensinya pada masa yang akan datang.
Kepemimpinan (leadership) merupakan inti dari manajemen, karena
kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi sumber- sumber dan
alat-alat dalam organisasi. Sebab kepemimpinan yang sukses menunjukkan
bahwa pengelolaan suatu organisasi berhasil dilaksanakan dengan sukses
pula.
Pemimpin merupakan sumber daya manusia yang mengarahkan
bawahannya agar bekerja secara terarah sesuai tujuan perusahaan yang
hendak dicapai. Penentuan arah tujuan organisasi tidak terlepas peran dari
seorang pemimpin (Tueno, 2016).
Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang tidak sama.
Tergantung pada watak, sifat dan kepribadian pemimpin itu sendiri. Seorang
pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan yang kental. Karena
keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin karyawan tergantung pada
gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam dunia kerja. Kualitas seorang
pemimpin dapat dinilai dari gaya kepemimpinannya.
Kekuasaan adalah apa yang dapat diperoleh seseorang/kumpulan untuk
mengamalkan ahli tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
kewenangan tidak dapat dilakukan melebihi kekuasaan yang diperoleh atau
kemampuan untuk memengaruhi tingkah laku individu/ kelompok sesuai
keinginan orang pelaku tersebut (Budiarjo, 2002). Kekuasaan tidak sama
dengan kekuatan, kekuasaan adalah kapasitas untuk memengaruhi orang
lain dengan tujuan bahwa individu perlu melakukan keinginan untuk
memengaruhi (Heywood, 2004).
Ada semacam rasa enggan pada diri seseorang apabila ia dimintai
pendapatnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kekuasaan
(power) pada sebuah organisasi atau tempat ia bekerja. Namun demikian,

1
keengganan orang untuk mengetahui maupun memahami masalah
keberadaan power secara dilematis dapat menyebabkan kegagalan orang
dalam memahami dan menerapkan salah satu karakteristik manusia yang
sangat penting, yaitu kekuasaan.
Dengan kekuasaan yang dimilikinya, seorang pemimpin memiliki sarana
atau alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikut maupun bawahannya.
Dengan memperhatikan korelasi antara kekuasaan dan kepemimpinan,
pemimpin sebaiknya perlu menilai perilakunya sendiri sebelum menilai atau
mempengaruhi perilaku orang lain. Salah satu penyebabnya adalah karena
hal tersebut akan mempengaruhi tujuan organisasi yang ingin ia capai.
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk menggunakan pengaruh
(influence). Artinya, seseorang yang memiliki kemampuan dalam
menggunakan pengaruh, juga memiliki kekuasaan yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan individu, kelompok, maupun organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kekuasaan?
2. Apa yang dimaksud dengan pengaruh?
3. Jelaskan kekuasaan dalam kepemimpinan?
4. Apa saja bentuk- bentuk kekuasaan?
5. Apa yang menjadi konsekuensi memiliki kekuasaan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tentang apa itu kekuasaan
2. Untuk mengetahui tentang apa itu pengaruh
3. Untuk mengetahui kekuasaan dalam kepemimpinan
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kekuasaan
5. Untuk mengetahui apa yang menjadi konsekuensi memiliki kekuasaan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan (power) adalah kemampuan (ability)) yang seseorang miliki
untuk menggerakan sumber daya manusia, informasi dan material agar
suatu pekerjaan dapat berjalan atau dilaksanakan. Kekuasaan memiliki tiga
unsur bagian, yakni kemampuan mendominasi (power over), kemampan
berbuat sesuatu (power to), dan kemampuan menolak permintaan orang lain
(power from).
Menurut Max Weber (1947:387) pelopor pertama yang mempergunakan
istilah kekuasaan adalah sosiolog kenamaan merumuskan kekuasaan itu
sebagai suatu kemungkinan yang membuat seseorang aktor didalam suatu
hubungan social berada dalam suatu pekerjaan untuk melaksanakan
keinginanna sebagai pemimpin dan yang menghilangkan hambatan.
Kekuasaan selalu ada didalam setiap organisasi maupun lingkungan
masyarakat, baik yang tradisional maupun yang modern.
Kekuasaan merupakan hal yang terjadi dalam berorganisasi. Kekuasaan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka dimungkinkan
setiap interaksi dan hubungan sosial organisasi melibatkan penggunaan
kekuasaan. Kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial antar beberapa
pihak, lebih dari satu pihak. Seorang individu atau kelompok yang terisolasi
tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau
mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain.
Secara umum pengertian dirumuskan sebagai potensi seseorang untuk
mempengaruhi tingkah laku orang lain, sehingga orang lain tersebut akan
melakukan tindakan sesuai denga napa yang diharapkan oleh orang yang
memiliki kekuasaan.

2.2 Pengertian Pengaruh


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) online dan menurut
para ahli bahasa pengertian pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau
perbuatan seseorang. Sementara itu Surakhmad (1982:7) menyatakan
pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari sesuatu benda atau orang dan

3
juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa
yang ada di sekelilingnya.
Menurut Norman Barry kekuasaan adalah suatu tipe kekuasaan apabila
seseorang dipengaruhi untuk bertindak dengan cara tertentu, dapat
dikatakan terdorong untuk bertindak sesuai instruksi, sekalipun ancaman
sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.
Sehingga, pengaruh adalah hasil dari perilaku seseorang atau kelompok
telah melakukan dan menjalankan kewajibannya terhadap pihak memintanya
untuk menjalankan kewajiban tersebut dikarenakan seseorang atau
kelompok tersebut. Oleh karena itu, sangat erat hubungan antara kekuasaan
dan pengaruh. Yaitu apabila seseorang mempunyai kekuasaan maka dia
dapat mempengaruhi pihak lain untuk menjalankan keinginannya,
sebagaimana yang diinginkan oleh “penguasa” tersebut dan “pengaruh” apa
yang mungkin akan muncul.

2.3 Kekuasaan dalam Kepemimpinan


Kepemimpinan merupakan suatu proses memanfaatkan kekuasaan
untuk mendapatkan pengaruh. Usaha mempengaruhi ini merupakan proses
merubah sikap dan perilaku seseorang sebagai hasil atau tuntutan
seseorang atau sekelompok orang lain sehingga produktivitas dapat
ditingkatkan. Konsep kekuasaan memiliki keterkaitan yang sangat erat
dengan konsep kepemimpinan. Artinya, dalam implementasi fungsi
kepemimpinan, kekuasaan biasanya selalu melekat padanya.
Dengan kekuasaan, pemimpin dapat mempengaruhi perilaku para
bawahannya. Menurut Harsey, Blachard dan Natemeyer (Thoha, 2010)
menyatakan bahwa seorang pemimpin seharusnya tidak hanya menilai
perilakunya sendiri untuk mempengaruhi orang lain, tetapi juga harus
mengerti posisi mereka dan bagaimana cara menggunakan kekuasaan untuk
mempengaruhi orang lain sehingga menghasilkan kepemimpinan yang
efektif.
Kekuasaan (power) seringkali diartikan sebagai pengaruh (influence) atau
otoritas (authority). Seseorang memiliki kekuasaan dikatakan sebagai
seseorang yang berpengaruh atau seseorang mempunyai otoritas /
wewenang untuk melakukan sesuatu. Menurut Walter Nord (Thiha, 2010)

4
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi aliran, energi, dan
dana yang tersedia secara jelas dengan tujuannya. Definisi kekuasaannya
juga dikemukakan oleh Bierstedt kekuasaan adalah kemampuan untuk
menggunakan kekuatan, Roger mengemukakan kekuasaan adalah suatu
potensi dari suatu pengaruh.
Secara sederhana, kemepimpinan adalah setiap usaha untuk
mempengaruhi, sementara itu kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu
potensi pengaruh dari seorang pemimpin. Jadi kekuasaan merupakan salah
satu sumber seorang pemimpin untuk mendapatkan hak untuk mengajak atau
mempengaruhi oranglain.
Sedangkan otoritas (authority) yaitu bentuk khusus dari kekuasaan yang
langsung melekat pada jabatan yang diduduki oleh seorang pemimpin.
Otoritas merupakan suatu kekuasaan yang dilegalisasikan (disahkan) oleh
aturan yang formal yang ada dalam sebuah organisasi. Kekuasaan dapat
disebut juga dengan kekuatan, otoritas, pengaruh untuk mengatur dan
mengarahkan pengikutnya. Kekuasaan yang diperolehnya dapat berasal dari
diri sendiri maupun diperoleh secara formal. Dengan demikian seorang
manajer suatu perusahaan misalnya, berhak memerintah anak buahnya untuk
mengejarkan sesuaikan dengan yang diinginkannya
Dengan kata lain, kekuasaan bagi seorang pimpinan merupakan alat
untuk mempengaruhi perilaku, sikap atau pemikiran para pengikutnya.
Kekuasaan sendiri memiliki makna yaitu kemampuan untuk menggunakan
pengaruh.

2.4 Macam- Macam Kekuasaan


Banyak ahli yang membagi kekuasaan mejadi bermacam-macam
bentuk, tapi secara umum macam kekuasaan antara lain (French dan
Raven, dalam Ratmawati 2004) :
1.Coercive Power (Kekuasaan Paksaan)
Kekuasaan ini didasarkan atas rasa takut atau dapat dikatakan bahwa
seseorang menggunakan kekuasaan dengan memanfaatkan ketakutan
orang lain. Seorang pemimpin yang mempunyai kekuasaan ini dapat
mengenakan hukuman, melakukan dampratan atau memecat pegawainya
dari pekerjaannya. Didalam praktik kehidupan pada umumnya, pemimpin

5
yang mempunyai kekuasaan ini cenderung melakukannya dengan
penggunaan secara fisik.
2. Legitimate Power (Kekuasaan Legitimsi)
Kekuasaan ini bersumber pada jabatan yang dipunyai oleh seorang
pemimpin. Pada dasarnya semakin tinggi jabatan seorang pemimpin maka
akan semakin besar kekuasaan legitimasinya. Seorang pemimpin yang
tinggi kekuasaan legitimasinya mempunyai kecenderungan untuk
mempengaruhi orang lain, karena pemimpin tersebut merasakan bahwa
mempunyai hak atau wewenang dalam organisasi, sehingga dengan
demikian diharapkan perintah-perintahnya akan diikuti oleh bawahannya.
3.Expert Power (Kekuasaan Keahlian)
Kekuasaan ini bersumber karena keahlian atau pengetahuan yang
dimilikiseorang pemimpin sehingga dia mampu mempengaruhi dan
memerintah orang lain yang keahliannya tidak sama dengan pemimpin
tersebut. Orang lain atau bawahannya juga akan mengikuti perintahnya
karena hal itu berhubungan dengan kepentingan bawahannya sendiri
maupun organisasi secara keseluruhan.
4.Reward Power (Kekuasaan Penghargaan)
Kekuasaan ini bersumber atas kemampuan untuk memberikan
penghargaan atau hadiah bagi orang lain, seperti misalnya gaji, promosi,
atau penghargaan. Dengan demikian kekuasaan ini sangat bergantung
pada seseorang yang mempunyai sumber untuk memnghargai atau
memberikan hadiah tersebut. Seorang pemimpin atau manajer yang
mempunyai potensi untuk melakukan penghargaan ini maka ia
mempunyai kekuasaan atas bawahannya.
5.Referent Power (Kekuasaan Referensi)
Kekuasaan ini bersumber kepada sifat-sifat seseorang pemimpin.
Seorang pemimpin yang tinggi kekuasannya ini pada umumnya disenangi
dan dikagumi oleh orang lain karena kepribadiannya. Kekuatan pemimpin
atau manajer dalam kekuasaan referensi ini sangat bergantung pada
kepribadiannya atau pengikutnya. Kesenangan daya tarik, dan
kekaguman para bawahannya dapat memberikan identifikasi tersendiri
terhadap pengaruh pimpinannya. Pemimpin yang misalnya selalu tampil
dengan kepribadian yang jujur, satu kata dengan perbuatan, taat pada

6
atasan dan hidupnya sederhana, maka pemimpin yang seperti ini
mempunyai kekuasaan referensi yang tinggi.
6.Charismatic Power (Kekuasaan Karismatik)
Adalah kekuasaan yang muncul dikarenakan seseorang memiliki karisma
tertentu dalam dirinya.
7. Information Power (Kekuasaan Informasi)
Kekuasaan ini bersumber karena adanya akses informasi yang
dimiliki oleh seorang pemimpin yang dinilai sangat berharga oleh
pengikutnya. Sebagai seorang pemimpin, maka semua informasi
mengenai organisasinya ada padanya, demikian pimpinan merupakan
sumber informasi. Kekuasaan yang bersumber pada usaha untuk
mempengaruhi orang lain karena mereka membutuhkan informasi yang
ada pada pimpinan maka kekuasaan ini termasuk kekuasaan informasi.
8. Connection Power (Kekuasaan Hubungan)
Kekuasaan ini bersumber pada hubungan yang dijalin antara
pimpinan dengan orang-orang penting dan berpengaruh baik diluar atau
didalam organisasi. Seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan hubungan
ini cenderung meminta saran dari orang lain karena mereka membantu
mendapatkan hal-hal yang menyenangkan dan menghilangkan hal-hal
yang tidak menyenangkan dari kekuasaan hubungan ini.

2.5 Konsekuensi Memiliki Kekuasaan


Tanpa memperhatikan sumber-sumber atau asal dari kekuasaan,
pemilikan kekuasaan akan mengarah kepada konsekuensi tertentu yang akan
diterimanya. Dalam kaitannya dengan konsekuensi pemilikan kekuasaan :
a).Semakin banyak seseorang memiliki kekuasaan maka semakin banyak dia:
1. berkomunikasi dengan orang lain
2. berperilaku cemas (solicitous)
3.dihormati oleh orang lain
Ketiga hal tersebut berarti bahwa mereka yang memiliki kekuasaan akan
dihormati oleh orang lain dan apabila mereka kurang memiliki kekuasaan dan
ada di dalam pengaruh orang yang memiliki kekuasaan maka mereka akan
menghormati mereka yang lebih banyak memiliki kekuasaan. Akan tetapi
perbedaan yang besar mengenai kekuasaan di antara orang-orang dapat

7
berkaitan dengan kesuksesan kerja di dalam suatu organisasi. Apabila
seorang bawahan tidak memiliki kekuasaan yang layak, mereka sering tidak
mampu untuk menyelesaikan tugasnya karena mereka tidak mendapatkan
sumbersumber atau bantuan yang dibutuhkan. Hal tersebut pada gilirannya
akan memperbesar kekuasaan pemimpin. Lebih-lebih terjadinya jenjang
kekuasaan yang besar sering mengarah kepada penghindaran oleh orang
yang berkekuasaan kecil dari orang yang berkekuasaan lebih besar dan
berkurangnya komunikasi diantara mereka. Setiap orang yang berkekuasaan
harus peduli terhadap masalah seperti itu dan perlu bekerja keras untuk
membuat orang yang kecil kekuasaannya menjadi cukup merasa senang
untuk berkomunikasi dan bekerja sama. Tanpa komunikasi yang akurat (dan
mungkin sumbersumber yang banyak), orang yang berkekuasaan akan
kehilangan sentuhan perasaannya dan mungkin akan membuat kesalahan
b) Semakin orang diperlakukan seolah-olah memiliki kekuasaan semakin
besar dia memiliki kepercayaan diri yang besar. Merasa dihormati oleh orang
lain maka orang yang berkekuasaan memiliki kecenderungan untuk memulai
memandang dirinya sendiri sebagai orang penting, dimana mereka akan
selalu memikirkan tentang diri mereka sendiri. Oleh karena itu orang yang
berkekuasaan cenderung untuk saling melihat satu sama lainnya.
c) Semakin banyak orang memiliki kekuasaan, semakin banyak orang
tersebut cenderung untuk mengidentifikasi dengan orang lain yang juga
memiliki kekuasaan.
d) Mereka yang memiliki kekuasaan yang beratribut tinggi akan lebih tertarik
dan berkomunikasi dengan kekuasaan yang beratribut tinggi pula
dibandingkan dengan mereka yang hanya memiliki kekuasaan yang kecil

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tercapainya keberhasilan masa kini dan pada masa yang akan
datang dalam sebuah organisasi atau lembaga pendidikan tidak bisa
dilepaskan dari pemimpin. Dalam konteks perjalanan dan eksistensi
organisasi, pemimpin bisa diibaratkan sebagai pemegang kemudi yang
menentukan arah dan tujuan organisasi sekaligus eksistensinya pada masa
yang akan datang. Kepemimpinan (leadership) merupakan inti dari
manajemen, karena kepemimpinan merupakan motor penggerak bagi
sumber- sumber dan alat-alat dalam organisasi. Sebab
kepemimpinan yang sukses menunjukkan bahwa pengelolaan suatu
organisasi berhasil dilaksanakan dengan sukses pula
3.2 Saran
Kepemimpinan bukan hanya dapat diartikan secara formalitas sebagai
orang yang memiliki kedudukan dalam suatu organisasi. Jauh sebelum itu,
setiap pribadi seseorang perlu ditanamkan rasa kepemimpinan terhadap
dirinya. Sebaiknya, jiwa kepemimpinan terhadap diri sendiri inilah yang
mampu membentuk kita menjadi orang yang bisa menggunakan kekuasaan.
Dengan begitu, pemimpin akan memiliki tingkat mempengaruhi bawannya
untuk membawa organisasi kearah yang lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hutahean Wendy, S. 2021. Filsafat dan Teori Kepemimpinan. Malang: Ahlimedia


Press
Sutikno Sobry. 2018. Pemimpin dan Kepemimpinan (Tips Praktis untuk Menjadi
Pemimpin yang Diidolakan). Lombok: Holistica
Krismayanti Yanti, et. al. 2021. “Kewenangan, Kekuasaan dan Pengaruh
Kepemimpinan Pendidikan (Berdasarkan Tinjauan Agama, Filsafat,
Psikologi dan Sosiologi di SDN 198 Mekarjaya)”. Jurnal ilmu-ilmu agama.
3(1). 22-25
Rahmawaty Lusy, et. al. 2023. “ Kajian Kepemimpinan Path Goal Theory Studi
Literature Review”. Jurnal Riset dan Inovasi Manajemen. 1(3). 202-203
Pramudibyanto Hascaryo. 2017. “Keseimbangan Kekuasaan dan Pengaruh
dalam Konteks Komunikasi Organisasi”. 51-54
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/3150
(Diakses pada tanggal 06 September 2023)

10

Anda mungkin juga menyukai