Anda di halaman 1dari 8

Profesionalitas pendidik

1. Pendidik adalah induk jabatan profesional

Jabatan pendidik (guru) merupakan suatu jabatan yang strategis dalam menunjang
proses dan hasil kinerja pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
pendidik (guru) merupakan gerbang awal sekaligus sebagai representasi kondisi dan kinerja
pendidikan. Hal ini mengandung makna bahwa kinerja seorang pendidik akan banyak
memberikan pengaruh yang cukup bermakna bagi perwujudan kinerja pendidikan secara
efektif.

Sehubungan dengan hal diatas, A Malik Fadjar, mantan Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan Nasional mengatakan: “al-thagirah ahammu’min al-maddah walakin al-mudaris
ahammu’ min al-thariqah”. Artinya : metode lebih utama dari materi, akan tetapi guru lebih
utama dari metode. Guru yang dimaksud adalah guru profesional.

Undang-undang republik indonesia No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
menetapkan guru sebagai jabatan profesional secara resmi. Dalam bab 1 pasal 1 ayat (1) dan
ayat (4) dijelaskan sebagai berikut:

 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usisa dini, pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
 Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
memenuhi satndar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Dalam literatur kependidikan islam guru disebut dengan ustadz, mualim, murabbiy,
mursyid, mudarris, muaddib, dan muzakkiy. Sedangkan untuk guru profesional disebut ustadz
atau profesor.

Seorang dikatakan profesional, bilamana dalam dirinya melekat sikap dedikatif yang
tinggi terhadap tugasnya, sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap
continuous improvement yakni selalu berusaha memperbaiki dan memperbarui model-model
atau cara kerjanya sesuai dengan tuntutan zamannya yang dilandasi oleh kesadaran yang tinggi
bahwa tugas mendidik adalah tugas menyiapkan generasi penerus yang akan hidup pada
zamannya dimasa depan.
2. Kriteria Pendidik Profesional

Dalam lingkup pendidikan, profesionalitas seorang pendidik merupakan hal yang amat penting.
Kualitas profesional pendidik terlihat dari penampilannya yang berwwibawa dalam
interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan kualitas profesional akan terwujud apabila guru
menguasai kompetensi-kompetensi yang berlandaskan nilai-nilai ajaran islam (al-Qur’an dan
hadits).

Secara sederhana profesional guru dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Kewibawaan
2. Kompetensi keguruan, berupa : a. Kompetensi kepribadian, b. Kompetensi paedagogik,
c. Kompetensi sosial, dan d. Kompetensi profesional.
3. Kompetensi dalam penguasaan bahasa indonesia dan bahasa asing (arab dan inggris)
4. Kompetensi dalam penguasaan teknologi informasi
5. Nilai-nilai ajara islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits.

a. Kewibawaan
Kewibawaan berasal dari kata wibawa yang artinya pancara kelebihan seseorang atas
orang lain dalam suasana pengakuan dan penerimaan yang tulus dari orang lain itu.
Kewibawaan dapat diartikan sebagai suatu “kualitas pribadi” pada diri seseorang yang
membuat pihak lain menjadi tertarik, bersikap mempercayai, menghormati, secara sadar dan
suka cita, dan sekaligus akan mengikutinya.
Kewibawaan dalam hubungan profesionalitas pendidik adalah seberapa jauh seorang
pendidik (guru) menguasai kompetensi keguruan, maupun kompetensi pendukung lainnya.
Dalam hubungan dengan proses pembelajaran menurut Prayitno dkk, menyatakan bahwa
kewibawaan pendidik memasuki pribadi peserta didik, dan peserta didik “mengarahkan”
dirinya kepada pendidik. Disanalah terkembang pengakuan, penerimaan, dan pengakuan
peserta didik oleh pendidik di satu sisi, dan pendidik oleh peserta didik di satu sisi yang lain,
masing-masing menjadi subjek yang sangat berarti dan penuh makna.
b. Kompetensi keguruan
Kompetensi merupakan perilaku rasionak guru mencapai tujuan yang dipersyaratkan
sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian, suatu kompetensi ditunjukkan
oleh penampilan atau unjuk kinerja yang dapat dipertanggung jawabkan (rasional) dalam
upaya mencapai suatu tujuan. Sebagai suatu profesi, terdapat sejumlah kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi profesional,
kompetensi paedagogik, dan kompetensi sosial kemasyarakatan.
1) Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berhubungan dengan
pengembangan kepribadian sebagai seorang pendidik (guru). Diantara
kompetensi tersebut adalah:
a) Kemampuan dalam pemahaman dan pengamalan ajaran islam
b) Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar sesama umat
beragama
c) Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem
nilai agama dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat.
d) Menghilangkan sifat tercela, dan menggantinya dengan sefai terpuji
(lakhalki dan tahalki)
e) Bersifat demokratis dan terbuka dari segala kritikan dan saran yang
bersifat positif dan konstruktif.
2) Kompetensi paedagogis
Kompetensi paedagogis merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik. Kompetensi tersebut diantaranya:
a) Memahami landasan kependidikan
b) Mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses
pembelajaran
c) Memahami, mengembangkan potensi peserta didik
d) Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang misalnya
maham akan administrasi sekolah, bimbingan, dan konseling
e) Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk
meningkatkan kinerja sebagai pendidik.
3) Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kompetensi yang berhubungan dengan
kemampuan guru sebagai bagian dari anggota masyarakat. Kompetensi ini
diantarnya:
a) Kemampuan untuk menjalin kerjasama dengan orang lain baik dengan
individu maupun dengan kelompok masyarakat
b) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap
lembaga kemasyarakatan
4) Kompetensi profesional
Kompetensi profesional adalah kompetensi ataun kemampuan yang
berhubungan dengan keahlian yang dimilikinya, diantaranya kemampuan
tersebut adalah:
a) Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang
studi yang diajarkannya secara mendalam
b) Kemampuan dalam menguasai ilmu-ilmu lain secara generalis yang
berhubungan dengan keahliannya
c) Kemampuan dalam mengambangkan kurikulum mata pelajaran
c. Kompetensi dalam penguasaan bahasa
Seorang tenaga pendidik (guru) yang profesional harus mampu menguasai
bahasa asing (arab dan inggris), karena ia akan mendalami ilmun keislaman seperti
tafsir, hadits, fiqh, aqidah, tasawwuf, dan ilmu kalam maupun disiplin ilmu-ilmu
keislaman lainnya. Karena kenyataan empiris bahwa ilmu-ilmu tersebut ditulis
sekaligus dijelaskan dalam bahasa arab. Secara rasional sangat tidak memungkinkan
seeorang dapat menguasai disiplim ilmu-ilmu keisloaman seperti diatas tanpa memiliki
kemampuan yang utuh dalam bahasa arab. Begitu juga dengan ilmu lainnya yang
diperlukan dalam pengembangan profesi pendidik (guru) yang banyak ditulis dalam
bahasa inggris, seperti psikologi, management, sosiologi, antropologi, bimbingan
konseling, metodologi pembelajaran dan lain sebagainya.
Selain bahasa asing, penguasaan terhadap bahasa indonesia juga sangat
diperlukan bagi pendidik (guru) yang profesional. Karena dengan menggunakan bahasa
indonesia yang baik dan benar, maka materi pembelajaran akan mudah dipahami oleh
peserta didik, dan sekaligus dapat meningkatkan minat peserta didik terhadap materi
pembelajaran dari mata pelajaran yang diajarkan oleh pendidik tersebut.
d. Kompetensi dalam penguasaan teknologi informasi
Masa sekarang disebut juga dengan era teknoloogi informasi, oleh karena itu
pendidik harus menguasai teknologi informasi. Orang yang tidak menguasai teknologi
informasi akan ketinggalan dan selanjutnya akan ditinggalkan orang.
Diantara produk teknologi informasi yang berkembang diakhir abad 20 dan di
awal abad 21 adalah internet. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup
besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai dimensi kehidupan. Internet
merupakan salah satu media dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini
menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa menganal
batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat
mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan
pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilaku seseorang.
Dengan teknologi informasi pendidik dapat memberikan layanan tanpa harus
berhadapan dengan peserta didik. Demikian pula peserta didik tidak hanya menerima
informasi dari pendidik saja tetapi juga dapat memperoleh informasi dalam lingkup
yang luas dan berbagai sumber pembelajaran.

Ciri-ciri guru profesional

Pada hakekatnya guru adalah “induk segala jabatan profesi” karena apapun profesi
yang dimiliki olah seorang tidak akan dapat diperolehnya tanpa jasa guru dilembaga
pendidikan. Para ahli merumuskan ciri-ciri guru profesional dikelompokkan menjadi: (1) ahli
(expert), (2) memiliki otonomi dan rasa tanggung jawab, dan (3) memiliki kesejawatan (etika
profesi).

1. Ahli (expert)

Keahlian yang dimaksudkan disini adalah dalam bidang pengetahuan yang diajarkan
dan ahli dalam tugas mendidik. Seorang guru tidak hanya menguasai isi pengajaran yang
diajarkan, tetapi juga mampu menanamkan konsep mengenai pengetahuan yang diajarkan.
Pemahaman konsep dapat dilakukan bila guru juga memahami psikologi belajar. Psikologi
belajar membantu guru menguasai cara membimbing subyek belajar dalam memahami konsep
tentang apa yang diajarkan. Selain itu guru juga harus mampu menyampaikan pesan-pesa
pendidikan.

Mengajar adalah sarana untuk mendidik dan menyampaikan pesan-pesan pendidikan.


Guru yang ahli memiliki pengetahuan tentang cara mengajar (teaching is a knowledge), juga
keterampilan (teaching is a skill) dan mengerti bahwa mengajar adalah juga suatu seni
(teaching is a art). Dalam kaitan ini orang selalu membicarakan guru yang berhasil (succesful
teacher), guru yang efektif (an effective teacher), dan guru yang baik (a good teacher).

Jadi, guru harus menguasai prinsip-prinsip ilmu mendidik. Nampaknya, banyak guru
hanya ahli dalam mengejar tetapi kurang memperhatikan segi-segi mendidik. Pemahaman
seperti itu tidak akan bermanfaat bagi guru sebagai pendidik. Pengertian bertanggung jawab
menurut teori ilmu mendidik mengandung arti bahwa seorang mampu memberi tanggung
jawab terhadap diri sendiri, terhadap siswa, ornag tua, lingkungan sekitarnya, masyarakat,
bangsa dan negara, sesama manusia dan akhirnya pada tuhan yang maha pencipta. Dimensi-
dimensi tanggung jawab ini harus dikembangkan memalui seluruh pengalaman belajar
disekolah termasuk seluruh bidang studi yang diajarkan. Tanggung jawab juga dilihat dari sisi
lain dan punya aspek individu, sosial, etis, dan religius.

2. Memiliki rasa kesejawatan (etika profesi)

Salah satu tugas dan organisasi adalah menciptkan rasa kesejawatan sehingga ada rasa
aman dan perlindungn jabatan. Etika profesi ini dikembangkan melalui organisasi profesi
diciptakan rasa sejawat, semangat korps dikembangkan agar harkat dan martabat guru
dijunjung tinggi baik oleh korp guru maupun masyarakat pada umumnya.

Guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga pendidik yang mapu memberi dan
mengembangkan pengetahuan serta menumbuhkan apresiasi. Serta dapat membina karakter
peserta didik. Guru berfungsi sebagai pemberi inspirasi, menumbuhkan prakarsa, motivasi,
agar peserta didik dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri.

Jadi, guru yang ahli mampu menciptakan situasi belajar yang mengandung makna relasi
interpersonal, sehingga peserta didik merasa menjadi manusia yang manusiawi dan merasa
punya jati diri. Guru dibentuk bukan hanya untuk memiliki seperangkat keterampilan khusus
saja, tetapi juga memiliki kiat mendidik serta sikap yang profesional.

3. Memiliki otonomi dan rasa tanggung jawab

Guru yang profesional disamping ahli dalam bidang nengajar dan mendidik, ia juga
memiliki otonomi dan tanggung jawab. Otonomi adalah suatu sikap yang profesional yang
disebut mandiri berdasarkan keahliannya. Guru yang profesional mempersiapkan diri
sematang-matangnya sebelum ia mengajar. Ia benar-benar menguasai materi yang akan
diajarkan dan bertanggung jawab atas segla tingkah lakunya.
Dalam undang-undang No. 8 tahun 1974 dan dijelaskan dalam Pidato Pembukaan
Kongres PGRI VIII, disebutkan bahwa ada sebanyak 10 ciri guru profesional, yaitu:

1. Selalu punya energi untuk siswanya


Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa dipercakapan atau
diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuan mendengarkan
dengan seksama.
2. Punya tujuan yang jelas untuk pelajaran
Seorang guru yang baik manetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran
dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga
bisa mempromosikan perubaha perilaku positif di dalam kelas.
4. Punya keterampilan menejemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan menajemen kelas yang baik dan
dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama
secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh
komponen didalam kelas.
5. Bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tu8a dan
membuat mereka selalu up to date tentang informasi mengenai apa yang sedang
terjadi di dalam kelas, dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka
membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, e-
mail, dan lainya.
6. Punya harapan yang tinggi pada siswa
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan
mendorong semua siswa dikelasknya untuk selalu bekerja dan mengerahkan
potensi terbaik mereka.
7. Pengetahuan tentang kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum
sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan
pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
8. Pengetahuan tentang subjek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru
yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek
yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan
bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain
demi pembelajaran yang kolaboratif
9. Selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan proses pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak.
Mereka gembira bisa memengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan
memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan
siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanys sudah beranjak dewasa.
10. Punya hubungan yang berkualitas dengan siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling
hormat-menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat
dipercaya.

Karena jabatan guru merupakan pekerjaan profesi, maka seorang guru harus profesional maka
seorang guru harus profesional. Menyandang gelar profesional merupakan kebanggaan
tersendiri bagi para guru. Sementara profesional sendiri harus selalu diikuti dengan
konsekuensi yang sangat tinggi, semangat mendidik yang tak pernah padam, kompetensi yang
terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi. Selain kompetensi personal dan
kompetensi sosial harus melekat pada keseharian guru, satu kompetensi tertiunggi mengarah
pada keistimewaan guru adalah kompetensi profesi. Dalam hubungannya dengan tenaga
profesional kependidikan, tentunya kompetensi menunjuk pada performance atau perbuatan
yang bersifat rasional sesuai dengan alur profesinya dan memenuhi spesifikasi tertentu didalam
pelaksanaan tugas-tugas kependidikan. Diantara ciri-ciri guru yang profesional adalah guru
yang kompeten menguasai kompetensi tertentu.

Anda mungkin juga menyukai