Di susun oleh :
DOSEN PENGAMPU :
1443 H / 2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan panulisan makalah ini yang berjudul :
Shalawat beriringkan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita Muhammad SAW,
karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat menuntut ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan maupun isi
yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sehingga kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa yang akan datang.
Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II : PEMBAHASAN 2
A. Bersyukur 2
B. Qana’ah 2
C. Ridha
D. Sabar 3
BAB III : PENUTUP 6
A. Kesimpulan 6
DAFTAR PUSTAKA 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran guru sebagai perangkai transisi keilmuan dari satu generasi kegenerasi lain sudah
setua perjalanan peradaban manusia sendiri. Guru adalahorang dewasa yang secara sadar
bertanggung jawab dalam mendidik,mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang
disebut guru adalahorang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran
sertamampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan padaakhirnya dapat
mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari suatu proses pendidikan. Profesionalisme
guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkansekolah berbasis pengetahuan, yaitu
pemahaman tentang pembelajaran,kurikulum dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar.
Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional
akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untukmenggantikan cara mengajar dimana
guru hanya bicara dan peserta didikhanya mendengarkan.
Guru sebagai orang yang mentransferkan suatu ilmu kepada seseorangatau sekelompok
orang orang haruslah memiliki keahlian khusus, pengetahuan, kemampuan dan dituntut dapat
melaksanakan tugas-tugas dan perannya secara profesional dalam tugasnya sebagai pengajar dan
pendidik.Maka dari itu guru harus memiliki kompetensi sebagai modal dalam pelaksanaannya.
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentangguru dan dosen, kompetensi guru yang
harus dimiliki adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional. Dalam makalah ini akan lebih terfokus dalam pembahasantentang
kompetensi sosial seorang guru dalam menjalankan tugasnya agar lebih mampu menciptakan
lingkungan pendidikan dan belajar yang nyaman,efektif dan menyenangkan sehingga ilmu yang
diajarkan dapat diserapdengan maksimal oleh peserta didiknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kompetensi Sosial Guru ?
2. Apa saja karakteristik Kompetensi Sosial Guru ?
3. Apa ruang lingkup dari Kompetensi Sosial Guru ?
4. Apa saja aspek-aspek Kompetensi Sosial ?
5. Bagaimana pentingnya Kompetensi Sosial ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kompetensi sosial guru.2.
2. Mengetahui karakteristik kompetensi sosial guru.3.
3. Mengetahui ruang lingkup dari kompetensi sosial guru.4.
4. Mengetahui aspek-aspek kompetensi sosial.5.
5. Mengetahui pentingnya kompetensi sosial
1
BAB II
PEMBAHASAN
9
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa kompetensi sosial guru sebagai bentuk
perwujudan sikap sosial yang seharusnya dimiliki seorang guru dalam menjalankan aktivitas
profesinya di tingkat satuan pendidikan selaku miniatur sosial maupun dalam lingkungan
kehidupan sosial masyarakat yang lebih kompleks.
Secara prinsipil kompetensi sosial guru menekankan beberapa hal antara lain,
Pertama, guru hendaknya memiliki sifat kesetiakawanan sosial, artinya dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab profesi seorang guru dilihat dari sudut pandang
konsep sosial harus mampu menunjukkan pembawaan diri secara komunikatif dalam
ranah kehidupan sosial yang baik dengan sesama anggota profesi, tenaga kependidikan,
anggota masyarakat. Kondisi ini, memungkinkan bagi seorang guru untuk dapat
beradaptasi dan berpartisipasi dalam setiap aktivitas kependidikan, terlebih lagi yang
berkenaan dengan kegiatan-kegiatan sosial kependidikan.
Kedua, guru hendaknya memiliki sikap moderat, artinya seorang guru dalam
menjalankan aktivitas profesi sudah seyogianya memiliki sikap yang lebih terbuka dalam
hal menerima saran, saling bertukar informasi kepada rekan sejawat dalam hal
peningkatan kapasitas profesinya, termasuk lebih bersikap arif dan bijaksana dalam
menghadapi masalah akademik yang berkembang di tingkat satuan pendidikan. Jika
seorang guru, tidak dapat mengaktualkan sikap moderat secara arif dan bijaksana, akart
berakibat kurang baik bagi pengembangan sikap sosial di lingkup pendidikan.
Ketiga, guru hendaknya menjadi inisiator bagi perubahan prilaku anak didik di lingkup
pendidikan, artinya seorang guru harus memiliki peranan aktif secara sosial dalam
menstimulasi pengembangan sikap sosial dalam diri anak didiknya. Kondisi ini akan
menempatkan diri seorang guru di hadapan anak didiknya sebagai leader dalam
kepemimpinan sosial baik lingkup satuan pendidikan maupun di lingkungan sosial
kemasyarakatan.
10
kedewasaan yang layak diteladani, memiliki sikap dan kemampuan memimpin yang demokratis,
serta mengayomi peserta didik.
C. Prinsip
Berdasarkan muatan kompetensi kepribadian guru dalam konten Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2017 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,
pada prinsipnya mencakup:
a. Berjiwa pendidik dan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia;
B. Tampil sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat;
c. Tampil sebagai pribadi yang mantap, dewasa, stabil, dan berwibawa; d. Menunjukkan etos
kerja, tanggung jawab, rasa bangga sebagai tenaga pendidik dan memiliki rasa percaya diri. e.
Menjunjung tinggi nilai kode etik profesi guru.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi dari penjabaran yang telah kita uraikan dalam materi diatas, dapat kita berikan kesimpulan
akhlak tersebut merupakan sutu bentuk atau cerminan yang tertatanam dalam diri seseorang dan hal
tersebut terealisasi dalam kehidupannya sehari – hari. Sehingga ada yang dinamakan dengan akhlak
terpuji, dan ada juga yang dinamakan dengan akhlak tercelah.
Adapun bentuk dari akhlak terpuji tersebut ada beberapa bagian, diantaranya sebagai berikut
Ikhlas, Taat, Khauf, Taubat, Tawakal,Ikhtiar, Sabar, Syukur, Dan Qanaah.
Semuanya ini memiliki sisi positif dari pergaulan yang kita lakukan, baik dalam melakukan
hubungan yang bersifat horizontal atau dalam melakukan hubungan dengan AllahSWT atau dalam
melakukan hubunga secara vertikal yaitu dalam melakukan hubungan atau bergaul antar sesama
12
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Alquran dan terjemah,(Jaakarta: Intermass 1992) hal 409.
Imam Jalaludin Al-mahalli & Imam Jalaludin As-suyuthi, 1996, Tafsir Jalalalain Berikut
Asbabun Nuzul, Surat AL-Fatihah s-d surat al-an’am, bandung: sinar baru al-gensindo, hal:399
13