Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Aryani Bellatrix Sumaraw (20212105015)
Reprorensia limbong lele (20212105067)
Ahmad Augrah (20212105040)
Zulkifly (20212105049)
SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN UMUM
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER AKBA
(STMIK AKBA)
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sedalamnya kami sampaikan kehadirat Allah SWT Yang
Maha Pemurah, karna berkat kemurahaNya makala ini dapat kami selesaikan sesuai
yang di harapkan. Makalah ini merupakan Makalah pengantar Manajemen yang
membahas tentang wewenang, Delegasi dan Disentralisasi. Secara khusus
pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang
disampaikan dapat dimengerti dan dipahami oleh para nya pembaca
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengantar
manajemen sekaligus menjadi bahan diskusi kelompok dan memperdalam materi
tentang Wewenang , Delegasi dan Disentralisasi dengan dibimbing oleh dosen
Pengantar Manajemen yaitu Ramlah P,S.E.,M.M
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kelancaran dalam menyusun makalah ini tidak lain berkat kerja tim
penyusunan yang baik dan dapat di andalakan satu sama lain sehingga terjalin
kelompakan dalam tim penyusunan makalah ini.
Terima kasih atas semuanya. Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang
masi dalam proses pembelajaran, dalam penyusunan makalah ini banyak
kekurangannya. Oleh karna itu, kami sangat mengharapkan adanya ktitik dan saran
yang bersifat positif. Guna dalam penyusunan makalah ini bisa lebih baik lagi dimasa
yang akan datang. Harap kami , semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi
pengetahuan serta ilmu sebagai pembelajaran bagi parah pembacanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASA
A. Kekuasaan
1) Pengertian Kekuasaan
2) Sumber Kekuasaan
B. Wewenang
1) Pengertian Wewenang
2) Dasar Wewenang Formal
3) Jenis-jenis Wewenang
C. Delegasi
1) Pengertian Delegasi
2) Pengertian pendekatan Wewenang
3) Prinsip Pendelegasian Wewenang
4) Pedoman Untuk Pendelegasian Yang Efektif
5) Hambatan Terhadap Pendelegasian Yang Efektif
D. Sentralisasi dan Desentralisasi
1) Pengertian Sentralisasi dan Disentralisasi
2) Faktor-faktor Yang Menentukan Sentralisasi atau Disentralisasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini penting bagi kita untuk mengetahui lebih jauh tentang wewenang,
delegasi dan disentralisasi. Hal ini disebabkan dalam suatu organisasi kita
diharuskan untuk beradaptasi dan menghadapi berbagai macam watak dan
tingkalaku seseorang Untuk itu pemahamandalam masalah diaras diperlukan
untuk menjalin kerjasama dalam menjalankan suatu organisasi secara efektif dan
efisien.
Terkadang banyak orang salah mengerti posisi atau jabatan dalam suatu
organisasi yang tentu merugikan orang lain. Hal ini dapat menimbulkan masalah
antar inividu dan organisasi . Tentunya hal tersebut tidak diinginkan oleh kita,
sehimgga kita dapat mengetahui batasan-batasan yang tidak dilanggar serta cara
berkomunikasi dengan baik. Sehingga penyusun menyungguhkan berbagai macam
hal dalam interaksi dengan orang-orang didam suatu organisasi , serta hal-hal
seputar wewenang dan kekuasaan yang dimiliki oleh setiap orang atau pemimpin
yang tentunya berbeda-beda cakupan luas
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui tentang apa itu arti dari Kekuasaan
2. Mengetahui tentang sumber kekuasaan
3. Apa arti dari wewenang
4. Mengetaui tentang Dasar Wewenang
5. Mengetahui tentang apa itu Delegasi
6. Bagaimana proses Pendelegasian Wewenang
7. Apa Prinsip Pendelegasian Wewenang
8. Syarat Delegasi yang Efektif
9. Mengetahui arti dari Sentralisasi dan Desentralisasi
C. Tujuan penulis
Tujuan dari penulis makalah ini adalah
1. Untuk memenuhi tugas matakuliah pengantar manajemen
2. Mengkaji materi yang memcakup wewenang, delegasi dan disentralisasi
3. Membawah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai sumber pembelajaran ,
bahwabertambanya wawasandan pengetahun khususnya bagi kami penulis dan
para pembaca. Dengan pembuatan makalah ini kita bisa mengetahui tentang apa
itu arti kekuasaan, wewenang, delegasi dan disentralisasi serta manfaat bagi
sebuah perusahaan yang menerapakan sistem pendelegasian wewenang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEKUASAAN
1. Pengertian
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada
orang lain menurut kehendak yang ada pada pemengang kekuasaan
2. Sumber Kekuasaan
Kekuasaan tidak begitu saja diambil dari tingkat individu dalam
organisasi. John Brench dan Berteram Raven berhasil membedakan
ilmu sumber atau dasar dari kekuasaan. Aspek kekuasaan ini hadir
dalam berbagai hubungan manusia. Diantaranya:
Penerima perintah
mempertimbangkan apakah
akan menerima
Manajer memberikan perintah
Tidak
Menerima menerima
Perintah dipatuhi
C. DELEGASI
1. Pengertian Delegasi
Delegasi adalah memberikan wewenang formal kepada orang lain (kekuasaan sah)
dan tanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas tertentu. Pendelegasian wewenang
oleh manajer kepada karyawan adalah perlu agar organisasi dapat berfungsi secara
efisien, karena tidak seorang manajer pun yang dapat menyeleseikan sendiri atau
melakukan supervisi menyeluruh terhadap semua hal yang terjadi dalam organisasi.
Mendelegasikan berarti memaksimalkan efektivitas karyawan, mempercepat
pengambilan keputusan, dan dapat membuat keputusan yang lebih baik.
Delegasi dibutuhkan karena manajer mungkin hanya menguasai “the big picture”
tidak cukup mengerti secara terperinci dan tidak selalu mempunyai semua
pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Sehingga untuk
mengefisienkan penggunaan sumber daya, pelaksanaan tugas tertentu
didelegasikan kepada tingkatan organisasi yang serendah
mungkin di mana terdapat cukup kemampuan dan informasi
untuk menyelesaikannya. Prinsip-prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk
delegasi yang efektif.
2. Pengertian Pendeglasian Wewenang
Pendelegasian wewenang atau delegation of authority merupakan proses
pembagian kerja, pengelompokan tugas seorang manajer sedmikian rupa,
sehingga akhirnya manajer hanya mengerjakan bagian perkerjaan yang tidak
dapat diserahkan kepada para bawahannya, berhubung posisinya dalam
organisasi.
Wewenang merupakan alat untuk bertindak, sedangkan delegasi
wewenang merupakan kunci dinamika organisasi. Koontz mengatakan :
delegation of authority is the key of organization. Kegagalan-kegagalan yang
terjadi dalam manajemen sebagian besar disebabkan oleh gagalnya
pendelegasian weweang. Seorang pemimpin dikatakan efektif jika ia dapat
melaksanakan pendelegasian itu secara tepat. Tanpa adanya pendelegasian
ini, organisasi tidak maju atau tidak bergerak, karena tidak adanya kegiatan
yang dilakukan oleh para pegawai dalam perusahaan yang diarahkan kepada
tercapainya tujuan perusahaan. Delegation of authority sulit diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia secara tepat, karena dalam delegation of authority ini
terdapat sifat “Du Charahteristic”. Du Characteristic, artinya pihak bawahan
menerima wewenang dari atasan tetapi pada saat yang sama atasan yang
bersangkutan tetap memiliki wewenang tersebut. Pimpinan (delegator) tidak
hilang haknya terhadap wewenang yang telah didelegasikan itu.
Contoh : Ardhito (delegator) memiliki wewenang sebesar X + Y, kemudian
mendelegasikan wewenangnya sebesar Y kepada Nurlaila. Karena “du
characteristic”, wewenang Ardhito masih tetap sebesar ( X + Y ),
walaupun ia telah mendelegasikan pada Nurlaila sebesar Y.
Wewenang yang dapat didelegasikan seorang pemimpin, hanyalah
wewenang resmi ( formal authority ) saja, sedangkan wewenang pribadi
( personal authority ) tidak dapat didelegasikan kepada bawahannya.
3. Prinsip-prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi yang
efektif adalah:
a) Prinsip Skalar Menyatakan harus ada garis otoritas yang jelas yang
menghubungkan tingkat paling
tinggi dengan tingkat paling bawah. Garis otoritas yang jelas ini mem
udahkankan anggota organisasi untuk megetahui :
i. kepada siapa dia dapat mendelegasikan
ii. siapa yang dapat melimpahkan wewenang kepadanya
iii. kepada siapa dia bertanggungjawab
dalam proses penyusunan garis otoritas diperlukan kelengkapanp
endelegasian
wewenang, yaitu semua tugas yang diperlukan dibagi habis. Hal
ini digunakan untuk menghindari:
gaps, yaitu tugas-tugas yang tidak ada penangung ja
wabnya
overlaps, yaitu tanggung jawab untuk satu tugas
yang sama diberikan kepada lebih dari satuorang
splits, yaitu tanggung jawab atas tugas yang sama
diberikan kepada lebih dari satu-satuanorganisasi
4. Pedoman Untuk Pendeglasian Efektif
Delegasi akan mendapat kesempatan lebih baik untuk berhasil, bagi semua
pihak yang terlibat, kalau mereka memeilih bekerja sama untuk membangun
rasa saling percaya. Ini adalah salah satu situasi yang mana etika terlibat
dalam aktivitas sehari-hari organisasi.
Prasyarat :
Prasyarat paling mendasar untuk delegasi yang efektif adalah
kesediaan manajer untuk memberikan kebebasan kepada
karyawannya untuk menyeleseikan tugas yang didelegasikan.
Prasyarat kedua untuk delegasi adalah komunikasi terbuka antara
manajer dan karyawan. Manajer mengetahui kemampuan
karyawannya dapat lebih realistis memutuskan tugas mana yang
dapat didelegasikan kepada siapa.
Prasyarat ketiga untuk delegasi adalah kemampuan manajer untuk
menganalisis faktor-faktor seperti sasaran organisasi, persyaratan
tugas dan kemampuan karyawan.
Tugas dari Delegi Efektif :
Prasyarat di atas semuanya penting untuk melaksanakan tugas
pendelegasian secara efektif berikut ini :
a. Putuskan tugas mana yang dapat didelegasikan. Banyak jenis
perkerjaan yang dapat dan harus didelegasikan. Beberapa di
antaranya adalah keputusan kecil dan pekerjaan sehari-hari yang
terjadi berulang-ulang. Akan tetapi, biasanya penugasan dengan
tuntutan berat dan menantang sering kali kekuasaan didelegasikan
kepada karyawan dan akan bekerja banyak untuk
mengembangkannya.
b. Putuskan siapa yang akan mendapat penugasan. Siapa yang
mempunyai waktu luang ? Apakah pekerjaan ini memerlukan
kompetensi tertentu ? siapa yang cocok dan mendapat pengalaman
pengembangan yang bermanfaat ? Manajer harus mengajukan
pertanyaan-pertanyaan ini ketika akan memutuskan siapa yang akan
mendapat penugasan.
c. Siapkan sumber daya yang memadai untuk melaksanakan tugas yang
didelegasika. Semua wewenang yang didelegasikan di dunia tidak
akan membantu penerimaanya, bila dia tidak mempunyai sumber
daya keuangan, staf, atau waktu untuk melakukan tugas tersebut.
d. Delegasikan tugas tadi. Dalam mendelegasikan tugas, manajer yang
efektif memberikan semua informasi yang relevan mengenai tugas
tersebut. Sejauh mungkin mereka memberi gambaran hasil yang
diharapkan, bukan metode yang harus digunakan.
e. Bersiap untuk melakukan campur tangan, bila perlu. Tugas yang
didelegasikan dapat terbengkalai bila sumber daya tidak memadai
atau bila orang yang menerima delegasi melakukan tugas itu
menghadapi penolakan dari orang lain. Kadang-kadang hal ini terjadi
karena kekuasaan jenis lain berpengaruh.
f. Tetapkan sistem umpan balik. Manajer yang mendelegasikan
menetapkan sistem pemeriksaan dan umpan balik sehingga mereka
akan tetap menerima laporan kemajuan dan dapat menawarkan saran
atau “penyesuaian di tengah jalan” bila perlu.
5. Hambatan Terhadap Pendelegasian Yang Efektif
Penyebab keengganan untuk mendelegasikan wewenang adalah :
a. Perasaan tidak aman. Manajer enggan mengambil resiko untuk
melimpahkan tugas atau mungkin takut kehilangan kekuasaan bila
bawahannya terlalu baik melaksanakan tugas.
b. Ketidak mampuan manajer. Sebagian manajer bisa sangat tak
teratur dalam membuat perencanaan ke depan.
c. Ketidak percayaan kepada bawahan
d. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai
hak pembuatan keputusan yang luas
Penyebab keengganan untuk menerima pendelegasian wewenang adalah
a. Perasaan tidak aman bagi bawahan untuk menghindari
tanggungjawab dan resiko.
b. Bawahan takut dikritik atau dihukum karena membuat kesalahan.
c. Bawahan tidak mendapat cukup rangsangan untuk beban
tanggungjawab tambahan.
d. Bawahan kurang peracaya diri dan merasa tertekan bila dilimpahi
wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar.