Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMBINAAN KOMPETENSI MENGAJAR

“KOMPETENSI SOSIAL”

Dosen Pengampu :

Juli Yanti Harahap, S.Psi., M.Psi

Oleh :

Kelompok 2

Nama Anggota :

Nurul Aulia 191424013

Khairunnisa 191424002

PG-PAUD 5H

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH MEDAN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala puji dan puncak kekaguman serta keagungan hanya


tertuju kepada Allah SWT. Sudah tak terhitung nikmat Allah SWT yang telah
dianugerahkan oleh-NYA kepada kita, mulai dari nikmat bernafas hingga kita
merasakan betapa berharganya bernafas itu (sakit). Lantunan sholawat dan seruan
salam  semoga senantiasa tercurahkan kepada makhluk agung termasyhur,
Manusia Pilihan-NYA. Dialah Rasulullah SAW.

 Atas pertolongan dan kasih sayang-nya-lah,sehingga kami dapat


menyelesaikan makalah yang berjudul “KOMPETENSI SOSIAL” . Selain itu
juga kami ucapkan terima kasih kepada.

Yang terhormat Ibu Juli Yanti Harahap, S.Psi., M.Psi selaku Dosen Mata
Kuliah Pembinaan Kompetensi Mengajar. Dan Teman-teman yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu yang telah memberikan saran dan masukan untuk
kesempurnaan makalah ini.

Kami  menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan yang terdapat pada


Makalah  ini sebagai akibat dari keterbatasan dari pengetahuan kami. Sehubungan
dengan hal tersebut,kami  akan selalu membuka diri untuk menerima segala kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga Makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Medan, 19 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Sosial..............................................................3


B. Aspek-Aspek Kompetensi Sosial.........................................................4
C. Syarat - Syarat Kompetensi Sosial Guru..............................................5
D. Kompetensi Sosial Guru Dalam Proses Pembelajaran.........................7
E. Peran Guru Di Masyarakat...................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya guru merupakan faktor paling dominan dalam
pendidikan formal, bagi peserta didik seorang guru dijadikan sebagai
teladan dan panutan, peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan
peserta didik. Dalam membina kemampuan peserta didik seorang guru
diharuskan memiliki kemampuan tersendiri. Adapun kemampuan yang
harus dimiliki guru meliputi kemampuan mengawasi, membina dan
mengembangkan kemampuan peserta didik baik dalam lingkup personal
maupun sosial.
Guru harus memiliki standar profesi dengan menguasai materi serta
strategi pembelajaran dan dapat mendorong peserta didiknya untuk belajar
bersungguhsungguh, untuk dapat memperoleh hasil yang baik dalam suatu
rangkaian kegiatan pendidikan dan pembelajaran, seorang guru dituntut
untuk memiliki kualifikasi tertentu atau yang disebut dengan kompetensi.
Kompetensi merupakan komponen 2 terpenting yang tidak terpisahkan
dari eksistensi guru dalam melaksanakan profesinya.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 10, sebagaimana dikutip oleh
Mulyasa (2012:227), “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Kompetensi
bagi guru meliputi, kompetensi paedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Kompetensi sosial guru mempunyai nilai penting. Nilai penting
dari kompetensi sosial guru terletak pada peran pribadi guru yang hidup
ditengah masyarakat untuk bersosialisasi dengan masyarakatnya, untuk itu
guru perlu memiliki kemampuan tersebut secara santun dan luwes dengan
masyarakat melalui kegiatan olahraga, keagamaan dan kepemudaan.

1
Keluwesan bergaul harus dimiliki oleh guru agar dapat bergaul
secara leluasa dan tidak kaku dalam pergaulan. Oleh karena itu, guru tidak
hanya dituntut untuk menguasai bidang ilmu pengetahuan, metode
pembelajaran, memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang
tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan. Akan tetapi,
juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang hakikat manusia.
Menurut Saudagar dan Idrus (2009: 62), “kompetensi sosial adalah
kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan 4 bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar”.
Sebagai makhluk sosial guru harus dapat berperilaku yang santun
dan mempunyai rasa empati yang tinggi terhadap sesama. Guru diharuskan
memiliki kompetensi sosial yang memadahi yang dikembangkan dalam
kegiatan di dalam sekolah maupun di luar sekolah yaitu kegiatan yang
berlangsung di masyarakat.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Kompetensi Sosial ?
2. Apa saja aspek-aspek kompetensi sosial ?
3. Bagaimana kompetensi sosial guru dalam proses pembelajaran?
4. Apa saja syarat-syarat kompetensi sosial guru ?
5. Bagaimana peran guru di masyarakat ?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui pengertian Kompetensi Sosial
2. Agar mengetahui Apa saja aspek-aspek kompetensi sosial
3. Agar mengetahui kompetensi sosial guru dalam proses pembelajaran
4. Agar mengetahui syarat-syarat kompetensi sosial guru
5. Agar mengetahui peran guru di masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Sosial


Kompetensi sosial tersusun dari 2 kata yaitu kompetensi dan sosial,
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), dan perilaku (afektif) yang harus dimiliki, dihayati dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
(UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). kompetensi juga
dapat diartikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dari
seorang tenaga profesional. Kompetensi dapat juga dipahami sebagai
spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki
seseorang serta penerapanya dalam pekerjaan, sesuai dengan setandar
kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat atau dunia kerja.
Sedangakan kata sosial berasal dari kata socio yang artinya
menjadikan teman dan secara terminologis sosial dapat dimengerti sebagai
sesuatu yang dihubungkan, diakitkan dengan teman, atau masyarakat.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (3) butir d,
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Dalam kompetensi sosial ini terdapat sub kompetensi, diantaranya
adalah: seorang guru harus mampu bergaul secara efektif dengan peserta
didik, mampu begaul secara efektif dengan pendidik dan tenaga
kependidikan yang lain, dan yang terakhir adalah mampu berkomunikasi
secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitanya.
Dalam kompetensi sosial jelaslah seorang guru dituntut untuk dapat
berkomunikasi dengan baik tidak hanya sebatas pada peserta didik yang

3
menjadi bagian dari proses pembelajaran didalam kelas dan sesama
pendidik yang merupakan teman sejawat dalam dunia pendidikan namun
juga seorang guru harus dapat berkomunikasi dengan baik dengan tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat sekitar yang juga bagian dari
lembaga pendidikan yang seharusnya saling bekerja sama untuk dapat
menciptakan suasana kondusif dalam proses belajar dan mengajar, serta
dapat terjalinya kantinuitas antara apa yang diajarkan dalam kelas dapat
diterapkan dan dipelajari kembali dalam lingkup keluarga dan masyarakat
demi tercapainya tujuan pendidikan.

B. Aspek – aspek kompetensi sosial


Gullotta dkk (1990) mengemukakan beberapa aspek kompetensi
sosial, yaitu:
1. Kapasitas kognitif
Merupakan hal yang mendasari keterampilan sosial dalam menjalin
dan menjaga hubungan interpersonal positif. Kapasitas kognitif
meliputi harga diri yang positif, kemampuan memandang sesuatu
dari sudut pandang sosial, dan keterampilan memecahkan masalah
interpersonal.
2. Keseimbangan antara kebutuhan bersosialisasi dan kebutuhan
privasi.
Kebutuhan sosialisasi merupakan kebutuhan individu untuk terlibat
dalam sebuah kelompok dan menjalin hubungan dengan orang lain.
Sedangkan kebutuhan privasi adalah keinginan untuk menjadi
individu yang unik, berbeda, dan bebas melakukan tindakan tanpa
pengaruh orang lain.
3. Keterampilan sosial dengan teman sebaya
Merupakan kecakapan individu dalam menjalin hubungan dengan
teman sebaya sehingga tidak mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan kelompok dan dapat terlibat dalam
kegiatan kelompok.

4
C. Syarat-syarat Kompetensi Sosial Guru
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008, guru
sekurang-kurangnya harus memiliki kompetensi untuk:
1. Berkomunikasi dengan baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat.
Bobbi DePorter dalam buku Quantum Teaching menyebutkan prinsip
komunikasi ampuh yakni menimbulkan kesan, mengarahkan atau focus
pada materi yang disampaikan, dan spesifik. Guru hendaknya kreatif untuk
mengoptimalkan kemampuan kinerja otak sebagai tempat menimbulkan
kesan. Maka guru dituntut mampu menentukan kata-kata yang tepat dalam
memberi penjelasan pada siswa. Oleh karena itu, sebaiknya guru
menyusun perkataan yang komunikatif serta santun untuk pembelajaran
yang berkesan dan bermakna. Jika seorang guru tidak mampu untuk
berkomunikasi, maka materi yang harus disampaikan kepada murid
akhirnya tidak jelas tersampaikan yang mengakibatkan murid kebingungan
dan tidak mengerti dengan penjelasan guru.

2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi.


Dalam derasnya arus perkembangan globalisasi yang semakin hari
semakin meningkat, kebutuhan untuk menguasai teknologi komunikasi
dan informasi sangat dibutuhkan, ketika seorang guru tidak menguasainya,
maka dalam hal pembelajaran maupun cara komunikasi dengan siswa akan
ketinggalan zaman, sekarang ini jaringan sosial untuk membangun
komunikasi semakin luas misalnya dengan adanya facebook, twitter, blog,
e-mail, e-learning maupun fasilitas internet lainnya yang bisa dijadikan
sarana untuk berkomunikasi dan mencari ilmu pengetahuan selain di
kelas. Adapun manfaat adanya teknologi komunikasi dan informasi
adalah:
(1) memperluas kesempatan belajar,
(2) meningkatkan efisiensi,
(3) mningkatkan kualitas belajar,
(4) meningkatkan kualitas mengajar,

5
(5) memfasilitasi pembentukan keterampilan,
(6) mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan,
(7) meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen, dan
(8) mengurangi kesenjangan digital.

3. Bergaul secara efektif.


Guru juga harus dapat bergaul secara efektif dengan peserta didik,
antarsesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
Adanya saling menghormati dan menghargai baik itu dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.

4. Bergaul secara santun.


Dalam pergaulan sehari-hari dengan kelompok masyarakat di sekitar, guru
harus dapat bergaul dan memperhatikan aturan yang berlaku dalam
masyarakat. Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat,
guru perlu memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat
misalnya melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Ketika
guru tidak memiliki kemampuan pergaulan, maka pergaulannya akan
menjadi kaku dan kurang bisa diterima oleh masyarakat. Untuk memiliki
kemampuan pergaulan, hal-hal yang harus dimiliki guru adalah (1)
pengetahuan tentang hubungan antar manusia, (2) memiliki keterampilan
membina kelompok, (3) keterampilan bekerjasama dalam kelompok,dan
(4) menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

5. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan yang sejati dan


semangat kebersamaan.
Seorang guru hendaknya benar-benar mengajar dari hati, tanpa adanya
keterpaksaan, sehingga membuat siswa lebih nyaman dengan guru
tersebut, selain itu seorang guru selalu berusaha untuk saling terbuka,
membangun persaudaraan dimana disini guru bukan hanya berperan
sebagai seseorang yang mengajar di kelas, tapi juga dapat berperan sebagai

6
orang tua, kakak, teman ataupun sahabat. Hal ini akan mempengaruhi
karakter dari siswa yang guru tersebut ajarkan, sehingga mereka akan lebih
mudah menerima dan mengikuti apa yang guru tersebut sampaikan. Guru
juga harus memupuk semangat kebersamaan dengan adanya diskusi
kelompok sehingga terbentuk ikatan emosional dengan teman-temannya.

D.  Kompetensi Sosial Guru dalam Proses Pembelajaran


Dalam undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
disebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar,dan pendidikan menengah.
Selanjutnya dijelaskan, guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi
akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau
program diploma empat. Dengan kata lain seorang guru minimal memiliki
kualifikasi akademik sarjana strata satu (S.1) atau Diploma IV.
Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam
proses komunikasi. Sedangkan kompetensi sosial guru dianggap sebagai
salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan siswa
menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik
dan membimbing masyarakat dalam menghadapi masa yang akan datang.
Selain itu, guru dapat menciptakan kondisi belajar yang nyaman.
Proses pembelajaran berkaitan erat dengan psikologi sosial. Dalam
kehidupan sehari-hari, di lingkungan belajar mengajar terjadi interaksi
sosial. Interaksi dilakukan oleh guru dan siswa baik di dalam atau luar
kelas. Interaksi tersebut akan mendukung terhadap kelancaran proses
pembelajaran di sekolah. Abu Ahmadi mengatakan bahwa interaksi akan
berjalan lancar bila masing-masing pihak memiliki penafsiran yang sama
atas pola tingkah lakunya. Roueck and Warren mendefinisikan psikologi

7
sosial sebagai ilmu pengetahuan yang mempunyai segi-segi psikologis dari
tingkah laku manusia, yang dipengaruhi oleh interaksi sosial.
Guru merupakan sosok yang diteladani siswa. Pepatah yang
terkenal dan sangat sering dilontarkan bahwa guru digugu dan ditiru yang
berarti guru dianut dan diteladani. Maka dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, guru diharapkan mampu melakukan hubungan sosial yang
baik dengan siswa melalui interaksi dan komunikasi. Walau bagaimana
pun, kepribadian guru akan selalu menjadi perhatian setiap siswa. Dalam
tulisannya, Suwardi mengatakan bahwa guru memang perlu
memperhatikan hubungan sosial dengan siswa. Karena hubungan
keduanya berlangsung di dalam dan di luar kelas, hubungan tersebut
berpengaruh langsung terhadap tujuan pembelajaran. Kesuksesan
hubungan guru dan siswa juga akan mendukung suasana pembelajaran
yang menyenangkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan pada
tingkah laku dipengaruhi oleh interaksi sosial. Hal ini juga berlangsung
dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat terlaksana secara
efektif dan menarik dari adanya interaksi guru dan siswa. Dengan
demikian, penguasaan psikologi sosial menjadi salah satu kriteria guru
yang memiliki kompetensi sosial. Guru harus memahami pola tingkah laku
siswa, sehingga interaksi guru dan siswa dapat berjalan dengan lancar,
Guru dapat dengan membantu siswa untuk memecahkan masalah yang
mengganggu terhadap kelancaran belajar. Dan dengan pelaksanaan proses
pembelajaran, guru di tuntut untuk memiliki kompetensi sosial. Dalam
melakukan pendekatan dengan siswa guru harus memperhatikan
bagaimana berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Dengan
demikian, guru akan diteladani oleh siswa.

8
E. Peran guru di masyarakat
Guru merupakan kunci penting dalam menjalin hubungan antara
sekolah dengan masyarakat. Oleh karena itu, ia harus memiliki kompetensi
untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut: a) Membantu sekolah
dalam melaksanakan tekhnik-tekhnik hubungan sekolah dan masyarakat,
b) Membuat dirinya lebih baik lagi dalam masyarakat karena pada
dasarnya guru adalah tokoh milik masyarakat, dan c) Guru merupakan
teladan bagi masyarakat sehingga ia harus melaksanakan kode etiknya.
Adapun peran guru di masyarakat dalam kaitannya dengan kompetensi
sosial dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Guru sebagai Petugas Kemasyarakatan
Guru memegang peranan sebagai wakil masyarakat yang
representatif sehingga jabatan guru sekaligus merupakan jabatan
kemasyarakatan. Guru bertugas membina masyarakat agar mereka dapat
berpartisipasi dalam pembangunan.

2. Guru sebagai Teladan di Masyarakat


Dalam kedudukan ini, guru tidak lagi dipandang sebagai pengajar
di kelas, akan tetapi diharapkan pula tampil sebagai pendidik di
masyarakat yang seyogyanya memberikan teladan yang baik kepada
masyarakat.

3. Guru Memiliki Tanggung jawab Sosial


Peranan guru di sekolah tidak lagi terbatas untuk memberikan
pembelajaran, akan tetapi harus memikul tanggung jawab yang lebih
besar, yakni bekerjasama dengan pengelola pendidikan lainnya di dalam
lingkungan masyarakat. Untuk itu, guru harus lebih banyak melibatkan
diri dalam kegiatan di luar sekolah.
Guru di mata masyarakat pada umumnya merupakan panutan dan
anutan yang perlu dicontoh dan merupakan teladan dalam kehidupannya
sehari-hari. Guru merupakan tokoh dan tipe makhluk yang diberi tugas

9
dan beban membina dan membimbing masyarakat ke arah norma yang
berlaku. Guru perlu memiliki kompetensi sosial untuk berhubungan
dengan masyarakat dalam rangka menyelenggarakan proses belajar
mengajar yang efektif karena dengan dimilikinya kompetensi sosial
tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan
dengan lancer sehingga jika ada keperluan dengan orangtua peserta didik
atau masyarakat tentang masalah peserta didik yang perlu diselesaikan
tidak akan sulit menghubunginya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (3) butir d,
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Karena hakikatnya guru sebagai panutan yang perkataanya selalu
digugu dan di tiru. Kompetensi sosial guru erat kaitanya dengan bagimana
cara guru dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.  guru
adalah agen perubahan yang mampu mendorong terhadap pemahaman dan
toleransi, dan tidak sekedar hanya mencerdaskan peserta didik tetapi
mampu mengembangkan kepribadian yang utuh.
Seorang guru yang memiliki kompetensi sosial akan diterima baik
di lingkungan masyarakat sekitar. Hal tersebut terjadi karena dengan
penguasaan kompetensi sosial bagi guru, maka ia mampu berkomunikasi
dengan baik dengan masyarakat, dapat menyesuaikan diri dengan nilai-
nilai yang menjadi pegangan masyarakat dimana ia bertugas, serta mampu
mengatasi masalah sosial yang timbul di masyarakat. Seorang guru juga
menjadi teladan bagi masyarakat. Oleh sebab itu kompetensi sosial perlu
dimiliki oleh setiap guru agar nantinya ia mampu beradaptasi dan diterima
oleh masyarakat dengan baik. Apabila guru bisa beradaptasi dengan baik
dan tidak ada pertentangan di dalam masyarakat, maka tujuan pendidikan
pun akan mudah untuk dicapai.

B. Saran
Setelah masalah kompetensi sosial guru teruraikan secara rinci,
maka kami sebagai pemakalah menyarankan agar setiap tenaga pengajar
dan calon tenaga pengajar, hendaknya memiliki kompetensi sosial yang

11
lebih tinggi di banding dengan profesi yang lain, dan semakin
meningkatkan kualitas dirinya dalam menjalin hubungan dengan
lingkungan di sekitarnya. Selain perlu mengembangkan kompetensi
sosialnya, guru pun harus menjaga tindak-tanduknya dalam
bermasyarakat. Karena hakikat guru adalah sebagai pendidik yang mana
tingkah lakunya selalu menjadi panutan bagi anak didik dan masyarakat di
sekitarnya.
Demikian makalah kami sampaikan, mohon maaf apabila terjadi
banyak kesalahan dalam penulisan ataupun dalam penggunaan bahasa
yang kami gunakan.Untuk itu, kami sebagai penulis, berharap mendapat
masukan dan saran agar kedepanya menjadi semakin baik dalam
pembuatan makalah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ayu Sintia.2014.KOMPETENSI SOSIAL.


http://sintiaayurahmawati.blogspot.com/2014/11/makalah-
kompetensi-sosial-maklah-ilmiah.html
Diakses Pada Tanggal 13 Oktober 2021

Mega Nanda.2015.KOMPETENSI SOSIAL GURU.


http://nandamegakharisma.blogspot.com/2015/06/makalah-
kompetensi-sosial-guru.html
Diakses Pada Tanggal 13 Oktober 2021

Hasby.2017.KOMPETENSI SOSIAL GURU.


https://hasbyeducation.blogspot.com/2017/01/kompetensi-sosial-
guru.html
Diakses Pada Tanggal 13 Oktober 2021

Susanto Hadi.2015.KOMPETENSI SOSIAL.


https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/12/06/kompetensi-sosial/
Diakses Pada Tanggal 13 Oktober 2021

http://eprints.ums.ac.id/23184/2/BAB_I.pdf

Diakses Pada Tanggal 13 Oktober 2021

13

Anda mungkin juga menyukai