Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

CINTA KEPADA ALLAH DAN RASULULLAH

Makalah ini disusun dan diajukan untuk

memenuhi tugas pada mata kuliah Syakhsiyyah Islamiyyah

Nama Dosen Pengampu Mata Kuliah

Karmuji Abu Safar, M.A.

Disusun oleh :
Baharuddin
Thomo Hendrawan

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


PERGURUAN TINGGI DA’WAH ISLAM
2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT Yang telah memberikan petunjuk ini
kepada kami, yang mana kami tidak akan pernah mendapatkan petunjuk apabila
Allah SWT tidak menunjukkannya kepada kami. Niscaya sungguh telah datang
Utusan Tuhan kami dengan membawa kebenaran, yang menyerukan kepada kami
bahwasannya surga diwariskan disebabkan amalan yang dikerjakan. Kami
bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Allah SWT, dan kami bersaksi bahwa baginda
Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan utusan-Nya. Adapun selanjutnya, kami
penulis makalah “CINTA KEPADA ALLAH DAN RASULULLAH ”
menyampaikan syukur kepada Allah SWT atas segala kenikmatan, kemudahan,
dan pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian.
Makalah ini disusun dari pengetahuan kami yang terbatas dan lebih
merepresentasikan materi-materi yang sudah banyak disharing oleh para pakar,
tentang “CINTA KEPADA ALLAH DAN RASULULLAH ”.
Semoga makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat. Dan kami
dari penulis mohon maaf atas segala keterbatasan ilmu kami dalam menyusun
makalah ini. Kami penulis meyakini bahwa makalah yang kami susun ini jauh
dari sempurna. Maka sekiranya sangat pantas kami menerima masukan yang
instruktif untuk kemajuan bersama.

Jakarta, 17 Januari 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Indentifikasi Masalah........................................................................................
C. Pembatasan Masalah.........................................................................................
D. Rumusan Masalah.............................................................................................
E. Tujuan Penulisan Makalah................................................................................

BAB I PEMBAHASAN............................................................................................
A. Cinta Kita Kepada Allah SWT..........................................................................
B. Deskripsi Cinta Kepada Allah SWT.................................................................
C. Cinta Allah kepada Hamba dan Tanda-Tanda  Cinta Hamba kepada Allah.....
D. Cinta Kita kepada Rasulallah Saw.....................................................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................


A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang hamba, pada hakekatnya tidak pernah lepas dari pengawasan Allah.
Hal itu merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada umatnya.
Kemudian sebagai seorang hamba, hendaknya kita harus tahu bahwa cara Allah
mengasihi hamba-hambaNYA. Tidak selalu diberikan kenikmatan sebagai
wujudnya, tetapi cobaan juga merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada
umatnya. Sehingga, selayaknya kita bisa mensyukuri apabila mendapat nikmat
dan bersabar ketika mendapat ujian.
Sebagai wujud kecintaan seorang hamba kapada Allah, banyak hal yang bisa
dilakukan. Beberapa diantaranya hendaklah selalu berbuat baik dan bersabar
menghadapi kehidupan. Memanfaatkan semua anugrah Allah juga merupakan
salah satu mencapai itu. Seorang hamba juga harus senantiasa ridho dengan
keputusan Allah dan menerimanya dengan ikhlas. Hal ini akan semakin
mendekatkan diri kepada-Nya di kala kita sedang mendapat kenikmatan ataupun
dalam keadaan susah. Begitu pula terhadap Rasulullah SAW. Sebagai seorang
umat yang mengharapkan syafaatnya, sudah sepantasnya kita selalu memupuk
rasa cinta kita kepadanya. Banyak cara mencapai itu semua. Dengan
mengamalkan ajaran-ajaran Rasulullah SAW dan juga senantiasa  bershalawat
akan membantu wujudkan hal itu. Selainnnya, masih banyak lagi. Dalam makalah
ini akan disampaikan sedikit penjabaran tentang cinta kepada Allah dan Rasul-
Nya.

B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya memahami hakikat cinta kepada Allah dan Rasulullah
mendorong pada ketidaktaatan.
2. Rasa cinta kepada Allah yang tidak terpupuk mengakibatkan jauh dari
Allah.
3. Kekurangan dalam mencintai Allah dapat membuat tidak bersyukur pada
nikmat.

1
C. Pembatasan Masalah
Selanjutnya akan dibahas panjang lebar mengenai hal tersebut. Penulis tidak
banyak menguraikan secara detail dikarenakan menyesuaikan dengan kisi-kisi
yang telah diberikan dosen pengampu, sehingga kami membatasi pembahasan
dalam makalah kami ini hanya tentang cinta kepada Allah dan Rasulullah.

D. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan cinta kita kepada Allah ?
2. Apa deskripsi cinta kepada Allah ?
3. Bagaimana cinta Allah kepada Hamba dan tanda-tanda cinta Hamba
kepada Allah ?
4. Bagaimana cinta kita kepada Rasulullah ?
E. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami cinta kita kepada Allah.
2. Mengetahui dan memahami deskripsi cinta kepada Allah.
3. Mengetahui dan memahami cinta Allah kepada hambanya dan tanda-tanda
cinta hamba kepada Allah.
4. Mengetahui cinta kita kepada Rasulullah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cinta Kita kepada Allah Swt


Cinta Allah kepada hamba ialah kehendak-Nya untuk mendekati , memuliakan
dan menolongnya  dalam segala keadaan. Orang yang dicintai Allah SWT akan di
perlakukan lembut, dikasihi dengan segala kebaikan , diwujudkan segala cita-cita
nya, dan tidak akan merasa terbebani dengan segala amal dan kerja keras.
Sementara cinta hamba kepada Allah adalah keterikatan hati kepada Allah saat
mengingat-Nya, langgengnya keasyikan dan kenikmatan saat bermunajat kepada-
Nya, terasa lezatnya saat mengabdi kepada-Nya, dan kerinduan yang sangat
kepada Allah saja, tidak kepada yang lainya.
Rasulullah SAW bersabda: “Ada tuga hal yang apabila seseorang melakukan
ketiganya sungguh telah menyempurnakan keimanan: pertama, mencintai Allah
dan Rasul-Nya lebih dari yang lainya. Kedua, mencitai seseorang hanya karena
Allah. Dan ketiga, benci kembali pada kekufuran setelah Allah menyelamatkanya,
seperti ia benci dilemparkan ke neraka”.
Hasan Al-basri berkata: “Siapa saja yang mengenal Tuhannya, pasti akan
mencintai-Nya. Siapa saja yang mengenal dunia,  pasti akan berhati-hati
terhadapnya.”  Setiap seseorang yang sudah bisa menyatukan hatinya kepada
tuhan-Nya, niscaya ia akan terjaga dari nafsu-nafsu duniawi yang akan
menjerumuskan ke dalam kesyirikan dan kesombongan.

B. Deskripsi Cinta pada Allah


Dalam salah satu karyanya Quraisy Shihab yang berjudul “Logika Agama”
dijelaskan bahwa cinta pada Allah terdiri dari tiga aspek. Semuanya harus ada
sebagai cermin wujud cinta Allah seutuhnya. Menurutnya cinta itu dimulai
dengan meyakini dalam hati dengan tulus dan ikhlas Allah sebagai tuhan semesta
alam. Kemudian mengungkapkan dengan lisan, dengan banyak berdzikir, istighfar
maupun berkata-kata yang baik. Sesudah itu juga direalisasikan dalam tindakan
sehari-hari. Dalam tiap tindakan senantiasa sesuai dengan perintah Allah dan

3
menjauhi larangan-larangan Allah. Dengan demikian, Quraisy Shihab juga
menjelaskan baahwa seorang hamba yang cinta pada Allah pastinya tidak pernah
lupa pada Allah pada tiap nafas dan perjalanan hidupnya.
Selain itu ada juga diskripsi menurut Yusuf Qardhawi. Dia menjelaskan
bahwa cinta pada Allah terdiri dari hati dan tindakan. Maksudnya, Seorang yang
cinta pada Allah harus yakin dengan ketuhanan dan Maha Kuasanya Allah.
Kemudian hamba itu beribadah dan berbuat baik dalam hidupnya sebagai wujud
dari keyakinannya itu. Tetapi dalam tiap langkahnyaitu, harus senantiasa berdasar
kuat pada tuntunan juga ajaran maupun syareat agama. Sehingga, apa yang
dilaksanakan benar-benar sesuai dengan hal-hal baik yang diridhoi Allah.
Dari apa yang diuraikan ini, tentu akan berbeda dengan ungkapan Imam
Ghazali walaupun pada intinya sama. Menurutnya, cinta ini cukup dengan yakin
dan memahami dengan mendalam ketuhana Allah ikhlas sepenuh hati dan
sungguh-sungguh. Dengan adanya hal ini, orang pastinya akan terdorong dengan
sendirinya untuk senantiasa berbuat baik. Dalam hal ini Al Ghazali lebih
mengedepankan pada kesadaran diri untuk beragama dengan memahami hakekat
hidup. Sebab memang pada dasarnya dengan memahami hakekat hidupnya,
seorang hamba akan tahu apa hal terbaik yang harus dilakukan untuk dirinya.

C. Cinta Allah kepada Hamba dan Tanda-Tanda  Cinta Hamba kepada


Allah
Tentang cinta Allah kepada hamba , maka ketahuilah bahwa Al-Qur’an telah
memberikan kesaksian yang nyata, sebagai mana firman-Nya,
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan mencintai orang-
orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah, 222)
“Sesungguhnya  Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam
barisan yang teratur,  seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh.” (As-Shaff, 4)
Di antara tanda cinta Allah kepada hamba ialah sabda Nabi SAW,

)‫ان اهلل اذا أحب عبدا ابتاله (رواه ترمذى‬

4
Artinya: “Sesungguhnya  jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia
mengujinya.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Di antara tanda-tanda yang paling kuat adalah pengaturanya yang baik
keadaanya terbimbing semenjak kecil dalam aturan yang baik, iman bersemayam
di dalam hatinya, akalnya disinari cahaya, mengikuti apa yang dapat mendekatkan
dirinya kepada Allah dan menghindari segala apa yang menjauhkanya dari Allah.
Kemudian Allah juga melindunginya dengan memudahkan segala
urusanya, meluruskan zahir dan batinya dan menjadikan hasratnya hanya satu,
Jika cintanya semakin mendalam, maka semakin tidak peduli terhadap hal-hal lain
selain Allah.
Sedangkan cinta hamba kepada Allah, maka ketahuilah  bahwa cinta itu
tentu dinyatakan setiap orang. Terlalu mudah bagi mereka untuk mengucapkan
kata cinta,  padahal tidak seharusnya manusia terperdaya oleh kepalsuan yang
dihembuskan oleh syetan.
Jiwa yang terpedaya ialah jika ia membual mencintai Allah, namun tidak
mengujinya  dengan tanda-tanda tertentu dan tidak menuntutnya untuk
menghadirkan bukti penguat.
Di antara tanda-tanda cinta seorang hamba kepada Allah:
1. Selalu ingin bertemu dengan yang dicintainya, yaitu Allah.
Rasulullah SAW bersabda: “ Siapa saja yang rindu bertemu Allah, Allah
pasti merindukanya”.
2. Apabila hati dan lidah tidak pernah berhenti mengingat Allah SWT.
Ibn Mas’ud berkata, “tidak pantas seseorang bertanya tentang dirinya 
kecuali pada Al-Qur’an. Jika mencintai Al-Qur’an berarti ia mencintai
Allah.”
3. Senang berkhalwat (menyendiri bersama Allah) pada saat sepi. Dan
memutuskan hubungan dengan mahluk lain saat gelap malam hanya untuk
menghadap Allah.
4. Tidak menyesal terlewatkan kesempatan duniawi, penyesalan terjadi
apabila lalai dari Allah SWT.
Selain tanda-tanda di atas, tanda kecintaan Allah pada hamba diantaranya :

5
a) Turunnya hujan ke dunia.
b) Diciptakannya siang dan malam.
c) Diciptakannya manusia dalam berbagai rumpun suku, bangsa dan bahasa.
d) Berpasang-pasangannya tiap makhluk di alam semesta.
e) Adanya lautan dan seluruh isi semesta alam dan banyak lagi tanda
kecintaan Allah pada hambanya.
D. Cinta Kita kepada Rasulallah Saw
Seperti yang kita ketahui selama ini bahwasannya agama Islam yang kita
yakini kebenarannya sampai hari ini, merupakan agama yang di bawa oleh
seorang nabi Agung Muhammad SAW. Yang dia dapatkan dari wahyu Tuhan
semesta alam “ALLAH SWT”. Oleh karena itu sepantasnya kita yang sampai hari
ini pula masih mengaku sebagai penganut agama Islam ini, harus mengikuti suri
tauladan dan tingkah laku sosok orang yang luar biasa tersebut. Tidak berhenti
sampai disitu, tetapi kita juga mempunya kewajiban – kewajiban yang semestinya
kita laksanakan terhadap beliau. Diantaranya:
Kewajiban Pertama Atas Umat Ini, Setelah Meyakini Kenabian Beliau Adalah
Mencintai Beliau, Cinta yang Benar-Benar Tumbuh dari Hati yang Suci.
Bahkan wajib hukumnya untuk mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melebihi cinta kita kepada orang tua, anak, istri, bahkan seluruh manusia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

) ‫(ال يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده و الناس أجمعين‬
“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sehingga dia mencintaiku
melebihi daripada cintanya kepada orang tua, anak, bahkan manusia seluruhnya”.
(HR. Bukhari bab Hubbur rasuul shallallahu ‘alaihi wa sallam minal iimaan)
Di antara tanda kebenaran cinta seseorang kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah keinginan mereka untuk dapat melihat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seperti sabda beliau di dalam shahih Muslim:

6
ِ ِ ِ َ َ‫ول اللَّ ِه صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم ق‬ َّ َ‫َع ْن َأبِي ُه َر ْي َرة‬
ٌ ,َ‫ال {م ْن َأ َش ِّد َُّأمتي لي ُحبًّا ن‬
‫و َن‬,,ُ‫اس يَ ُكون‬, َ ََ َْ ُ َ َ ‫َأن َر ُس‬

. ‫َو َمالِ ِه‬ ‫َأح ُد ُه ْم ل َْو َرآنِي بِ َْأهلِ ِه‬ ِ


َ ‫َب ْعدي َي َو ُّد‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallambersabda: “Yang paling cinta kepadaku di antara umatku adalah orang-
orang yang hidup sesudahku, di mana salah seorang di antara mereka ingin
melihatku walau harus mengorbankan keluarga dan harta benda.” (HR. Muslim
bab Fii man yawaddu ru’yatan nabiyyi shallallahu ‘alaihi wa sallam)
Kewajiban umat ini yang kedua dan selkaligus menjadi Hak Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam Adalah Engkau Meyakini Bahwa Tidak Ada
Kebahagiaan dan Tidak Ada Kebaikan, Melainkan Hanya Dengan Mengikuti
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Semua jalan menuju Allah tertutup, kecuali jalan Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Apabila kita menginginkan hidayah, Sesungguhnya kita tidak
akan mendapatkannya kecuali hanya dengan mengikuti Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Allah azza wa jalla berfirman:

‫َواتَّبِعُوهُ ل ََعلَّ ُك ْم َت ْهتَ ُدو َن األعراف‬


“Dan ikutilah dia (Rasulullah) agar kalian mendapatkan petunjuk.” (QS. Al-
A’raaf: 158)
Yang ketiga dari kewajiban kaum muslimin terhadap Rosulnya adalah
Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang disyari’ahkan oleh
Rasulullah SAW. Sabda Nabi:  “Tidak beriman diantara kamu sehingga hawa
nafsunya tunduk kepada apa yang kubawa” (HR Tirmidzi)
Yang keempat dari kewajiban kaum muslimin terhadap  nabi Muhammad SAW.
Adalah menuruti perintahnya “ tingkah lakunya” / taat kepadanya.

‫د َأبي‬,ْ ‫صانِى َف َق‬


َ ‫ َو َم ْن َع‬، َ‫ْجنَّة‬
ِ َ َ‫من َأط‬ 
َ ‫اعنى َد َخ َل ال‬ َْ
"siapa yang taat kepadaku maka dia masuk surga,dan siapa yang menyelisihiku
maka dialah yang enggan (masuk surga)."

7
Imam Qurtubhi mengatakan: bahwa setiap orang yang beriman kepada
nabi Muhammad dengan sebenar- benarnya iman, maka dirinya tidak akan pernah
hampa dari rasa cinta dan taat kepadanya, meskipun kecintaan dan ketaatan
mereka berbeda-beda. Sehingga mereka ada yang taat dan cinta kepada Rasulullah
telah mencapai tingkatan yang tinggi, dan sebagian lain hanya mencapai tingkat
rendah. Tetapi sebagian besar mereka jika disebut nama Rasulullah, maka hasrat
mereka untuk melihatnya sangat besar, karena menurut mereka melihat beliau
sangat berpengaruh terhadap diri, keluarga, anak-anak, harta dan orang tua
mereka. Maka tidak jarang kita  mendapatkan sebagaian mereka yang
mengeluarkan tenaga, harta dan kemampuannya untuk dapat berziarah ke makam
Rasulullah dan melihat makam beliau.  Inilah sebagian bukti rasa cinta dan taat
kita terhadap Rasulullah dengan sepenuh hati dan tenaga seharusnya kita
upayakan untuk menjadikan kita sebagai umat beliau yang sebenarnya.
Seperti halanya mayoritas manusia pada umumnya, ketika dia mencintai
dan meyakini adanya sesosok yang dia kagumi dan dia cintai, pasti dia akan
berbuat sebisa mungkin untuk membuat orang yang dia cintai dan ia kagumi
menjadi bahagia tidak hanya itu, orang itupun pasti akan melaksanakan semua
keinginan dan permintaan sang pujaannya.
Nampaknya dari sedikit narasi diatas menyiratkan bahwasannya
pemakalah sepakat dengan pendapat tokoh Islam ‘ Imam Qurthubi’ bahwasannya
jika seseorang merasa cinta terhadap seseorang maka dia akan berusaha
semaksimal mungkin untuk membuat dirinya dan orang yang dicintainya menjadi
bahagia.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mencintai Allah adalah kewajiban kita, bahkan cinta kita terhadap sesama
manusia, keluarga, bahkan itu Rasul sendiri tidak boleh dilebihkan terhadap cinta
kita kepada Allah. Adapun cara untuk merealisasikan cinta kita kepada Allah
adalah dengan berpegang kepada Al-Qur’an dan Hadis untuk menjalankan
perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Adapun cara yang lain untuk
menunjukkan cinta kita adalah dengan mengetahui asma al husna, seperti dalam
pribahasa tak kenal maka tak sayang, oleh karena itu bila kita sudah mengenal
nama lain dari Allah maka tambahlah kecintaan kita kepada Allah dan begitu pula
Allah akan mencintai kita karena kita sudah mengenalnya.
Mencintai Rasul adalah kewajiban kita setelah kita mencintai Allah, dan kita
diperintahkan untuk mencintai Rasul tidak melebihi cinta kita kepada Allah, dan
kita harus lebih mencintai Rasul daripada keluarga, saudara, ataupun manusia
lainnya. Adapun cara merealisasikan cinta kita kepada Rasul adalah dengan kita
meneladani sifat-sifatnya serta menjalankan ibadah sesuai dengan apa yang
diajarkan olehnya. Dan cara yang lain mencintai rasul adalah dengan cara kita
mencintai atau menghormati keturunannya.
Dalam mencintai Allah dan rasulNYA, manusia diharuskan dengan  ikhlas
sepenuh hati. Sebab dengan begitu, seoang hamba akan mendapatkan banyak hal.
Bahkan, hakekat hidup ini hanya bisa terpenuhi bila ada hal itu. Tentunya, semua
itu bukanlah hal yang mudah mengingat begitu besarnya hasil yang diperoleh.

9
Sehingga benar saja kalau ada filosofo mengatakan “hidup adalah perjuangan
mencapai sukses dan keberhasilan”

A. Saran
Kami penulis makalah ini memberikan saran agar makalah ini dapat
dimanfaatkan untuk penambahan wawasan dari para mahasiswa. Tentunya
dengan segala keterbatasan semoga bisa bermanfaat untuk semua.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Darini, ‘Abd Al-‘Aziz. Terapi Menyucikan Hati. Bandung : Penerbit Al-


Bayan. 2003.

Suhardi, Kathur. Minhajul Qashidin Jalan Orang-orang Yang Mendapat Petunjuk.


Jakarta : Pustaka Al-Kautsar. 1997.

Sitanggal, Anshori Umar. Terjemahan Durratun Nashihin Lengkap. Semarang :


CV Asy Syifa’. 1991.

Khomeini, Imam. 40 Hadis Telaah atas Hadis-hadis Mistik dan Akhlak.


Bandung : PT Mizan Pustaka. 2004.

10

Anda mungkin juga menyukai