Anda di halaman 1dari 17

KELELUASAAN KEKUASAAN DAN WEWENANG

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Asas-Asas Manajemen

Dosen Pengampu: Givan Muhammad Nur Islami S.pd.,M.pd.

Disusun oleh:

1. Naili Angraisya 6320121133


2. Agung Mudzakir 6320121104
3. Sasya Maulidda M 6320121139

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTSI PUBLIK

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

STISIP WIDYAPURI MANDIRI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Keleluasaan Kekuasaan dan Wewenang ” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Asas-Asas Manajemen, selain itu makalah ini bertujuan untuk
memberikan informasi dan juga menjelaskan mengenai keleluasaan, kekuasaan,
serta wewenang. Juga memberikan penjelasan tentang konsekuensi dari adanya
kekuasaan dan wewenang tersebut menyebabkan terjadinya konsep delegasi,
sentralisasi, dan desenstralisasi bagi para pembaca dan juga penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Givan Muhammad Nur


Islami S.pd.,M.pd. selaku dosen bidang mata kuliah Asas-Asas Manajemen, yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan
bidang mata kuliah yang saya tekuni. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
saya harapkan agar dapat meningkatkan mutu demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Sukabumi, 19 Desember 2022

Hormat Kami

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

A. Latar belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 3

A. Keleluasaan, Kekuasaan, dan Wewenang............................ 3


B. Delegasi................................................................................ 5
C. Sentralisasi dan Desentralisasi............................................. 8

BAB III PENUTUP............................................................................... 12

A. Kesimpulan........................................................................... 12
B. Saran..................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan suatu di organisasi baik itu organisasi yang bersifat profit
maupun non profit, tentunya memerlukan kegiatan manajemen untuk mengatur
jalannya organisasi tersebut agar organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang
dicapainya. Tentunya, hal itu sebagai konsekuensi dari kegiatan manajemen,
karena pada hakikatnya manajemen merupakan seni atau kegiatan untuk mengatur
sesuatu melalui orang lain dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Untuk,
mencapai tujuan tersebut, tentunya organisasi harus di manage, dan salah satu cara
yang perlu untuk dilakukan mengatur hal tersebut agar dapat berjalan efektif
dalam mencapai tujuan yaitu dengan melalui keleluasaan, kekuasaan dan
wewenang.
Keleluasaan, kekuasaan, dan wewenang muncul sebagai konsekuensi dari di
manage nya suatu organisasi, dan ketiga faktor itu juga memiliki hubungan yang
saling berkaitan, dimana dengan adanya kekuasaan maka seseorang bisa leluasa
dalam menjalankan wewenangnya sesuai aturan, dan keleluasaan wewenang itu
muncul karena seseorang telah diberikan kekuasaan untuk mengatur atau
mempengarui sesuatu dalam mencapai suatu tujuan.
Selain itu, dengan adanya keleluasaan, kekuasaan, dan wewenang,
menjadikan setiap bagian dari organisasi tersebut dapat berjalan dengan efektif,
karena ada batas-batas bidang yang harus dicapai. Juga, pada tiap kekuasaan dan
wewenang apabila kedua hal tersebut disinyalir sudah tidak efektif untuk
dipegang oleh seseorang karena disebabkan faktor perluasaan okupansi organisasi
yang menjadikan semakin panjangnya rentang kendali organiasi itu, atau
seseorang tersebut sudah tidak sanggup lagi untuk menyelesaikan tugas-tugas
yang menjadi kekuasaan dan kewenangannya karena semakin bertambah tugasnya
yang apabila dikerjakan pun akan menghasilkan hasil yang tidak efektif.
Sehingga, untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu pelimpahan
kekuasaan dan wewenang. Sehingga dengan adanya pelimpahan tersebut, beban

1
kerja yang dihadapi oleh seseorang dan organisasi dapat berkurang, sehingga hal
tersebut menciptakan suatu keefektivitasan kembali dalam organisasi. Dan
pelimpahan dari keleluasaan, kekuasaan dan wewenang itu juga kemudian
menimbulkan terjadinya bentuk seperti delegasi, sentralisasi, dan desentralisasi

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keleluasaan kekuasaan, dan wewenang?
2. Bagaimana delegasi bisa muncul?
3. Bagaimana sentralisasi, dan desentralisasi bisa muncul?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang maksud dari keleluasaan, kekuasaan, dan wewenang.
2. Menjelaskan tentang bagaimana delegasi bisa muncul.
3. Menjelaskan tentang bagaimana sentralisasi dan desentralisasi bisa
muncul.
4.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keleluasaan, Kekuasaan, dan Wewenang


Keleluasaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti
sebagai kebebasan dalam bergerak, bertindak, dan sebagainya. Keleluasaan
merupakan hak bagi seseorang dengan bebas untuk bertindak, berbicara, berpikir,
dan berpendapat selama itu sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku.
Kekuasaan secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain. Selain itu, Miriam Budiardjo mendefinisikan
kekuasaan sebagai kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk
memengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain, sesuai dengan keinginan
para pelaku. Kekuasaan merupakan konsekuensi logis yang muncul dari setiap
organisasi yang didalamnya terdapat pimpinan dan bawahan, atau managemen
puncak (top manager) dan manajemen tingkat bawah (first line manager).
Meski begitu, kekuasaan seringkali dikonotasikan negative jika kekuasaan
tersebut dikaitkan dengan masalah politik yang memiliki tujuan memang untuk
mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dan hal ini sesuai dengan definisi
kekuasaan dari Max Weber yang mengatakan, bahwa kekuasaan adalah
kesempatan dari seseorang atau sekelompok orang-orang untuk menyadarkan
masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri, dengan sekaligus
menterapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau
golongan-golongan tertentu.
Meski dalam isu politik kekuasaan menjadi hal yang sangat negative, akan
tetapi dalam kegiatan manajemen kekuasaan lebih diartikan sebagai kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain, sehingga dengan kemampuan tersebut, seseorang
dapat mengatur dan menggerakkan orang lain agar bekerja sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan sebelumnya.
Seseorang bisa mendapatkan kekuasaan apabila, orang tersebut mampu
menemukan sumber dari kekuasaan itu, dan setidaknya terdapat 5 sumber dari
kekuasaan yaitu:

3
1. Kekuasaan Menghargai (Reward Power)
Kekuasaan menghargai, bersumber dari kemampuan seseorang yang
memberi pengaruh untuk anggota lain yang dipengaruhinya dengan
menggunakan balas jasa atau reward, sehingga pemimpin bisa
memberikan kepada bawahannya kekuasaan berupa gaji, atau promosi
jabatan, apabila bawahannya melakukan apa yang telah di perintahkannya.
2. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Kekuasaan ini lebih cenderung ke penggunaan ancaman atau
hukuman untuk mempengaruhi seseorang agar bersedia melakukan sesuatu
sesuai keinginannya. Kekuasaan paksaan ini merupakan kebalikan dari
reward power dimana, apabila bawahan tidak mengikuti apa yang
diperintahkan pemimpin atau pemegang kekuasaan, maka bawahan
tersebut dapat diberikan peringata yang mengakibatkan kepada penurunan
jabatan atau PHK.
3. Kekuasaan Rujukan (Referent Power)
Kekuasaan rujukan ini merupakan kekuasaan yang diperoleh atas
dasar kekaguman, keteladanan, kharisma dan kepribadian dari seorang
pemimpin.
4. Kekuasaan Sah (Legitimate Power)
Kekuasaan ini berasal dari posisi resmi yang dijabat oleh seseorang,
baik itu dalam suatu organisasi, birokrasi ataupun pemerintahan.
Kekuasaan sah adalah kekuasaan yang diperoleh dari konsekuensi hirarki
dalam organisasi. Seseorang yang menduduki posisi itu memiliki hak dan
wewenang untuk memberikan perintah dan intruksi kepada bawahannya
dan bawahannya berkewajiban untuk menjalankan intruksi yang telah
diberikan.
5. Kekuasaan Keahlian (Expert Power)
Kekuasaan yang muncul karena adanya keahlian atau keterampilan
yang dimiliki seseorang, sehingga karena keahlian tersebut menyebabkan
seseorang diberikan kekuasaan untuk membimbing dan memimpin orang
lain dengan benar sesuai dengan keahliannya.

4
Wewenang dalam KBB memiliki dua definisi yaitu, hak dan kekuasaan
untuk bertindak; dan kekuasaan untuk membuat keputusan, memerintah, dan
melimpahkan tanggungjawab kepada orang lain. wewenang merupakan kekuasaan
formal yang terlegitimasi. Definisi wewenang menurut Hassan Shadily yaitu
sebagai hak atau kekuasaan memberikan perintah atau bertindak untuk
mempengaruhi tindakan orang lain, supaya sesuatu dilakukan sesuai dengan yang
diinginkan. Kewenangan pada dasarnya merupakan bentuk lain dari kekuasaan
yang seringkali dipergunakan dalam sebuah organisasi. Dalam sebuah organisasi,
seseorang yang ditunjuk untuk dipilih memimpin suatu organisasi, bagian atau
departemen memiliki kewenangan atau kekuasaan yang terlegitimasi.

Wewenang juga tergolong kedalam tiga jenis wewenang diantaranya:

1. Wewenang Kharismatik
Wewenang yang menunjuk kepada seorang individu yang memiliki
sifat-sifat tertentu dan mampu membuatnya menjadi seorang pemimpin
hebat. Kewenagan ini bisa muncul karena seorang yang memegang
wewenang memiliki charisma secara superior terutama dalam memimpin
orang-orang dibawahnya. Kekuatan yang dimiliki oleh wewenang jenis ini
berasal dari kepercayaan masif dan keyakinan yang hampir tidak
tergoyahkan dari pengikutnya (bawahannya).
2. Wewenang Legal-Rasional
Wewenang yang mendasarkan dirinya ada hukum yang sudah
didefinisikan secara jelas. Kwepatuhan dari wewenang jenis ini justru
bukan didasarkan pada kapasitas dari pemimpinnya, melainkan pada
legitimasi dan kompetensi hukum kepada orang yang memiliki wewenang
tersebut. 
3. Wewenang Tradisional
Wewenang yang mengindikasikan keberadaan dari kepribadian
pemimpin yang dominan. Wewenang ini biasanya “dikeluarkan” oleh
pemimpin yang masih bergantung pada tradis serta pemimpinnya memiliki
posisi dominan, tetapi masyarakat tetap dapat memberikan mandat untuk
memerintah.
B. Delegasi

5
Sebagai konsekuensi dari pelimpahan wewenang dari kekuasaan maka
muncul suatu konsep delegasi, sentralisasi, dan desentralisasi. Dimana tiga konsep
itu muncul karena atasan atau pimpinan organisasi sudah terlalu banyak
kewenangannya dan tidak mampu lagi untuk dijalankan, sehingga kemudian
sebagian dari wewenang tersebut diserahkan kepada bawahan atau kepada mereka
yang tingkatannya lebih rendah.
Delegasi ialah proses pelimpahan wewenang, tugas, dan tanggung jawab
dari manajemen puncak atau atasan kepada orang lain agar bisa
dipertanggungjawabkan pelaksanaannya. Adapun mengenai definisi tentang
delegasi, telah di definisikan juga oleh beberapa ahli, diantaranya:
- Charles J. Keating
Delegasi adalah upaya pemberian sebagian tanggung jawab serta
kewibawaan kepada pihak lain.
- Rusli Jacob
Delegasi adalah suatu pemberian otoritas atau kekuasaan formal serta
tanggung jawab untuk melakukan kegiatan tertentu pada pihak lain.
- Utje Slamet
Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang serta tanggung jawab formal
ke pihak lain dalam melakukan suatu kegiatan tertentu.
- KBBI
Delegasi adalah individu yang ditunjuk atau diutus oleh suatu negara
dalam suatu musyawarah, penyerahan atau pelimpahan wewenang,
perutusan, atau pelimpahan wewenang dari atasan ke bawahan dalam suatu
lingkungan tugas dan harus mampu mempertanggung jawabkannya kepada
atasan.

Dalam delegasi terdapat beberapa unsur yang membuat delegasi itu bisa
terjadi, unsur-unsur tersebut diantaranya:

a. Alokasi Tugas
Alokasi tugas merupakan berbagai pekerjaan dan aktivitas yang diberikan
oleh atasan kepada bawahan berdasarkan kemauan atasan, sehingga atasan
harus lebih dulu mengalokasikan tugas dan wewenangnya kepada bawahan
sebelum melimpahkannya kepada bawahan.

6
b. Penugasan Tanggung Jawab
Penugasan tanggung jawab merupakan penugasan dan pemberian tugas
tanggung jawab dari atasan kepada bawahan untuk melakukan tugas dalam
jangka waktu tertentu.
c. Pelimpahan Wewenang
Pelimpahan wewenang merupakan pelimpahan sebagian wewenang dari
atasan kepada bawahan untuk bisa melakukan dan menyelesaikan
pekerjaannya, sehingga dengan pelimpahan wewenang tersebut akan
muncul kewajiban dari bawahan untuk bisa bekerja dan menyelesaikan
tugas dari atasannya.
d. Penciptaan Akuntabilitas
Penciptaan akuntabilitas yaitu menciptakan dan memastikan bahwa
kekuasaan yang didelegasikan bisa berjalan dengan baik, sehingga, unsur
penting yang mencakup tugas, wewenang, dan kewajiban tidak bisa
dipisahkan.

Selain unsur-unsur yang ada dalam delegasi, delegasi juga memiliki


beberapa manfaaat diantaranya adalah:

a. Memungkinkan sub bagian atau bawahan mempelajari sesuatu yang baru


dan memperoleh kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru tersebut.
b. Mendorong tercapainya keputusan yang lebih baik dalam berbagai hal.
c. Penyelesaian pekerjaan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat sekiranya
delegasi tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan diberikan kepada
orang yang bertanggungjawab.

Delegasi memiliki berbagai jenis dalam pelaksanaannya diantaranya adalah:

1. Delegasi Umum
Delegasi umum adalah delegasi yang mana pihak bawahan akan diberikan
wewenang untuk melakukan berbagai fungsi manajemen umum, seperti
penempatan, pengarahan, perencanaan, pengorganisasian, serta
pengawasan. Dalam hal ini, bawahan diberi tanggung jawab atas
wewenang yang mereka dapatkan dari atasannya.
2. Delegasi Khusus

7
Delegasi yang berhubungan dengan suatu tugas tertentu yang harus
dilakukan oleh bawahan.

3. Delegasi Formal
Delegasi yang dilakukan berdasarkan struktur organisasi yang berlaku di
dalam perusahaan tersebut. Delegasi ini dinilai efektif karena pihak
bawahan tidak mempunyai pilihan lain selain melakukan apa yang sudah
dinstruksikan oleh atasannya.
4. Delegasi Informal
Delegasi yang dilakukan oleh bawahan tanpa adanya wewenang yang
diberikan atasan karena dia merasa mampu untuk melakukan pekerjaan
tersebut.
5. Delegasi Lateral
Delegasi yang mana pihak yang menerima wewenang diminta untuk
melakukan tugas tertentu dengan bantuan sejumlah orang.
C. Sentralisasi dan Desentralisasi
1. Sentralisasi
Sentralisasi berasal dari bahasa inggris yaitu “center” yang memiliki
arti pusat atau tengah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
sentralisasi memiliki arti sebagai penyatuan segala sesuatu ke suatu tempat
yang dianggap sebagai pusat, penyentralan, dan pemusatan. Sentralisasi
juga merujuk kepada pemusatan kekuasaan dan wewenang pada hierarki
atas suatu organisasi.
Sehingga sentralisasi dapat dikatakan sebagai pemusatan seluruh
wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi
puncak pada suatu struktur organisasi. Selain itu, sentralisai juga dapat
diinterpretasikan sebagai seluruh keputusan atau kebijakan yang di
keluarkan oleh pusat atau atasan, dan daerah atau bawahan tinggal
menunggu instruksi yang dikeluarkan untuk melaksanakan keputusan atau
kebijakan tersebut. Terdapat ciri-ciri dalam sentralisasi, diantaranya
adalah:

8
1. Kebijakan umum yang diambil, dapat lebih mudah di
implementasikan terhadap seluruh daerah.
2. Proses dalam pengambilan keputusan lebih mudah dan cepat karena
dapat ditentukan oleh pusat.
3. Terjadinya suatu pemusatan seluruh wewenang kepada pemerintah
pusat.
4. Segala sesuatu yang berhubungan dengan politik dan administrasi
dapat ditangani oleh pemerintah pusat.
5. Adanya keseragaman manajemen, mulai dari sebuah perencanaan,
pelaksanaan, pengelolaan dan evaluasi.
6. Rantai komando yang dipegang oleh pemerintah pusat dapat
memudahkan dalam berkoordinasi
7. Perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan evaluasi menjadi terpadu
karena adanya keseragaman manajemen.

Selain memiliki ciri-ciri, dengan dilakukannya sentralisasi


setidaknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, diantaranya
adalah:

1. Untuk bisa mencegah setiap daerah menjadi mandiri yang berpotensi


pada konflik kepentingan atau bahkan memisahkan diri.
2. Untuk bisa memudahkan penerapan kebijakan umum dan
pelaksanaannya di setiap daerah.
3. Untuk bisa memudahkan dan mempercepat proses pengambilan
keputusan yang secara tidak langsung menunjukkan suatu
kepemimpinan yang kuat.

Sentralisasi juga memiliki beberapa keunggulan jika dibanding


dengan desentralisasi, dimana keunggulan sentralisasi mencakup dalam

- Organisasi menjadi lebih efisien dan ramping.


- Perencanaan dan pengembangan organisasi menjadi terintegrasi
- Pemanfaatan sumber daya yang optimal
- Pengurangan redundancies asset dan fasilitas lain
- Rantai komado yang jelas

9
- Pengendalian yang lebih baik atas operasionalnya

Dibalik keuntungan dari sentralisasi, tentunya terdapat juga


kekurangan dari sistem sentralisasi dibanding desentralisasi, diantaranya
adalah:

- Penurunan kecepatan pengambilan keputusan dan kualitas keputusan


- Demotivasi dan disintensif bagi pengembangan unit organisasi
- Penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan
- Peningkatan kompleksitas pengelolaan
- Perspektif luas tetapi kurang mendalam
2. Desentralisasi
Desentralisasi berasal dari bahasa latin yaitu “de” lepas dan
“centerum” pusat. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 menjelaskan
bahwa desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi.
Adapaun desentralisasi secara manajemen dapat dipandang sebagai
praktek pendelegasian wewenang kepada jenjang yang lebih rendah,
sehingga suatu organisasi yang terdesentralisasi secara kuat adalah
organisasi yang memberikan kebebasan pada manajer-manajer tingkat
yang lebih rendah atau karyawan untuk membuat keputusan.
Adapun jika dalam organisasi bernegara, dengan adanya
desentraliasi memiliki tujuan yaitu untuk:
a. Untuk mencegah adanya pemusatan keuangan di pemerintah pusat.
b. Sebagai usaha pendemokrasian pemerintah daerah untuk
mengikutsertakan rakyat dalam bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
c. Untuk menyusun program guna perbaikan sosial ekonomi di tingkat
lokal.

Adapun desentralisasi dalam organisasi secara umum digunakan oleh


organisasi atau institusi karena memiliki beberapa alasan untuk diterapkan
diantaranya:

a. Mengumpulkan dan menggunakan informasi local

10
b. Fokus manajemen pusat
c. Melatih dan memotivasi manajer
d. Meningkatkan daya saing

Dengan diberlakukannya desentralisasi di suatu organisasi, tentunya


memiliki beberapa keuntungan yang didapat, diantaranya:

- Pengambilan dan kualitas keputusan lebih cepat dan baik.


- Manajemen teras dapat lebih berkonsentrasi pada isu-isu kebijakan
dan perencanaan strategic.
- Memotivasi manajer pelaksana untuk mencapai tujuan perusahaan.
- Menyediakan alat yang baik bagi manajemen teras untuk menilai
untuk menilai potensi para manajer pelaksana untuk naik ke jenjang
manajemen yang lebih tinggi.

Dengan adanya keuntungan dilakukannya desentralisai, tentunya


juga terdapat kekurangannya, dan kekurangan tersebut diantaranya ialah:

- Para manajer mungkin membuat keputusan-keputusan yang hanya


menguntungkan divisi yang dipimpinnya saja, yang mengakibatkan
kerugian organisasi secara keseluruhan.
- Para manajer mungkin membuat keputusan-keputusan yang hanya
menguntungkan divisi yang dipimpinnya saja, yang mengakibatkan
kerugian organisasi secara keseluruhan.
- Para manajer mungkin membuat keputusan-keputusan yang hanya
menguntungkan divisi yang dipimpinnya saja, yang mengakibatkan
kerugian organisasi secara keseluruhan.

Dalam desentralisasi di suatu organisasi juga, terdapat beberapa unit-


unit yang didesentralisasikan, dan desentralisasi unit-unit tersebut dapat
diklasifikasikan kedalam beberapa pembagian, diantaranya adalah:

a. Pembagian berdasarkan barang dan jasa yang diproduksi


b. Pembagian berdasarkan garis geografis
c. Pembagian berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang diberikan
kepada manajer divisi.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kegiatan suatu di organisasi baik itu organisasi yang bersifat profit
maupun non profit, tentunya memerlukan kegiatan manajemen untuk mengatur
jalannya organisasi tersebut agar organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang
dicapainya. Untuk, mencapai tujuan tersebut, tentunya organisasi harus di
manage, dan salah satu cara yang perlu untuk dilakukan mengatur hal tersebut
agar dapat berjalan efektif dalam mencapai tujuan yaitu dengan melalui
keleluasaan, kekuasaan dan wewenang.
Dalam keleluasaan, kekuasaan, dan wewenang, pada titik tertentu akan
berjalan secara tidak efektif, karena terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
keleluasaan, kekuasaan, dan wewenang itu tidak berjalan karena organisasi sudah
semakin membesar, dan tugas yang dijalani pun bertambah banyak. Sehingga,
menyebabkan terjadinya proses pelimpahan kekuasaan baik dalam bentuk
delegasi, sentralisasi, atau desentralisasi.
Delegasi, sentralisasi, dan desentralisai memiliki beberapa ciri, keuntungan,
kekurangan, manfaatnya. Serta, implementasi ketiga konsep itu bisa diterapkan di
beberapa organisasi, tentu penerapan ketiga konsep itu juga harus
dipertimbangkan oleh organisasi dengan memperhatikan alasan dan apa saja
keuntungan dan kelemahan yang didapat dari salah satu dari ketiga konsep
tersebut.
B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari hasil pembahasan makalah diatas yaitu,
dalam kegiatan untuk memanage suatu organisasi diperlukan pelimpahan
kekuasaan dan wewenang agar organisasi itu dapat berjalan dengan efektif
dandbtidak terlalu terbebani tugas yang menumpuknya di beberapa orang
pemegang kekuasaan, selain itu pelimpahan kekuasaan juga harus melihat faktor-

12
faktor sejauh mana organisasi itu berkembang. Adapun saran yang diberikan
yaitu:

1. Apabila organisasi itu telah berkembang menjadi luas dan gemuk, serta
tidak mampu lagi untuk dipegang oleh beberapa orang di puncak
kekuasaan, maka kekuasaan dan wewenang itu bisa di limpahkan kepada
bawahannya, dan desentralisasi menjadi konsep yang cocok untuk
diterapkan.
2. Apabila organisasi itu masih berukuran kecil, serta seseorang yang berada
di puncak manajemen atas, masih bisa memegang dan menjalankan tugas
dari kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki nya, maka konsep
sentralisasi lebih cocok untuk diterapkan di organisasi tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.


Budiardjo. Miriam (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta:Gramedia Pustaka
Utama

Wahjono, Sentot Iman (2022). Manajemen kekuasaan & wewenang. Universitas


Muhammadiyah Surabaya.

Accurate.id (2020). Arti Delegasi: Pengertian Menurut Ahli, Tujuan, dan Manfaat
Delegasi. Diakses pada 19 Desember 2022, dari
https://accurate.id/marketing-manajemen/arti-delegasi/
Gramedia.com (2022). Sentralisasi: Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangan serta
Contohnya.Diakses pada 19 Desember 2022, dari
https://www.gramedia.com/literasi/sentralisasi/
JagoAkuntansi.com (2016). Desentralisasi, diakses pada 19 Desember 2022, dari
https://jagoakuntansi.com/2016/11/20/desentralisasi-akuntansi-manajemen/

Kompasiana.com (2019). Pengertian Kekuasaan dan 5 Jenis Kekuasaan dalam


Organisasi. Diakses pada 19 Desember 2022, dari
https://www.kompasiana.com/ianpribadi6149/5de868c9097f367ce3653732/
pengertian-kekuasaan-dan-5-jenis-kekuasaan-dalam-organisasi

14

Anda mungkin juga menyukai