Anda di halaman 1dari 7

PERAN KOMPETENSI SOSIAL GURU GEOGRAFI TERHADAP INTERAKSI

DENGAN SISWA

Program Studi Pendidikan Geografi, Falkutas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Negeri Islam
Sultan Syarif Kasim Riau

Muhammad Irsyad

Email: irsyadmuhammad300@gmail.com

Abstrak

Guru sebagai seorang pendidik harus memiliki dan menggunakan kompetensi dalam melakukan
pembelajaran termasuk kompetensi social yang harus digunankan seorang guru ketika dalam
melakukan proses pembelajaran dan berinteraksi dengan siswa. Jenis penlitian yang dikerjakan
dengan melakukan pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif. Sumber dari data penelitian
ini adalah seorang guru geografi MAN 1 Bukittinggi. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan melakukan teknik wawancara. Analisis penilitian ini disajikan dalam bentuk
deskriptif dengan seorang guru geografi menjadi sebagai informan. Hasil pencarian: 1) Guru
memiliki kemampuan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan jelas dan efektif saat
pembelajaran. 2) Kemampuan seorang dalam memahami dan merasakan emosi dan sudut
pandang orang lain. 3) Kemampuan seorang guru dalam menajemen kelas 4) Kemampuan etika
professional guru dalam hal integritas, kejujuran, dan hak kepedulian terhadap siswa.

Kata Kunci: Kompetensi Sosial, Pembelajaran Geografi, Interaksi

Abstrac

The teacher as an educator must have and use competencies in carrying out learning, including social competencies
that must be used by a teacher when carrying out the learning process and interaction to student. This type of
research is carried out using a descriptive approach with qualitative methods. The source of this research data is a
high school geography teacher. The data collection technique used was interview techniques. This research analysis
is presented in descriptive form with a geography teacher as the informant. Search results: 1) Teachers have the
ability to communicate clearly and effectively when learning. 2) A person's ability to understand and feel other
people's emotions and points of view. 3) A teacher's ability in classroom management. 4) The teacher's professional
ethical ability in terms of integrity, honesty and the right to care for students.

Keyword: Social Competence, Geography Learning, Effective and Efficient


Pendahuluan

Gurulah satu yang mentukan sebuah keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru dan siswa
saling berhubungan dalam mencapai hasil pembelajaran. Proses pembelajaran ini merupakan
sebuah hal utama bagi seorang guru. Tugas guru dalam pembelajran ialah mengajar dan medidik.
Guru sebagai pengajar memiliki tugas memberikan penyamapain materi pembelajaran yang
disamapaikanya di kelas kepada seorang peserta didik, sedangkan tugas guru sebagai pendidik
seorang guru membimbing para peserta didik meenjadi seorang manusia baik akhlak, berpikir
kritis, mandiri, dan mandiri. Guru merupakan perkerjaan yang mulia dan menjadi kunci dalam
keberhasilan pendidikan yang membentukan para peserta didik yang inovatif dan kreatif.

Dalam system sekolah, kurikulum, staf pengajar, prasarana adalah penting, tetapi tanpa guru
yang bermutu yang akan berdedikasi dan berwibawa, semua masukan lain tidak akan
mempunyai arti banyak. Oleh karena itu tugas berat dari seorang guru yang memiki kompetensi
sebagai bagian dari etika dan profesi guru.

Kompetensi guru dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan
Pemrintahan RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik menyatakan pendidik
adalah pendidik professional. Untuk itu, agar menjadi pendidik maka harus memiki kualifikasi
akademik minimal Sarjana atau Diploma IV (S1/D-IV) yang relavan dan menguasai kompetensi
sebagai agen pembelajaran. menjadi sebuah standar dalam sebuah standar dan pengawasan
dalam pendidikan, selain itu guru memiliki memiliki pemenuhan persyaratan berkaitan dengan
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan mempunyai
kemampuan untuk mecapai dan mewujudkan pendidikan nasional.

Kompetensi merupakan sebuah hal wajib di kuasai oleh guru sebagai pengajar dan pendidik
ialah kompetensi pedagogic, kompetensi kepripadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
professional. Kompetensi guru ini merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang guru
supaya seorang guru memiliki menjadi seorang tenaga pendidik yang profesional. Kompentensi
berasala dari bahasa Inggris (Competency) yang memiliki arti ability (kemampuan), capability
(kesanggupan), proficiency (keahlian), qualification (kecakapan), eligility(memenuhi
persyaratan), readiness(kesiapan), skill (kemahiran), dan adequency (kepadanan)
(Marshal,1994).
Sebagai seorang guru yang profesional hendaknya memiliki kompetensi dilihat dari penugasan
segi konseptual, penguasaan berbagai keterampilan, dan semua aspek sikap profesionalnya.
Dapat dikatakan guru dapat menjalankan tugasnya secara efesien, efektif dan terpadu.

Dalam peraturan Pemerintahan RI Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 tentang Standar Nasional
Pendidikan, bahwa seorang pendidik harus memiki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan Rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan Pendidikan Nasional.

Sesuai dengan Undang-Undang Peraturuan Pemerintahan No 14 Tahun 2005 pada pasal 8


megatakan tentang seorang guru. Ada 4 kompetensi dasar harus dimiliki oleh seorang guru antara
lain: kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi profesioanl dan kompetensi
sosial.

Kemapuan komonikasi guru merupakan hal yang penting untuk berintaraksi ke peserta didik,
orang tua dan Masyarakat, dimana kemapuan ini disebut kompetensi sosial. Komunikasi
merupakan suatu proses sosail mempunyai hubungan bagi berbagai kelompok yang ditemukan.

Kompetensi sosial guru dalam komonikasi dengan orang tua/wali lancar walaupun frekuensi
pertemuan gruu dengan orang tua/wali tidak haru selalu. Pertemuan guru dengan orang tua/wali
murid dapat dilakukan apabila jika terjadinya masalah yang dihadapi siswa. Komonikasi
seorang dengan masyarakat apabila ada melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat.

Berdasarkan penjabaran di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk meberikan sebuah gambaran
sejauh mana kompetensi sosial guru geografi di SMA/MA Negeri dalam berkomunikasi secara
efektif. Kompetensi sosial guru hendaknya di bina untuk mencapai hasil yang baik dan
berkualitas. Pola interaksi dan hubungan yang baik akan memudahkan proses pendidikan dan
dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Apabila guru tidak memiliki kompetensi sosial yang baik, dikhawatirkan proses belajar belajar
tidak akan berjalan dengan maksimal.

METODE PENELITIAN

Metode analisis yang digunakan dalam pembahasan ini ialah metode kualitatif deskriptif untuk
memilih dan memilah informasi dalam berbagai bahan dari jurnal yang relavan. Menurut Nazir
(1988), metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,
suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas pariwisata masa sekarang.
Sedangkan menurut Sugiyono (2005), metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan
untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas.

Penelitian ini mengambil data dari suatu seorang guru. Langkah penelitian yang diambil ialah
dengan melakukan wawancara kepada guru Geografi SMA dalam kontek kompetensi sosial.
Diharapakan Teknik ini lebih objektif dan sistematis dalam Menyusun hasil penelelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kompetensi sosial guru mengacu pada kemampuan seorang guru untuk memimbing peserta
didik menjadikan anggota masyarakat yang baik serta berkemampuan untuk mendidik,
membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.

Peran kompeteni sosial sangatlah penting dimana seorang guru sendiri merupakan bagian dari
sosial (masyarakat) berarti guru memiliki kemampua sosial dengan siswa maupun masyarakat,
supaya menjalankan pembelajaran yang efektif, maka di milikinya kemampuan tersebut sangat
berguna bagi seorang guru.. Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran di luput dari cara
guru menghargai dan memperhatikan perbedaan setiap siswa. Implementasi dari kurikulum yang
ada merupakan peran sosial guru dengan harapan menghasilkan siswa yang memiliki ketaqwaan
terhadap tuhan yang maha esa, mrnghargai keberagaman, kreativ yang dapat membentu dalam
kehidupan sosial mereka.

Kemampuan kompetensi sosial yang dimiliki guru, dapat menjadi teladan bagi siswa, di
karenakan pembelajaran yang dilakukan harus dilakukan dengan komunikasi dengan siswa
dalam membangun proses pembelajaran yang menyenangkan, agar siswa menjadi aktif dalam
pebelajaran. Berikut ini instrument pertanyaan

No Indokator Daftar Pertanyaan


1 Kompetensi sosial Guru memiliki kemampuan kemampuan guru dalam
berkomunikasi dengan jelas dan efektif saat pembelajaran.

2 Memahami dan merasakan Kemampuan seorang dalam memahami dan merasakan


emosi dan sudut pandang emosi dan sudut pandang orang lain.
orang lain.
3 Kemampuan guru dalam Kemampuan seorang guru dalam menajemen kelas agar
menajemen kelas agar siswa aktif dalam belajar
siswa aktif dalam belajar

4 Peran etika professional Kemampuan etika professional guru dalam hal integritas,
guru dalam hal integritas, kejujuran, dan hak kepedulian terhadap siswa.
kejujuran, dan hak
kepedulian terhadap siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan selama bebarapa menit mengatakan bahwa :

Pernyataan pada wawancara ke 1:

Guru yang efektif harus mampu menyampaikan informasi dengan jelas dan lugas. Mereka harus
menghindari penggunaan bahasa yang sulit dipahami oleh siswa dan dapat menyesuaikan gaya
berbicara sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Komunikasi bukan hanya tentang berbicara,
tetapi juga tentang mendengarkan. Guru yang baik harus dapat mendengarkan pertanyaan dan
masukan siswa dengan penuh perhatian. Ini membantu membangun hubungan yang baik antara
guru dan siswa.

Pernyataan pada pertanyaan ke 2 ini juga didukung:

Memberikan perhatian penuh saat berkomunikasi kepada siswa terkait. Dengarkan bukan hanya
kata-kata yang diucapkan, tetapi juga ekspresi wajah, nada suara, dan bahasa tubuh. Hal ini
membantu Anda memahami emosi dan nuansa yang mungkin tidak terucapkan, kemudian
menunjukan kepedulian dengan bertanya tentang perasaan siswa tersebut. Pertanyaan seperti
"Bagaimana perasaanmu tentang ini?" atau "Apa yang membuatmu merasa seperti itu?" dapat
memberikan solusi kepada siswa tersebut.

Pernyataan pada wawancara ke 3:

Manajemen kelas yang baik adalah kunci untuk menciptakan interaksi yang kondusif membuat
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat
membantu seorang guru dalam manajemen kelas untuk merangsang partisipasi dan keterlibatan
siswa:

1. Menciptakan lingkungan di mana siswa merasa nyaman untuk berpartisipasi dan berbagi
ide.
2. Tetapkan aturan kelas yang jelas dan harapan yang dapat dipahami oleh semua siswa. Hal
ini membantu menciptakan batasan yang diperlukan untuk menjaga disiplin kelas.
3. Gunakan berbagai metode pengajaran seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif,
presentasi siswa, atau pembelajaran berbasis masalah. Variasi ini membantu menjaga
keberagaman dan menjadikan pembelajaran lebih menarik.
4. Anjurkan kolaborasi antar siswa melalui kegiatan kelompok atau proyek tim. Ini
membantu menciptakan rasa tanggung jawab bersama dan meningkatkan interaksi sosial.

Pernyataan pada wawancara ke 3:

1. Menyampaikan nilai etika yang berkaitan dengan kejujuran secara jelas sejak awal.
Tinjau konsekuensi dari pelanggaran kejujuran dan mengapa itu penting.
2. Menjadi contoh dan teladan dalam segala hal. Tunjukkan bahwa kejujuran adalah nilai
yang dihargai dan dijunjung tinggi di kelas.
3. Ajarkan siswa untuk bertanggung jawab atas pekerjaan mereka sendiri, dalam
menghargai sumber daya, menghindari penjiplakan, dan memberikan referensi yang
tepat.

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk
sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial guru berperilaku santun,
mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan menarik
mempunyai rasa empati terhadap orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi
secara efetif dan menarik dengan pesrta didik dapat aktid pada saat pembelajaran, dapat
memahamai memahami sifat siswa, siswa menjadi lebih aktif pada saat pembelajaran, dan jiwa
kejujuran kita sebagai guru dapat di jadi contoh yang bagi para siswanya.
DAFTAR PUSTAKA

Illahi, Rahmad, and Andi Prastowo. "Peran Kompetensi Sosial Guru dalam Pembelajaran
Autentik Berlandaskan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah Dasar." Jurnal Riset
Pendidikan Dasar (JRPD) 3.2 (2022): 85-91.

Ismail, Ahmad Nur, and Muzakkir Walad. "PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN
KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAK SISWA PADA MATA
PELAJARAN PAI KELAS VII SMP ISLAM NURUL JIHAD NW
SENYIUR." Nahdlatain: Jurnal Kependidikan dan Pemikiran Islam 1.4 (2022): 653-665.

Nurfitka, Dini, Nuraini Asriati, and Diah Trismi Harjanti. "Analisis Kompetensi Sosial Guru
Dalam Pembelajaran Geografi Pada Masa Pandemi Covid-19." Jurnal Pendidikan
Sosiologi dan Humaniora 13.1 (2022): 155-163.

Nuraeni, Lenny, Andrisyah Andrisyah, and Rita Nurunnisa. "Efektivitas Program Sekolah Ramah
Anak dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial." Tunas Siliwangi: Jurnal Program Studi
Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung 6.1 (2020): 6-15.

Suryaningrat, Devan. "Peningkatan Peran Kompetensi Sosial Guru Terhadap Lingkungan di


Sekolah." (2016).

Wati, Linda, Hermi Yanzi, and Berchah Pitoewas. Hubungan Kompetensi Sosial Guru dengan
Gaya Mengajar Guru. Diss. Lampung University, 2017.

Anda mungkin juga menyukai