Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL

“MENGEMBANGKAN PENGELOLAAN KELAS MELALUI KOMPETENSI


SOSIAL GURU GUNA MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG
EFEKTIF”

Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Classroom Management

Dosen Pengampu : Lis Gunarto Pujihartono, S.Pd., M.M

Disusun Oleh :

Nama : Noviana Ashshiyamul Itsnaini


NIM : 40121037
Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris/3

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
BUMIAYU
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan artikel ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada The Spritual Father, Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan para pengikut jejaknya hingga hari
perhitungan nanti, semoga Allah SWT mengagungkan perjuangan mereka.
Amma ba’du. artikel yang berjudul “Mengembangkan Pengelolaan Kelas
Melalui Kompetensi Sosial Guru Guna Menciptakan Pembelajaran Yang
Efektif” ini disusun guna memenuhi tugas terstruktur individu pada mata kuliah
Classroom Management yang dimapu oleh Bapak Lis Gunarto Pujihartono Prodi
Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Peradaban. Penulisan artikel ini juga dimaksudkan sebagai media untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam penelitian serta penulisan
karya ilmiah mahasiswa.
Artikel ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik moril maupun materiil. Untuk itu, penulis menyampaikan penghargaan
yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu. Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnakan dimasa mendatang. Dan kiranya, artikel ini
bermanfaat bagi kita semua.

Bumiayu, 14 Januari 2023

Noviana Ashsiyamul I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI .....................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ................................................. Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................2

C. Tujuan ..........................................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 3

A. Kajian Teori .................................................................................................3

B. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 3

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 6

A. Kompetensi Sosial Guru ..............................................................................6

B. Penyebab Pembelajaran Tidak Efektif ........................................................ 7

B. Kompetensi Sosial Guru Sebagai Upaya Menciptakan Pembelajaran yang


Efektif .............................................................................................................9

BAB VI KESIMPULAN ....................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pembelajaran pada dasarnya adalah suatu proses interaksi antara
individu dengan guru (sumber ilmu) melalui komunikasi 2 arah untuk
memperoleh transformasi pola pikir dan perilaku yang sesuai dengan norma-
norma yang berlaku di masyarakat secara menyeluruh sebagai hasil dari interaksi
individu dengan lingkunganya. Namun, kita semua mengetahui bahwa pada
faktanya setiap pembelajaran yang terjadi di ruang kelas belum tentu berjalan
secara efektif. Beberapa proses pembelajaran dalam kelas seringkali tidak efektif
dikarenakan oleh beberapa alasan.
Pembelajaran yang efektif biasanya ditandai dan diukur oleh tingkat
ketercapaian tujuan oleh sebagian besar siswa. Efektifitas pembelajaran dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah peran pengajar dalam
kegiatan tersebut. Pengajar umumya seorang guru merupakan manajer dalam
kelas. Dengan demikian, maka pengajar harus memiliki kemampuan atau
kompetensi yang mumpuni untuk mewujudkan target efektifitas pembelajaran,
salah satunya adalah kompetensi sosial.
Dalam PP RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir D dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Jadi seorang guru tidak hanya cakap kompetensi pedagogik
saja, akan tetapi sebagai mahluk sosial yang tidak bisa di pisahkan dari mahluk
lainnya. Guru juga di tuntut untuk bisa bergaul dan berkomunikasi dengan baik.
Karena sebagai guru yang profesional akan menjadikan profesinya tersebut tidak
hanya di suatu tempat saja melainkan di berbagai situasi dan kondisi di mana dia
berada.

Berdasarkan latar belakang masalah efektivitas pembelajaran tersebut


maka, penulis mengambil pembahasan tentang komptensi sosial guru sebagai
salah satu solusi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran sebagai upaya
penulis untuk memberikan pengetahuan, wawasan, dan referensi baru kepada
pembaca.

B. Rumusan Masalah
1. Apa kompetensi sosial guru itu?
2. Apa saja penyebab pembelajaran tidak efektif?
3. Bagaimana kompetensi sosial guru dapat menciptakan pembelajaran yang
efektif?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang kompetensi sosial guru.
2. Untuk mengetahui dan memahami penyebab pembelajaran tidak efektif.
3. Untuk memhami kompetensi guru dapat menciptakan pembelajaran yang
efektif.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

1. Tinjauan Tentang Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yakni kata pengelolaan dan kata
kelas.Untuk mendefenisikan istilah pengelolaan kelas perlu melacak defenisi kedua
kata tersebut. Kata pengelolaan memiliki makna yang sama dengan management
dalam bahasa Inggris, selanjutnya dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen.
Manajemen adalah serangkaian kegiatan pendayagunaan segala sumber daya
secara efektif untuk mencapai suatu tujuan. Kelas adalah ruangan yang dibatasi
oleh empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses
pembelajaran (Saiful, 2010).

Menurut Syaiful Bahfri Djamah pengelolaan kelas adalah keterampilan


guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalamproses interaksi edukatif. Dengan
kata lain, kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif. Yang dimaksud dalam hal ini
misalnya penghentian tingkah laku anak yang menyeleweng perhatian kelas,
perhatian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian kerja siswa, atau penetapan
norma kelompok produktif.

2. Tinjauan Tentang Kompetensi Sosial Guru

Kompetensi merupakan perpaduan antara kemampuan seorang guru,


personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara menyeluruh
membentuk kompetensi standar profesi guru yang mencakup peguasaan materi
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan
pribadi, dan profesionalisme (Fitrahayati, 2021). Pakar psikologi pendidikan
Gadner menyebut kompetensi sosial itu sebagai social intelligence atau kecerdasan
sosial. Kecerdasan sosial merupakan salah satu dari Sembilan kecerdasan (logika,
bahasa, musik, raga, ruang, pribadi, alam, dan kuliner) yang berhasil diidentifikasi
oleh Gadner.

3. Tinjauan Tentang Pembelajaran Efektif

Pembelajaran adalah usaha untuk membuat peserta didik belajar atau


kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
merupakan upaya menciptakan kondisi belajar agar terjadi kegiatan belajar. Dalam
UU. No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20, pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Sedangkan efektifitas adalah adanya kesesuaian antara orang
yang melakukan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektifitas berkaiatan dengan
terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya
partisipasi aktif dari anggota (Mulyasa, 2004).

Miarso (2004) mengatakan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan


salah satu standart mutu pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya
tujuan, atau dapat juga diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu
situasi, ”doing the right things”. Menurut Supardi (2013) pembelajaran efektif
adalah kombinasi yang tersusun meliputi manusiawi, material,
fasilitas,perlengkapan dan prosedur diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke
arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah


penelitian yang dilakukan oleh Suci Fitrahayati dalam Skipsinya yang berjudul
“Kompetensi Sosial Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di
SDNVIII Desa Teluk Rendah Pasar Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan proses
pembelajaran di SDN VIII Teluk Bawah, serta bagaimana pengaruh kompetensi
sosial guru terhadap peningkatan proses pembelajaran sekolah tersebut. Persamaan
penelitian ini dengan peneliti adalah sama-sama membahas kompetensi sosial guru
dalam pengelolaan kelasnya dan kendala-kendala atau pengaruh dalam
pembelajaran. Perbedaannya adalah penelitian ini hanya dilakukan secara general
tanpa target atau sasaran penelitian yang spesifik.
BAB III

PEMBAHASAN
A. Kompetensi Sosial Guru

Menurut Suharsimi, kompetensi sosial berarti bahwa guru harus


memiliki kemampuan berkomunikasi sosial dengan siswa, sesama guru, kepala
sekolah dan masyarakatnya. Suherli Kusmana mendefinisikan kompetensi sosial
dengan kompetensi guru dalam berhubungan dengan pihak lain. Rubin Adi
Abraham mendefinisikan kompetensi sosial yaitu kemampuan guru sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru dalam berinteraksi
umumnya dalam berkomunikasi secara efektif baik secara verbal maupun non
verbal dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar.
Made Pidarta dalam bukunya Landasan Kependidikan, menuliskan
pengertian komunikasi adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang
kepada orang lain atau sekelompok orang. Ada sejumlah alat yang dapat dipakai
untuk mengadakan komunikasi. Alat dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Melalui pembicaraan dengan segala macam nada seperti berbisik-bisik, halus,
kasar dan keras bergantung kepada tujuan pembicaraan dan sifat orang yang
berbicara.

2. Melalui mimik, seperti raut muka, pandangan dan sikap.

3. Dengan lambang, contohnya bicara isyarat untuk orang tuna rungu,


menempelkan telunjuk di depan mulut, menggelengkan kepala, menganggukkan
kepala, membentuk huruf “O” dengan tujuan dengan tangan dan sebagainya.

4. Dengan alat-alat, yaitu alat-alat eletronik, seperti radio, televisi, telepon dan
sejumlah media cetak seperti; buku, majalah, surat kabar, brosur, dan sebagainya.
Rubin Adi menguraikan manfaat guru yang berkompetensi sosial
dengan mengatakan bahwa bila guru memiliki kompetensi, maka ia akan diteladani
oleh siswa-siswanya. Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual,
siswa juga perlu diperkenalkan dengan kecerdasan sosial (sosial intellegence). Hal
tersebut bertujuan agar siswa memiliki hati nurani, rasa peduli, empati dan simpati
kepada sesama.
Dalam tulisannya, Suwardi menjelaskan bahwa guru memang perlu
memperhatikan hubungan sosial dengan siswa. Karena hubungan keduanya
berlangsung di dalam dan di luar kelas, hubungan tersebut berpengaruh langsung
terhadap tujuan pembelajaran. Kesuksesan hubungan guru dan siswa juga akan
mendukung suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Dengan demikian, maka dapat dilihat begitu penting nya kompetensi
sosial guru dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Angga Bima Sakti dalam
jurnalnya menjelaskan bahwa kompetensi sosial guru dapat membantu diri mereka
dalam menjalankan interaksinya dengan siswa dalam pembelajaran maupun diluar
pembelajaran untuk memupuk keakraban dan kedekatan dengan siswa.

B. Penyebab Pembelajaran Tidak Efektif

Rohmawati Afifatu dalam jurnalnya menjelaskan bahwa Efektivitas


pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa
maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung, respon siswa terhadap pembelajaran dan penguasaan
konsep siswa. Namun, pada faktanya tidak semua pembelajaran dalam kelas
berjalan dengan efektif dan berhasil mencapai target yang telah ditentukan. Suatu
proses pembelajaran dapat berjalan tidak efektif disebabkan oleh beberapa alasan.

Rendra Widyatama dosen ilmu komunikasi Universitas Ahmad Dahlan


menjelaskan bahwa ada dua hal yang menyebabkan kualitas pembelajaran berada
dalam posisi menghawatirkan. Pertama, penyiapan kelas untuk membangun
suasana pembelajaran agar sesuai tujuan pembelajaran. Kedua, saat pemberian
kesempatan pada siswa untuk menyatakan pendapat. Dua kegiatan ini sering
memakan waktu sehingga mengurangi jam efektif pembelajaran dan memunculkan
masalah lebih lanjut berkait dengan kualitas pembelajaran yang diberikan.
Selanjutnya, beliau menjelaskan untuk mengatasi masalah sebagaimana ditulis di
atas, guru dituntut untuk mengendalikan kelas, mampu berkomunikasi efektif, dan
berkomunikasi secara lentur.

Kemudian, pembelajaran seringkali berjalan tidak efektif karena proses


transfer pengetahuan baik praktik maupun teori yang tidak kondusif. Berikut
adalah beberapa penyebab mengapa pembelajaran dapat berjalan secara tidak
efektif :

1. Guru masih kurang pandai dalam menyusun kata dalam menjelaskan sesuatu
sehingga pembelajaran mudah dirasa membosankan.

2. Guru kesulitan dalam melakukan pendekatan dengan siswa siswi sehingga


pembelajaran berjalan secara tegang.

3. Guru tidak dapat memahami kebutuhan siswa siswi dalam proses belajar
mengajar.

4. Guru tidak memberikan kesempatan pada siswa siswi untuk menyampaikan


pendapat, kritik, dan saran.

5. Guru menggunakan metode dan media yang tidak interaktif.

Dengam demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi


guru dalam permasalahan ini sangat penting baik itu komunikasi verbal maupun
non-verbal. Hal ini dirangkum dalam satu kemampuan guru yang menjadi solusi
dari permasalahan ini, yaitu kompetensi sosial guru. Dengan meningkatkan
kemampuan sosial, guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang lebih
efektif.
C. Kompetensi Sosial Guru Sebagai Upaya Mencipatakan Pembelajaran yang
Efektif

Guru harus memiliki kompetensi profesional yang sesuai dengan bidang


kewenangannya mampu mengembangkan kurikulum, menyusun bahan ajar dengan
baik, baik berbentuk modul, buku teks maupun lembar kerja siswa. Bersamaan
dengan itu, guru juga harus mampu mengembangkan suasana belajar yang dinamis
dengan tetap menghargai para siswanya agar mereka optimal dalam belajar (Rosyada,
2016).
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
kompetensi sosial. Dilihat dari faktor terciptanya pembelajaran yang efektif salah
satunya adalah adanya komunikasi efektif. Komunikasi efektif ini bisa didapatkan
jika seorang guru mempunyai kompetensi sosial yang baik. Karena dalam kompetensi
sosial dikatakan bahwa seorang guru harus bisa berkomunikasi dengan baik kepada
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan dan juga orang tua atau wali
murid.
Sebuah kegiatan belajar mengajar belum bisa dikatakan sebagai
pembelajaran efektif jika seorang guru tidak memenuhi karakteristik kompetensi
sosial guru yang mana merujuk pada menciptakan komunikasi yang baik dalam
pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran akan terasa menyenangkan dan tidak
membosankan bagi peserta didik.
Supaya kegiatan belajar mengajar diterima oleh siswa, guru perlu berusaha
membangkitkan gairah dan minat belajar mereka. Goleman (2006) percaya bahwa
secara umum kecerdasan sosial seorang guru dapat membentuk iklim belajar yang
baik dan meningkatkan kemampuan belajar siswa. Dengan kecerdasan sosial, guru
akan lebih mudah mengelola sebuah proses belajar mengajar, sebagaimana seorang
guru dituntut untuk menjadi figur sentral yang kuat dan berwibawa, namun tetap
bersahabat (Syah, 2008).
Kompetensi sosial guru dapat mencipatakan pembelajaran yang efektif
karena dengan kompetensi ini guru akan lebih mudah menjalankan tugas dan
fungsinya. Kompetensi sosial guru dapat menciptakan pembelajaran yang efektif
karena pada dasarnya kompetensi sosial berfokus pada bagimana interaksi dan
komunikasi guru dengan peserta didik. Sedangkan di sisi lain interaksi dan
komunikasi sangat berperan penting terhadap kelancaran pembelajaran
Melalui kompetisi sosial, guru hendaknya mampu lebih membuka diri
dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapat
nya sehingga guru dapat lebih memahami kebutuhan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Selain itu, proses penerimaan pendapat dari peserta didik akan
menciptakan suatu hubungan keakraban dengan guru sehingga hal tersebut mampu
mendukung pembelajaran menjadi lebih efektif.
Kemudian, kompetensi sosial guru mampu menjadi alat dalam membangun
hubungan yang baik antar guru dengan orang tua peserta didik. Hubungan yang baik
ini diperlukan untuk menjembatani guru dalam memberikan informasi terkait hasil
belajar peserta didik pada wali murid.
Keberhasilan proses belajar siswa sangat ditentukan oleh kompetensi sosial
guru. Hal ini dikarenakan guru sebagai pemimpin pembelajaran, sebab guru adalah
pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif
pembelajaran. Oleh karenanya, guru harus senantiasa mengembangkan kemampuan
diri. Guru perlu memiliki standar profesi dengan menguasai materi serta strategi
pembelajaran dan dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh.
BAB IV

KESIMPULAN

Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru dalam berinteraksi


umumnya dalam berkomunikasi secara efektif baik secara verbal maupun non verbal
dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar.

Beberapa penyebab mengapa pembelajaran dapat berjalan secara tidak


efektif :
A. Guru masih kurang pandai dalam menyusun kata dalam menjelaskan sesuatu
sehingga pembelajaran mudah dirasa membosankan.
B. Guru kesulitan dalam melakukan pendekatan dengan siswa siswi sehingga
pembelajaran berjalan secara tegang.
C. Guru tidak dapat memahami kebutuhan siswa siswi dalam proses belajar
mengajar.
D. Guru tidak memberikan kesempatan pada siswa siswi untuk menyampaikan
pendapat, kritik, dan saran.

Keberhasilan proses belajar siswa sangat ditentukan oleh kompetensi sosial


guru. Hal ini dikarenakan guru sebagai pemimpin pembelajaran, sebab guru adalah
pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif
pembelajaran. Oleh karenanya, guru harus senantiasa mengembangkan kemampuan
diri. Guru perlu memiliki standar profesi dengan menguasai materi serta strategi
pembelajaran dan dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh.
DAFTAR PUSTAKA

Cantika, Shofa Alya. Peran Kompetensi Sosial Guru Dalam Menciptakan


Pembelajaran Yang Efektif. Pendidikan Non Formal, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Djamah, Syaiful Bahfri. 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta h. 145

E. Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosda Karya, h.


82

Herminingsih, Anik., Hazami. Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Efektivitas


Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Volume 3, No. 3,
November 2017: 364-384

Goleman, D. (2006). Social Intelligence. Random House Tower, New York: Random
House LLC

Made Pidarta, Landasan Kependidikan; Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak


Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2007

Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2004

Muspiroh, Novianti. Peran Kompetensi Sosial Guru Dalam Menciptakan Efektifitas


Pembelajaran. Jurusan Tadris IPA Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Rohmawati, Afifatu. Eferktifitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia Dini Volume


9 Edisi 1, April 2015.

Rosyada, Dede. 2016. Guru Harus Memiliki Kompetensi Sosial yang Baik.
https://dederosyada.lec.uinjkt.ac.id diakses 12 Januari 2023
Rubin Adi Abraham. Kompetensi Sosial Guru, online:
http://www.apb.or.id/?p=188kompetensisosialguru (Pdt.RubinAdiAbraham).
diakses pada 11 Januari 2023

Sagala, Saiful. 2010. Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.


Bandung : Alfabeta, h. 52

Sakti, Angga Bima. Peran Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian Guru
Dalam Mencapai Keberhasilan Pembelejaran. Yogyakarta : Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Suherli, Pendidikan Karakter Profesi Guru, 2009, Online:


http://suherlicentra.blogspot.com/2009/07/pendidikan-karakter-profesi-
guru.html diakses pada 11 Januari 2023

Supardi. Sekolah Efektif, Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Rajawali Pers, 2013

Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rinrka Cipta, h. 85

Widyatama, Rendra. 2012. Dilema Kualitas Pembelajaran Dalam Active Learning.


https://uad.ac.id diakses pada 12 Januari 2023

Anda mungkin juga menyukai