TINJAUAN PUSTAKA
1
chaos (kekacauan).
Ketiadaankekuasaandalamorganisasimembuatorganisasikehilangankonseppen
gendaliandanberujungpadaketidaktercapaiantujuanorganisasi, bhkan chaos
dalamorganisasi.
1.2 PerbedaanKepemimpinandanKekuasaan
2
Kecenderungannya, kepemipinan otoritarian tidak bisa berlangsung secara
abadi justru karena keterbatasan pada sumber-sumber sarana pendukungnya.
Pola kepemimpinan ini bisa sangat efektif dan dalam batas tertentu
sangat efisien. Tetapi, perlu segera dicatat, kelanggengan pola kepemimpinan
ini sangat terbatas justru karena bersifat costly untuk jangka panjang.
3
birokrasi ini pada dasarnya sangat rasional, dan didasarkan atas prinsip-
prinsip impersonalitas dan meritokrasi.
1.3 Dasar-DasarKekuasaan
1. Kekuasaan formal
4
Kekuasaan formal didasarkan pada posisi individu dalam organisasi.
paksaan.
d. Kekuasaan Informasi
5
Orang-orang dalam organisasi yang memiliki data atau
2. Kekuasaan Personal
pengetahuan.
tersebut.
c. Kekuasaan kharismatik
6
1.4 Ketergantungan : Kunci Menuju Kekuasaan
1) Nilai penting, Jika tidak seorang pun menginginkan apa yang anda
derajat kekuasaan Anda. Suatu sumber daya harus bisa dilihat sebagai
ini. Kepemilikan sumber daya yang langka dalam hal ini, pengetahuan
7
Hubungan kelangkaan – ketergantungan lebih jauh dapat dilihat
semakin besar kekuasaan yang diberikan oleh kontrol atas sumber daya
kuat bagi tenaga pengajar untuk menerbitkan karya mereka, kita dapat
8
terpandang, pemintaan akan jasa tenaga pengajar tersebut pun
meningkat.
Legitimate Resistance to
attempted influence
Position
Reward Power
Willingness to Accept
Referent attempted influence
Personal
Expert Power Resistence to
attempted
Coercive
9
Penjelasannya psikologis dari pengaruh seseorang terhadap lain
penghormatan).
certainty).
10
mereka inginkan. Temuan tersebut mengidentifikasikan 9 dimensi
taktik atau strategi, yaitu :
1. Legitimasi : Mengandalkan posisi kewenangan seseorang atau
menekankan bahwa permintaan selaras dengan kebijakan atau
ketentuan dalam organisasi.
2. Persuasi Rasional/Nalar : Gunakan fakta dan data untuk membuat
penyajian gagasan yang logis atau rasional.
3. Seruan Inspirasional : Mengembangkan Komitmen emosional
dengan cara menyerukan nilai-nilai, kebutuhan, harapan, dan aspirasi
suatu sasaran.
4. Konsultasi : Meningkatkan motivasi dan dukungan dari pihak yang
menjadi sasaran dengan cara melibatkannya dalam memutuskan
bagaimana rencana atau perubahan akan dilakukan.
5. Negosiasi : Memberikan imbalan kepada target atau sasaran berupa
uang atau penghargaan lain sebagai ganti karena mau mentaati suatu
permintaan.
6. Seruan Pribadi : Meminta kepatuhan berdasarkan persahabatan atau
kesetiaan.
7. Menyenangkan Orang Lain/Keramahan : Gunakan sanjungan,
penciptaan kemauan baik, berlaku rendah hati, dan bersikap bersahabat
sebelum mengemukakan suatu permintaan.
8. Koalisi : Dapatkan dukungan orang-orang lain dalam organisasi untuk
mendukung permintaan itu.
9. Tekanan/Sanksi : Gunakan hukuman yang ditentukan oleh organisasi
seperti misalnya mencegah atau menjanjikan kenaikan gaji,
mengancam untuk memberikan penilaian kinerja yang tidak
memuaskan atau menahan suatu promosi.
11
pengaruh manajer, harapan manajer akan kesediaan orang lain untuk
patuh, budaya organisasi, dan perbedaan lintas budaya.
12
seseorang atau sejumlah orang, namun tidak disukai dan tidak diharapkan
oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan akibat negative,
seperti tersinggung, terhina, marah, kehilangan harga diri, kehilangan
kesuciannya dan sebagainya.
Dari definisi diatas, pelecehan seksual ditempat kerja dapat
diartikan sebagai segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual
yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang
menjadi sasaran dan penolakan atau penerimaan korban menjadi bahan
pertimbangan dalam menyangkut karir atau pekerjaan. Tindakan ini
berpengaruh pada kondisi kerja, antara lain mengganggu ketenangan kerja,
menciptakan lingkungan kerja yang tidak aman dan tidak nyaman bagi
korban.
Pelecehan seksual ditempat kerja juga termasuk melakukan
diskriminasi gender dalam hal promosi, gaji dan tugas. Termasuk dalam
hal ini gangguan yang tidak dikehendaki dalam hubungan kekuasaan yang
tidak seimbang seperti hubungan antara atasan dan bawahan ditempat
kerja.
Bentuk-bentuk pelecehan seksual antara lain berupa siulan, kata-
kata, komentar, bisikan atau gambar, memegang, menyentuh, meraba,
mencium bagian-bagian tubuh tertentu, yang keseluruhannya mengarah
pada keinginan untuk melakukan hubungan seksual.
1.6.1 Penyebab pelecehan seksual
Pelecehan seksual terjadi pada laki-laki, namun ada umumya
menimpa kaum perempuan. Hal ini terjadi karena adanya ketimpangan
hubungan antara laki-laki dan perempuan yang mengakibatkan adanya
dominasi dan diskriminasi terhadap perempuan dan merupakan hambatan
terhadap kemajuan mereka. Sebagai salah satu bentuk kekerasan pelecehan
seksual juga merupakam mekanisme sosial yang menempatkan perempuan
pada posisi yang lemah dihadapan laki-laki.
Selain itu pelecehan seksual dapat terjadi dimana saja, kapan saja
dan terhadap siapa saja. Pelecehan juga bisa saja terjadi di bis kota, halte,
terminal, pasar, tempat keramaian dan tempat hiburan lainnya. Bahkan
13
pelecehan juga dapat terjadi ditempat yang sepi, di rumah sakit, tempat
kerja hingga ditempat pendidikan.
Pelecehan seksual bisa terjadi pada buruh, pembantu rumah tangga,
perawat, dokter, guru, dosen, pasien, dan semua orang tanpa memandang
umur, kelas, suku bangsa, dan ciri-ciri sosial lainnya.
1.6.2 Pelecehan seksual dan hukum
Dalam kitab undang-undang hukum pidana (KUHP) pelecehan
seksual digolongkan sebagai kejahatan terhadap kesusilaan. Khusus
pelecehan seksual di tempat kerja dapat dikenakan pasal 294 KUHP, pada
pokoknya pasal ini melarang perbuatan cabul antara orang-orang yang
berada dalam hubungan yang tidak seimbang, dimana pihak yang
dilecehkan mempunyai hubungan ketergantungan dengan pelaku.
Termasuk dalam perbuatan cabul adalah meraba, mencium, memeluk,
menyentuh, mencolek dsb.
Seperti contonya pasal ini menghukum majikan yang melecehkan
pembantunya yang masih dibawah umur, pejabat dengan bawahannya atau
dengan orang yang dipercayakan kepadanya untuk dijaga, pengurus,
dokter, guru, pegawai, pengawas atau pesuruh dalam penjara, tempat
pendidikan, rumah piatu, rumah sakit, rumah sakit jiwa atau lembaga
sosial yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang ada di
dalamnya.
1.6.3 Pelecehan seksual dan kekerasan
Dalam deklarasi PBB tentang penghapusan kekerasan terhadap
perempuan tahun 1993 dinyatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan
adalah setiap perbuatan berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang
berakibatkan atau mungkin berakibatkan kesengsaraan atau penderitaan
perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman
tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara
sewenang, baik yang terjadi didepan umum atau dalam kehidupan pribadi.
14
Ketika beberapa orang menyatu dalam suatu kelompok, maka
hukum kekuasaan akan berlaku. Di dalam organisasi eseorang ingin
membangun kekuasaannya untuk mempengaruhi, mendapatkan
penghargaan, dan memajukkan kariernya. Ketika anggota dalam suatu
organisasi mulai memainkan kekuasaannya, perilaku tersebut bisa
dikatakan sebagai politik. Orang dengan ketrampilan politik yang baik
memiliki kemampuan untuk menggunakan landasan – landasan kekuasaan
yang mereka miliki secara efektif.
Perilaku positif dalam organisasi didefinisikan sebagai aktivitas
yang tidak dianggap sebagai bagian dari peran formal seseorang dalam
organisasi, tetapi yang mempengaruhi, atau berusaha mempengaruhi,
distribusi keuntungan dan kerugian dalam organisasi. Definisi ini
mencakup berbagai upaya untuk mempengaruhi tujuan, kriteria, atau
berbagai proses yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Beragam
perilaku politik seperti menahan informasi dari pengambil keputusan,
bergabung dengan koalaisi, mencari kesalahan, menyebarkan rumor,
membocorkan informasi rahasia tentang kegiatan organisasi kepada media,
saling menyenangkan dengan orang lain di dalam organisasi untuk
memperoleh manfaat bersama , dan melobi atas nama atau melawan
seseorang atau alternatif keputusan tertentu.
Dalam perilaku politik ada 2 dimensi yaitu sah dan tidak sah.
Peilaku politik yang sah mengacu pada politik keseharian yang bersifat
wajar seperti menyampaian keluhan, memotong rantai komando,
membangun koalisi, menentang kebijakan atau keputusan organisasi lewat
pemogokan, dan menjalin hubungan ke luar organisasi mellaui kegiatan
profesi. Sebaliknya ada perilaku politik yang tidak sah yaitu perilaku yang
menyimpang dari perilaku politik misalnya sabotase, melaporkan
kesalahan, protes simbolis seperti memakai pakaian yang tidak wajar
sebagai tanda protes, dan beberapa anggota organisasi yang berpura-pura
sakit agar tidak masuk kerja. Bentuk perilaku yang tidak sah dapat
membuat pelakunya beresiko kehilangan keanggotaan dalam organisasi
15
atau menerima sanksi berat, dan hasil tindakan pelaku belum dipastikan
positif.
1.8 RealitasPolitik
16
Robbins (2000) menjelaskan, upaya untuk menghindari tekanan dan
penyalahan adalah:
1. Menghindari Tekanan:
a. Menyesuaikan secara berlebihan, secara ketat menafsirkan
tanggung jawab anda dengan mengatakan hal- hal seperti
aturan dengan menyatakan atau inilah carabiasa kita
mengerjakan,
b. Mengelakkan tanggung jawab, pengalihan tanggung jawab
penyelesaian tugas atau keputusan ke orang lain,
c. Berlagak bodoh, menghindari tugas yang tidak diinginkan
dengan pura- pura mengaku bodoh atau tidak mampu,
d. Mengulur dan memuluskan, penguluran merujuk ke
memperpanjang tugas sehingga anda tampak sibuk,
e. Menunda- nunda, di muka umum seakan- akan mendukung,
padahal tidak melakukan apa- apa di belakang umum.
2. Menghindari Penyalahan:
a. Bermanis- manis, inilah cara yang bagus untuk menyebutkan
‘penutupan kesalahan’. Cara ini mendeskripsikan praktek
pencatatan kegiatan secara teliti untuk menonjolkan citra
kompetensi dan keseksamaan,
b. Bermain aman, menghindari situasi yang tidak
menguntungkan anda, mencakup hanya memilih proyek-
proyek dengan kemungkinan sukses yang tinggi, meminta
alasan menyetujui keputusan yang riskan, mengaktualisasikan
pernyataan penilaian dan mengambil posisi netral dalam
konflik,
c. Membenarkan, penyusunan penjelasan yang mengurangi
tanggung jawab anda akan hasil yang negatif dan atau
meminta maaf untuk memperlihatkan penyesalan yang dalam,
d. Mencari kambing hitam, mempersalahkan hasil negatif pada
faktor- faktor eksternal yang sama sekali tidak layak
dipersalahkan,
17
e. Salah saji, manipulasi informasi dengan pemutarbalikan,
penipuan sajian selektif atau pengaburan.
3. Menghindari Perubahan:
a. Pencegahan, berusaha mencegah terjadinya perubahan yang
mengancam,
b. Proteksi diri, bertindak dengan cara melindungi kepentingan
diri seseorang selama perubahan dengan menjaga sumber daya
informasi atau sumberdaya lainnya,
18
Jika dilihat dari segi ciri , karyawan merupakan pengawasan diri yang
mendukung mereka .
19
Jika individu mempunyai harapan kecil untuk sukses dalam
2. Faktor Organisasi
1. Bila sumber daya organisasi menurun dan bila pola sumber daya
1. Kepercayaan rendah
2. Ambiguitas peran
20
Semakin subjektif kriteria yang digunakan organisasi dlam
perilaku politiknya.
buruk.
paramanajer .
21
permainan politik katena secara tidak langsung para manajer
22
BAB 2
STUDI KASUS
Semua perusahaan melalui masa-masa yang sulit dan the Armstrong Co,
juga tidak terkecuali. Di tahun 1992, untuk pertama kali sejak terjadi depresi,
CEO David Armstrong memutuskan tindakan yang drastis yang diperlukan untuk
tersebut dengan sedikit keluhan. “Perusahaan selalu bersifat adil terhadap saya.
Beberapa bulan di dalam tahun yang baru, terlihat seperti di tahun 1992
23
belakang meja yang besar ditutup oleh taplak putih, Armstrong menjelaskan
bahwa sejak perusahaan berjalan lebih baik dari yang diantisipasi, maka perlu
bahwa meja ditutup dengan lembaran $10 - sejumlah 12.500 - tersusun dua feet
Permasalahan
1. Bentuk kekuasaan antar personal seperti apa yang dilakukan David Amstrong
Mengapa?
4. Kekuasaan apa, kalau ada, yang dimiliki Armstrong? Bagaimana mereka bisa
Bentuk kekuasaan antar personal seperti apa yang dilakukan David Amstrong
24
Dalam kasus di atas David Armstrong sebagai CEO dari the
(power) yang erat hubungannya dengan konsep kepemimpinan dan politik. Paul
yang tak terpisahkan, karena yang satu tak dapat hidup tanpa yang lain.
yaitukemampuanuntukmempengaruhiseseorangkarenakedudukannya; (2)
kekuasaanimbalan,
seseorangmemperolehkekuasaandarikemampuanuntukmemberikanimbalankarena
dipakaiuntukmemperolehpemenuhanakanpermintaanatauuntukmengoreksiperilak
menarik.
Mengapa?
25
Dari kasus di atas, kita lihat bahwa David Amstrong memiliki
perusahaannya berjalan lebih baik dari yang diantisipasi, maka perlu untuk
terhadap orang lain. Pengaruh ini mungkin diperlihatkan berdasarkan 3 (tiga) cara
yaitu : (1) dengan tindakan yang tegas, dengan memberi pertolongan atau nasehat,
ketidakpastian adalah sulitnya memprediksi hal-hal yang akan datang akibat dari
organisasi”. Kejadian yang tidak dapat diduga ini dapat menimbulkan banyak
26
jenis, yaitu : (1) mengatasi dengan pencegahan; (2) mengatasi dengan jenis
Kekuasaan apa, kalau ada, yang dimiliki Armstrong? Bagaimana mereka bisa
dalam kebutuhan akan kekuasaan. Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk
membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa
tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Setiap individu yang memiliki motivasi
dalam kekuasaan akan terlihat lebih bekerja keras, bertanggungjawab, dan sudah pasti
dan harapan yang ingin diraihnya. Oleh karena itu, setiap individu juga harus memiliki
akhlak yang baik dan prilaku yang baik dalam mencapai harapannya. Motivasi kekuasaan
yang tidak dibarengi dengan hal-hal tersebut, dapat bertindak dan melakukan hal-hal
yang negatif.
digunakan untuk mengejar keinginan dan maksud orang lain. Ciri pokok
orang dan kelompok untuk tujuan dan maksud tertentu. Kekuasaan meliputi
27
Literatur membedakan antara kekuasaan dan wewenang. Max Weber
karena posisi yang ia pegang, bukan karena sifat pribadi yang khusus; (2) diterima
oleh bawahan, individu dalam posisi wewenang yang sah, menerapkan wewenang
dan dapat melaksanakannya karena ia mempunyai hak yang sah; dan (3)
kekuasaan digunakan secara vertikal dan mengalir dari atas ke bawah dalam
2.3 Rekomendasi
1. Kenalikeahliankekuasaandankemampuan-kemampuanAndasendiri.
lain, akan tetapi juga mereka harus meneliti posisi mereka dan cara
menggunakan kekuasaan.
3. Politik ada di semua organisasi. Politik terdiri dari aktivitas yang digunakan
sumber daya lain untuk mendapatakan hasil yang diinginkan seseorang bila
28
4. Motivasi kekuasaan yang tidak dibarengi dengan akhlak dan prilaku yang baik dapat
29
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
30
DaftarPustaka
http://almaulidta.blogspot.com/2012/11/taktik-kekuasaan.html
http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/kekuasaan-power.html
31