Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pengaturan Kondisi Sosio Emosional dan Organisasional dalam Kelas


Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Kelas
Dosen Pengampu : Agatha Kristi Pramudika Sari, M.Pd

Disusun Oleh:
Alvina Puji Agustiani (196223025)
Amidah Nur Hasanah (196223006)
Yustika Milah (196223023)
Indri Ayu Lestari (196223037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyeleasikan penyusunan
makalah ini dengan judul “Pengaturan Sosio Emosional dan Organisasional”
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Kelas. Penyusunan
makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak oleh karena itu kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Ibu Agatha Kristi Pramudika Sari, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Pengelolaan Kelas.
2. Orang tua yang selalu memotivasi dan mendukung kami.
3. Teman-teman yang ikut serta dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari semua pihak agar
makalah ini dapat disempurnakan dan bisa menjadi acuan agar menjadi lebih baik
lagi dimasa mendatang.

Kuningan, November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
A. Suasana sosio emosional dalam kelas....................................................... 3
B. Kegiatan rutin secara organisasional yang dilakukan di kelas maupun
di sekolah .................................................................................................. 5
BAB III Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran.......................................................................................................... 10
Daftar Pustaka..................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menciptakan kondisi dan iklim kelas yang menyensngksn, kondusif untuk
kegiatan belajar mengajar di kelas, efektif dalam mencapai tujuan
pembelajaran, serta bermakna bagi siswa merupakan harapan untuk peran guru
sebagai seorang manajer dikelasnya. Sebagai seorang guru, ia harus bisa mengatur
kondisi dan menciptakan iklim belajar yang menunjang di kelasnya. Pengaturan
dan kondisi penciptaan iklim belajar yang menunjang, ruang lingkupnya meliputi
penciptaan kondoisi fisik kelas, kondisi sosio emosional, kondisi organisasional,
dan kondisi administrasi teknik.
Penciptaan kondisi dan situasi belajar mengajar tersebut akan berpengaruh
terhadap proses pembelajran yang efektif. Namun, dalam menciptakan proses
belajar mengajar yang efektif, guru akan mengalami berbagai kendala. Salah satu
masalah dalam pengelolaan kelas yaitu masalah disiplin kelas. Guru sebagai
seorang managerial, harus mampu memelihara disiplin kelas, agar proses
pembelajaran berjalan efektif.
Seorang pendidik adalah orang yang paling bertanggungjawab dalam
segala aktivitas di dalam kelas. Segala bentuk perilaku apapun oleh pendidik akan
memiliki dampak nyata terhadap peserta didik, termasuk tentang cara seorang
pendidik dalam meres[on setiap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta
didik. Pendidik memiliki peranan sebagai pengelola aktivitas yang harus bekerja
berdasar pada kerangka acuan pendekatan pengelola kelas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana suasana sosio emosional dalam kelas?
2. Bagaimana kegiatan rutin secara organisasional yang dilakukan di kelas
maupun di sekolah ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana suasana sosio emosional dalam kelas
2. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan rutin secara organisasional yang
dilakukan di kelas maupun di sekolah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Suasana Sosio Emosional dalam Kelas


Sosio emosional adalah perubahan yang terjadi pada diri setiap individu
dalam warna efektif yang menyertai setiap individu, pada sosio emosional dalam
kelas yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana sosio
emosional yang positif dalam kelas. Sosio emosional yang positif berarti ada
hubungan yang baik antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan
peserta didik . dimana disini guru adalah kunci terhadap pembentukan hubungan
yang baik trsebut, dimana perannya yaitu menciptakan hubungan pribadi yang
sehat.
Syaiful Bahri Djamaraah dan Aswan Zain mengemukakan, emosi
berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasaan
pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan
rohaniah. Sementara sosio merupakan proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri menjadi
satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerjasama.
Suasana sosio emosional didasari atas asumsi bahwa kegiatan pembelajaran
yang efektif dan efisien mempersyaratkan hubungan sosial emosional yang baik
antara guru-siswa, dan antara siswa-siswa. Asumsi ini menghendaki agar guru
dapat melaksanakan program kelas didasari atas hubungan manusiawi yang
diwarnai sikap saling harga menghargai dan saling menghormati antar personal
kelas. Dengan menciptakan suasana yang baik di antara semua pihak dalam
pembelajaran maka akan mengantarkan pada tercapainya tujuan pembelajaran
yang sudah ditentukan.
Thomas Gordon mengemukakan, hubungan guru dan siswa dikatakan
memiliki iklim sosio-emosional yang baik apabila hubungan itu memiliki sifat-
sifat seperti berikut

3
1. Adanya kebebasan antara pendidik dan peserta didik. Sifat ini
menghendaki antara pendidik dan peserta didik saling bersikap jujur dan
terbuka diri satu sama lain.
2. Adanya sikap responsive. Sifat ini menghendaki adanya kepekaan antara
pendidik dan peserta didik, terutama dari pihak pendidik. Sikap ini harus
ada dalam iklim sosio-emosional, karena interaksi sosial dapat dipastikan
akan banyak memunculkan penilaian terhadap individu yang lain.
3. Saling ketergantungan, antara satu dengan yang lain. Pendekatan sosio-
emosional sejatinya memang memupuk sifat merasa saling membutuhkan
satu sama lain. Bertolak dari sifat inilah diharapkan akan muncul
hubungan yang baik di antara elemen yang terlibat dalam pembelajaran,
khususnya keeratan hubungan pendidik dan peserta didik.
4. Adanya kebebasan. Kebebasan di sini artinya adanya penghargaan dan
penghormatan terhadap berbagai keberagaman yang ada dalam peserta
didik. Peserta didik diberikan ruang yang cukup untuk dapat tumbuh dan
berdasar pada keunikannya, kreatifitasnya dan kepribadiannya masing-
masing.
5. Saling memenuhi keebutuhan. Dengan adanya sikap ini, maka hubungan
yang terjalin di dalam kelas melalui kegiatan pembelajaran adalah rasa
saling melengkapi. Dan adanya keyakinan bahwa tidak mungkin satu
individu dapat memnuhi kebutuhannya sendiri. Dengan demikian akan
terbangun keutuhan hubungan dalam pembelajaran di kelas.
Implementasi pendekatan sosio-emosional dalam pembelajaran dapat
dilakukan paling tidak dengan memperhatikan langkah-langkah dan peran guru
dalam pendekatan sosio-emosional dalam pembelajaran. Langkah-langkah dalam
menerapkan pendekatan sosio-emosional dalam pembelajaran dapat dilakukan
dengan melaksanakan dua hal, yaitu menjaga komunikasi secara efektif dan
memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa untuk mengubah perilaku yang
menyimpang. Kegiatan yang dapat dilakukan seorang pendidik dalam
melaksanakan dua komponen tersebut adalah sebagai berikut:

4
1. Secara pibadi melibatkan diri dengan peserta didik, menghargai peserta
didik, dan memperlihatkan kesediaan membantu peserta didik
memecahkan berbagai masalah.
2. Memberikan pernyataan tentang perilaku siswa, merespon masalah
dengan tidak menghakimi peserta didik yang dapat mengakibatkan
peserta didik menjadi lemah semangatnya.
3. Mengekspresikan perasaan yang sejujurnya, sehingga peserta didik dapat
menerimanya.
4. Memberikan penjelasan secara singkat dan menghindari penjelasan yang
tidak memotivasi peserta didik.
5. Selalu berhati-hati dalam mengucapkan segala hal kepada peserta didik.
6. Memberikan pujian yang bersifat produktif dan menghindari peni-laian
yang bersifat destruktif.
7. Menghindari sikap yang menunjukkan perlawanan yang dapat memicu
respon defensif dari peserta didik.
8. Pendidik harus selalu membuka diri terhadap peserta didik, sehingga
mereka berani untuk mengungkapkan semua perasaannya

B. kegiatan rutin secara organisasional yang dilakukan di kelas maupun di


sekolah
Sekolah sebagai organisasi sosial dan sebagai sub system dari system
sosial yang lebih luas termasuk system persekolahan nasional. Pengaruh
organisasi sekolah dipandang cukup menentukan dalam pengarahan perilaku
siswa. Dengan kata lain guru dan siswa dipengaruhi oleh organisasi sekolah
secara keseluruhan, termasuk cara pengelompokan, kurikulum, rencana fisik,
peraturan-peraturan, nilai sikap dan tindakan. Kebijaksanaan dan peraturan
sekolah memberi refleksi kepada sikap nilai, organisasi, tujuan dan perilaku siswa
dalam kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah diatur secara jelas dan
dikomunikasikan kepada seluruh siswa secara terbuka, maka akan menyebabkan

5
tertanam pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik dan keteraturan tingkah laku.
Kegiatan rutin yang secara organisasional
dilakukan baik di tingkat kelas maupun pada tingkat sekolah akan dapat
mencegah masalah pengelolaan kelas. Pengaruh organisasi sekolah dipandang
cukup menentukan dalam pengarahan perilaku siswa. Pengaturan atau
pengorganisasian kelas hendaknya sering diadakan perubahan. Hal ini untuk
mencegah kejenuhan bagi siswa-siswa selama mengikuti kegiatan belajar, selain
itu juga hendaknya disesuaikan dengan bahan pengajaran yang diberikan.
Kegiatan pembiasaan di sekolah merupakan pengembangan karakter
peserta didik yang dapat dilakukan dengan membiasakan perilaku positif tertentu
dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap
dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses
pembelajaran yang berulang-ulang, baik dilakukan secara bersama-sama ataupun
sendiri-sendiri. Hal tersebut juga akan menghasilkan suatu kompetensi.
Pengembangan karakter melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara terjadwal
atau tidak terjadwal baik di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan pembiasaan di
sekolah terdiri atas kegiatan rutin, spontan, terprogram dan keteladanan.
a. kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus
menerus di sekolah tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan
sesuatu dengan baik, Kegiatan pembiasaan secara umum yang
termasuk kegiatan rutin adalah sebagai berikut:
1. Penggantian pelajaran, hal rutin semacam ini hendaknya diatur
secara tertib
2. Guru yang berhalangan hadir oleh satu atau lain hal maka siswa
harus sudah mengetahui cara mengatasinya
3. Masalah antara siswa, dapat dipecahkan bersama-sama dengan
guru (wakil kelas/ketua kelas)
4. Upacara bendera
5. Dan kegiatan lainnya yang harus diatur secara jelas tidak kaku dan
harus fleksibel
b. Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi
oleh waktu, tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan
pendidikan

6
c. secara spontan, terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun,
dan sikap terpuji lainnya contohnya yaitu
1. Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru,
karyawan dan sesama siswa 
2. Membiasakan bersikap sopan santun
3. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
4. Membiasakan menghargai pendapat orang lain
5. Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan
6. Membiasakan menolong atau membantu orang lain
7. Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di
sekolah, seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK
8. Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru
lain sesuai kebutuhan.
d. Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang dilaksanakan secara
bertahap disesuaikan dengan kalender pendidikan atau jadwal yang
telah ditetapkan. Membiasakan kegiatan ini artinya membiasakan
siswa dan personil sekolah aktif dalam melaksanakan kegiatan sekolah
sesuai dengan kemampuan dan bidang masing-masing, contoh
kegiatan- kegiatanya meliputi:
1. Kegiatan Class Meeting
2. Kegiatan memperingati hari-hari besar nasional
3. Kegiatan Karyawisata
4. Kegiatan Lomba Mata Pelajaran, seperti olimpiade matematika,
pesona fisika, lomba mading, dll
5. Kegiatan Pentas Seni Akhir Tahun (PESAT)
6. Kegiatan Kemah Akhir Tahun Pelajaran (KATP)
e. Kegiatan keteladanan adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-
hari yang dapat dijadikan contoh (idola) adapun contoh dari kegiatan-
kegiatannya yaitu:
1. Membiasakan berpakaian rapi
2. Mebiasakan datang tepat waktu

7
3. Membiasakan berbahasa dengan baik
4. Membiasakan rajin membaca
5. Membiasakan bersikap ramah

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosio emosional adalah perubahan yang terjadi pada diri setiap individu
dalam warna efektif yang menyertai setiap individu, pada sosio emosional dalam
kelas yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana sosio
emosional yang positif dalam kelas. Sosio emosional yang positif berarti ada
hubungan yang baik antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan
peserta didik . dimana disini guru adalah kunci terhadap pembentukan hubungan
yang baik trsebut, dimana perannya yaitu menciptakan hubungan pribadi yang
sehat
Implementasi pendekatan sosio-emosional dalam pembelajaran dapat
dilakukan paling tidak dengan memperhatikan langkah-langkah dan peran guru
dalam pendekatan sosio-emosional dalam pembelajaran. Langkah-langkah dalam
menerapkan pendekatan sosio-emosional dalam pembelajaran dapat dilakukan
dengan melaksanakan dua hal, yaitu menjaga komunikasi secara efektif dan
memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa untuk mengubah perilaku yang
menyimpang.
Pengaruh organisasi sekolah dipandang cukup menentukan dalam
pengarahan perilaku siswa. Dengan kata lain guru dan siswa dipengaruhi oleh
organisasi sekolah secara keseluruhan, termasuk cara pengelompokan, kurikulum,
rencana fisik, peraturan-peraturan, nilai sikap dan tindakan. Kebijaksanaan dan
peraturan sekolah memberi refleksi kepada sikap nilai, organisasi, tujuan dan
perilaku siswa dalam kelas. Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan pembiasaan di
sekolah yang merupakan pengembangan karakter peserta didik yang dapat
dilakukan dengan membiasakan perilaku positif tertentu dalam kehidupan sehari-
hari. Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif
menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang,
baik dilakukan secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Hal tersebut juga
akan

9
menghasilkan suatu kompetensi. Pengembangan karakter melalui
pembiasaan ini dapat dilakukan secara terjadwal atau tidak terjadwal baik di
dalam maupun di luar kelas. Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri atas kegiatan
rutin, spontan, terprogram dan keteladanan

B. Saran
Seorang guru dituntut tidak hanya dapat mengajar di kelas, namun juga
diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik. Kemampuan guru dalam
mengelola kelas menjadi kebutuhan yang sangat penting agar guru dapat tampil
optimal. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan yaitu untuk menciptakan
suasana kelas agar tetap kondusif sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif dan efisien termasuk suasana sosio emosional dalam
kelas, adapun kegiatan rutin secara organisasional harus dilakukan di kelas
maupun di sekolah agar tertanam pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik dan
keteraturan tingkah laku

10
DAFTAR PUSTAKA

Shaifudin, Arif. (2020). Pendekatan Sosio-Emosional dalam Pembelajaran. Vol 1


(1):17-21.

Mulyadi. (2019). Classroom Management (Mewujudkan Suasana Kelas yang


Menyenangkan bagi Siswa). Malang : UIN Malang Press.
Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

11

Anda mungkin juga menyukai