A. KEKUASAAN
1. PENGERTIAN KEKUASAAN
Kekuasaan merupakan suatu kemampuan dari pihak-pihak tertentu untuk
mempengaruhi fihak-fihak lainnya, walaupun ada kemungkinan pihak-pihak tersebut
tidak menghendakinya. Kalau semua orang sederajat kedudukannya, maka tidak ada
politik, sebab politik berkaitan dengan bawahan dan atasan. Esensi dari politik adalah
justru menyangkut distribusi kekuasaan dalam perilaku institusional. Sepanjang hal
itu menyangkut “negara” maka tertib politik merupakan “wewenang visual” dimana
di dalamnya telah melembaga penggunaan sanksi-sanksi secara visual yang
menyangkut penggunaan kekuatan fisik dalam wilayah kekuasaan tertentu. Hal itu
merupakan ciri yang membedakan lembaga politik, seperti negara, dengan lembaga
atau tertib lainnya (moeis, 2008).
Adanya kekuasaan tergantung dari hubungan antara yang berkuasa dengan yang
dikuasai; ataudengan kata lain antara fihak yang memiliki kemampuan untuk
melancarkan pengaruh dan fihak lain yang menerima pengaruh ini, dengan rela atau
karena terpaksa. Apabila kekuasaan itu diterjemahkan pada diri seseorang,
makabiasanya orang itu dinamakan pemimpindan mereka yang menerima
pengaruhnya adalah pengikut-pengikutnya. Bedanya kekuasaan dengan wewenang
(authority atau legalized power) ialah bahwa wewenangadalah kekuasaan yang ada
pada seseorang atau sekelompok orang, yang mempunyai dukungan atau mendapat
pengakuan dari masyarakat; karena memerlukan pengakuan dari masyarakat itu,
maka dalam masyarakat yang sudah kompleks susunannya mengenal pembagian
kerja yang terperinci, wewenang itu biasanya terbatas mengenai hal-hal
yangdiliputnya, waktunya, dan cara menggunakan kekuasaan itu (moeis, 2008).
2. SUMBER KEKUASAAN
1.Kekuasaan Legitimasi (legitimate power). 2.Kekuasaan balas jasa (reward
power). 3.Kekuasaan paksaan (coercive power). 4.Kekuasaan referensi
(referrent power). 5.Kekuasaan Ahli (expert power).
Sumber kekuasaan menurut John Brench dan Bertram Raven (dalam Noviyanto,
), yaitu
a. Kekuasaan menghargai (reward power)
Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk
member penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah.
(bonus sampai senioritas atau persahabatan)
b. Kekuasaan memaksa (coercive power)
Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang
dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran sampai
hukuman).
c. Kekuasaan sah (legitimate power)
Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari
pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak
menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu.
d. Kekuasaan keahlian (expert power)
Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh
mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang
yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli
e. Kekuasaan rujukan (referent power)
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada
indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi c contoh atau panutan bagi yang
dipengaruhi. (karisma, keberanian, simpatik dan lain-lain.
B. WEWENANG
1. PENGERTIAN WEWENANG
didalam fungsi pengorganisasian, seorang atasan berdasarkan posisinya mempunyai
hak ataupun wewenang untuk menjalankan atau memberikan perintah kepada
bawahannya untuk menjalankan wewenangnya.menurut Louis a.allen, wewenang
adalah sejumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan pada suatu
jabatan. Sedangkan menurut g.r terry, wewenang merupakan kekuasaan resmi dan
kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lain, supaya bertindak dan taat kepada
pihak yang memiliki wewenang itu. Wewenang (authority) merupakan dasar untuk
bertindak, berbuat, dan melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu perusahaan. tanpa
wewenang orang -orang dalam perusahaan tidak dapat berbuat apa - apa. dalam
authority selalu terdapat power dan tetapi dalam power belum tentu terdapat
authority and right. Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau
memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai
tujuan tertentu. Wewenang ini merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang
dari posisi atasan ke bawahan dalam organisasi.
C. DELEGASI
1. PENGERTIAN DELEGASI
Delegasi adalah perwakilan atau utusan untuk proses perdamaian dan penunjukan
langsung mengirimnya ke salah satu wakil dari kelompok atau lembaga. Delegasi
menurut Hukum Perdata adalah penyerahan oleh yang berutang kepada orang lain
yang wajib memenuhi re sebelumnya berutang.
Delegasi tak meyebabkan pembaharuan utang, kecuali debitur berutang
membebaskan utang obligasi pertama. Sedangkan pengertian hukum konstitusi
Delegasi adalah mentransfer hak, tugas atau kewajiban oleh badan pemerintah di
bawah tingkat tubuh (aris, 2019).
Asas kepercayaan
Asas penentuan tugas yang dilakukan manajer kepada bawahannya harus secara jelas
disertai hasil yang diharapkan.
Menurut asas ini masing-masing manajer pada setiap tingkat harus mengambil
keputusan dan kebijakan apa saja yang dapat diambilnya sepanjang mengenai
wewenangnya.
Setiap bawahannya harus diusahakan agar hanya menerima perintah dari seorang
atasan saja. Namun atasan dapat memerintah lebih dari satu bawahan.
Menurut asas ini, besarnya wewenang yang didelegasikan harus sama dengan
besarnya tugas-tugas dan tanggung jawab yang diminta.
Menurut asas ini, untuk berfungsinya organisasi hendak nya dilakukan distribusi
tugas pekerjaan (delegation of authority), karena tanpa adanya pembagian kerja,
manajemen tidak berarti apa-apa dan semua tugas-tugas hanya dilakukan sendiri oleh
manajer.
Asas efisiensi
Menurut asas ini dengan pendelegasian wewwnang maka manajer akan lebih leluasa
melaksanakan tugas-tugas penting daripada melakasanakan tugas-tugas yang dapat
dkerjakan bawahan.
Dalam pendelegasian, sering kali timbul masalah yang bersumber pada fakta berikut.
1. Tugas yang didelegasikan terlampau banyak, atau terlalu sedikit, yang dalam
kenyataannya tidak sesuai dengan kapasitas bawahan.
2. Tidak ada pelatihan bagi tugas, baik pelatihan tugas, atau latihan di dalam tugas ("in-
service training").
3. Informasi yang kabur. Yang bersumber dari pemimpin yang "kurang jelas" dalam
berkomunikasi dengan para bawahan, atau gengsi dari bawahan, yang walaupun tidak
memahami suatu informasi, tetapi malu untuk bertanya.
4. Komando dari atas yang datang dari dua sumber yang berbeda. Ini menciptakan
kebingungan bagi dan di antara para bawahan yang dihadapkan dengan pertanyaan,
"perintah yang mana yang harus dituruti?"
5. Bawahan tidak mengerti nilai dari tugas yang diinformasikan. Apakah tugas tersebut
sangat mendesak karena bernilai primer atau dapat ditunda karena sifatnya yang kurang
penting, dsb.
6. Harapan pemimpin yang berlebihan, tanpa mengetahui dengan jelas akan kemampuan
para bawahannya dengan pasti.
7. Motivasi dan harapan para bawahan yang bersifat kompleks terhadap pemimpin, tugas,
imbalan, situasi/kondisi, dsb.
D. SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI
1. PENGERTIAN SENTRALISASI
2. PENGERRTIAN DESENTRALISASI
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN SENTRALISASI DAN
DESENTRALISASI
DAFTAR PUSTAKA
Moeis, S. 2008. Struktur social : kekuasaan, wewenang, dan kepemimpinan. Bandung
: pendidikan universitas Indonesia
Sugiyarta. 2005. pengaruh sumber kekuasaan dan metode mempengaruhi terhadap kepuasan
kerja. Tesis. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Covey, Stepehen R, The 7 Habits of Highly Effective People (7 Kebiasaan Manusia yang sangat
efektif), edisi revisi, alih bahasa Drs, Budijanto, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997.
Jones, Gareth R. Organizational Theory : Text and Cases, Addison Wesley, 1995.
Aris kurniawan, 2019. Dasar, Pengertian Delegasi Dan Delegasi Wewenang Beserta Contohnya
tersedia dalam https://www.gurupendidikan.co.id/dasar-pengertian-delegasi-dan-delegasi-
wewenang-beserta-contohnya/ diakses pada 14 agustus 2019.
(Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan.2001. Manajemen : Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Edisi
revisi. Jakarta : Penerbit PT. Bumi Aksara).
https://www.universitaspsikologi.com/2018/06/pengertian-delegasi-dan-pemberdayaan.html