Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang sangat penting dan vital dalam organisasi
manajemen / kantor. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang agar mereka bisa
menjalankan operasi manajemen dengan baik. Wewenang merupakan syaraf yang berfungsi
sebagai penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Wewenang yang ada pada diri seseorang yang
bersifat formal harus didukung pula dengan wewenang yang bersifat informal , untuk
mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Di samping itu wewenang juga tergantung
pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan. Wewenang berfungsi
untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi. Untuk mencapai tujuan
organisasi yang efektif dan efisien, maka perlu adanya pendelegasian tugas dari atasan ke
bawahan. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah konsekuensi logis dari semakin besarnya
organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya
organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dia sendiri. Bila atasan menghadapi banyak
pekerjaan yang tak dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi.
Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih
memperkuat organisasi, terutama di saat terjadi perubahan susunan manajemen.  Yang penting
disadari adalah di saat kita mendelegasikan wewenang kita memberikan otoritas pada orang lain,
namun kita sebenarnya tidak kehilangan otoritas orisinilnya. Ini yang sering dikhawatirkan oleh
banyak orang. Mereka takut bila mereka melakukan delegasi, mereka kehilangan wewenang,
padahal tidak, karena tanggung jawab tetap berada pada atasan. Ciptakan budaya bahwa
pendelegasian wewenang adalah upaya agar manajer menjadi semakin matang.
Melatarbelakangi pembuatan makalah yang berjudul “Pendelegasian Wewenang” yakni ingin
mempelajari dan memperdalam tentang ilmu manajemen khususnya tentang pendelegasian
wewenang.
B. RumusanMasalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendelegasian wewenang?


2. Apa arti dari wewenang?
3. Bagaimana pembagian delegasi?
4. Bagaimana pola pendelegasian wewenang?
5. Mengapa delegasi diperlukan?
6. Apa manfaat dan hambatan pendelegasian?
7. Bagaimana delegasi yang efektif?
8. Apa saja prinsip-prinsip pendelegasian?
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDELEGASIAN WEWENANG


1. Menurut Drs. H. Malayu SP. Hasibuan

 Pendelegasian wewenang adalah memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator
kepada delegate untuk dikerjakannya.

2. Harold koontz  & Cyril o’donnel

 Pendelegasian wewenang merupakan pokok yang didapat kembali oleh si pemberi wewenang.
Hal itu adalah suatu sifat wewenang, pemilik wewenang (manajer) tidak selamanya
menyelesaikan sendiri kekuasaan itu dengan menyerahkan wewenang itu.

Banyak arti tentang pendelegasian wewenang yaitu :

a. Pendelegasian wewenang merupakan dinamika organisasi, karena dengan pendelegasian


wewenang ini para bawahan mempunyai wewenang sehingga mereka dapat mengerjakan 
sebagian pekerjaan delegatornya.
b. Pendelegasian wewenang merupakan proses yang bertahap dan yang menciptakan
pembagian kerja, hubungan kerja dan adanya hubungan kerja sama dalam suatu
organisasi atau perusahaan.
c. Pendelegasian wewenang dapat memeperluas ruang gerak dan waktu seorang manajer.
d. Pendelegasian wewenang, manajer tetap bertanggungjawab terhadap tercapainya tujuan
perusahaan.
e. Pendelegasian wewenag menjadi ikatan formal dalam suatu organisasi.
f. Pendelegasian wewenag menjadi ikatan formal dalam suatu organisasi.

Wewenang (authority) merupakan kunci daripada pekerjaan seorang manajer. Arti sebenarnya
dari seorang manajer dalam sebuah organisasi dan hubungannya dengan orang lain pada
organisasi tersebut terlihat pada wewenang yang diimilikinya. Yang mengikat bagian-bagian
daripada suatu struktur organisasi adalah hubungan wewenang.
B. PANDANGAN WEWENANG FORMAL

Wewenang adalah suatu bentuk kekuasaan, sering kali dipergunakan secara lebih luasuntuk
merujuk kemampuan manusia menggunakan kekuasaan sebagai hasil dari ciri-ciriseperti
pengetahuan atau gelar seperti hakim. Terutama, wewenang formal adalah kekuasaan sah.

Wewenang formal adalah tipe kekuasaan yang kita hubungkan dengan struktur organisasidan
manajemen. Kekuasaan itu berdasarkan pengakuan keabsahan usaha manajer untuk
menggunakan pengaruh.

a) Pandangan Klasik

Pandangan klasik wewenang menunjukan bahwa wewenang berasal dari tingkat yangamat
tinggi, dan kemudian secara hukum diteruskan ke bawah melalui tingkat demi tingkat. 

b) Pandangan Penerimaan

Pandangan penerimaan wewenang, mengatakan dasar wewenang terletak dalam diri orang yang
dipengaruhi  bukannya orang yang mempengaruhi. Pandangan ini dimulai dengan pengamatan
bahwa tidak semua hukum atau perintah sah dipatuhi dalam semua keadaan. Kuncinya adalah
penerima memutuskan apakah akan menerima atau tidak.

C. WEWENANG LINI, STAF, DAN FUNGSIONAL


1. Wewenang lini 

adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan
langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan
tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.

2. Wewenang staf 

adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan,
memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi
oleh orang yang duduk sebagai staf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner,
metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya.
Baishline mengajukan enam pokok kualifikasi yang harus dipengaruhi oleh seorang
staf, yaitu :

a) Pengetahuan yang luas tempat dimana dia bekerja.


b) Mempunyai sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif,
pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
c) Mempunyai semangat kerja yang baik.
d) Mempunyai kestabilan emosi dan tingkah laku yang sopan
e) Kesederhanaan
f) Kemauan yang baik dan optimis

3. Wewenang staf fungsional 

adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini. Agar wewenang
yang dimiliki oleh seseorang dapat ditaati oleh bawahan maka diperlukan adannya
kekuasaan.

Kekuasaan (power) 

yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut, dengan cara mempengaruhi individu,
kelompok, keputusan. Menurut jenisnya kekuasaan dibagi menjadi 2 yaitu:

a) Kekuasaan posisi (position power) yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini
tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.
b) Kekuasaan pribadi (personal power) berasal dari para pengikut dan didasarkan pada
seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada pimpinan.

Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab (responsibility) 

yaitu kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima
wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung jawaban atas pemenuhan
tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang penting untuk diperhatikan bahwa
wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang akan diberikan dan
diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil.
Pengaruh (influence)

yaitu transaksi dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan
sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena status jabatan,
kekuasaan dan menghukum, pemilikan informasi lengkap juga penguasaan saluran komunikasi
yang lebih baik.

Menurut sumber, wewenang dibagi menjadi 6 kekuasaan, yaitu :

a) Kekuasaan balas jasa (reward power) berupa uang, suaka, perkembangan karier dan
sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.
b) Kekuasaan paksaan (Coercive power) berasal dari apa yang dirasakan oleh seseorang
bahwa hukuman ( dipecat, ditegur, dan sebagainya ) akan diterima bila tidak melakukan
perintah,
c) Kekuasaan sah (legitimate power) Berkembang dari nilai-nilai intern karena seseorang
tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya.
d) Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power) berasal dari
pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan dengan pemberian atau
penahanan informasi yang dibutuhkan.
e) Kekuasaan panutan (referent power) didasarkan atas identifikasi orang dengan
pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.
f) Kekuasaan ahli (expert power) yaitu keahlian atau ilmu pengetahuan seseorang dalam
bidangnya.
D. POLA PENDELEGASIAN WEWENANG

Pola pendelegasian yang membawa hasil memiliki ciri-ciri khusus yang harus dipahami oleh
setiap orang. Ciri-ciri khusus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pendelegasian yang menghasilkan bukanlah pendelegasian pesuruh/babu.

2. Pendelegasian yang menghasilkan adalah pendelegasian penata layanan.

ASPEK-ASPEK PENDELEGASIAN

Fokus pendelegasian adalah hasil kerja yang diharapkan tercapai, dalam upaya menggapai
sasaran/tujuan akhir dari organisasi.

Sikap dalam melaksanakan Pendelegasian Wewenang

Pendelegasian dilaksanakan dengan sikap hormat yang didasarkan atas penghargaan dan
kesadaran terhadap diri sendiri sebagai sesuatu yang "berharga", serta memerhatikan harga diri
dan kehendak bebas orang lain, di mana setiap pekerja dipandang sebagai subjek, dan bukan
objek kerja.

Personal attitude yang harus dimiliki manajer yang melakukan pendelegasian wewenang adalah :

a. Manajer harus memberikan kesempatan kepada pendapat-pendapat orang lain terutama


bawahan untuk dilakukan demi kemajuan perusahaan.

b. Manajer dalam pendelegasian wewenangnya supaya efektif, harus bersedia untuk memberikan
kepercayaan kepada bawahannya untuk membuat suatu keputusan dan melaksanakan
pekerjaanya dengan sebaik-baiknya.

c. Manajer dalam pendelegasian wewenangnya harus bersedia dan memaafkan kesalahan


bawahan sepanjang kesalahan itu wajar dan dianggap biasa.

d. Kesediaan untuk mengadakan dan menggunakan pengendalian yang luas, ketat, efektif, dan
intensif dengan alat-alat dan sitem-sistem pengendalian yang baik

Pendelegasian yang menghasilkan harapan-harapan

1. Menekankan pada tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau diinginkan pada waktu
depan yang telah ditentukan ("desired results").
2. Pelaksanaannya dilandasi pedoman/petunjuk ("guidelines") yang jelas, baik bagi tugas
maupun pelaksana tugas. 
3. Melibatkan sumber-sumber daya ("resources") yang pasti. 
4. Dinyatakan dengan adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban ("responsibility"
dan "accountability").Mempertimbangkan risiko-risiko yang akan terjadi atau ditindaki
("consequences").
KEGIATAN DELEGASI

1. Prioritas

Prioritas merupakan kegiatan penting dalam pencapaian sasaran pimpinanpribadi maupun


sasaran perusahaan. Kegiatan ini mencakupperencanaan,pemberian, motivasi, dan pelaksanaan
evaluasi bagi karyawan,pendelegasian, penetapan, sasaran, pengembangan professional dan
pemeliharaan hubungan bisnis yang penting.

2. Kegiatan yang memerlukan waktu

merupakan kegiatan yang relatifpenting yang memang berkonstribusiterhadap pencapaian


sasaran, walaupun tidak sepenting prioritas. Sebagianbesar rapat, pembicaraan telepon,
perjalanan dinas, pembuatan laporandan bahan tertulis termasuk dalamkategori ini.

3. Kegiatan  Yang ingin dilakukan

Kegiatan semacam ini berguna,danmembuat lingkungan kerja menjadilebih nyaman, misalnya,


tidaklah terlalu perlu bahwa jendela-jendeladiberishkan, arsip disusutkan, tetapi memang hal
semcam itu ingindilakukan oleh siapun.Namun demikian, kegiatan itu tidak sepentingseperti
kegiatan yang memerlukan waktu, dan akibatnya tidak begitu besar jika dilaksanakan dengan
tidak bergitu baik.

4. Kegiatan yang memboroskan waktu

Ini merupakan kegiatan remeh dan tidak penting yang sama sekali tidak berkonstribusi kepada
pencapaian sasaran pribadi atau sasaranperusahaan, seperti mencari barang yang salah taruh,
membolak-balik kertas, mendapat gangguan, mengingat-ingat kembali karena lalai,menunda-
nunda dan sebagainya, memboroskan waktunya.

E. MENGAPA DELEGASI DIPERLUKAN

Alasan perlunya pendelegasian, yaitu:

1. Memungkinkan manajer dapat mencapai lebih dan bila mereka menangani setiap tugas
sendiri.
2. Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
3. Manajer dapat memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
4. Bawahan dapat tumbuh, berkembang dan alat untuk belajar dari kesalahan

Delegasi  dibutuhkan karena manajer mungkin hanya menguasai  “the big picture”, tidak cukup
mengerti secara terperinci dan tidak selalu mempunyai semua pengetahuan yang dibutuhkan
untuk membuat keputusan. Sehingga untuk mengefisienkan penggunaan sumber daya,
pelaksanaan tugas tertentu didelegasikan kepada tingkatan organisasi yang serendah mungkin di
mana terdapat cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.

F. MANFAAT DAN HAMBATAN PENDELEGASIAN

Manfaat Pendelegasian :

a. Semakin banyak tugas yang didelegasikan, semakin besar peluang mereka untuk mencari
dan menerima lebih banyak tanggung jawab dari manajer tingkat yang lebih tinggi.

b. Membantu karyawan untuk menerima mempratekan tanggung jawab yang diberikan.

c. Lebih banyak pekerjaan yang akan bisa diselesaikan

d. Karwaryawan bawahan dapat berkembang

e. Manager sendiri bisa fokus pada pekerjaannya sendiri

Hambatan dari pimpinan :

a) Pimpinan kurang yakin akan kemampuan karyawan.


b) Merasa mampu untuk mengerjakanya sendiri.
c) Kurang memiliki kemampuan untuk mendidik kader.
d) Takut wewenangnya akan berkurang atau bawahan melakukan tugas dengan baik.
e) Tidak mau menanggung risiko.

Hambatan dari karyawan:

a. Delegasi berarti bawahan menerima tambahan tanggung jawab dan akuntabilitas.


Terkadang lebih mudah pergi ke manajer untuk memecahkan suatu masalah daripada
membuat keputusan sendiri. 

b. Selalu ada perasaan bahwa bawahan akan melaksanakan wewenang barunya dengan
salah dan menerima kritik.

c. Banyak bawahan kurang mempunyai kepercayaan diri dan merasa tertekan bila
dilimpahai wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar.
Agar proses pendelegasian berjalan dengan efektif diperlukan berbagai cara untuk mengatasi
atau menanggulangi hambatan-hambatan tersebut di atas. Persyaratan utama untuk pendelegasian
efektif adalah kesediaan manajemen untuk memberikan kepada bawahan kebebasan yang
sesungguhnya untuk melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya. Dan mereka harus
dibiarkan untuk mengembangkan pemecahan masalahnya sendiri dan belajar dari kesalahan
mereka. Kesalahan bawahan seharusnya tidak menyebabkan manajer mengurangi delegasi tetapi
memberikan latihan atau dukungan yang lebih kepada bawahan.
Pengembangan komunikasi antara manajer dan bawahan akan meningkatkan saling
pengertian dan membuat delegasi lebih efektif. Manajer yang mengetahui kemampuan
bawahannya akan dapat lebih realistis menentukan tugas-tugas mana dapat didelegasikan kepada
bawahan tertentu. Bawahan yang didorong untuk menggunakan kemampuannya dan merasa
manajer mereka akan memberikan dukungan akan lebih bersemangat dalam meneriama
tanggung jawab.

G. DELEGASI YANG EFEKTIF


Delegasi akan mendapat kesempatan lebih baik untuk berhasil, bagi semua pihak yangterlibat,
kalau mereka memeilih bekerja sama untuk membangun rasa saling percaya. Ini adalah salah
satu situasi yang mana etika terlibat dalam aktivitas sehari-hari organisasi. Prasyarat paling
mendasar untuk delegasi yang efektif adalah kesediaan manajer untuk memberikan kebebasan
kepada karyawannya untuk menyeleseikan tugas yangdidelegasikan. Prasyarat kedua untuk
delegasi adalah komunikasi terbuka antara manajer dankaryawan. Manajer mengetahui
kemampuan karyawannya dapat lebih realistismemutuskan tugas mana yang dapat didelegasikan
kepada siapa. Prasyarat ketiga untuk delegasi adalah kemampuan manajer untuk
menganalisisfaktor-faktor seperti sasaran organisasi, persyaratan tugas dan kemampuan
karyawan.
Tugas dari Delegasi yang Efektif :

Prasyarat di atas semuanya penting untuk melaksanakan tugas pendelegasian secara


efektif berikut ini :

a. Putuskan tugas mana yang dapat didelegasikan.

Banyak jenis perkerjaan yang dapatdan harus didelegasikan. Beberapa di antaranya adalah
keputusan kecil dan pekerjaansehari-hari yang terjadi berulang-ulang. Akan tetapi, biasanya
penugasan dengantuntutan berat dan menantang sering kali kekuasaan didelegasikan kepada
karyawandan akan bekerja banyak untuk mengembangkannya. 

b. Putuskan siapa yang akan mendapat penugasan.


- Siapa yang mempunyai waktu luang?
- Apakah pekerjaan ini memerlukan kompetensi tertentu ?
- siapa yang cocok danmendapat pengalaman pengembangan yang bermanfaat ?

Manajer harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini ketika akan memutuskan siapa yang
akan mendapat penugasan.

c. Siapkan sumber daya yang memadai untuk melaksanakan tugas yang didelegasikan

Semua wewenang yang didelegasikan di dunia tidak akan membantu penerimannya, bila
dia tidak mempunyai sumber daya keuangan, staf, atau waktu untuk melaksanakan tugas
tersebut.

d. Delegasikan tugas tadi

Dalam mendelegasikan tugas, manajer yang efektif memberikan semua informasi yang
relevan mengenai tugas tersebut. Sejauh mungkinmereka memberi gambaran hasil yang
diharapkan, bukan metode yang harusdigunakan.

e.  Bersiap untuk melakukan campur tangan, bila perlu.

Tugas yang didelegasikan dapat terbengkalai bila sumber daya tidak memadai atau bila orang
yang menerima delegasi melakukan tugas itu menghadapi penolakan dari orang lain. Kadang-
kadang hal ini terjadi karena kekuasaan jenis lain berpengaruh.

f. Tetapkan sistem umpan balik.

Manajer yang mendelegasikan menetapkan system pemeriksaan dan umpan balik sehingga
mereka akan tetap menerima laporan kemajuan dan dapat menawarkan saran atau “ Penyesuaian
di tengah jalan ”bila perlu.
H. PRINSIP-PRINSIP PENDELEGASIAN
a) Asas kepercayaan

Delegator akan mendelegasikan wewenangnya kepada delegate yang dapat dipercaya atas
pertimbangan objektif yaitu kecakapan, kemampuan, kejujuran, keterampilan dan
tanggungjawab.

b) Asas delegasi atas hasil yang diharapkan

Asas ini memperhatikan hasil yang akan diperoleh dari pendelegasian tersebut dengan adanya
jaminan kecakapan dan keterampilan atas hasil yang diharapkan.

c) Asas penentuan fungsi atau kejelasan tugas

Pendelegasian wewenang harus didasarkan atas job description seseorang, agar tugas yang
diberikan jelas dan dapat mencapai tujuan.

d) Asas rantai berkala

Asas ini menghendaki adanya urutan wewenang, jika manajer akan menyampaikan tugas pada
bawahan harus melalui tingkatan tingkatan yang ada seperti turun tangga. Menurut Fayol
semakin jelas garis wewenang dari manajer puncak  ke bawahan, maka semakin efektif 
tanggungjawab, pengambilan keputusan dan komunikasi.

e) Asas tingkat wewenang

Masing masing manajer pada setiap tingkat harus mengambil keputusan dan kebijaksanaan apa
saja yang dapat diambilnya sepanjang mengenai wewenang.

f) Asas kesatuan komando

Setiap bawahan diusahakan agar hanya menerima perintah dari seorang atasan saja. Tetapi
seorang atasan dapat memerintah lebih dari seorang bawahan.
g) Asas keseimbangan wewenang dan tanggungjawab

Besarnya wewenang yang didelegasikan harus sama dan seimbang dengan besarnya tugas tugas
dan tanggungjawab yang diminta, jadi manajer tidak boleh meminta tanggungjawab (hasil) yang
lebih besar dari wewenang yang didelegasikan pada bawahan.

h) Asas pembagian kerja

Untuk berfungsinya organisasi hendaknya dilakukan distribusi pekerjaan, karena tanpa adanya
pembagian kerja, manajemen tidak berarti apa apa dan semua tugas akan dikerjakan sendiri oleh
manajer.

i) Asas efisiensi

Pendelegasian wewenang akan menjadikan manajer lebih leluasa melaksanakan tugas tugas
penting daripada melakukan hal hal yang dapat dikerjakan bawahannya.

j) Asas kemutlakan tanggungjawab

Setiap delegate yang menerima wewenang, mutlak harus bertanggungjawab kepada delegator 
mengenai wewenang.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pendelegasian wewenang adalah suatu proses dan kunci dari organisasi, pendelegasian sangat
penting dalam perusahaan untuk mengatur segala aspek pekerjaan dalam perusahaan.
Pendelegasian yang baik akan menciptakan pengaturan pekerjaan dan hasil kerja yang maksimal,
yang didukung dengan pengaturan yang matang, agar tidak terjadi kesalahan dalam pekerjaan.
Dalam pendelegasian dibutuhkan rasa tanggung jawab yang baik, karena akan terjadi pembagian
kerja yang teratur, dan setiap manajer ataupun karyawan harus bekerja sama saling melengkapi
kekurangan yang ada, tidak egois, tidak memandang orang lain buruk dan selalu memberikan
proses pengerjaan dan hasil yang baik bagi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/9357242/Makalah_tentang_Wewenang_Delegasi_dan_Desentralisasi

stevianus.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/40120/Pertemuan+12-13.pdf

https://fardiansyah7fold.wordpress.com/wewenang-delegasi-dan-desentralisasi/

https://ayuagussari13.wordpress.com/2013/01/11/pendelegasian-wewenang/

http://www.academia.edu/19546101/DELEGASI

http://www.academia.edu/23717456/Pendelegasian_Wewenang_Delegation_Of_Authority

http://www.academia.edu/9357242/Makalah_tentang_Wewenang_Delegasi_dan_Desentralisasi
MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

PENDELEGASIAN WEWENANG

(Delegation Of Authority)

Dosen Pengampu :

KELOMPOK 6

Zen Amalia ( 1701617154 )

Novianny Sukma ( 1701617118 )

Olivea Aldisa ( 1701617123 )

Regina Puspita ( 1701617145 )

Sarah Sabilla (1701617167 )

Febry Dwiputri Ilyana ( 1701617175)

Heru Prasetio (1701617110 )

Universitas Negeri Jakarta

Fakultas Ekonomi

Program Studi Pendidikan Ekonomi

2017

Anda mungkin juga menyukai