Anda di halaman 1dari 11

PERANAN ILMU JIWA BELAJAR DALAM DUNIA PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah ‘Ilmu Jiwa Belajar’

DOSEN PENGAMPU : H. RAHMAT S. S, AG

DISUSUN OLEH :

• DANI AZIZ PAMUNGKAS : PAI2131572223005


• MARWAN : PAI2131572223012
• SITI JULAEHA : PAI2131572223031
• EKA RAHAYU ROHMATULLOH : PAI2131572223009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MAS’UDIYAH SUKABUMI

TP. 2023

Jl. Raya Sagaranten Km. 26 Buniayu, Desa Kertaangsana, Kec. Nyalindung,


Kab. Sukabumi, Jawa Barat 43196
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT. Sholawat dan salam

semoga tercurah limpahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. dengan segala

karunia dan nikmat yang telah Allah SWT. berikan kami dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik. Dengan kerja keras dan penuh rasa syukur kami telah menyelesaikan tugas

untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Jiwa Belajar dalam tema/judul Peranan Ilmu Jiwa

Belajar dalam Dunia Pendidikan.

Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak H. Rahmat. S,

S.Ag sebagai Dosen dari mata kuliah Ilmu Jiwa Belajar yang telah membimbing kami

sehingga makalah ini telah selesai, juga tidak kami lupakan kepada pihak-pihak yang terlibat

dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik.

Kami sadari bahwa dalam pembuatan tugas makalah ini masih banyak kekurangan

dan sangat jauh dari kata sempurna, segala kesalahan yang kami buat akan kami jadikan

pembelajaran untuk lebih baik dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat berguna

dan dapat diterima dengan baik, khususnya bagi kami umumnya bagi kita semua.

Sukabumi, 19 September 2023

Tertanda

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1

1.3. Tujuan ....................................................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ilmu Jiwa Belajar .................................................................................... 2

2.2. Peran Ilmu Jiwa Belajar dalam Dunia Pendidikan ................................................... 3

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 7

3.2 Saran ............................................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah faktor penting di dalam proses belajar adalah suasana (atmosphere). Tentu
saja faktor lain seperti pengajar dalam hal ini guru dan dosen, bahan ajar, kemampuan
peserta didik, lokasi pelaksanaan, serta kurikulum yang baik merupakan hal penting juga.
Akan tetapi, meski semuanya itu sudah terpenuhi, jika suasana belajar tidak mendukung,
maka hasilnya kurang optimal. Oleh karena itu, pengajar diharapkan bisa menciptakan
suasana belajar di kelas yang menarik dan mendorong siswa untuk aktif. Salah satu syarat
untuk melakukan itu adalah rasa empati dari pengajar kepada siswa yang menjadi peserta
didik.
Dengan berempati, maka pengajar dapat lebih memahami kondisi siswa dan dapat
memberikan perlakuan yang sesuai. Pengajar perlu memahami masing-masing peserta
didik agar bisa memberikan ‘layanan’ yang tepat. Mereka perlu memahami bahwa siswa
memiliki keragaman, sehingga di samping menguasai ilmu yang hendak diajarkan, dosen
juga perlu memiliki ketrampilan non teknis lain seperti teknik mengajar, memotivasi,
empati, dan juga psikologi anak. Sasaran akhir dari pengajaran bukanlah tersampaikannya
materi dengan tuntas, akan tetapi pada bagaimana memfasilitasi agar peserta didik mau
belajar, mengalami perubahan perilaku, dan ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi
kehidupan siswa.
Salah satu cara yang dapat digunakan oleh mereka adalah dengan memahami
psikologi pendidikan, salah satunya memahami peranan psikologi atau ilmu jiwa belajar
dalam dunia pendidikan. Dengan memiliki pengetahuan akan psikologi pendidikan,
diharapkan pengajar lebih bisa menempatkan dirinya, menempatkan peserta didiknya, dan
menerapkan landasan pendidikan sesuai dengan norma, etika, perilaku, kompetensi, dan
kepribadian untuk perkembangan optimal siswanya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa peran dari ilmu jiwa belajar dalam dunia pendidikan?

C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami peranan ilmu jiwa belajar dalam dunia pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Jiwa Belajar

Ilmu jiwa belajar adalah cabang dari ilmu psikologi yang khusus mengkaji
pemahaman pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan dan memiliki
cakupan yang sangat luas. Peran psikologi pendidikan sangat strategis dalam
mengembangkan tenaga pendidik yang berkualitas. Psikologi pendidikan merupakan
psikologi terapan yang digunakan untuk memecahkan masalah- masalah terkait dengan
dunia pendidikan. Di dalam psikologi pendidikan dikembangkan teori dan penelitian yang
penting bagi peningkatan psikologi belajar pengajar.

Mengajar adalah proses interaksi antara pengajar dan peserta didik yang didalam
prosesnya terjadi transfer pengetahuan. Pengetahuan yang ditransfer ini diharapkan akan
bermanfaat bagi pserta didik. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa disamping transfer
pengetahuan, proses interaksi ini juga mengandung dorongan positif dari pengajar kepada
peserta didik agar apa yang dipelajari bisa mengubah perilaku ke arah yang lebih baik.

Dengan demikian pengajar kecuali sebagai sarana peralihan ilmu juga sebagai
panduan bagi peserta didik. Peran penting ini seharusnya ditanggapi dengan kinerja
pengajar yang positif sehingga bisa menjadi contoh bagi peserta didik. Dari sisi seni,
psikologi pendidikan mengharuskan pengajar untuk bersikap spontan dan rutin
melakukan improvisasi. Kekakuan di dalam pengajaran akan menyebabkan siswa tidak
tertarik. Sedangkan dari sisi keilmuan, psikologi pendidikan memberikan arahan
bagaimana menjalankan proses pengajaran yang efektif.

Penggabungan seni dan ilmu disini berarti penerapan dosen atas pengetahuan
proses belajar yang efektif dengan disesuaikan pada kondisi kelas yang dikelolanya serta
disesuaikan dengan latar belakang pengetahuan dan pengalaman dosen dan masing-
masing peserta didik. Disinilah letak kebijaksanaan seorang tenaga pengajar di dalam
mengelola suasana yang kondusif untuk memotivasi peserta didik. Pada akhirnya sasaran
dari penerapan psikologi pendidikan adalah pada bagaimana membentuk suasana belajar
yang efektif.

2
B. Peran Ilmu Jiwa Belajar dalam Dunia Pendidikan

Ilmu jiwa Belajar atau Psikologi pendidikan berkontribusi dalam mengembangkan


potensi yang dimiliki siswa didik. Jika mengacu pada penjelasan di atas peran dari
psikologi pendidikan dalam mengembangkan potensi siswa dapat dicapai melalui
perubahan perilaku pengajar. Pengajar yang menguasai psikologi pendidikan dan mau
menerapkannya di dalam proses pembelajaran yang dikelolanya akan menghasilkan
peserta didik yang lebih termotivasi. Pengajar yang menerapkan psikologis secara benar,
secara ilmu dan seni, lebih berpotensi memotivasi peserta didiknya. Oleh karena itu,
pemahaman terhadap psikologi pendidikan sangat diperlukan oleh pengajar karena
mereka akan menghadapi peserta didik yang unik dan berbeda (perilaku, kepribadian,
sikap, motivasi, kecerdasan, dan berbagai aspek psikologis lainnya).
Memahami psikologi pendidikan berarti pengajar bisa mengetahui perilaku
bagaimana yang sesuai dalam mengelola siswa dan kelas. Kelas dan proses pegajaran
yang dikelola dengan baik pada akhirnya akan membuat peserta didik bisa
mengoptimalkan atau mengeluarkan segenap potensi, minat, dan bakat mereka.
Beberapa manfaat dari penerapan psikologi pendidikan dalam meningkatkan kualitas
pengajar adalah:
1. Pemahaman terhadap karakteristik dan perkembangan peserta didik/siswa;
2. Memahami gaya berpikir dan belajar peserta didik;

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman karakteristik dan


perkembangan peserta didik;
4. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan
perkembangan peserta didik;

5. Menyusun materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan perkembangan


peserta didik;
6. Menetapkan strategi, metode, dan media pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik dan perkembangan peserta didik;
7. Menetapkan strategi dan metode evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik dan perkembangan peserta didik;
8. Mampu mengidentifikasi dan mengembangkan potensi peserta didik

9. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar;

3
Psikologi pendidikan memandang bahwa belajar dan perkembangan sebagai
proses sepanjang hayat bagi pengajar dan peserta didik. Pandangan ini dipengaruhi oleh
psikologi kognitif dan psikologi perkembangan yang memandang bahwa guru profesional
adalah guru yang terus-menerus belajar dan mengembangkan diri dalam karirnya.
Pengajar yang senantiasa mengembangkan pengetahuannya akan memiliki kemampuan
merefleksikan dirinya di dalam proses pengajaran di kelas. Refleksi seorang pengajar ini
akan membangkitkan kesadaran, pemahaman, dan pengetahuannya. Peningkatan kualitas
pengajar khususnya dari sisi psikologi ini akan memberikan kontribusi ketika mereka
dihadapkan pada keragaman peserta didik.
Peran psikologi pendidikan dalam mengembangkan potensi siswa dapat
diwujudkan dalam tiga tahapan dalam pendidikan. Tahap sebelum pembelajaran, tahap
selama pembelajaran, dan tahap evaluasi setelah pembelajaran.

a. Tahap Sebelum Pembelajaran


Tahap sebelum pembelajaran dapat diawali dengan pengembangan kurikulum
yang sesuai dan pengembangan program pendidikan. Pengajar harus bisa menyusun
kurikulum dan program yang menarik bagi siswa. Kurikulum merupakan seperangkat
pengalaman atau proses belajar yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Dalam megembangkan kurikulum, pengajar harus
mempertimbangkan beberapa aspek yakni karakteristik psikologis peserta didik,
kemampuan peserta didik, pengalaman belajar, hasil yang diharapkan, dan kesetaraan
kemampuan siswa.
Setelah mengembangkan kurikulum, pengajar sebaiknya juga memiliki buku
ajar yang dapat menjadi pegangan siswa. Di dalam penyusunan kurikulum, pengajar
sebaiknya juga sudah menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tentu
saja harus mengacu pada sasaran perubahan perilaku yang dialami siswa setelah
menyelesaikan proses pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu pendidik dalam
menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan
pembelajaran. Selanjutnya, pengajar akan menentukan jadwal pembelajaran yang
komprehnsif tersusun dari penjelasan dasar diikuti dengan pemahaman yang lebih
mendalam.

4
b. Tahap Selama Pembelajaran

Tahap selama pembelajaran mencakup penerapan sistem belajar dan strategi


pengelolaan kelas yang sesuai dengan peserta didik serta serta membangun suasana
belajar yang positif. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan pendidik
untuk merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan.
Penggunaan perangkat bantu seperti media audio-visual, mungkin dapat memberikan
penjelasan lebih mudah kepada peserta didik. Di samping itu, selama proses
pembelajaran, pengajar akan berhadapan dengan sekelompok siswa dengan
karakteristik berbeda-beda. Oleh karena itu, pengajar perlu memahami perbedaan
karakteristik siswa tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional pada Tahun 2008 menyampaikan adanya lima
jenis siswa berdasarkan karakteristik kemampuan dalam menyerap pembelajaran
yaitu bertalenta luar biasa (giffted), konseptual, konstektual, lambat belajar, dan
memiliki keterbelakangan. Psikologi pendidikan berperan membantu pengajar untuk
memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut. Psikologi pendidikan dapat
membantu pendidik dalam menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat
dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu,
jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta
didik. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh pengajar agar
proses belajar mengajar bisa berjalan efektif.
Seorang pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses
belajar mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar untuk hasil proses
belajar mengajar yang lebih baik. Psikologi pendidikan dapat berperan dalam
membantu pendidik agar dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di
dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.
Di samping sebagai pengajar, Guru juga harus berfungsi sebagai pembimbing
bagi peserta didik. Melalui proses pembimbingan ini siswa diharapkan mampu secara
bertahap memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang psikologi
pendidikan yang komprehensif memungkinkan pendidik untuk memberikan
bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada tingkat usia
yang berbeda-beda.

5
c. Tahap Setelah Pembelajaran

Tahap terakhir adalah tahap evaluasi keberhasilan pendidikan yang mencakup


penggunaan metode evaluasi yang objektif dan komrehensif. Pendidik harus
melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan mengevaluasi.
Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar siswa. Psikologi
pendidikan dapat membantu pendidik dan calon pendidik dalam mengembangkan
evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi, pemenuhan
prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.
Beragam teknik evaluasi dari yang menggunakan tes dan non-tes, jenis tes
yang digunakan (lisan, tertulis, dan praktek), serta menentukan kebutuhan waktu
evaluasi perlu dipertimbankan. Selanjutnya, hasil dari evaluasi ini digunakan sebagai
bahan masukan untuk memperbaiki tahapan pra pembelajaran dan selama
pembelajaran.
Pentingnya psikologi pendidikan bagi pengajar dalam upaya mengembangkan
potensi siswa juga dapat dilihat dari beberapa kondisi perubahan yang perlu
diadaptasi. Beberapa di antaranya adalah;
➢ Keragaman siswa baik dari aspek latar belakang status sosial ekonomi, budaya,
ras, agama, kemampuan, bakat, minat, kepribadian, dan kebutuhan khusus.
➢ Kebutuhan akan adanya teknik dan teknologi proses pengajaran yang fleksibel.

➢ Akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan dan kesesuaian dengan kurikulum,


tujuan pendidikan nasional, serta pertimbangan kualitas lulusan.
➢ Meningkatnya tuntutan profesionalisme pengajar yang berdampak pada tuntutan
bagi pengajar untuk meningkatkan kompetensinya secara kontinyu, dan tidak
saja berbasis linier saja. Dosen perlu melengkapi dirinya dengan kemampuan
bahasa, teknologi, dan bahkan jika mungkin memiliki pengalaman di dunia
industri yang memadai.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis berkesimpulan bahwa psikologi


pendidikan berkontribusi penting di dalam dunia pendidikan. Psikologi pendidikan akan
berperan dalam mempersiapkan para guru (calon) guru yang propesional yang
berkompetensi dalam bekajar dan mengajar.
1. Psikologi pendidikan mempengaruhi perkembangan, perbaikan dan penyempurnaan
kurikukum sekolah sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan sebagai
pedoman bagi para guru dalam membimbing proses belajar mengajar para siswa nya
yang memadai.
2. Psikologi pendidikan dapat memperngaruhi ide dan pelaksanaan admisnistratif dan
supervisi pendidikan yang akan dilaksanakan oleh para pimpinan dan pemilik sekolah
dalam mengelola kelancaran proses pendidikan di sekolah seiring dengan tuntutan
kurikulum yang berlaku.
3. Psikologi pendidikan mencoba mengarahkan guru dan calon guru untuk tahu mengapa
suatu hal tertentu itu terjadi, bagaimana problem solving nya dan juga diharuskan
mengetahui aktivitas-aktivita yang di anggap penting bagi pendidikan.
B. Saran

Pada dasarnya segala sesuatu yang telah kami lakukan pasti menginginkan hasil yang
sempurna, namun kami hanya manusia biasa yang tentunya tidak akan luput dari segala
kesalahan. Kami menyadari banyak sekali kekurangan dalam membuat makalah ini maka
dari itu kami memohon dengan sangat kritik dan saran yang dapat membantu Kami untuk
lebih baik dalam pembuatan makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Erawati, Muna. 2012. -Pengantar Psikologi Pendidikan. Solo: Sinar Baru

Mulyadi, Seto, dkk. 2016. Psikologi Pendidikan. Depok: PT Raja Grafindo Persada

Maesaroh et al. 2013. Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Bagi Pendidikan.

Semarang: Gramedia

http://psikopend.sps.upi.edu/peran-psikologi-pendidikan-dalam-mengembangkankapasitas-

guru/ Diakses pada 17 September 2023

Santrock, John W. (2010). Educational Psychology, 5th Edition. McGraw-Hill:New York

Anda mungkin juga menyukai