Anda di halaman 1dari 33

Wewenang,

Delegasi, dan
Desentralisasi

DR. DIAN INDIYATI., SH., SE., MSI


Kekuasaan (Power)
 Kekuasaan atau power merupakan suatu
kemampuan untuk mempengaruhi orang atau
situasi
 Kekuasaan merupakan konsekuensi logis
yang muncul dari setiap organisasi yang
didalamnya terdapat pimpinan dan bawahan,
atau top manajemen dan low manajemen
 Ketika kekuasaan, kewenangan, dan
tanggung jawab tidak dapat sepenuhnya di
pegang seseorang, maka dapat dilakukan
DELEGASI, yaitu pelimpahan kekuasaan,
kewenangan, dan sekaligus tanggung jawab
Faktor-faktor yang mendasari adanya
kekuasaan (sumber kekuasaan)

Terdapat 5 faktor yang mendasari lahirnya


kekuasaan (Stooner, Freeman, Gilbert: 2005)

1. Reward Power
2. Coercive Power
3. Legitimate Power
4. Referent Power
5. Expert Power
1.Reward Power
 Kekuasaan yang muncul sebagai akibat
dari seseorang yang posisinya
memungkinkan dirinya untuk memberikan
penghargaan terhadap orang-orang yang
berada di bawahnya
 Kekuasaan untuk memberi balas jasa atau
hadiah untuk pelaksanaan tugas yang
dilakukan oleh bawahannya

Ex: pegawai bergantung pada manajer


personalia karena memiliki reward power
untuk menilai kinerja pegawai tersebut
2.Coercive Power
 Merupakan kebalikan dari reward
power, yaitu kekuasaan memberikan
hukuman atas kinerja buruk pegawai
 Setiap pimpinan pada dasarnya
memiliki reward power sekaligus
coercive power
3. Legitimate Power
 Kekuasaan yang muncul sebagai
akibat dari suatu legitimasi tertentu
 Kekuasaan yang didapat secara
hukum (wewenang formal)

Ex: seseorang diangkat sebagai


pemimpin, manajer, direktur dalam
organisasi, otomatis memiliki
legitimate power
4. Referent Power
 Kekuasaan yang muncul akibat adanya
karakteristik yang diharapkan oleh
seseorang atau sekelompok orang
terhadap seseorang yang memiliki
pengaruh terhadap seseorang atau
sekelompok orang tersebut
 Orang-orang percaya dan terpengaruh
karena muncul karakteristik yang mereka
harapkan

Ex: calon presiden merupakan orang yang


rendah hati, jujur, dan berwibawa sehingga
berkuasa atas kepercayaan masyarakat
5. Expert Power
Kekuasaan yang muncul karena
keahlian yang dimiliki seseorang di
bidang tertentu

ex: dokter dipercaya orang lain saat


melakukan diagnosa karena memiliki
pengetahuan dan keahlian di bidang
tersebut
Kewenangan (authority)
 Merupakan bentuk lain dari kekuasaan yang
sering digunakan dalam organisasi
 Kewenangan merupakan kekuasaan formal
atau terlegitimasi
 Kewenangan merupakan kekuasaan untuk
mengatur berbagai hal sesuai legitimasinya

Ex: manajer personalia memiliki kewenangan


mengatur berbagai hal yang terkait dengan
SDM nya
Sumber Kewenangan
Terdapat dua pendekatan mengenai
sumber kewenangan/wewenang:
1. Formal Theory of Authority
(Hierarchical View)
2. Acceptance Theory of Authority
(Acceptance View)
1. Formal Theory of Authority
 Wewenang yang dimiliki seseorang
akibat dari sumber secara formal,
artinya dilimpahkan dari atasan secara
hirarki, ex: direktur akan melimpahkan
wewenang pada manajer)
 Wewenang berasal dari pihak yang
memiliki kekuasaan untuk
mempengaruhi organisasi, ex:
pemegang saham di perusahaan
2. Acceptance Theory of Authority
 Pandangan bahwa wewenang yang bersifat
hirarki (top-down) tidak selalu dapat diterima
oleh bawahan
 Teori ini mengemukakan bahwa wewenang
yang dimiliki seorang atasan disebabkan oleh
kelebihan, keahlian, dan perilaku tertentu yang
dapat diterima oleh bawahannya
 Bawahan mengakui seseorang sebagai atasan
(pimpinan) karena bawahan menerima orang
tersebut sebagai atasan (pimpinan)
 Acceptance theory mengemukakan bahwa
kewenangan formal akan dapat diterima
tergantung dari beberapa persyaratan
Persyaratan Kewenangan formal agar dapat diterima
(Chester Barnard)

1. Bawahan dapat memahami apa yang


diinginkan atau dikomunikasikan oleh
pimpinan atau atasan
2. Pada saat sang bawahan memutuskan untuk
menjalankan apa yang diperintahkan oleh
atasannya tidak bertentangan dengan tujuan
organisasi
3. Pada saat sang bawahan memutuskan untuk
menjalankan perintah atasan dengan
keyakinan bahwa perintah tersebut konsisten
mendukung nilai, misi, dan motif pribadi atau
kelompok
4. Bawahan mampu secara mental maupun fisik
menjalankan apa yang diperintahkannya
Beberapa Jenis Kewenangan dalam
Organisasi

 Line Authority
 Staff Authority
 Functional Authority

Perbedaan ketiganya terletak di segi


keleluasaan dan kekuasaan yang dimiliki
berdasarkan posisi dalam organisasi
Line Authority/
Kewenangan Lini (garis)
Yaitu wewenang untuk memberi perintah
dan bertanggung jawab atas perintah
yang diberikan dari mulai hierarki tertinggi
(direktur) hingga hierarki terendah (buruh)

Ex: kepala restoran memiliki kewenangan


untuk melakukan koordinasi dengan
bagian keuangan, pelayanan, dan
dapur, sesuai dengan garis
kewenangannya
Kewenangan Lini (Garis) dalam
Bisnis Restoran
Kepala Restoran

Bagian Keuangan Bagian Pelayanan Bagian Dapur

Pelayan Pelayan
1 2

Belanja Memasak
Pelayan
Line Authority 3
Staff Authority
(Wewenang Staf)
Yaitu wewenang yang dimiliki oleh staf ahli yang oleh
organisasi untuk membantu bagian-bagian dalam
organisasi dalam mencapai tujuan (ex: konsultan pajak,
konsultan hukum, konsultan manajemen)

 Louis Allen
Wewenang yang dimiliki oleh orang-orang yang
bertugas membantu orang-orang yang memiliki
wewenang garis untuk melancarkan aktivitas
 Gulick & Gulick
Wewenang untuk memberi dan menjual ide atau
gagasan
 Peterson & Plowman
Wewenang untuk memberi saran dan nasehat,
wewenang staf ini dimiliki oleh tenaga ahli yang
ditempatkan dalam satu bagian tersendiri dalam
organisasi
Functional Authority
(Kewenangan Fungsional)
 Merupakan kewenangan untuk melakukan
kontrol atau koordinasi dengan bagian lain
 Kekuasaan untuk memberi perintah, saran,
petunjuk, kebijakan kepada bagian-bagian
yang bukan bawahannya langsung

Ex: bagian keuangan selain bertanggung jawab


terhadap tugas pencatatan transaksi
keuangan, juga memiliki kewenangan untuk
melakukan pengawasan dan pengontrolan
terhadap bagian lain terutama yang berkaitan
dengan masalah pembiayaan, seperti bagian
pemasaran, bagian SDM, bagian produksi,
dsb
Kewenangan Staf dan Fungsional
dalam Bisnis Restoran

Kepala Konsultan Manajemen,


Restoran Pajak, dll

Bagian Bagian Bagian Dapur


Keuangan Pelayanan
Staff
Authority

Pelayan 1 Pelayan 2

Functional
Authority Pelayan 3 Belanja Memasak
Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab
Pelimpahan wewenang adalah proses
pengalihan tugas kepada orang lain yang sah
atau terlegitimasi (menurut mekanisme
tertentu dalam organisasi) dalam melakukan
berbagai aktivitas yang ditujukan untuk
pencapaian tujuan organisasi yang jika tidak
dilimpahkan akan menghambat proses
pencapaian tujuan tersebut
Manfaat Pelimpahan Wewenang
 Pelimpahan wewenang memungkinkan
sub-bagian atau bawahan mempelajari
sesuatu dan memperoleh kesempatan
belajar bertanggung jawab untuk sesuatu
yang baru
 Mendorong tercapainya keputusan yang
lebih baik dalam berbagai hal, dalam
kondisi tertentu bawahan memiliki lebih
banyak informasi dan lebih mengusai
keadaan di lingkungan kerja organisasi
 Penyelesaian pekerjaan dengan lebih
cepat jika pelimpahan wewenang
tersebut berjalan sebagaimana mestinya
dan diberikan kepada orang yang
bertanggung jawab
The Art of Delegation
 Personal receptiveness
 Willingness to let go.
 Willingness to let others make mistakes.
 Willingness to trust sub-ordinate
 Willingness to establish and use broad
controls.
Proses Pelimpahan Wewenang

 Expected Result
Menentukan hasil yang diharapkan
 Assignment Task
 Menentukan tugas-tugas yang akan
dilaksanakan
 Delegation of Authority
 Melakukan pelimpahan wewenang tentang
tugas-tugas apa yang akan dilaksanakan.
Keuntungan dan Kelemahan Pendelegasian

KEUNTUNGAN KELEMAHAN
1. Semakin banyak tugas yang 1. Adanya rasa takut gagal dalam
dapat dilimpahkan, berarti menjalankan tugas.
semakin banyak tanggung 2. Tidak seimbang antara wewenang dan
jawab yang dapat diterima imbalan yang diterima.
manajer yang lebih atas. 3. Tidak semua pimpinan mau
2. Menghasilkan keputusan yang melimpahkan wewenang karena:
lebih baik, karena manajer  Atasan dapat mengerjakan yang lebih
yang lebih bawah, lebih baik dari bawahan.
memahami dan menguasai  Bawahan dianggap tidak memiliki
permasalahan. keahlian yang cukup.
3. Memaksa manajer bawah  Memerlukan waktu untuk menjelaskan
untuk mempunyai tanggung apa yang harus dikerjakan.
jawab, membuat keputusan,  Rasa takut kehilangan kekuasaan.
dan meningkatkan percaya diri.
Tindakan agar Pendelegasian
Berjalan Efektif
 Penentuan hal-hal yang dapat didelegasikan
(tujuan dan alasan pendelegasian)
 Penentuan orang yang layak untuk menerima
delegasi, dari segi perilaku, ketersediaan waktu,
kesiapan dalam melakukan kerja sama
 Penyediaan sumber daya yang dibutuhkan
(informasi, finansial, dsb)
 Pelimpahan tugas yang akan diberikan 
jelaskan tujuan yang ingin dicapai, bukan
caranya
 Intervensi pada saat yang diperlukan  apabila
pendelegasian tidak berjalan dengan
semestinya
SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI
DALAM PENGORGANISASIAN
 Sentralisasi  jika dalam organisasi,
pimpinan hanya melimpahkan sebagian kecil
wewenang kepada para bawahan.
 Desentralisasi  jika dalam organisasi
pimpinan melimpahkan sebagian besar
wewenang kepada bawahan.
Sentralisasi
Merupakan pemusatan kekuasaan dan wewenang
pada hierarki atas organisasi

Merujuk kepada cara pengorganisasian dimana


keseluruhan tugas, tanggung jawab, dan perintah
dipusatkan dari hierarki yang paling tinggi untuk
kemudian hierarki yang dibawahnya
menerjemahkan dalam bentuk tindak lanjut dari apa
yang telah diputuskan dari hierarki yang tertinggi

Wewenang keputusan dan kebijakan organisasi


terletak di hierarki paling tinggi
Desentralisasi
Merajuk pada konsep pengorganisasian bahwa
hierarki bawah perlu diberi keleluasaan wewenang
karena berada di posisi yang berhadapan langsung
dengan yang terjadi di lapangan

Merupakan pelimpahan kewenangan dari hirarki


yang lebih tinggi kepada hirarki yang lebih rendah
dalam hal pengambilan keputusan dan penentuan
dengan cara bagaimana kegiatan akan dijalankan

Pengambilan keputusan dan penentuan dengan


cara bagaimana kegiatan akan dijalankan menjadi
wewenang hierarki bawah
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TINGKAT
PELIMPAHAN WEWENANG (SENTRALISASI
/DESENTRALISASI)
• Kesatuan Kebijakan
Jika perusahaan menghendaki kesamaan dalam kebijakan
dalam aktivitas-aktivitas yang dijalankan oleh para bawahan
dan seluruh karyawan, maka setiap keputusan ditetapkan oleh
Top Management. Artinya perusahaan tersebut cenderung
untuk melakukan pengambilan keputusan secara sentralisasi

• Keberhasilan dalam Ekspansi Perusahaan


Suatu perusahaan yang berkeinginan untuk melakukan
ekspansi yang berasal dari perusahaan kecil, cenderung untuk
melakukan pengambilan keputusan secara sentralisasi

• Biaya
Semakin tinggi biaya yang diperlukan, sehubungan dengan
keputusan yang diambil oleh manajer akan mempengaruhi
tingkat sentralisasi dan desentralisasi. Jika tingkat biaya rendah
maka cenderung akan dilakukan desentralisasi
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TINGKAT
PELIMPAHAN WEWENANG (SENTRALISASI
/DESENTRALISASI)

• Pengakuan dari Para Manajer


Pimpinan perusahaan yang memiliki manajer-manajer
pelaksana yang cakap, cenderung akan melakukan
desentralisasi
• Teknik Pengendalian
Semakin baik teknik pengendalian, maka cenderung
akan dilakukan desentralisasi
• Skala Perusahaan
Semakin besar skala perusahaan maka cenderung akan
dilakukan desentralisasi.
Ciri-ciri Pengambilan Keputusan Secara
Desentralisasi

• Manajer bawah memiliki wewenang di dalam


pengambilan keputusan untuk unsur-unsur yang
penting (secara kualitas)
• Manajer bawah diberi wewenang yang luas, secara
kuantitas didalam pengambilan keputusan
• Akibat dari keputusan yang diambil oleh manajer
bawah akan mengikat banyak bagian
• Pengawasan terhadap keputusan yang diambil
manajer bawahan semakin longgar, akibat adanya
kepercayaan terhadap manajer bawahan tersebut
Any Question...

Anda mungkin juga menyukai