Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR MANAJEMEN

BAB 5 WEWENANG DAN DELEGASI

Dibuat oleh:

Nama : SUSANTI (NIM : 201011200101)


ERIKA AGUSTIN (NIM : 201011200093)
NABBILA AGUSTIN (NIM : 201011200094)
Ruang : RS502
Kelas : 01SAKE014
Dosen : YENNI CAHYANI S.E.,M.M

PROGRAM STUDI AKUTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Wewenang merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak dari pada
kegiatan-kegiatan. Wewenang yang ada pada diri seseorang yang bersifat formal harus
didukung pula dengan wewenang yang bersifat informal , untuk mendapatkan kerjasama
yang baik dengan bawahan. Di samping itu wewenang juga tergantung pada kemam
menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi. Untuk mencapai tujuan
organisasi yang efektif dan efisien, maka perlu adanya pendelegasian tugas dari atasan ke
bawahan. Pendelegasian tugas ini juga harus dibarengi dengan pendelegasian wewenang,
sebab pendelegasian tugas tanpa pendelegasian wewenang sama halnya orang mau pergi
tapi tak punya uang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat ditentukan rumusan masalah
sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud wewenang?
b. Apa yang dimaksud wewenang formal?
c. Apa yang dimaksud wewenang lini, staf, dan fungsional?
d. Apa yang dimaksud pendelegasian wewenang?
e. Apa manfaat dan hambatan pendelegasian?
f. Bagaimana pendelegasian yang efektif?
g. Apa prinsip-prinsip pendelegasian?

1.3 TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah :
a. Mengetahui pengertian wewenang.
b. Mengetahui pengertian wewenang formal.
c. Mengetahui tentang wewenang lini, staf, dan fungsional.
d. Mengetahui pengertian pendelegasian wewenang.
e. Mengetahui manfaat dan hambatan pendelegasian.
f. Mengetahui pendelegasian yang efektif.
g. Mengetahui prinsip-prinsip pendelegasian.
BAB II
PEMBAHASAN

3.1 Wewenang
Adalah hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
agar tercapai tujuan tertentu. Unsur yang ada di dalam wewenang :
1. Seseorang mempunyai wewenang karena posisi yang diduduki, bukan karena
karakteristik pribadinya.
2. Wewenang tersebut di terima oleh bawahan karena memiliki hak yang
sesungguhnya.
3. Wewenang berlaku dari atas ke bawah sesuai dengan struktur hierarki
organisasi.

3.2 Wewenang Formal


T. Hani Handoko membagi wewenang dalam dua sumber, yaitu :
1. Teori Formal (klasik) Merupakan wewenang pemberian atau pelimpahan dari orang
lain, wewenang ini berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan secara
hukum diturunkan dari tingkat ke tingkat. Pandangan ini menelusuri sumber tertinggi
dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, dimana untuk oranisasi perusahaan
adalah pemilik atau pemegang saham.
2. Teori Penerimaan Wewenang timbul hanya apabila hal itu diterima oleh kelompok
atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan dan ini tidak tergantung
pada penerima (receiver). Otoritas terletak pada orang yang dipengaruhi dan bukan
pada yang mempengaruhi. Dua pandangan sumber wewenang jika dibagankan adalah
sebagai berikut :

3.3 Wewenang lini, staf dan fungsional


Dalam suatu organisasi pemimpinlah yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya. Dan dalam mempertanggungjawabkan bukan
berarti dia sendiri yang melakukan, karena waktu, pehatian dan pengetahuan yang
terbatas, maka dapat menunjuk seseorang yang tepat untuk melaksanakannya, ini bisa lini,
staf, fungsional atau sekelompok orang yang berupa suatu panitia.

Wewenang Lini (line authority)


Bagian organisasi yang secara langsung bertanggung jawab untuk mencapai
tujuan organisasi. Melakukan tugas-tugas pokok dari suatu organisasi atau perusahaan.
Atasan langsung memberi wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai yang
diturunkan kebawah melalui tingkatan organisasi.

Wewenang Staf (staff authority)


Memberikan nasehat dan layanan pada lini dan manajer, dalam melaksanakan
fungsinya tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama perusahaan atau organisasi.
Hak yang dipunyai oleh satuan-satuan atau para spesialis untuk menyarankan, memberi
rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia lini. Staf dibagi dua, yaitu :
• Staf Pribadi Membantu manajer dalam melaksanakan beberapa atau semua fungsinya
• Staf Khusus Memusatkan kemampuan mereka dalam satu bidang khusus dan
membuatpelayanan tersedia bagi departemen lain

Wewenang Staf Fungsional (functional staff authority) Hubungan terkuat yang


dimiliki staf dengan satuan lini. Bila spesialis staf diberi wewenang fungsional oleh
manajemen puncak maka dia mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai
dengan kegiatannya. Memiliki hak untuk mengendalikan kegiatan yang dilaksanakan
dalam departemen lainnya selama berkaitan dengan tanggung jawab staf spesifik.
Konsekuensi organisasi atau perusahaan yang menggunakan staf yaitu menambah
biaya administrasi, struktur organisasi menjadi kompleks dan kekuasaan, tanggung jawab
serta akuntabilitas.

3.4 Pendelegasian wewenang


Delegasi dapat diartikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
formal dari atasan kepada orang lain untuk melaksanakan tugas tertentu. Sedangan
delegasi wewenang adalah proses pengalihan wewenang dari atasan kepada orang yang
ditunjuk.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mendelegasikan suatu kegiatan kepada orang yang
ditunjuk, yaitu :
1. Menetapkan dan memberikan tujuan kegiatan yang akan dilakukan
2. Melimpahkan sebagian wewenang kepada orang yang ditunjuk
3. Orang yang ditunjuk mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus
dilaksanakan agar tercapainya tujuan
4. Menerima hasil pertanggungjawaban bawahan atas kegiatan yang dilimpahkan Chester
Barnard mengatakan bahwa seseorang bersedia menerima komunikasi yang bersifat
kewenangan bila memenuhi :
a. Memahami komunikasi tersebut
b. Tidak menyimpang dari tujuan organisasi
c. Tidak bertentangan dengan kepentingan pribadi
d. Mampu secara mental dan fisik untuk mengikutinya

3.5 Manfaat dan hambatan pendelegasian


Manfaat dari adanya pendelegasian wewenang, yakni :
• Makin banyak tugas manajer yang dapat dilimpahkan makin banyak kesempatan
baginya untuk
mencari & menerima peningkatan tanggung jawab dari tingkatan manajer yang lebih
tinggi
• Pelimpahan akan memberikan keputusan yang lebih baik
• Pelimpahan yang efektif mempercepat pembuatan keputusan
• Tugas manajer bukan hanya pada satu kegiatan saja, oleh karena itu tugas yang
dianggap orang lain bisa melakukannya, dilimpahkan kepada orang yang ditunjuk. Hal
ini agar tercapai efektivitas dan efisiensi kerja
• Manajer lebih memperhatikan pada tugas-tugas yang perlu penanganan lebih serius dan
penting demi kelangsungan organisasi
• Manajer tidak harus mempelajari semua permasalahan karena adanya keterbatasan
• Mendorong dan mengembangkan bawahan yang menerima pelimpahan wewenang
Hambatan
yang menyebabkan pendelegasian gagal dijalankan adalah sebagai berikut :
Dari segi manajer :
1. Manajer merasa berkurang haknya dalam memutuskan sesuatu.
2. Manajer tidak mau menghadapi risiko atas kegagalan tugas.
3. Manajer tidak percaya atas kemampuan bawahannya.
4. Manajer berpendapat bahwa bawahan akan lbih senag bila tidak mempunyai hak
pembautan keputusan yang luas.
5. Manajer merasa terancam posisinya bila bawahan yang menerima pelimpahan
tugas dalam mengerjakannya lebih efektif.
6. Manajer tidak mempunyai kemampuan manajerial untuk mendelegasiakn tugasnya.

Dari segi karyawan yang menerima delegasi :


1. Menerima tambahan tanggung jawab dan akuntabilitas.
2. Perasaan akan membuat kesalahan dan menerima kritikan.
3. Kurang percaya diri akan kemampuannya.

3.6 Pendelegasian yang efektif


Yang perlu ada dalam wewenang agar wewenang tersebut ditaati, yaitu :
1. Kekuasaan (power) Kemampuan untuk melakukan hak tersebut, dengan cara
mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya wewenang dibagi
menjadi dua, yakni :
a. kekuasaan posisi (potition power) Didapat dari wewenang formal, besarnya
tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.
b. kekuasaan pribadi (personal power) Berasal dari para pengikut dan didasarkan pada
seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada pemimpin.
Wewenang dibagi menjadi 8 sumber, yaitu:
1. Reward power (kekuasaan balas jasa) Kekuasaan imbalan didasarkan atas
kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan kepada orang lain (pengikutnya)
karena kepatuhan mereka. Kekuasaan imbalan digunakan untuk mendukung
kekuasaan legitimasi. Berupa uang, perkembangan karir dan sebagainya yang
diberikan untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.
2. Coercive power (kekuasaan paksaan) Hukuman adalah segala konsekuensi
tindakan yang dirasakan tidak menyenangkan bagi orang yang menerimanya, dan
ditujukan untuk merubah tingkah laku. Contoh: Perilaku para karyawan yang
tidak baik bisa menjadi baik dengan adanya paksaan atasan. Jenis hukuman dapat
berupa pembatalan promosi, pembatalan bonus maupun pelaksanaan hukuman
seperti skors, PHK, potong gaji, teguran di muka umum, dan sebagainya.
3. Legitimate power (kekuasaan sah) Yakni kekuasaan yang dimiliki seorang
pemimpin sebagai hasil dari posisinya dalam suatu organisasi atau lembaga.
Kekuasaan yang memberi otoritas atau wewenang (authority) kepada seorang
pemimpin untuk memberi perintah, yang harus didengar dan dipatuhi oleh anak
buahnya.
4. Control of information power (kekuasaan pengendali informasi) Memiliki akses
atau (jangkauan) atas informasi yang relevan dan penting merupakan kekuasan.
Pemimpin yang tidak mempunyai kekuasan tidak mempunyai sumber daya atau
jangkuan informsi atau maka tidak memiliki hak prerogatif dalam pengambilan
keputusan yang diperlukan agar produktif.
5. Logo Microsoft Perusahaan Software Terbesar di Dunia
6. Referent power (kekuasaan panutan) Jenis kekuasaan ini sangat dipengaruhi dari
seberapa besar kharisma seseorang.
7. Expert power (kekuasaan ahli) Individu yang mendapatkan kekuasaan ahli bila
memiliki kemampuan atau keterampilan yang baik dalam bidang tertentu. Apabila
individu tidak tergantikan posisinya dalam suatu organisasi maka semakin besar
pula kekuasaannya. Wewenang ada dua sisi, yaitu sisi positif yang ditandai dengan
pencapaian tujuan bersama atau kelompok. Manajer disini berusaha mendorong
bawahannya untuk mengembangkan kecakapan dan kekuatan, baik secara individu
maupun kelompok. Sisi negatif memandang bahwa dengan kekuasaan berarti
menguasai orang lain yang lebih lemah, jadi memandang seseorang sebagai
pesuruh saja.
8. Batasan-batasan internal dan eksternal untuk wewenang dan kekuasaan. Gambar
Batasan-batasan Wewenang dan Kekuasaan
1. Tanggung jawab & akuntabilitas Kewajiban untuk melakukan sesuatu yang
timbul bila seseorang bawahan menerima wewenang dari atasanya. Sedangkan
akuntabilitas adalah permintaan pertanggungjawaban atas pemenuhan tanggung
jawab yang dilimpahkan kepadanya. Wewennag harus berbanding lurus dengan
tanggung jawab serta kebebasan dalam mengambil keputusan.
2. Pengaruh (influence)Transaksi dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk
melaksanakan suatu kegiatan.

3.7 Prinsip-prinsip pendelegasian yang efektif


a. Prinsip skalar Perlu adanya garis wewenang yang jelas agar tidak
membingungkan orang yang menerima pendelegasian, manajer harus
memikirkan kepada siapa pendelegasian ini akan diberikan. Umpan balik dari
orang yang menerima deegasi tadi yaitu kepada siapa harus
mempertanggungjawabkan tugasnya.
b. Prinsip kesatuan perintah Satu tugas satu kepala, kepada siapa
pertanggungjawaban ini diberikan, ini tergantung pada dari siapa dia menerima
delegasi tugas.
c. Tanggung jawab, wewenang dan akuntabilitas Tanggung jawab untuk tugas-
tugas tertentu diberikan ke tingkat organisasi paling bawah, ada cukup
kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya agar tercapai efisiensi tugas.
Untuk itu orang yang menerima pelimpahan tugas harus diberi wewewnang
yang cukup, sehingga dia dapat mempertanggungjawabkan tugasnya pada
atasan.
3.8 Study Kasus
Contoh kasus dalam perusahaan !

PT Permata Griya Asri, bergerak dalam developer, mengalami konflik antara


perusahaan dengan karyawan. Konflik ini terjadi kesengajaan direksi yang
menyebabkan pengunduran gaji karyawan. Adanya perubahan dalam perusahaan
mengenai pemunduran pembagian gaji atau upah kerja karyawan , namun pihak
perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa
diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan
yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung melibatkan
kepolisian untuk menjadi pihak ketiga dalam permasalahan ini. Perusahaan manapun
pasti pernah mengalami konflik internal.

Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan
lingkup konflik yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu
mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan
tentang strategi bisnis di kalangan manajemen. Contoh lainnya dari konflik yang relatif
besar yakni antara karyawan dan manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita
sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak konflik dalam bentuk demonstrasi dan
pemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan,
keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.

Penyebab terjadinya kasus tersebut dalam perusahaan !

Konflik ini terjadi yang disebabkan oleh adanya kesengajaan direksi terhadap
karyawan. Adanya perubahan dalam perusahaan mengenai jadwal gaji atau upah kerja
karyawan , namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga
karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan.

Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu


perusahaan. Disebabkan kurangnya moral direksi terhadap karyawan sehingga
menimbulkan tindakan semena-mena terhadap karyawannya. Sangat mungkin untuk
meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari sikap juga harus di perhatikan.

Konflik dalam perusahaan juga sering terjadi antar karyawan, hal ini biasanya
terjadi karena masalah diluar perusahaan, misalnya tersinggung karena ejekan, masalah
ide yang dicuri, dan senioritas. Perusahaan yang baik harus bisa menghilangkan
masalah senioritas dalam perusahaan. Hal ini dapat meminimalisir masalah yang akan
timbul, kerena dengan suasanya yang harmonis dan akrab maka masalah akan sulit
untuk muncul.

Siapa yang bertanggung jawab dalam atas terjadinya kasus dalam perusahaan
tersebut ?

Yang bertanggung jawab sudah pasti pemilik perusahaan, staff-staff dibawah


pemilik perusahaan, dan pihak perusahaan yang berkaitan dengan kasus tersebut..
Bagaimana kondisi perusahaan saat ini ?

Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan,


Namun tindakan ini berujung melibatkan kepolisian untuk menjadi pihak ketiga dalam
permasalahan ini.

Saran dalam penyelesaian kasus dalam perusahaan tersebut !

Seharusnya atasan harus bisa membaca pikiran atau keinginan para


karyawannya, atasan juga harus sering berkomunikasi langsung dengan para
karyawannya sehingga tidak terjadi miss communication, dengan begitu atasan dapat
mengetahui bagaimana sifat dan keinginan para karyawannya tersebut. Dalam
mengubah kebijakan mengenai jadwal pembayaran gaji atau upah kerja karyawan
seharusnya ikut di bicarakan dengan para karyawan, karena perubahan kebijakan dalam
suatu perusahaan harus segera di beritahukan kepada pihak yang bersangkutan
termasuk para karyawan juga, apalagi mengenai gaji.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
A.1 MATERI
Dari pembahasan tersebut maka dapat diambil kesimpulan berikut :
1. Wewenang adalah hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak
melakuk an sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
2. Wewenang formal Wewenang dibagi menjadi 2 sumber, yaitu :
a. Teori formal
b. Teori penerimaan
3. Wewenang lini, staf, dan fungsional Wewenang Lini (line authority) Melakukan
tugas-tugas pokok dari suatu organisasi atau perusahaan. Wewenang Staf (staff
authority) Memberikan nasehat dan layanan pada lini dan manajer, dalam
melaksanakan fungsinya tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama
perusahaan atau organisasi. Staf dibagi dua, yaitu :
a. Staf Pribadi
b. Staf Khusus Wewenang Staf Fungsional (functional staff authority) Memiliki
hak untuk mengendalikan kegiatan yang dilaksanakan dalam departemen
lainnya selama berkaitan dengan tanggung jawab staf spesifik.
4. Pendelegasian wewenang adalah proses pengalihan wewenang dari atasan kepada
orang yang ditunjuk.
5. Manfaat dan hambatan pendelegasian Manfaat pendelegasian :
• Makin banyak tugas manajer yang dapat dilimpahkan makin banyak kesempata
baginya untuk mencari & menerima peningkatan tanggung jawab dari tingkatan
manajer yang lebih tinggi
• Pelimpahan akan memberikan keputusan yang lebih baik
• Pelimpahan yang efektif mempercepat pembuatan keputusan
• Tugas manajer bukan hanya pada satu kegiatan saja, oleh karena itu tugas yang
dianggap orang lain bisa melakukannya, dilimpahkan kepada orang yang
ditunjuk. Hal ini agar tercapai efektivitas dan efisiensi kerja
• Manajer lebih memperhatikan pada tugas-tugas yang perlu penanganan lebih
serius dan penting demi kelangsungan organisasi
• Manajer tidak harus mempelajari semua permasalahan karena adanya
keterbatasan
• Mendorong dan mengembangkan bawahan yang menerima pelimpahan
wewenang Hambatan pendelegasian :
a. Dari sisi manajer
b. Dari sisi karyawan yang didelegasikan

6. Pendelegasian yang efektif membutuhkan 3 hal, yakni :


a Kekuasaan (power)
b Tanggung jawab & akuntabilitas
c Pengaruh (influence)
7. Prinsip-prinsip pendelegasian ada 3, yaitu :
a. Prinsip skalar
b. Prinsip kesatuan perintah
c. Tanggung jawab, wewenang dan akuntabilitas

A.2 STUDY KASUS


1. Siapa yang bertanggung jawab dalam atas terjadinya kasus dalam perusahaan
tersebut ?
Yang bertanggung jawab sudah pasti pemilik perusahaan, staff-staff dibawah
pemilik perusahaan, dan pihak perusahaan yang berkaitan dengan kasus tersebut..

2. Bagaimana kondisi perusahaan saat ini ?


Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun
tindakan ini berujung melibatkan kepolisian untuk menjadi pihak ketiga dalam
permasalahan ini.

SARAN
B.1 MATERI
Dengan adanya wewenang dan delegasi wewenang dalam suatu organisasi
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi tersebut.
Asalkan pelaksanaan wewenang dan delegasi wewenang masih memegang teguh
tanggung jawab utamanya.

B.2 STUDY KASUS


Seharusnya atasan harus bisa membaca pikiran atau keinginan para
karyawannya, atasan juga harus sering berkomunikasi langsung dengan para
karyawannya sehingga tidak terjadi miss communication, dengan begitu atasan dapat
mengetahui bagaimana sifat dan keinginan para karyawannya tersebut. Dalam
mengubah kebijakan mengenai jadwal pembayaran gaji atau upah kerja karyawan
seharusnya ikut di bicarakan dengan para karyawan, karena perubahan kebijakan dalam
suatu perusahaan harus segera di beritahukan kepada pihak yang bersangkutan
termasuk para karyawan juga, apalagi mengenai gaji.

Anda mungkin juga menyukai