Anda di halaman 1dari 12

DASAR-DASAR MANAJEMEN

“ Wewenang dalam Manajemen”

Disusun oleh :

Ainun Nafia (221030006)

Nurnaningsi (221030007)

Gita Jaya Lestari (221030020)

Sumarni ( )

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelaisaikan makalah yang
berjudul“wewenang dalam manajemen" guna memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah Dasar dasar manajemen. Tak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini, baik bantuan
berupa moril maupun meteril. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, kesalahan dan kekeliruan. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Sehingga dapat kami jadikan
acuan dalam penulisan makalah pada kemudian harinya. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi kita semua dan semoga makalah ini dapat menambah ilmu, wawasan
dan pengetahuan terutama bagi para pembaca dan kami sebagai penulis

Palu, 30 November 2022


DARTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Pengertian Wewenang....................................................................................
B. Sumber Wewenang........................................................................................
C. Delegasi Wewenang.......................................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................

Kesimpulan.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai seorang manajer sebuah perusahaan atau organisasi dituntut


kemampuannya untuk mengelola perusahaan ataupun organisasi dengan baik agar
tujuan dapat tercapai secara efektif. Untuk mewujudkannya diperlukan kemampuan
dalam mendelegasikan wewenang kepada setiap organ di perusahaan atau organisasi.
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang
lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Wewenang ini merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari posisi
atasan ke bawahan dalam organisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan wewenang ?
2. Bagaimana keuntungan dan halangan delegasi wewenang ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa itu wewenang.
2. Untuk mengetahui keuntungan dan halangan delegasi wewenang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wewenang

Di dalam fungsi pengorganisasian, seorang atasan berdasarkan posisinya


mempunyai hak ataupun wewenang untuk menjalankan atau memberikan perintah
kepada bawahannya untuk menjalankan wewenangnya. Menurut Louis A. Allen,
wewenang adalah sejumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan
pada suatu jabatan. Sedangkan menurut G. R. Terry, wewenang merupakan
kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lain, supaya bertindak
dan taat kepada pihak yang memiliki wewenang itu.

Wewenang (authority) merupakan dasar untuk bertindak, berbuat, dan


melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu perusahaan. Tanpa wewenang orang orang
dalam perusahaan tidak dapat berbuat apa apa. Dalam authority selalu terdapat power
dan right, tetapi dalam power belum tentu terdapat authority and right. Wewenang
(authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Wewenang ini
merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari posisi atasan ke bawahan
dalam organisasi.

Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi


efektivitas organisasi. Peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian,
wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya
untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi. Wewenang formal tersebut harus
di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu
menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan
bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan,
pengalaman dan kepemimpinan mereka.

B. Sumber Wewenang

Ada dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang yaitu :

1. Teori Formal (classical view)

Wewenang adalah dianugrahkan. Wewenang ada karena seseorang tersebut


diberi, dilimpahi atau diwarisi hal tersebut. Pandangan ini menganggap bahwa
wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan kemudian secara
hukum diturunkan dari tingkat ke tingkat. Pendangan klasik ini menelusuri sumber
tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, di mana untuk organisasi
perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham

2. Teori Penerimaan (acceptance theory of authority)

Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah


dipatuhi oleh penerima perintah. Wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu
diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan.
Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang dipengaruhi (influencee)
bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang tergantung pada penerima
(receiver), yang memutuskan untuk menerima atau menolak.

Chester Barnard, menyatakan bahwa seseorang akan bersedia menerima


komunikasi yang bersifat kewenangan hanya bila empat kondisi berikut dipenuhi
secara simultan:

1. memahami komunikasi tersebut.


2. tidak menyimpang dari tujuan organisasi
3. tidak bertentangan dengan kebutuhan pribadi
4. mampu secara mental dan fisik untuk mengikutinya
Dengan adanya pandangan kedua (teori penerimaan), maka bagaimanupun
juga manajer perlu memperhatikan pandangan ini sebagai titik strategis. Manajer
untuk menjadi efektif akan sangat tergantung pada penerimaan wewenang oleh para
bawahan. Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat di taati oleh bawahan
maka di perlukan adanya kekuasaan (power), tanggung jawab dan akuntabilitas, dan
pengaruh (influence).

C. Delegasi Wewenang

Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang
lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi wewenang adalah proses
dimana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang
melapor kepadanya. Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan:

1. Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.


2. Pendelegasi melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan
atau tugas.
3. Penerimaan delegasi, baik implisit ataupun eksplisit, menimbulkan kewajibn
atau tanggung jawab.
4. Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang
dicapai.

Yang perlu disadari dari pendelegasian wewenang adalah di saat


mendelegasikan wewenang, manajer memberikan otoritas pada orang lain, namun
sebenarnya tidak kehilangan otoritas orisinilnya. Ini yang sering dikhawatirkan oleh
banyak orang. Manajer takut bila mereka melakukan delegasi, mereka kehilangan
wewenang, padahal tidak, karena tanggung jawab tetap berada pada sang atasan.

D. Alasan alasan pendelegasian

Beberapa alasan yang mendasari manager mendelegasikan tugasnya kepada


orang lain (dalam hal ini pembagian kerja), yaitu:
1. Pendelegasian memungkinkan manajer untuk mencapai hasil yang lebih baik
dari pada mereka menangani sendiri.
2. Delegasi dari atasan kepada bawahan adalah proses yang diperlukan agar
organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
3. Delegasi memungkinkan manajer untuk memusatkan tenaganya untuk tugas-
tugas prioritas yang lebih penting.
4. Delegasi memungkinkan bawahan untuk berkembang dan dapat digunakan
alat untuk belajar dari kesalahan.
5. Delegasi dibutuhkan karena manajer tidak selalu mempunyai semua
pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan tidak selalu
memahami masalah yang lebih terperinci. Sehingga dibutuhkan organ yang
serendah mungkin untuk menangani masalah yang makin rinci dimana
terdapat cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.
E. Delegasi Wewenang yang Efektif
1. Memutuskan pekerjaan mana yang akan didelegasikan, karena tidak semua
pekerjaan dapat didelegasikan.
2. Memutuskan siapa yang akan memperoleh penugasan, dengan beberapa
pertimbangan yakni waktu yang dipunyai karyawan, kemampuan yang
dimiliki karyawan, dan kesempatan yang akan dimanfaatkan oleh karyawan.
3. Mendelegasikan tugas, disertai dengan informasi dan pemberian wewenang
yang cukup dan bentuk hasil yang diharapkan.
4. Menetapkan feedback, untuk memonitor kemajuan yang dicapai oleh
bawahan.

Efektivitas delegasi merupakan faktor utama yang membedakan manajer


sukses dan yang tidak sukses. Beberapa teknik khusus untuk membantu manajer
melakukan delegasi dengan efektif:
1. Tetapkan tujuan

Bawahan harus diberitahu maksud dan pentingnya tugas-tugas yang


didelegasikan kepada mereka.

2. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang

Bawahan harus diberikan informasi dengan jelas tentang apa yang harus
mereka pertanggung jawabkan dan bagian dari sumberdaya-sumberdaya organisasi
mana yang ditempatkan di bawah wewenangnya.

3. Berikan motivasi kepada bawahan

Manajer dapat memberikan dorongan bawahan melalui perhatian pada


kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif.

4. Meminta penyelesaian kerja

Manajer memberikan pedoman, bantuan dan informasi kepada bawahan,


sedangkan para bawahan harus melaksanakan pekerjaan sesungguhnya yang telah
didelegasikan.

5. Berikan latihan

Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan pelaksanaan


kerjanya.

6. Adakan pengawasan yang memadai

Sistem pengawasan yang terpercaya (seperti laporan mingguan) dibuat agar


manajer tidak perlu menghabiskan waktunya dengan memeriksa pekerjaan bawahan
terus menerus.

F. Keuntungan dan Halangan Delegasi Wewenang

Delegasi wewenang memungkinkan manajer menyelesaikan lebih banyak


pekerjaan daripada kalau semuanya dikerjakan sendiri. Kadang bawahan mempunyai
keahlian yang lebih dibandingkan dengan manajer untuk hal-hal tertentu.
Beberapa manajer kadang enggan mendelegasikan wewenang karena:

1. Tidak yakin akan kemampuan bawahan


Keengganan seorang atasan/manajer untuk mendelegasikan wewenang
biasanya dikarenakan takut kalau tugas (tanggung jawab) gagal dikerjakan dengan
baik oleh orang lain. Ini perlu diatasi dengan mendorong manajer untuk berani
menanggung resiko. Hanya dengan berani menanggung resikolah perusahaan akan
mendapatkan manajer-manajer yang handal dan berpengalaman.
2. Merasa mampu mengerjakan sendiri
Seringkali ada keinginan pada seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan itu
sendiri. Mereka ingin merasakan kepuasan pribadi bila mengerjakannya sendiri.
3. Tidak efisien untuk mengajari bawahannya melakukan tugas
4. Takut wewenangnya akan berkurang
5. Takut kalau bawahannya dapat melakukan tugas lebih baik dibandingkan
dirinya.

Karyawan kadang enggan menerima delegasi wewenang karena beberapa


alasan:

1. Takut gagal
2. Merasa tidak ada penghargaan untuk kerja yang akan dilakukannya
3. Tidak mau menanggung risiko
4. Semua risiko diserahkan atau ditanggung oleh manajer.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang vital dalam organisasi.


Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang agar mereka bisa menjalankan
operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah
konsekuensi logis dari semakin besarnya organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Allen. (2009). Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi. Diakses dari


http://albymoon.blogspot.com/2009/12/wewenang-delegasi-dandesentralisasi.html.

Arikunto, Suharsimi. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Desanti, Tri. (2003). Hubungan Pendelegasian Wewenang dengan Prestasi


Kerja Karyawan pada PT Telekomunikasi Indonesia, TBK Kandatel Lampung.
Skripsi Program Sarjana Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universtas
Lampung. Tidak Dipublikasikan.

Handoko, T. Hani. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.


Jogjakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu S.P. (2001). Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah.


Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai