Sosial Guru
Rasyidazhim7@gmail.com
ABSTRAK
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu bangsa.
Pendidikan dapat membentuk karakter, kompetensi, dan kualitas sumber daya manusia
yang dapat berkontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Oleh karena itu,
1
pendidikan harus terus ditingkatkan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
adalah dengan mereformasi kurikulum yang digunakan di satuan pendidikan.
B. Pembahasan
I. Kompetensi sosial guru
1) Pengertian kompetensi sosial guru
2
Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah maupun di luar
lingkungan sekolah. Kompetensi sosial guru sangat penting karena dapat
mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran, serta kesejahteraan
psikologis dan kinerja mengajar guru. Kompetensi sosial guru juga dapat
mempengaruhi kompetensi sosial siswa, yang merupakan salah satu kompetensi
abad 21 yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dan peluang di era
globalisasi.
Berikut adalah beberapa definisi kompetensi sosial guru menurut para ahli:
- Menurut Smart dan Sanson (2003), kompetensi sosial guru adalah perilaku
yang dapat diterima secara sosial, cara berperilaku yang dapat dipelajari yang
memampukan seseorang untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain,
dan mengarah pada perilaku dan respon-respon sosial yang dimiliki individu¹.
3
dan tetap menjaga hubungan yang positif dengan orang lain dalam berbagai
situasi⁵.
Kompetensi sosial guru merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang guru profesional. Kompetensi sosial guru dapat membantu guru
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik, warga
negara, dan anggota masyarakat. Kompetensi sosial guru juga dapat
memberikan dampak positif bagi siswa, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena
itu, kompetensi sosial guru perlu dipelajari, dikembangkan, dan ditingkatkan
secara terus-menerus.
4
1. Bersikap inklusif dan objektif, serta tidak diskriminatif terhadap peserta
didik, sesama guru, dan masyarakat sekitar.
Indikator ini menunjukkan bahwa guru dapat menghormati dan
mengakui keberagaman yang ada di antara individu-individu yang
berinteraksi dengan guru, baik dalam hal identitas, latar belakang,
kebutuhan, minat, bakat, maupun potensi. Guru juga dapat menilai dan
menangani situasi sosial secara adil dan rasional, tanpa dipengaruhi oleh
prasangka, stereotip, atau bias .
5
dan menciptakan hasil yang berkualitas bersama-sama dengan orang
lain .
6
globalisasi. Menurut Partnership for 21st Century Skills (2009), kompetensi
sosial adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan beragam
audiens, bekerja sama dengan orang lain dari berbagai latar belakang dan
budaya, menunjukkan sikap yang positif dan etis, serta mengelola emosi dan
konflik.
7
II. Kurikulum merdeka
1) Pengertian kurikulum merdeka
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum baru yang diperkenalkan oleh
Kemendikbudristek sebagai salah satu pilihan bagi satuan pendidikan di
Indonesia. Kurikulum ini memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk
menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan
lingkungan belajar peserta didik. Kurikulum ini juga bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi abad 21, seperti literasi, numerasi,
keterampilan sosial, dan karakter¹.
- Kurikulum merdeka fokus pada materi esensial, yaitu materi yang relevan,
mendalam, dan penting untuk dipelajari oleh peserta didik. Materi esensial
ditentukan oleh pendidik berdasarkan analisis kebutuhan, minat, dan potensi
peserta didik, serta konteks dan muatan lokal¹.
8
yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas, dan
bermartabat¹.
9
1. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diganti dengan ujian
(asesmen) yang diselenggarakan hanya oleh sekolah. Ujian ini dapat berupa tes
tertulis atau bentuk penilaian lain yang lebih komprehensif, seperti portofolio
dan penugasan. Guru dan sekolah lebih merdeka dalam menilai hasil belajar
siswa.
2. Ujian Nasional (UN) akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan
Survei Karakter. Asesmen ini akan mengukur kemampuan literasi (bernalar
tentang dan menggunakan bahasa), numerasi (bernalar menggunakan
matematika), dan karakter (misalnya pembelajar, gotong royong, kebhinnekaan,
dan perundungan) siswa. Asesmen ini akan dilakukan pada siswa yang berada
di tengah jenjang sekolah (misalnya kelas 4, 8, 11) dan tidak bisa digunakan
untuk basis seleksi siswa ke jenjang selanjutnya.
4. Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi akan dibuat lebih
fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai
daerah. Jalur zonasi akan ditetapkan minimal 50%, jalur afirmasi minimal 15%,
jalur perpindahan maksimal 5%, dan jalur prestasi sisanya 0-30%, disesuaikan
dengan kondisi daerah. Daerah berwenang menentukan proporsi final dan
menetapkan wilayah zonasi³.
10
pihak, seperti siswa, orang tua, rekan guru, kepala sekolah, dan masyarakat, dalam
konteks pendidikan². Kompetensi sosial guru mencakup aspek-aspek seperti
komunikasi, kerjasama, empati, toleransi, adaptasi, dan penyelesaian konflik⁶.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dalam meningkatkan kompetensi
sosialnya:
6. Mengikuti pelatihan dan pengembangan diri: Guru harus terus belajar dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, terutama dalam bidang
teknologi, metodologi, dan konten pembelajaran. Guru dapat mengikuti
pelatihan, seminar, workshop, atau kursus yang diselenggarakan oleh
pemerintah, lembaga pendidikan, atau dunia usaha dan industri. Guru juga dapat
mengakses sumber belajar yang tersedia secara online, seperti platform
Merdeka Mengajar, yang menyediakan asesmen dan perangkat ajar yang sesuai
dengan Kurikulum Merdeka.
11
tingkat sekolah, daerah, maupun nasional, yang dapat menjadi wadah untuk
berbagi pengalaman, informasi, dan inovasi. Guru juga harus menjalin
kemitraan dengan dunia usaha dan industri, perguruan tinggi, lembaga
penelitian, dan masyarakat, untuk mendapatkan dukungan, sumber daya, dan
bahan ajar yang relevan dengan kebutuhan siswa.
C. Kesimpulan
12
Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pendidikan,
khususnya dalam hal implementasi kurikulum merdeka dan peningkatan kompetensi
sosial guru. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi bagi pihak-pihak terkait,
seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek), Dinas Pendidikan, sekolah, guru, dan peserta didik, untuk
mendukung dan memperbaiki pelaksanaan kurikulum merdeka di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
13
kompetensi-guru-dan-implementasi-kurikulum-merdeka-belajar-di-masa-
pandemi-covid-19. (Minggu, 19 november 2023)
14