Anda di halaman 1dari 11

“WEWENANG/HAK (AUTHORITY)”

A. Wewenang (Authority)
1. Pengertian wewenang
Wewenang adalah kekuasaan resmi yang dimiliki seseorang untuk bertindak dan
memerintah orang lain. Tanpa ada wewenang terhadap suatu pekerjaan , jamganlah
mengerjakan pekerjaan tersebut, karena tidak mempunyai dasar hukum untuk melakukan
nya.1
2. Pengertian wewenang menurut para ahli :
a. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2001:64) dalam buku Manajemen Dasar,
Pengertian, Dan Masalah edisi revisi mengemukakan sebagai
berikut : “Authority adalah kekuasaan yang sah dan legal ynag dimiliki seseorang
untuk memerintah orang lain, berbuat, atau tidak berbuat sesuatu; authority merupakan
dasar hukum yang sah dan legal untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan’’.
b. Menurut Louis A. Allen (2001:64) dalam buku Manajemen Dasar, Pengertian, Dan
Masalah edisi revisi mengemukakan sebagai berikut : “ Authority is the sum of the
power and rights entrusted to make possible the performance of the work
delegated”.  Artinya : Wewenang adalah sejumlah kekuasaan (power) dan hak (rights)
yang didelegasikan pada suatu jabatan.
c. Menurut Henry Fayol (2001:65) dalam buku Manajemen Dasar, Pengertian, Dan
Masalah edisi revisi mengemukakan sebagai berikut : “Wewenang adalah hak untuk
memerintah (dalam organisasi formal) dan kekuatan (power) membuat manajer
dipatuhi dan ditaati”.
d. Menurut James D. Mooney (2001:65) dalam buku Manajemen Dasar, Pengertian, Dan
Masalah edisi revisi mengemukakan sebagai berikut : ”Power dalam arti fisik adalah
kecakapan membuat sesuatu, sedangkan authority adalah hak/wewenang (right) untuk
membuat sesuatu”.

1
(Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan.2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta : Penerbit  PT. Bumi Aksara)

1
e. Menurut  Harold Koontz dan Cyril O’Donnel (2001:65) dalam buku Manajemen
Dasar, Pengertian, Dan Masalah edisi revisi mengemukakan sebagai
berikut : “Authority is legal or right full power; a right to command or to act”.
Artinya : Wewenang adalah kekuasaan yang sah, suatu hak untuk memerintah atau
bertindak.2
3. Jenis-jenis Authority
1. Line authority / relationship :
Is that relationship in which a superior exercises direct supervision over subordinates.
Wewenang lini terjadi bila terdapat hubungan wewenang langsung antara atasan-
bawahan, yang  berarti  tiap manajer melaksanakan wewenang  yang utuh kepada
seluruh  bawahan nya.
2. Staff authority/relationship :
Concist of giving advice and counsel. Biasanya staff mempunyai hak untuk
memberikan saran usulan dan pendapat pada para manajer lini, dimana manajer lini
adalah orang orang yang bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan
organisasi. Dengan adanya wewenang staf ini, terdapat keuntungan maupaun
kelemahan yang ditimbulakan terhadap organisasi.

Adapun keuntungan nya sebagai berikut :

a. Bisa mendapatkan saran-saran dari para ahli dalam berbagai area dalam organisasi
b. Para ahli dalam fungsi staff mempunyai cukup waktu untuk berpikir, mengumpulkan
data dan menganalisa nya dimana manajer lininya tidak dapat melalukan nyaa.
c. Dapat membantu manajer lini agar bias bekerja efektif.

Sedangkan kelemahannya adalah :

a. Mengabaikan wewenang lini dari manajer departemen.


b. Kurangnya tanggung jawab staff.
c. Kemungkinan adanya perbedaan pola pikir staf dengan realitanya, karena mereka
tidak benar-benar menerapkan apa yang mereka sarankan.
d. Dilanggar nya prinsip kesatuan perintah (unity of command)
2
(Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan.2001. Manajemen : Dasar, Pengertian, Dan  Masalah. Edisi revisi. Jakarta : Penerbit  PT. Bumi Aksara).

2
e. Terlalu banyak aktivitas staf dapat menyulitkan control dari manajer lini.
3. Functional authority
Hak yang didelegasikan kepada seorang individu atau departemen untukmengontrol
aktivitas yang spesifik yang dilakukan oleh karyawan dimana pun aktivitas itu berada
dalam organisasi (dalam departemen lain).
4. Personality authority (wewenang kewibawaan)
Wewenang  kewibawaan seseorang adalah karena kecakapan, perilaku, ketangkasan,
dan kemampuan, sehingga ia disegani.3
4. Sumber-sumber authority

Sumber-sumber authority adalah sebagai berikut :

a. Formal Authority Theory


Menurut teori ini, authority yang dimiliki seseorang bersumber dari barang-barang
yang diilikinya, sebagaimana yang diatur oleh undang-undang, hukum, dan hukum
adat dari lembaga tersebut.
b. Acceptance Authority Theory
Menurut teori ini, authority seseorang bersumber dari penerimaan, kepatuhan, dan
pengakuan para bawahan terhadap perintah, dan kebijakan-kebijakan atas kuasa yang
dipegangnya.
c. Authority of the Situation
Menurut teori ini, authority seseorang bersumber dari “situasi”, misalnya keadaan
darurat atau kejadian-kejadian luar biasa.
d. Position Authority
Menurut teori ini, wewenang yang diperoleh seseorang bersumber dari posisi
(kedudukan) superior yang dijabatnya didalam organisasi yang bersangkutan.
e. Tecnichal Authority (Computer authority)
Menurut teori ini, wewenang seseorang (operator) bersumber atau berasal dari
computer yang dipakai nya untuk memproses data.
f. Juridical authority

3
(Sri Wiludjen SP.2007. Pengantar Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu).

3
Menurut teori ini, wewenang seseorang bersumber dari hukum atau undang-undang
yang berlaku.4
5. Batas-batas Authority
1. Kemampuan jasmaniah (fisik), artinya manajer tidak dapat memerintahkan suatu
tugas kepada para bawahannya diluar kemampuan manusia.
2. Alamiah, artinya manajer tidak dapat menugaskan para  bawahannya untuk
menentang alam.
3. Teknologi, artinya manajer tidak dapat memerintah bawahannya untuk melakukan
tugas-tugas yang belum tercapai teknologi/ilmu pengetahuannya.
4. Pembatasan ekonomi, artinya wewenang seorang manajer dibatasi oleh keadaan
ekonomi.
5.  Partnership agreement, artinya wewenang seorang manajer juga dibatasi oleh
rekannya, misalnya oleh dewan komisarisnya.
6. Lembaga, artinya wewenang seorang manajer dibatasi oleh anggaran dasar dan
anggran rumah tangga, kebijakan, dan prosedur lembaga bersangkutan.
7. Pembatasan hukum, artinya wewenang seorang manajer dibatasi oleh hukum, agama,
tradisi, dan hak azasi manusia.5
B. Pendelegasian wewenang
1. Arti penting pendelegasian wewenang
Pendelegasian wewenang merupakan proses yang bertahap dan yang menciptakan
pembagian kerja, hubungan kerja, dan adanya kerja sama dalam suatu organisasi /
perusahaan.

Penulis mengutip defenisi-defenisi yg dikemukakan oleh para penulis yaitu sebagai


berikut :

a. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2001:72) dalam buku Manajemen Dasar,
Pengertian, Dan Masalah edisi revisi mengemukakan sebagai berikut :”Pendelegasian
wewenang adalah memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang
oleh delegator kepada delegate untuk dikerjakan atas nama delegator”.

4
(Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan.2001. Manajemen : Dasar, Pengertian, Dan  Masalah. Edisi revisi. Jakarta : Penerbit  PT. Bumi Aksara).
5
(Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan.2001. Manajemen : Dasar, Pengertian, Dan  Masalah. Edisi revisi. Jakarta : Penerbit  PT. Bumi Aksara)

4
b. Menurut Ralph C Davis (2001:72) dalam buku Manajemen Dasar, Pengertian, Dan
Masalah edisi revisi mengemukakan sebagai berikut : “Pendelegasian wewenang
hanyalah tahapan dari suatu proses ketika penyerahan wewenang, berfungsi
melepaskan kedudukan dengan melaksanakan pertanggungjawaban”

Pendelegasian wewenang menjadi penting karena :

 Pendelegasian wewenang dilakukan supaya sebagian tugas dan pekerjaan manajer


dapat dikerjakan oleh bawahannya.
 Pendelegasian wewenang menciptakan terjadinya proses manajemen.
 Pendelegasian wewenang akan memperluas ruang gerak dan waktu seorang manajer.6
2. Proses pendelegasiaan wewenang

Adapun proses pendelegasian wewenang yaitu :

 Menentukan hasil yang diharapkan dari suatu posisi


 Menugaskan suatu pekerjaan pada posisi tersebut.
 Mendelegasikan wewenang untuk menyelesaiakan  tugas tersebut.7
3. Asas pendelegasian wewenang
1. Asas kepercayaan
Kepercayaan ini harus didasarkan atas pertimbangan yang objektif mengenai
kecakapan, kemampuan,kejujuran, keterampilan, dan tanggung jawab dari delegate.
2. Asas delegasi atas hasil yang diharapkan
Pemimpim (delegator) dalam mendelegasikan wewenang harus berdasarkan atas hasil
(pekerjaan) yang dilakukan oleh  delegate.
3. Asas penentuan fungsi atau asas kejelasan tugas
Asas penentuan tugas yang dilakukan manajer kepada bawahannya harus secara
jelasdisertai hasil yang diharapkan.
4. Asas rantai berkala

6
Ibid
7
(Sri Wiludjen SP.2007. Pengantar Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu).

5
Asas rantai berkala artinya manajer (delegator) dalam mendelegasikan wewenang,
harus dilakukan menurut urutan-urutan kedudukan daripada jabatan pejabat yakni
dari atas ke bawah.
5. Asas tingkat wewenang
Menurut asas ini masing-masing manajer pada setiap tingkat harus menagambil
keputusan dan kebijakan apa saja yang dapat diambilnya sepanjang mengenai
wewenangnya.
6. Asas kesatuan komando
Setiap bawahannya harus diusahakan agar hanya menerima perintah dari seorang
atasan saja. Namun atasan dapat memerintah lebih dari satu bawahan.
7. Asas keseimbanagan wewenang dan tanggung jawab
Menurut asas ini, besarnya wewenang yang didelegasikan harus sama dengan
besarnya tugas-tugas dan tanggung jawab yang diminta.
8. Asas pembagian kerja
Menurut asas ini, untuk berfungsinya organisasi hendak nya dilakukan distribusi
tugas pekerjaan (delegation of authority), karena tanpa adanya pembagian kerja,
manajemen tidak berarti apa-apa dan semua tugas-tugas hanya dilakukan sendiri oleh
manajer.
9. Asas efisiensi
Menurut asas ini dengan pendelegasian wewwnang maka manajer akan lebih leluasa
melaksanakan tugas-tugas penting daripada melakasanakan tugas-tugas yang dapat
dkerjakan bawahan.
10. Asas kemutlakan tanggung jawab
Menurut asas ini, bahwa setiap delegate yang menerima wewenang , mutlak harus
bertanggung jawab kepada delegator (atasannya) mengenai wewenang (pekerjaan-
pekerjaan) yang dilakukan.8
C. Sentralisasi dan Disentralisasi Wewenang
1. Sentralisasi
Sentralisasi adalah suatu kebijakan yang menempatkan wewenang pengendalian dan
pengambilan keputusan ditangan eksekutif-eksekutif puncak.
8
(Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan.2001. Manajemen : Dasar, Pengertian, Dan  Masalah. Edisi revisi. Jakarta : Penerbit  PT. Bumi Aksara).

6
Kebaikan sentralisasi :

 Pengendalian dapat lebih efektif.


 Mengurangi waktu pengambilan keputusan
 Keseragaman rencana dari tindakan-tindakan yang dilakukan

Kerugian sentralisasi :

 Kelambatan pengambilan keputusan dapat terjadi bila organisasi semakin besar.


 Manajer-manajer muda mempunyai sedikit pengalaman dalam pengambilan
keputusan.
 Kaderisasi manajer yang buruk.
2. Desentralisasi
Desentralisasi adalah kebijakan untuk mendelegasikan wewenang pembuatan
keputusan ke level yang lebih rendah dalam struktur organisasi, kecuali hal-hal
tertentu yang memang harus ditangani oleh para manajer puncak.9

Ciri-ciri desentralisasi :

1. Semakin banyak jumlah keputusan yang diamabil manajer semakin banyak.


wewenang yang didelegasikan.
2. Semakin penting keputusan yang diambil oleh manajer.
3. Semakin banyak fungsi yang terkena oleh keputusan yang diambil oleh manajer.
4. Semakin sedikit pengendalian atas keputusan yang diambil oleh manajer.
5. Semakin besar tanggung jawab manajer maka semakin banyak wewenang yang
diterima.
6. Semakin banyak pekerjaan  yang dapat dikerjakan manajer.10

Keuntungan-keuntungan desentralisasi :

1. Desentralisasi menimbulkan kesempatan lebih besar untuk mengembangkan inisiatif


individual, hingga dengan demikain membentuk kemampuan kepemimpinan dan
memperkuat loyalitas pekerja terhadap perusahaan.
9
(Sri Wiludjen SP.2007. Pengantar Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu).
10
(Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan.2001. Manajemen : Dasar, Pengertian, Dan  Masalah. Edisi revisi. Jakarta : Penerbit  PT. Bumi Aksara).

7
2. Organisasi local dapat bergerak lebih cepat dalam hal menghadapi kebutuhan-
kebutuhan yang timbul.
3. Otoritas yang diberikan dekat pada sumber pelaksanaan, membantu memperlancar
pelaksanaan pekerjaan.
4. Desentralisasi menimbulkan keuntungan perusahaan besar dan kohesi perusahaan
kecil.11

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sentralisasi dan desentralisasi :

a. Mahalnya suatu keputusan


b. Keseragaman keputusan
c. Kemajuan perusahaan
d. Sejarah perusahaan
e. Keinginan akan kemandirian
f. Tersedianya manajer
g. Teknik pengendalian
h. Pengaruh lingkungan.12

11
(Prof. Dr. J.Winardi, SE.2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Edisi revisi. Jakarta : Penerbit Prenada Media).

12
(Sri Wiludjen SP.2007. Pengantar Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu).

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Wewenang (authority) merupakan dasar untuk  bertindak, berbuat, dan melakuakan
kegiatan dalam suatu perusahaan. Tanpa wewenang orang-orang dalam perusahaan
tidak dapat berbuat apa-apa. Dalam authority (wewenang) selalu
terdapat  power (kekuasaan) and rights (hak), tetapi dalam power (kekuasaan) belum
tertentu terdapat authority (wewenang) and rights (hak).
2. Ada 4 jenis authority yaitu:
a. Line authority (wewenang lini)
b. Staff authority (wewenang staf)
c. Functional authority (wewenang fungsional)
d. Personality authority (wewenang kewibawaan)
3. Sumber-sumber Authority :

a. Formal authority theory


b. Acceptance authority theory
c. Authority of the situation
d. Position authority
e. Tecnichal authority
f. Juridical authority

4. Ada 7 batasan Authority yaitu :

a. Kemampuan jasmaniah (fisik)


b. Alamiah.
c. Teknologi.
d. Pembatasan ekonomi.
e. Partnership agreement.
f. Lembaga.

9
g. Pembatasan hukum.

5.  Pendelegasian wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika penyerahan


wewenang, berfungsi melepaskan kedudukan dengan melaksanakan
pertanggungjawaban.
6. Pendelegasian wewenang akan memperluas ruang gerak dan waktu seorang manajer.
7. 10 asas pendelegaasian wewenang :

a. Asas kepercayaan
b. Asas delegasi atas hasil yang diharapkan
c. Asas penentuan fungsi atau asas kejelasan tugas
d. Asas rantai berkala
e. Asas tingkat wewenang
f. Asas kesatuan komando
g. Asas keseimbanagan wewenang dan tanggung jawab
h. Asas pembagian kerja
i. Asas efisiensi
j. Asas kemutlakan tanggung jawab

8. Sentralisasi dan desentralisasi mutlak dalam manajemen tidak dapat dilakukan,


karenan  manajemen tidak ada lagi.
9. Sentralisasi mutlak, artinya jika semua (100%) wewenang itu masih tetap dikuasai
(dipegang) sepenuhnya oleh manajer puncak. Tidak ada pendelegasian wewenang
yang dilakukan.
10. Desentralisasi mutlak, diartikan jika semua (100%) maka wewenang manajer puncak
didelegasikan kepada bawahan. Rahasia jabatan tidak ada lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Hasibuan, Malayu S.P.(2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta :
Penerbit  PT. Bumi Aksara.
 Hasibuan,  Malayu S.P.(2001). Manajemen : Dasar, Pengertian, Dan  Masalah. Edisi
revisi. Jakarta : Penerbit  PT. Bumi Aksara.
 Wiludjen SP , Sri (2007). Pengantar Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit
Graha Ilmu.
 Winardi. J (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Edisi revisi. Jakarta : Penerbit
Prenada Media.

11

Anda mungkin juga menyukai