4.3 Bentuk Perubahan Pergaulan Anak yang ditinggal Orangtua Bekerja sebagai TKI
4.3.1 Pergaulan harian
4.3.1.1 Kebiasaan bermain judi
Dalam kenyataannya banyak sekali anak-anak remaja yang terjerumus
kedalam perjudian. Mereka kurang perhatian, ditinggal dirumah dan hanya tinggal
dengan neneknya. Jiwa mereka masih labil sehingga mereka juga bisa mengakses
apa saja tanpa perhatian orang tua. Ditinggal bekerja menjadi TKI, pengawasan
pergaulan anak-anak itu juga masih minim. Lingkungan mereka juga
mempengaruhi sikap mereka. Mereka bergaul tanpa pengawasan dari keluarga
sehingga meraka menjadi salah pergaulan. Berdasarkan yang di katakan oleh
Mahesa (17)
“girang te kumpul bareng, maen PS. Te betarok sekedik endekne maiq idap mun
endek betarok. sering kumpul bareng, main PS, taruhan sedikit enggak enak
rasanya kalau gak taruhan (13 januari 2018)”
hal ini membuat anak menjadi kebiasaan meminta uang kepada pengasuhnya yang
diberikan orang tuanya yang bekerja sebagai TKI. Bukan hanya itu saja, warga di
sekitaran tempat main PS mengatakan “anak-anak yang sering main PS disini
sering taruhan, ada yang kelahi kalau kalah. ribut dah sama anak-anak itu”
Kurangnya pengawasan orangtua menjadi salah satu penyebab terjadinya control
lemah sehingga anak menjadi bebas melakukan hal yang diinginkannya.
4.3.1.2 Gang motor
Pergaulan yang terjadi pada anak yang ditinggalkan orangtua bekerja
sebagai TKI menjadi bebas karena tidak adanya aturan dari pengasuh hal itu
menyebabkan anak menjadi bebas melakukan balapan liar dengan gang motornya
di jalan raya.
Berdasarkan yang dikatakan Wahyu Fergiawan
“maen motor, drug bu to penas, inshaallah taun lemak bu kalo saya sudah
tamat sekolah saya ikut balap” Kebut-kebutan di jalan raya juga dilakukan anak-
anak yang tergabung dalam gang motor. Keluarga memegang penting dalam
melakukan sosialisasi nilai, norma dan tujuan yang disepakati masyarakat akan
tetapi kurangnya perna orangtua menyebabkan anak menjadi salah pergaulan.
Anak menginginkan pengakuan, perhatian, pujian dan kasih sayang dari
orangtuanya. Pada saat pengakuan, perhatian dan kasih sayang tersebut tidak
merekan dapatakan dirumah maka mereka mencari tempat lain. Salah satu tempat
yang paling mudah mereka temukan untuk mendapatkan pengakuan tersebut
adalah di lingkungan teman sebayanya.
4.3.1.3 Pacaran
Terlaksananya fungsi-fungsi keluarga menjadi sangat penting untuk
pembentukkan karakter dalam sebuah keluarga serta di dalam sebuah keluarga.
Apabila salah satu fungsi keluarga tidak berjalan maka itu akan berdampak pada
perkembangan sebuah keluarga. Anak mencari kenyamaan pada hal-hal yang bisa
mereka lakuka yaitu pacaran di kalangan di usia remaja sudah dianggap biasa oleh
anak-anak yang ditinggal bekerja sebagai TKI. Anak remaja sulit untuk diarahkan
karena menganggap bukanlah anak kecil lagi dan mampu menjaga diri. Akan
tetapi remaja masih belum tahu apa yang tebaik bagi dirinya sendiri. Anak belum
bisa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk. Kurangnya pengawasan
orangtua menyebabkan anak mencari kesenangan sendiri dengan cara pacaran hal
ini berdasarakan hasil wawancara dengan Dengan pacaran dia mendapatkan
motivasi dengan pasangannya.
Seperti yang dikatakan Nadia Mayzar “lalo nongkrong jari petak mame leq
langan (pergi nongkrong jadi cari cowok di jalan)
hal ini juga dikatakan Nana Hardiana “pete perhatian leq batur-batur no wah
(cari perhatian di teman-teman itu dah). Anak yang kurang perhatian akan
mencari perhatian melalui teman sebayanya apalagi lawan jenisnya.
4.3.1.4 Nongkrong samapai malam
Nongkrong sampai malam adalah kebiasaan anak-anak yang ditinggal orangtua
bekerja sebagai TKI, dengan ketidakadanya orangtua dan pengasuh yang
melonggarkan segala aturan menyebabkan anak menjadi bebas. Hal ini
berdasarkan yang dikatakan Nadia Mayzar “bekedek palingan jok bale batur lalo
mekedek jok nongkrong leq bunderan gerung, palingan nongkrong leq dagang
jagung sampek laik (main di rumah teman, pergi main ke bundaran gerung
nongkrong disana di dagang jagung sampai malam)
4.3.2 pendidikan
4.3.2.1 Motivasi
Tingkat motivasi anak yang ditinggalkan orangtua berbeda-beda. Ada yang rajin dan
malas. Motivasi anak untuk belajar masih sedikit karena kurang adanya motivasi
orangtua terhadap anak apalagi anak jarang di hubungi melalui telepon dan pengasuh
kurang memperhatikan. Hal ini berdasarkan yang dikatakan Wahyu Fergiawan “endek
nuah kerja kelompok, endek nuah mauq juare cume tao lekak-lekak motor, baut leq
bengkel (enggak pernah kerja kelompok, enggak pernah dapat juara Cuma bisa buka
motor, baut di bengkel)
4.3.2.2 Prestasi
Prestasi anak sesuai dengan kemampuan anak yang dimilikinya. Prestasi anak yang
ditinggal orangtua bekerja sebagai TKI sebagian besar menurun karena tidak adanya
motivasi anak untuk belajar. Hal ini berdasarkan yang dikatakan Nana Hardiana “agak
menurun sekedik soalne kan tiang terganggu pikiran angenan iank jari endek terlalu
indeng berajah (agak menurun sedikit soalnya saya terganggu pikiran kangen ibu jadi
gak terlalu pikirin belajar)
4.4 penyebab perubahan pergaulan anak yang ditinggal orangtua sebagai TKI
4.4.1 ekonomi
kebutuhan anak adalah tanggung jawab orangtua, orangtua akan selalu berusaha untuk
memberikan yang terbaik bagi anak mereka, hal ini memaksa para orangtua untuk bekerja keras
untuk memenuhi kebutuuhan keluarga mereka termasuk anak-anaknya apalagi anak yang mulai
tumbuh menjadi remaja maka kebutuhannya juga akan menjadi tambah banyak ketika masuk
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
seperti yang dikatakan Nadia Mayzar “Mele endek mele terpakse soalne memenuhi kebutuhan
petaan kepeng kadu sekolah (mau tidak mau, terpaksa soalnya untuk memenuhi kebutuhan
mencari uang untuk sekolah)” karena kebutuhan yang semakin meningkat maka para orangtua
berusaha mencari pekerjaan dengan penghasilan yang layak dengan mencari pekerjaan di luar
negeri atau biasa disebut dengan tenaga kerja Indonesia (TKI). Keluarga yang ditinggal bekerja
sebagai TKI ada yang mampu mengatasi masalah rumah tangganya, termasuk dalam segi hal
ekonomi keluarga.
Sedangkan Wahyu Fergiawan mengatakan “ijin senoh kadu pire ajin motor (ijin sihnya, buat
beliin motor).
4.4.2 Pendidikan
Orangtua merupakan pendidik utama bagi anak-anaknya karena dari orangtua pertama menerima
pendidikan. Oleh sebab itu orangtua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing dan pemelihara
terhadap anak. Setiap orangtua menginginkan anak-anaknya menjadi manusia yang berakhlak
dan berhati mulia serta mempunyai tanggung jawab. Akan tetapi sebagian anak tidak menyadari
bahwa mereka di sayang oleh orangtuanya karena orangtuanya meninggalkan mereka. Ketidaka
hadiran orangtua pada suatu keluarga membuat perasaan anak yang mempengaruhi sikap,
perasaan dan cara hidup anak dalam menjalani kehidupannya.
Pendidikan orangtua adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan anak. Dimana sifat
anak ditentukan melalui pendidikan dari orang tua tetapi pada kenyataannya perhatian orangtua
kepada anaknya kurang sekali karena kesibukkan orangtua bekerja sebagai TKI tanpa
memperhatikan anak-anak mereka . orangtua selalu memeberikan pendidikan anak mereka
melalui sekolah semestinya pendidikan dari orangtua itu lebih penting dari pada sekolah karena
lebih banyak waktu anak di rumah jadi pendidikan dari orangtua lebih penting.
“aok aneh idapn endek narak dengan toaq narak dengan kelakan ite endek narak, biasene ye
doang laguq nane endek narak. No sok endek te biasae endek narak dengan toaq. Endah ite
berjah mesak. iya, aneh rasanya gak ada orangtua, enggak ada yang masakin saya biasanya ibu
aja tapi sekarang gak ada sama belajar, saya sendiri. Gak biasa gak ada orangtua (wawancara, 16
Desember 2017)
Kurangnya pendidikan dari orangtua bagi anak ke hal yang negatif. Seharusnya orangtua lebih
memperhatatikan perkembangan anak karena kehidupan anak masih di dominasi dengan sikap
bersenang-senang dan membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orangtuanya. Bukan
sebaliknya anak diasuh oleh keluarga dekatnya. Adanya perbedaan anak yang diasuh oleh
orangtua kandung dengan keluarga dekatnya. Perbedaan tersebut yaitu apabila anak diasuh oleh
kedua orangtua kandungnya anak akan terjamin kehidupan seperti dalam kegiatan harinya.
Sedangkan yang diasuh oleh keluarga dekatnya akan merasakan perbedaan rasa kasih sayang
yang berbeda walaupun anak diperhatikan seperti orangtua kandungnya sendiri. kurangnya
pendidikan dari orangtua membuat anak memiliki pergaulan yang negatif.
Anak-anak yang ditinggal sejak berumur 5 tahun oleh orangtua yang bekerja sebagai TKI. Anak
tersebut merasa tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya. Dia merasa
orangtuanya tidak sayang kepadanya karena meninggalkan dan menelantarkan anak serta
dititipkan pada keluarga lainnya. Perasaan seperti itu sudah dialami anak sejak lama. Dia
ditingglkan orangtua sejak 5 tahun hingga sekarang berusia 15th. Berdasarkan yang dikatakan
Wahyu “masek kodeq bu, endekman TK endekke wah engat dengan toaq lekan maseh kodek.
Endekke semel-semel meno sapak bu paran ke endek dengan toaq pas tulak laguq tulak malik
( masih kecil bu, belum saya TK gak pernah lihat orangtua dari masih kecil, jdainya malu-malu
gitu sapa orangtua pas pulang. Saya kira bukan orangtua saya tapi orangtua saya balik lagi).
Anak tinggal dengan kakak iparnya yang hanya dicukupi kebutuhan ekonominya saja tapi tidak
pernah diperhatikan baik masalah pendidikan dan lainnya. Anak yang ditingglakan kedua
orangtuanya merasa biasa saja ditingglkan orangtua karena sejak kecil tidak pernah bertemu
dengan orangtuanya membuat anak merasa tidak menganggap dia sebagai orantuanya. Padahal
setiap anak membutuhkan asuhan yang baik agar bisa menjadi remaja yang mempunyai identitas
diri yang stabil.
Dampak lain dari perginya orangtua sebagai TKI berpindahnya fungsi asuh seorang anak,
yang seharusnya seorang anak diasuh oleh orangtua kandung mereka berpindah kepada
kakek neneknya, hal inipun terjadi di keluarga TKI, sehingga kurang kasih sayang
orangtua tidak secara maksimal
4.5.2.3 Keduannya
Para orangtua yang bekerja di luar negeri (TKI) secara otomatis akan meninggalkan keluarga
mereka termasuk anak remajanya. Hal ini akan baik bagi keluarga dengan bekerja dan
berpenghasilan yang layak akan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Akan tetapi tidak baik
bagi anak remajanya yang ditinggalkan, anak remajanya akan kehilangan kasih sayang dan
kehilangan perhatian. Seperti yang dikatakan Kholiq Akbar “aseq idapne buk apelagi ye pisah
dengan toaq (sedih rasanya bu apalagi dia pisah orangtua saya). Anak yang ditinggalkan
bekerja merasa kesepian dirumah apalagi tidak adanya kehadiran orangtua disisinya apalagi
orangtua pisah. Orangtua pisah karena sibuk menjadi TKI dan memiliki tambatan hati di
tempatnya bekerja.
Hal ini berdasarkan yang dikatakan Susmiati (46) orangtuanya pisah, yang duluan pergi
bapaknya lalu menyusul ibunya. Waktu mereka disana mereka jatuh cinta sama temannya
bekerja pas mereka balik dia ngurus percerainnya sudah