Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAKIKAT PENDIDIKAN

Disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Filsafat Ilmu Pendidikan Islam Program Pascasarjana
IAIN Fattahul Muluk Papua

Dosen Pengampu :
Dr. H. Marwan Sileuw, S.Ag., M.Pd

Oleh :

Bambang Buana S.Kom.I


NIM : 161920211120027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MULTIKULTUR

PASCASARJANA IAIN FATTHUL MULUK PAPUA

NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

‫ اَل َح ْو َل َو اَل‬،‫ُول هللا‬ َ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َع‬


ِ ‫لى َرس‬ ِ ‫الـحمْ ُد‬
َّ ‫هلل َوال‬ ِ ‫ِبسْ ِم‬
َ ‫هللا‬
‫قُ َّو َة ِااَّل ِباهلل َو َبعْ ُد‬
Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah mengajarkan manusia dengan
perantara qalam, dan mengajarkan manusia pada sesuatu yang tidak
diketahuinya. Salawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW. sebaik-baik
manusia, juga atas
keluarga dan para sahabatnya yang memiliki dihayah dan kemuliaan.
Dalam kesempatan yang baik ini, penulis mencoba membuat sebuah karya
tulis ilmiah dalam bentuk makalah. Dengan harapan dapat menjadi
sumbangsih pemikirian bagi para pembaca yang budiman sebagai bahan
literasi dalam menambah wawasan dan pandangan tentang sebuah konsep
ilmu pengetahuan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis ucapkan terimakasih kepada orang-
orang yang sangat membantu dalam memberikan sumbangan moril maupun
materil sehingga mendapat kesempatan menyelesaikan tulisan ini, di
antaranya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Idrus Al-Hamid, S.Ag., M.Si Selaku Rektor IAIN Fattahul
- Muluk- Papua.
2. Bapak Dr. Husnul Yaqin, MH, selaku Direktur Pascasarjana IAIN Fattahul
Muluk- Papua.
3. Bapak Dr. Miftahul Huda,SH.I., MH, Selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Agama Islam Multikultur IAIN Fattahul Muluk Papua.
4. Bapak Dr.H. Marwan Sileuw,S.Ag.,M.Pd, selaku dosen Pengampu mata
kuliah Filsafat Pendidikan Agama Islam
5. Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana IAIN Fattahul Muluk Papua.
Dalam penulisan makalah ini tentu masih banyak kekurangan, baik dari segi
isi maupun metodologi penulisan. Oleh karena itu kritik dan saran yang

II
membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan pada tulisan-tulisan
selanjutnya.
Akhirnya, mudah-mudahan Allah SWT. senantiasa membimbing kita agar
dapat membuka pintu-pintu ilmu bagi kita semua untuk menggapai ridha-Nya.
Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin.
Merauke, 21 November 2021
Penulis,

III
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................II

DAFTAR ISI..........................................................................................................IV

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5

A. Latar Belakang..............................................................................................5

B. Rumusan Masalah.........................................................................................6

C. Tujuan...........................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7

A. Hakikat dan Dasar Pendidikan Islam............................................................7

B. Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan..........................................................8

BAB III PENUTUP............................................................................................11

A. KESIMPULAN...............................................................................................11

B. SARAN...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

IV
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kualitas pendidikan di
Indonesia masih sangat memprihatinkan, peserta didik yang seharusnya
mendapat pendidikan yang layak masih belum bisa mendapatkan haknya
sebagai peserta didik, Ini menandakan peran serta masyarakat , pemerintah
maupun rasa kepedulian dari masing-masing individu belum
mampu menyadari akan pentingnya pendidikan terutama dalam
tahap perkembangan peserta didik.

Landasan pendidikanpun masih belum dipahami oleh masing-


masing individu di Indonesia kemudian ketika dilihat dari segi ekonomi
pendidikan masih dibilang cukup mahal jerih payah untuk mencapai
pendidikan tinggi harus di tingkatkan.

Maka dari itu  masyarakat sering mengatakan bahwa pendidikan


tnggi hanya untuk orang- rang yang mampu dan memiliki kemampuan
ekonomi yang cukup bahkan lebih.

Dari pernyataan itu dapat kita simpulkan bahwa sebagian


dari masyarakat Indonesia belum memahami bagaimana dan apa sebenarnya
unsur-unsur yang mendukung pendidikan tersebut, maka dari itu makalah ini
kami susun dengan tujuan mensosialisasikan dan mengingatkan kembali
akan pentingnya pendidikan bagi peserta didik, selain itu mengingatkan
bagaimana unsur-unsur pendidikan sangatlah penitng bagi peserta didik.
Konsep-konsep dasar yang melandasinya dan mengerti bahwa wujud
pendidikan sebagai sistem dalam pengembangan peserta didik. Pengertan
pendidikan atau definisinya menurut pendapat para Ahli lain yaitu

Pengertian pendidikan menurut ) Prof. Dr. Langeseld Pendidikan ialah pemberian


bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih memerlukannya.

5
Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia,
peletak dasar yang kuat pendidikan Nasional yang progresif untuk generasi
sekarang dan generasi yang akan datang merumuskan pengertian pendidikan
sebagai berikut :
Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek dan
tubuh anak); dalam Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-
bagian itu agar supaya kita memajukan kesempurnaan hidup , kehidupan
dan penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya”.
Tokoh ini adalah sebagai pelopor dan peletak dasar dari perguruan
taman siswa. Baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat.
  Penjelasan Peserta didik peserta didik berstatus sebagai subjek
didik" Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena
peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonomi yang ingin diakui
keberadaannya. ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik
ialah ada Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga
merupakan insan yang unik Individu yang sedang berkembang Individu
yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi dan
Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri orang yang pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah
yang akan dibahas adalah, sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dari hakikat dan dasar pendidikan Islam.
2. Tujuan hidup dan tujuan pendidikan.

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Menjelaskan makna Hakikat dan dasar pendidikan Islam


2. Menjelaskan tujuan hidup dan tujuan pendidikan

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Dasar Pendidikan Islam


............................................Tulisan ini membahas tentang hakikat dasar pendidikan Islam
penelitian ini menggunakan literature research atau penelitian kepustakaan
yang akan dianalisis dan disimpulkan. Dalam pengumpulan data penulis
menggunakan studi pustaka yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
menggunakan data-data yang berkaitan dengan dasar-dasar pendidikan Islam
dari buku-buku, jurnal, koran, internet dan sumber lainnya yang relevan.
Penelitian ini bersifat kualitatif yang lebih mengutamakan penggalian,
penemuan, pembacaan, penjelasan dan penyampaian makna atau simbol data
yang tersurat dan terserat dari data yang dikumpulkan. Hasil penelitian ini
berupa:
1. Pengertian Pendidikan Islam,
2. Dasar pendidikan Islam,
3. Fungsi pendidikan dalam Islam,
4. Tujuan Pendidikan dalam Islam,
5. Hubungan antara Tujuan Hidup dengan Tujuan Pendidikan dalam Islam.
Kesimpulan dari tulisan ini bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk
menjadikannya selaras dengan tujuan utama manusia menurut Islam, yakni
beribadah kepada Allah SWT. Pendidikan Islam harus dibangun di atas
konsep kesatuan (integrasi) antara pendidikan aqliyah dan qalbiyah, sehingga
menghasilkan manusia muslim yang pintar secara intelektual sekaligus
terpuji secara moral.1
Dasar pendidikan Islam adalah sesuatu yang dijadikan dasar, pondasi atau tempat
berpijaknya pendidikan Islam. Teori atau konsep pendidikan Islam sebagai produk
pikiran manusia dalam rangka pelakasanaan pembinaan kepribadian dan
pengembangan potensi peserta didik tidak bersifat baku dan

1
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar

7
mutlak, tetapi bersifat relatif karena keterbatasan kemampuan pikir dan daya
nalar manusia mengkaji kandungan, nilai dan makna wahyu Allah. Karena itu
dalam perjalanannya, pada aspek tertentu, teori atau konsep pendidikan Islam
dapat saja berubah atau menyesuaikan diri dengan perkembangan kehidupan
manusia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.2

B. Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan


Ketika seseorang hendak mendesain pendidikan, maka ia harus
memulainya dengan merumuskan tujuan yang hendak dicapainya. Sesuai
dengan dasar dan konsep pendidikan yang menjadi pandangan hidup
pendesain itu ia akan merumuskan tujuan pendidikan. Jadi, pada dasarnya
tujuan pendidikan selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup (way of life)
orang yang mendesain dan pengambil kebijakan pendidikan tersebut. Itulah
sebabnya desain dan tujuan pendidikan disuatu tempat atau negara selalu
berbeda-beda. 3
Hampir semua pakar pendidikan Islami menyatakan, bahwa tujuan
pendidikan harus sesuai dengan tujuan hidup manusia itu sendiri. Antara lain,
seperti kata Hasan Langgulung : “berbicara tentang tujuaan pendidikan tidak
terlepas dari tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah
suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan
hidupnya baik sebagai invidu maupun sebagai anggota masyarakat”.
Dalam pandangan Islam, mengetahui dan memahami tujuan hidup
merupakan keniscayaan. Orang yang tidak memahami dan menyadari tujuan

2
Ahmad Syar’I, Filsafat Pendidikan Islam, (Palangkara Raya :CV. Narasi Raya, 2020 ),53.
3
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992), h. 46

8
hidupnya, seperti seorang nahkoda kapal yang kehilangan arah
ditengah lautan lepas. Kapal tersebut lama kelamaan akan tenggelam karena
kehabisan energi dan hantaman ombak dan badai.
Oleh karena itu mengetahui tujuan hidup merupakan hal yang penting.
Untuk mengetahui hakikat dan tujuan hidup harus dipahami untuk apa dulu
manusia hidup. Manusia harus mempertanyakan kembali, berasal dari
manakah ia?, akan kemana?4
Ada orang yang menganggap bahwa hakikat hidupnya hanya
persenyawaan unsur-unsur material. Jika manusia mati, maka musnah pula
kehidupan ini. Menurut mereka hidup ini adalah untuk memuaskan hawa
nafsu. Sedangkan orang yang menganggap hidup ini dari Allah akan kembali
kepada Allah, ia akan menyesuaikan hidupnya dengan tujuan Allah
menjadikannya (Jumranshah, 2008:111).

Tujuan hidup menurut Islam adalah beribadah atau mengabdi kepada


Allah Swt. Tujuan hidup muslim terdapat dalam al- Qur’an surat al-
Dzariyat(51):56 yang berbunyi

َ ‫ت ْال ِجنَّ َوااْل ِ ْن‬


‫س ِااَّل لِ َيعْ ُب ُد ْون‬ ُ ‫َو َما َخ َل ْق‬
“ Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka
menyembah-Ku”.5
Ayat lain yang berhubungan dengan tujuan hidup manusia adalah al-Qur’an
surat al- Baqarahayat 21 berbunyi:

‫ٰ ٓيا َ ُّي َها ال َّناسُ اعْ ُب ُد ْوا َر َّب ُك ُم الَّ ِذيْ َخ َل َق ُك ْم َوالَّ ِذي َْن ِمنْ َق ْبلِ ُكم َل َعلَّ ُك ْم َت َّتقُ ْو ۙ َن‬
”Hai manusia, beribadahkan kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan
kamu dan orang orang sebelum kamu, supaya kamu bertaqwa kepada
Allah”.6

Dalam sebuah ayat disebutkan:

4
Haris Hermawan,Filsafat Pendidikan Islam, ( Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen
Agama Republik Indonesia),114.
5
. Al-Quran Al-Fattah, ( Bandung: CV Mikraj Khazanah Ilmu, 2011),Hal 263.
6
. Ibid.,Hal.3

9
‫ص ْينَ لَهُ ال ِّد ْينَ ەۙ ُحنَفَ ۤا َء َويُقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َوي ُْؤتُوا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ِ‫َو َمٓا اُ ِمر ُْٓوا اِاَّل لِيَ ْعبُ ُدوا َ ُم ْخل‬
َ ِ‫ال َّز ٰكوةَ َو ٰذل‬
‫ك ِدي ُْن ْالقَيِّ َم ِة‬
“Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus”
(Q.S. Al-Bayyinah :5).7

7
.Ibid.,Hal. 303

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian- uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Pendidikan Islam adalah suatu pendidikan yang melatih perasaan
murid-murid dengan cara begitu rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan,
keputusan, dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan, sangat
dipengaruhi oleh nilai spritual dan sangat sadar akan nilai etis Islam.

Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu pada


term al-tarbiyah, al-ta’dib, dan al-ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut term yang
popular digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah term al-tarbiyah.

Pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik.


Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi
afektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Dalam Al-Qur’an ada empat yang dapat menjadi pendidik.

a. Allah SWT
b. Para Nabi
c. Kedua Orang Tua
d. Orang Lain

Dalam konteks pendidikan Islam “pendidik” sering disebut dengan murabbi,


mu’allim, mu’addib.

Manusia dengan kemampuan akal dan hatinya menyandang predikat


sebagai makhluk pemikir sekaligus perasa. Nilai Pendidikan Islam terletak
pada keseimbangan antara aspek pemikiran dan perasaan atau antara aspek
pikir dan dzikir. Pendidikan Islam adalah proses pembentukan kepribadian
manusia kepribadian Islam yang luhur. Bahwa pendidikan Islam bertujuan
untuk menjadikannya selaras dengan tujuan utama manusia menurut Islam,
yakni beribadah kepada Allah SWT. Maka berdasarkan cara pandang di atas,
Pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep kesatuan (integrasi) antara

11
pendidikan aqliyah dan qalbiyah, sehingga menghasilkan manusia muslim
yang pintar secara intelektual sekaligus terpuji secara moral.8
2. Tujuan hidup dan tujuan pendidikan
Setelah menyimak beberapa pandangan diatas, dapat dirumuskan tujuan akhir
pendidikan Islam sebagai berikut :
a. Menjadi Hamba Allah.
b. Menjadi Manusia Muttaqin.
c. Menjadi Khalifah Allah Fil Al-Ard
d. Menjadi Manusia Sejahtera di dunia dan Akherat.9

B. SARAN
.................................................Berdasarkan kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendid
adalah Allah Swt., pada Nabi dan Rasul, dan para ulama. Tugas pendidik
Muslim, dengan demikian, adalah meniru para pendidik ideal tersebut,
terutama memiliki dan menerapkan kepribadian para pendidik ideal tersebut.
Para pendidik Muslim, lebih lanjut, harus berakhlak dengan akhlak Allah,
sehingga pendidik Muslim memiliki dan menampilkan sifat jamaliyah dan
sifat jalaliyah Allah Swt.
sebagai Maha Pendidik. Demikian juga, para pendidik Muslim harus
meneladani sifat-sifat para Nabi dan Rasul. Secara teologis, ada empat sifat
wajib Nabi: siddik, amanah, tabligh dan fathanah, serta empat sifat mustahil:
kazib, khiyanat, kitman dan jahil atau ghaflah (pelupa). Karenanya, pendidik
Muslim haruslah menjadi sosok yang siddiq, amanah, tabligh dan fathanah.
Kemudian, para pendidik juga harus meneladani. kepribadian para
ulama di dunia Muslim. Sekadar contoh, Imam Syafi‘i selalu menjaga
wuduknya, sehingga pendiri mazhab Syafi’iyah ini selalu dalam keadaan suci
dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Karena itu pula, para pendidik
juga harus suci dengan menjaga wuduk.

8
. Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam.op.cid.149
9
. Ahmad Syar’I. op.cid. hal 73

12
DAFTAR PUSTAKA

Syar’I, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Palangka Raya : Narasi Nara.


2020.
Hermawan, Haris, Filsafat Pendidikan Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia : Kementerian Agama. 2021.
Hidayat, Rahmat, Filsafat Pendidikan Islam, Medan : LPPPI. 2016.
Suharto, Toto, Filsafat Pendidikan Islam,Edisi Revisi, Jogyakarta : Ar-Ruzz
Media.2014.
Maisyaroh, Hakikat Pendidik dala perspektif Falsafah Pendidikan Islami,
Medan : dalam Jurnal
al-Thoriqoh. 2019.

13

Anda mungkin juga menyukai