Disusun Oleh:
CICALENGKA-BANDUNG
2022-2023
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan masalah.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Kompetensi sosial.......................................................................3
B. Urgensi Kompetensi Sosial...........................................................................4
C. Aspek-Aspek Kompetensi Sosial..................................................................5
D. Indikator Kompetensi Sosial.........................................................................6
E. Ruang Lingkup Kompetensi Sosial Guru.....................................................8
F. Peran Guru Di Masyarakat............................................................................9
G. Cara Mengembangkan Kompetensi Sosial Guru........................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
Bagaimana kompetensi-kompetensi tersebut dijelaskan, dalam
makalah ini penyusun akan mengulas dan menjelaskan salah satu
kompetensi tersebut yaitu kompetensi sosial.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Agus Wibowo dan Hamrin, Menjadi Guru Berkarakter: Strategi Membangun Kompetensi dan
Karakter Guru, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hal. 124.
2
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2013), hal. 225.
3
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hal. 173.
3
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua/wali peserta didik.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Berdasarkan beberapa pengertian kompetensi sosial di atas, dapat
disimpulkan bahwa kompetensi sosial guru adalah kemampuan dan
kecakapan seorang guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif pada pelaksanaan proses pembelajaran serta masyarakat sekitar.
B. Urgensi Kompetensi Sosial
4
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta,
2003), hal. 38.
5
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hal. 174
4
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus
memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan
akan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat
dibanding profesi lainnya. Ungkapan yang sering digunakan adalah bahwa
“guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan
yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola
hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Untuk itu, guru haruslah mengenal
nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat tempat
melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.
Apabila ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya,
maka haruslah ia menyikapinya dengan hal yang tepat sehingga tidak
terjadi benturan nilai antara guru dengan masyarakat. Apabila terjadi
benturan antara keduanya maka akan berakibat pada terganggunya proses
pendidikan. Oleh karena itu, seorang guru haruslah memiliki kompetensi
sosial agar nantinya apabila terjadi perbedaan nilai dengan masyarakat, ia
dapat menyelesaikannya dengan baik sehingga tidak menghambat proses
pendidikan.
5
3. Keterampilan sosial dengan teman sebaya, merupakan kecakapan
individu dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya sehingga
tidak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
kelompok dan dapat terlibat dalam kegiatan kelompok.
D. Indikator Kompetensi Sosial
6
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta,
2013), hal.38
6
menghasilkan kerja yang nyata dan efisien, terutama dalam pendidikan
nasional.
Kompetensi social mencakup perangkat perilaku yang menyangkut:
a. Kemampuan interaktif; yaitu kemampuan yang menunjang
efektifitas interaksi dengan orang lain seperti keterampilan
ekspresi diri, berbicara efektif, memahami pengaruh orang lain
terhadap diri sendiri, menafsirkan motif orang lai, mencapai rasa
aman bersama orang lain.
b. Ketrampilan memecahkan masalah kehidupan, seperti mengatur
waktu, uang, kehidupan berkeluarga, memahami nilai kehidupan
dan sebagainya.
Dari sub-ranah diatas, dijabarkan menjadi indikator-indikator untuk
menilai kemampuan sosial guru, yaitu7:
1. Berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
sesame pendidik.
3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
tenanga kependidikan
4. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang
tua/ wali peserta didik.
5. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif masyarakat
sekitar.
6. Menguasasi langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan/ materi bidang studi.
Menurut Panduan Serftifikasi Guru Tahun 2006 bahwa terdapat
empat indikator untuk menilai kemampuan sosial seorang guru, yaitu:
1. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
dan status sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
sesama pendidik,
7
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 27
7
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik
Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi
lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Dengan demikian, indicator kemampuan social guru adalah mampu
berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, sesama pendidik dan
tenaga kependidikan, orang tua dan wali murid, masyarakat dan
lingkungan sekitar, dan mampu mengembangkan jaringan.
E. Ruang Lingkup Kompetensi Sosial Guru
8
Kunandar, Op. Cit., hlm 77
8
Memahami dunia sekitarnya (lingkungan)9
Sedangkan menurut Mukhlas Samani yang dikutip oleh Fachrudi
Saudagar dan Ali Idrus yang dimaksud dengan kompetensi sosial ialah
kemampuan individu sebagai bagian dari masyarakat yang mencakup
kemampuan untuk :
Berkomikasi lisan, tulisan dan isyarat
Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional
Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali
peserta didik
Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan
mengindahkan
norma serta sistem nilai yang berlaku
Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat
kebersamaan10
Berdasarkan uraian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa Ruang Lingkup kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru
melakukan interaksi dan komunikasi kepada semua lapisan masyarakat.
Guru dituntut dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswa, sesama
guru, orang tua siswa dan masyarakat sekitar.
F. Peran Guru Di Masyarakat
9
Fachrudin Saudagar dan Ali Idrus, Op. Cit., hlm. 64
10
Ibid., hlm. 65
9
Sebenarnya peranan itu juga tidak terlepas dari kualitas pribadi guru
yang bersangkutan serrta kompetensi mereka dalam bekerja. Pada
masyarakat yang paling menghargai guru pun akan sangat sulit untuk
berperan banyak dan mendapatkan kedudukan sosial yang tinggi jika
seorang guru tidak memiliki kecakapan dan kompetensi di bidangnya.
Ia akan tersisih dari persaingan dengan guru-guru lainnya. Apalagi
guru- guru yang tidak bisa memberikan keteladanan bagi para
muridnya, sudah barang tentu ia justru menjadi bahan pembicaraan
orang banyak. Jika dihadapan para muridnya seorang guru harus bisa
menjadi teladan, ia pun dituntut hal yang sama di dalam berinteraksi
dengan masyarakat sekitar. Penghargaan atas peranan guru di negara
kita bisa dibedakan menjadi dua macam. Pertama, penghargaan sosial,
yakni penghargaan atas jasa guru dalam masyarakat. Dilihat dari
sikap-sikap sosial anggota masyarakat serta penempatan posisi guru
dalam stratifikasi sosial masyarakat yang bersangkutan. Hal semacam
ini akan tampak jelas kita amati pada mayarakat pedesaan yang mana
mereka selalu menunjukkan rasa hormat dan santun terhadap para guru
yang menjadi pengajar bagi anak-anak mereka. Mereka (masyarakat)
lebih biasa memberi kata-kata sapaan santun terhadap guru seperti pak
guru, mas guru dan sebagainya
daripada profesi-profesi yang lain.
Kedua, adalah penghargaan ekonomis, yakni penghargaan atas peran
guru dipandang dari seberapa besar gaji yang diterima oleh guru.
Dengan kondisi gaji guru-guru di Indonesia sampai tahun 2000 an ini,
tidak mungkin menjadi sejahtera dalam hal ekonomi hanya dengan
pekerjaan mangajarnya saja. Hal inilah yang menjadikan kurang
maksimalnya peranan guru dalam menja-lankan tugas mengajar apalagi
melakukan pengabdian pada masyarakat.
Dalam perspektif perubahan sosial, guru yang baik tidak saja harus
mampu melaksanakan tugas profesionalnya di dalam kelas, namun
harus pula berperan melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di luar
kelas atau di dalam masyarakat. Hal tersebut sesuai pula dengan
kedudukan mereka
10
sebagai agent of change yang berperan sebagai inovator, motivator dan
fasilitator terhadap kemajuan serta pembaharuan.
Dalam masyarakat, guru adalah sebagai pemimpin yang menjadi
panutan atau teladan serta contoh (reference) bagi masyarakat sekitar.
Mereka adalah pemegang norma dan nilai-nilai yang harus dijaga dan
dilaksanakan. Ini dapat kita lihat bahwa betapa ucapan guru dalam
masyarakat sangat berpengaruh terhadap orang lain. Ki Hajar
Dewantoro menggambarkan peran guru sebagai stake holder atau tokoh
panutan dengan ungkapan-ungkapan Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing
Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Di sini tampak jelas bahwa guru memang sebagai “pemeran aktif”,
dalam keseluruhan aktivitas masyarakat sercara holistik. Tentunya para
guru harus bisa memposisikan dirinya sebagai agen yang benar-benar
membangun, sebagai pelaku propaganda yang bijak dan menuju ke arah
yang positif bagi perkembangan masyarakat.
G. Cara Mengembangkan Kompetensi Sosial Guru
11
Ibid., hal. 7
11
tidak memiliki kemampuan bergaul, maka pergaulannya akan menjadi
kaku dan kurang bisa diterima oleh masyarakat. Untuk memiliki
kemampuan pergaulan, hal-hal harus dimiliki guru adalah:12
a. Pengetahuan tentang hubungan antar manusia
b. Memiliki keterampilan membina kelompok
c. Keterampilan bekerjasama dalam kelompok
d. Menyelesaikan tugas bersamakelompok
Upaya lain yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan
kompetensi sosial yaitu: Mengembangkan kecerdasan sosial merupakan
suatu keharusan bagi guru, hal tersebut bertujuan agar hubungan guru
dan siswa berjalan dengan baik; Mengikuti pelatihan berkaitan dengan
kompetensi sosial yaitu: kerja tim, melihat peluang, peran dalam
kegiatan kelompok, tanggung jawab sebagai warga, kepemimpinan,
relawan sosial, kedewasaan dalam berelasi, berbagi, berempati,
kepedulian kepada sesama, toleransi, solusi konflik, menerima
perbedaan, kerjasama, dan komunikasi; Beradaptasi di tempat bertugas,
guru dapat bekerja secara optimal di tempat tugas, guru betah bekerja di
tempat tugas, guru menunjukkan kesehatan kerja di tempat tugas.
12
http:/.iyamiracle.blogspot.co.id/2013/04/bab-13-
kompetensi-sosial-berdasarkan.html?m=I
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
Peranan guru dalam masyarakat tergantung pada gambaran
masyarakat tentang kedudukan guru dan status sosialnya di masyarakat.
Kedudukan sosial guru berbeda di negara satu dengan negara lain dan dari
satu zaman ke zaman lain pula.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. Tentunya makalah ini
jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan keritik dan saran
daripembaca. Karena hal ini akan menjadikan motivasi bagi kami untuk
menciptakan karia yang lebih baik lagi.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://iyamiracle.blogspot.co.id/2013/04/bab-13-kompetensi-sosial
berdasarkan.html?m=I
15