Anda di halaman 1dari 5

Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan atau kecakapan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan/kekuasaan untuk

menentukan (memutuskan sesuatu). Padanan kata yang berasal dari bahasa Inggris ini

cukup banyak dan yang lebih relevan dengan pembahasan ini adalah proficiency and

ability yang memiliki arti kurang lebih sama yaitu kemampuan. Kompetensi merupakan

perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak.

A. KOMPETENSI PROFESIONAL

Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang berkaitan langsung dengan

keterampilan mengajar, penguasaan terhadap materi pelajaran dan penguasaan

penggunaan metodologi pengajaran serta termasuk di dalam kemampuan

menyelenggarakan administrasi sekolah, inilah keahlian khusus yang harus dimiliki oleh

guru yang profesional yang telah menempuh pendidikan khusus keguruan. Guru yang

mempunyai kompetensi profesional yaitu guru yang tahu secara mendalam tentang apa

yang diajarkan, cakap dalam cara mengajarkan secara efektif serta efisien dan guru

tersebut berkepribadian yang mantap.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda

keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang

ada dalam kurikulum sekolah/madrasah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran

terkait; (d) penerapan konsep-konsep kelimuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e)

kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan

budaya nasional.
Pada umumnya orang memberi arti sempit terhadap pengertian profesional.

Profesional sering diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang dimiliki seseorang.

Misalnya seorang guru dikatakan profesional bila guru itu memiliki kualitas mengajar

yang tinggi. Padahal profesional mengandung makna yang lebih luas dari hanya

berkualitas tinggi dalam hal teknis. Profesional mempunyai makna ahli, tanggung jawab,

baik tanggung jawab moral dan memiliki rasa kesejawatan. Sebagai pendidik profesional,

guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tapi juga harus

memiliki pengetahuan profesional. Kompetensi seorang guru sangat menentukan

kelangsungan proses belajar mengajar, karena dengan mempunyai kompetensi

profesional guru dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan pendidikan secara material,

dan kompetensi ini dapat dijadikan sebagai hal utama dan pertama bagi individu

khususnya guru dalam melaksanakan pendidikan. Guru yang tidak mempunyai

kompetensi profesional akan memberi pengaruh besar terhadap produk pendidikan.

Karena itu, dapat dikatakan bahwa kualitas alumni suatu institusi akan menunjukkan

kompetensi pendidikan guru dalam menjalankan tugasnya di sekolah tersebut.

Profesional guru di era globalisasi ini adalah sebuah keniscayaan sejarah yang

tidak bisa dihindari. Siapa yang tidak profesional, dia akan tersisih di era kompetisi

terbuka sehingga yang tampil sebagai pemenang adalah kalangan profesional. Oleh sebab

itu guru harus menjadi sosok profesional karena dengan profesionalisme, cita-cita besar

membangun pendidikan yang modern, religius, dan kosmopolit akan tercapai. Wacana

tentang profesional guru kini menjadi sesuatu yang mengemuka ke ruang publik seiring

dengan tuntutan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Kompetensi

profesional guru harus ada pada setiap guru, termasuk Guru Agama. Guru Agama dalam
melaksanakan tugas mengajar akan diamati, dilihat, dan diperhatikan siswa yang

selanjutnya dapat menarik perhatian mereka. Dengan perhatian itu siswa akan

memberikan persepsi atau kesan yang dilihat, didengar, dan disimak serta dirasakannya.

Dalam mengajar pendidikan agama Islam harus sesuai dengan bidang latar

belakang. Artinya guru agama islam memiliki latar belakang pendidikan yang linear.

Adanya begitu maka kompetensi professional dapat terjalankan sesuai dengan bidangnya.

Guru yang berkompeten dalam kompetensi professional dapat mengerjakan

tugasnya dengan baik, khsususnya kepada peserta didik mereka. Siswa yang memiliki

daya kecerdasan yang berbeda harus diperlakukan dengan baik tanpa membeda-bedakan.

siswa yang memiliki daya piker rendah maka seorang guru professional dapat

memposisikan dirinya dengan baik.

Strategi yang digunakan dalam mengajar khususnya pendidikan agama Islam juga

harus tepat dan benar. Guru yang professional harus pandai memilih model dan metode

sesuai dengan kondisi peserta didiknya. Dengan begitu maka tujuan dari pendidikan

dapat tercapai. Pemilihan sumber pembelajaran juga menjadi acuan yang mendasar dan

penting dalam pendidikan. Jika guru tidak pandai memilih sumber pembelajaran maka

pendidikan akan merasa jenuh dan terpuruk.

Jadi, kompetensi guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan

keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan

fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Orang yang terdidik dan terlatih

dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya adalah orang yang

memahami tugas dan fungsinya. Terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh
pendidikan formal tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik dalam

kegiatan belajar mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidikan.

B. KOMPETENSI SOSIOLOGI

Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk: (a) berkomunikasi lisan tulisan; (b) menggunakan teknologi

komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; (d) bergaul

secara santun dengan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial sebagai bagian dari empat

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, memiliki peranan yang penting di

dalam keberhasilan pendidikan secara umum sebagaimana tiga kompetensi yang lain.

Seorang guru yang memiliki kompetensi sosial akan mampu berkomunikasi dengan

peserta didik, sesama pendidik, atasan, tenaga kependidikan, dan masyarakat secara

efektif, simpatik, dan santun. Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk

memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu

mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga Negara.

Aturan Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru

sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar. Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang Guru, bahwa

kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang

sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:

1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat


2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,

orangtua/wali peserta didik; dan

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

Dalam praktiknya di lingkunga sekolah, dapun penjelasan dari 4 poin di atas

adalah sebagai berikut :

1. Hubungan antara guru Pendidikan Agama Islam dengan para siswa terjalin pada saat

pembelajaran dan di luar pembelajaran, seperti kegiatan shalat berjamaah, bersalaman

setiap pagi hari, study tour yang diadakan rutin tiap tahunnya, dan kegiatan

ekstrakurikuler seperti Pengembangan Seni Baca Qur’an, dan lomba keagamaan

walaupun tidak semua guru PAI tersebut ikut terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler

tersebut.

2. Hubungan yang terjalin antara sesama guru Pendidikan Agama Islam, dengan Kepala

Sekolah, dan dengan tenaga kependidikan, misalnya melalui rapat rutin, pembinaan,

supervisi, dan kegiatan rutin lainnya.

3. Hubungan yang terjalin antara guru Pendidikan Agama Islam dengan orang tua /wali

peserta didik dan masyarakat misalnya mereka diikutsertakan dalam do’a bersama di

sekolah tiap tahunnya, sehingga tampak adanya keterlibatan masyarakat dalam

kegiatan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai