Anda di halaman 1dari 21

Dosen Pengampu :

Dr. H. Ahmad, S.Ag., S.Psi., M.Si.


Andi Halimah, S.Psi., M.A.

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN


KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN (KOMPETENSI
PEDAGOGIK, PROFESIONAL, KEPRIBADIAN dan SOSIAL,
SPIRITUAL dan LEADERSHIP)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10 KELAS A

ALIYAH MUSTIKA MAHARANI 230701502053


AHMAD REZKY RAMADHAN 230701501047
AIDATRI RAHMAYANTI 230701500038

FAKULTAS PSIKOLOGI 2023


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “kompetensi
guru dalam pembelaaran (kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan
sosial, spiritual dan leadership).” Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
makalah ini, dan juga kepada para dosen pengampu mata kuliah Psikologi
pendidikan, yakni;
1. Dr. Ahmad, S.Ag., S.Psi., M.Si.
2. Andi Halimah, S.Psi., M.A.
Makalah yang kami susun tentunya tidak terlepas dari ketidaksempurnaan
dalam segala aspek. Oleh sebab itu, kami sangat berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan masukan yang membangun untuk penyempurnaan
makalah ini dan makalah-makalah yang akan kami susun ke depannnya.
Sekiranya makalah ini dapat membantu dan memberikan pengetahuan baru bagi
pembaca mengenai statistika dan tokoh-tokoh yang berpengaruh didalamnya..

Makassar, September 2023


Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 5

1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 5

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7

1.3. Tujuan ......................................................................................................... 7

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 8

2.1. Definisi kompetensi guru ........................................................................... 8

2.2. kompetensi Padagogik ............................................................................... 8

a. Syarat-syarat kompetensi pedagogik; ......................................................... 9

b. Yang harus dipenuhi dalam kompetensi padagogik; ................................... 9

2.3. Kompetensi profesional guru dalam pembelajaran .............................. 10

a. Definisi profesional .................................................................................... 10

b. Kompetensi profesional guru ..................................................................... 11

c. Kompetensi profesional yang harus dimiliki guru ..................................... 12

d. Indikator kompetensi profesional guru ...................................................... 12

2.4. Kompetensi kepribadian guru dalam pembelajaran ............................ 13

2.5. Kompetensi sosial guru dalam pembelajaran ........................................ 14

2.5. Kompetensi Spiritual guru dalam pembelajaran .................................. 15

2.6. Kompetensi leadership guru dalam pembelajaran ................................ 17

BAB 3 PENUTUP................................................................................................ 20

A. Kesimpulan ................................................................................................... 20

B. Kritik dan Saran ............................................................................................ 20

3
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 211

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kemaslahatan
umat, tentunya dengan pendidikan kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan
pendidikan kita mampu memajukan generasi khususnya di era 5.0 sekarang yang
hampir seluruh bidang kehidupan telah memanfaatkan tekhnologi dalam
melakukan kegiatan-kegiatanya. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Di dalam bab II Pasal
3 disebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Razak, Mansyur, & Piara,
2021). Dengan pendidikan kita mampu mengejar perkembangan zaman yang terus
berkembang dan menyajikan hal-hal baru yang lebih canggih dan praktis.
Terkhusus di Indonesia, mengejar pendidikan adalah bentuk kontribusi kita
kepada negara untuk mengejar ketertinggalan kita dari negara-negara lain,
khsususnya dunia barat atau bangsa Eropa.
Pendidikan berasal dari bahasa Yunani Paedagogie yang terdiri dari dua
kata, pais yang berarti anak, dan again yang berarti membimbing. Paedagogie
berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.” (suparlan, 2020). Bisa pula
diartikan bahwa pendidikan adalah mendidik anak. Proses pendidikan
merupakan suatu proses mendewasakan anak, dimana menurut WHO (World
Health Organization) terdapat empat aspek dalam diri manusia yang harus
didewasakan, yaitu;

5
1. Biologis, mendewasakan biologis anak dengan cara memberikan
nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk mencapai tingkat
kematangan dan kesehatan yang sempurna. Dalam Islam, nutrisi yang
baik kandungannya harus juga baik dari cara memperolehnya (halal),
agar nutrisi yang masuk ke dalam tubuh adaah nutrisi yang baik dan
berkah sehingga tubuh bisa berkembang dengan baik.
2. Psikologis, mendewasakan sisi psikologis anak dengan melakukan
interaksi dengan anak, memberikan kasih sayang, memfasilitasi
kebutuhan-kebutuhannya, mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan
psikologisnya seperti mengenali diri sendiri, menumbuhkan kasih
sayang dalam diri, dan lain sebagainya.
3. Sosial, anak harus dibiasakan beradaptasi dengan lingkngan sosial,
bermain dengan teman sebayanya, jalan-jalan di taman, memelihara
hewan dan lain sebagainya agar tumbuh rasa empati dan simpati yang
besar dalam diri anak sehingga di kemudian hari anak dapat mudah
beradaptasi dengan lingkugan sosialnya.
4. Spritual, anak sejak dini penting untuk diajarkan mendekat pada sang
penciptanya, seperti beribadah, melakukan kebajikan, agar tumbuh
ikatan yang kuat dalam diriya dnegan tuhannya, dan juga agar anak
kelak mampu mengetahui eksistensi dirinya sebagai ciptaan tuhan
(Ahmad, 2023).
Untuk menjalankan sistem pendidikan dengan maksimal, tentunya para tenaga
pendidik harus memiliki skill atau kompetensi dalam membantu peserta didiknya.
Guru tidak serta merta memberikan materi tanpa adanya kompetensi yang menjadi
backingan dalam menjalankan perannya, di antaranya adalah kemampuan
padagogik, sosial, religius, leadership¸ dan kepribadian. Dalam makalah ini
penulis akan membahas tentang kompetensi-kompetensi guru dalam
pembelajaran.

6
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu kompetensi guru
2. Bagaiaman kompetensi padagogik
3. Bagaimana kompetensi profesional itu?
4. Bagaimana kompetensi kepribadian guru itu?
5. Bagaimana kompetensi sosial guru?
6. Bagaimana kompetensi spiritual guru?
7. Bagaimana kompetensi leadership guru?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi manajemen lingkungan pembelajaran
2. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi padagogik
3. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru
4. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian guru
5. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi sosial guru
6. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi spiritual guru
7. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi leadership guru

7
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Definisi kompetensi guru


Kompetensi guru menurut Mulyasa (2011), menjelaskan
sebagai desprective of qualitative nature of teacher behavior appears to be
entirely meaningfull (kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang
hakikat perilaku guru yang penuh arti). Sedangkan menurut Syaiful Sagala (2009),
kompetensi guru adalah perpaduan dari penguasaan, pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam
melaksanakan tugas/pekerjaannya.

2.2. kompetensi Padagogik


Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (2009) pendagogik adalah ilmu yang
mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya
kelak ia “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”.

Menurut Suwarno (2011) istilah pendagogik berarti pendidikan, yang lebih


menekankan kepada praktek, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan
membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan
objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakekat manusia, hakekat
anak, hakekat tujuan pendidikan serta hakekat proses pendidik.

Menurut UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen didefinisikan


bahwa Kompetensi pendagogik adalah kemampuan dosen dalam mengelola
pembelajaran peserta didik, kompetensi professional adalah kemampuan
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang dimiliki oleh dosen,
kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak
mulia , arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik yang dimiliki oleh
dosen dan kompetensi sosial adalah kemampuan dosen dalam berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama dosen,
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

8
a. Syarat-syarat kompetensi pedagogik;
1) Kedewasaan,( Langeveld) berpendapat seorang pendidik harus
orang dewasa.
2) Identifikasi norma,artinya menjadi satu dengan norma yang
disampaikan kepada anak. (Menurut suwarno)
3) Identifikasi dengan anak
4) Knowledge,mempunyai pengetahuan yang cukup perihal
pendidikan
5) Skill,mempunyai keterampilan mendidik
6) Attitude,mempunyai sikap jiwa yang positif terhadap pendidikan

b. Yang harus dipenuhi dalam kompetensi padagogik;


1. Memiliki wawasan bidang ilmu yang ditekuni:
Memiliki wawasan dan menguasai pengetahuan tentang
materi sesuai bidangnya untuk diajarkan kembali kepada
peserta didiknya. Apabila ia adalah pendidik matematika, maka
harus menguasai dengan fasih materi tentang matematika.
2. Pemahaman tingkat kecerdasan peserta didik:
Setiap peserta didik memiliki tingkat kecerdasan yang
berbeda-beda. Sehingga seorang pendidik harus memahaminya.
Apakah peserta didik termasuk cepat dalam menerima ilmu,
lambat atau bahkan memiliki keterbatasan mental sehingga
harus diadakan pendekatan yang eksklusif. Misalnya:
pemberian tugas terstruktur bagi siswa untuk mengetahui
seberapa jauh mereka dalam memahami ilmu yang diberikan.
3. Bimbingan terhadap peningkatan kreativitas peserta didik:
Pendidik bisa memberikan kebebasan bagi peserta didik
untuk mengekspresikan materi pembelajaran melalui bakat
yang mereka miliki, Misalnya pemberian tugas tentang
lingkungan hidup oleh pendidik. Peserta didik bisa membuat

9
poster, puisi, sosio drama, komik, syair lagu dan sebagainya
sesuai dengan apa yang mereka kuasai.
4. Pemahaman mengenai kondisi fisik peserta didik:
Kemampuan berbicara, melihat, mendengar, merasa, dan
kemampuan fisik setiap peserta didik itu berbeda-beda.
Pendidik mengembangkan media dan metode agar mereka
yang mengalami kesulitan belajar tetap bisa mengikuti
pembelajaran. Misalnya guru mengatur posisi duduk peserta
didik, guru memilih jenis media audio visual karena ternyata
terdapat murid yang hanya bisa belajar menggunakan gambar.
5. Pemantauan perekembangan kognitif
Pendidik mengetahui karakteristik peserta didik. Mereka
memahami perkembangan kognitif peserta didik sesuai dengan
tahapan perkambangan usianya. Pendidik juga mengetahui
tipe-tipe kepribadian peserta didik melalui observasi dan
pengamatan selama mengikuti kegiatan pembelajaran.
Misalnya, Sesekali pendidik atau pelatih memberikan
pertanyaan atau tes singkat untuk mengetahui sampai mana
pengetahuan peserta didik mengenai apa yang sedang diajarkan

2.3. Kompetensi profesional guru dalam pembelajaran


a. Definisi profesional
Kata “profesional” erat kaitannya dengan kata “profesi”.
Menurut Wirawan (2002: 9), profesi adalah pekerjaan yang untuk
melaksanakannya memerlukan persyaratan tertentu. Kata
profesional dapat diartikan sebagai orang yang melaksanakan
sebuah profesi dan berpendidikan minimal S I yang mengikuti
pendidikan profesi atau lulus ujian profesi.

Suharsimi Arikunto (1993: 239) menjelaskan bahwa kompetensi


profesional berarti “Guru harus memiliki pengetahuan yang luas

10
serta dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan
diajarkan, serta penguasaan metodologi dalam arti memiliki
pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat,
serta mampu menggunakan dalam proses belajar mengajar”.

Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan


Dosen, kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Menurut PP No. 19
Tahun 2005 penjelasan pasal 28 yang dimaksud dengan
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

b. Kompetensi profesional guru


Kata “profesional” erat kaitannya dengan kata
“profesi”. Menurut Wirawan (2002: 9), profesi adalah
pekerjaan yang untuk melaksanakannya memerlukan
persyaratan tertentu. Kata profesional dapat diartikan
sebagai orang yang melaksanakan sebuah profesi dan
berpendidikan minimal S I yang mengikuti pendidikan
profesi atau lulus ujian profesi.

Suharsimi Arikunto (1993: 239) menjelaskan bahwa


kompetensi profesional berarti “Guru harus memiliki
pengetahuan yang luas serta dalam tentang subject matter
(bidang studi) yang akan diajarkan, serta penguasaan
metodologi dalam arti memiliki pengetahuan konsep
teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu
menggunakan dalam proses belajar mengajar”.

11
Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum
mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur
dan metodologi keilmuannya. Menurut PP No. 19 Tahun
2005 penjelasan pasal 28 yang dimaksud dengan
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan.

c. Kompetensi profesional yang harus dimiliki guru


dikemukakan oleh Martinis Yamin (2006: 5);

1. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan


bahan yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar
keilmuan dari bahan yang diajarkannya.
2. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan
kependidikan dan keguruan
3. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan, dan
pembelajaran siswa.

d. Indikator kompetensi profesional guru


Kompetensi profesional guru menurut Uzer Usman (2006:19);
1. Menguasai landasan pendidikan, yaitu mengenal tujuan
pendidikan, mengenal fungsi sekolah dan masyarakat, serta
mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan.

12
2. Menguasai bahan pengajaran, yaitu menguasai bahan
pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah,
menguasai bahan penghayatan.
3. Menyusun program pengajaran, yaitu menetapkan tujuan
pembelajaran, memilih dan mengembangkan bahan
pengajaran, memilih dan mengembang-kan strategi belajar
mengajar, memilih media pembelajaran yang sesuai,
memilih dan memanfaatkan sumber belajar, melaksanakan
program pengaja-ran, menciptakan iklim belajar mengajar
yang tepat, mengatur ruangan belajar, mengelola interaksi
belajar mengajar.

2.4. Kompetensi kepribadian guru dalam pembelajaran


Proses pembelajaran akan sangat menentukan keberhasilan belajar
itu sendiri, karena terdapat berbagai komponen yang saling berkaitan,
yakni dosen, mahasiswa, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran
metode atau strategi pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dikatakan
berhasil apabila mahasiswa dapat mencapai tujuan secara optimal sesuai
dengan visi dan misi yang telah ditetapkan serta dapat memenuhi
kompetensi yang dibutuhkan oleh stakeholder. Dosen adalah pendidik
professional dan ilmuwan dengan tugas utama mentrasformasikan,
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi
melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
(Permendikbud No. 49 tahun 2014, pasal 1 ayat 14). Untuk memenuhi
kompetensi yang dibutuhkan stakeholder dibutuhkan kompetensi yang
dimiliki oleh dosen baik kompetensi pedagogik, kompetensi professional,
kompetensi kepribadian dan sosial sehingga hasil belajar mahasiswa sesuai
dengan yang diharapkan.

Menurut Sujana (2010) hasil belajar adalah kemampuan-


kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Menurut Purwanto (2011) hasil belajar adalah perolehan yang

13
didapatkan seseorang dalam bentuk perubahan perilaku setelah mengalami
belajar. Sedangkan menurut Tirtonegoro (2001) hasil belajar adalah
penilaian usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol,
angka, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Menurut Slamento
(1998,30) hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang telah dicapai
oleh siswa setelah mengikuti pelajaran dengan tujuan yang telah
ditetapkan.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,


berakhlak mulia , arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik
yang dimiliki oleh dosen. Contoh penerapan kompetensi kepribadian
adalah sebagai berikut;
1. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil dewasa,
arif, dan berwibawa.
3. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia.
4. Mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak
mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

2.5. Kompetensi sosial guru dalam pembelajaran


kompetensi sosial adalah kemampuan dosen dalam berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama
dosen, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Contoh
penerapan kompetensi sosial guru yakni;
1. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi
lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
2. Beradaptasi di tempat bertugas dan di seluruh wilayah Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.

14
3. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
status sosial dan ekonomi.
4. Berkomunikasi secara efektif, simpatik dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

2.5. Kompetensi Spiritual guru dalam pembelajaran


Kompetensi spiritual merupakan kemampuan dan keterampilan seorang
guru dalam menanamkan dan mengembangkan nilai emosional, intelektual, dan
spiritual kepada siswa. Spritualitas menurut Zhang (Lin, 2014), adalah salah satu
dimensi penting dari perkembangan holistik anak-anak, seperti otonomi,
ketahanan, dan tanggung jawab. Kompetensi spiritual yang dimiliki guru
merupakan kemampuan untuk mengaitkan ilmu yang diberikan dengan ajaran
agama yang diyakininya sehingga ilmu yang dimilikinya menjadi lebih bermakna
dalam kehidupan sehari-hari
Guru harus memiliki spiritual keagamaan sebagai kompetensi yang
dibutuhkan agar dapat menghasilkan peserta didik yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan
pendidikan yang pertama disebutkan adalah agar peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Victorynie, 2018).
Untuk mewujudkan adanya kompetensi spritual pada setiap guru, tentu
diperlukan penerapan spiritual keagamaan pada setiap guru agar tujuan
pendidikan yang disebutkan dalam Undang-Undang dapat tercapai secara
komprehensif (Victorynie, 2018) .
Pentingnya pendidikan spiritual ditanamkan karena merupakan pendidikan
yang mengajarkan hakikat dan makna kehidupan secara seimbang. Ini dikuatkan
dengan pernyataan Zohar dan Marshall (2000) menjelaskan bahwa kecerdasan
spiritual merupakan kemampuan individu dalam menghadapi dan`memecahkan
permasalahan dengan memahami makna dan nilainya, sehingga individu tersebut
mampu menempatkan sikap dan perilakunya sesuai dengan konteks makna dan

15
nilai dari tindakannya. Pendapat lainnya menurut Allama Mirsa Ali Al-Qadhi
yang dikutip oleh Yuliyatun (2013) juga menyatakan bahwa spiritualitas
merupakan tahapan perjalanan batin seorang manusia untuk mencari dunia yang
lebih tinggi dengan bantuan riyadahah dan berbagai amalan pengekangan diri
sehingga perhatiannya tidak berpaling dari Tuhan, semata-mata untuk mencapai
puncak kebahagiaan abadi (Victorynie, 2018).
Selain diajarkan untuk menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan,
peserta didik juga perlu diajar untuk menjalin hubungan yang baik dengan sesama
untuk medapatkan kebahagiaan yang hakiki. Pendidikan spiritual lebih
menekankan pada pengoptimalan kualitas kecerdasan batin anak yang dilakukan
secara sadar dengan menempatkan sikap dan perilaku hidup secara lebih terarah
sesuai dengan petunjuk agama (Victorynie, 2018).
Peserta didik dibimbing dan diarahkan untuk belajar berpikir, berucap, dan
bersikap secara tepat melalui interrelasi antara peran akal dengan batinnya secara
tepat. Konsep pendidikan spiritual memberikan makna bahwa kesuksesan peserta
didik tidak hanya ditentukan oleh intelegence question (kecerdasan intelektual)
semata. Akan tetapi ditentukan pula oleh emotional question (kecerdasan
intelektual) dan spiritual question atau kecerdasan intelektual (Victorynie, 2018).
Danah Zohar (2002) mengemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan
dalam upaya pengembangan pendidikan spiritual pada peserta didik diantaranya;
a) kembangkan spiritualitas anak untuk belajar bersikap fleksibel
(adaptif secara spontan dan aktif)
b) kembangkan tingkat kesadaran diri anak secara bertahap guna
mencapai tingkat spiritualitas dan kesadaran yang tinggi
c) kembangkan spiritualitas anak untuk belajar menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
d) kembangkan spiritualitas anak untuk mampu menghadapi dan
melampaui rasa sakit.
e) kembangkan kualitas hidup anak yang diilhami oleh visi dan nilai-
nilai spiritual

16
f) kembangkan spiritualitas anak untuk berani menghadapi
keengganan yang menyebabkan kerugian yang tidak perlu
g) kembangkan spiritualitas anak dalam melihat keterkaitan antara
berbagai hal
h) kembangkan spiritualitas anak untuk mampu bertanya mengapa
atau bagaimana sehingga dapat diketemukan jawaban-jawaban
yang mendasar
Untuk menerapkan pendidikan spritual pada peserta didik, maka
tenaga pendidik harus paling utama memiliki kompetensi spiritual
tersebut. Dalam hal ini kompetensi spiritual guru diadaptasi dari
penjelasan Wahyudin Siswanto (2010) yang tersusun dalam model
pendidikan spiritual mencakup model pendidikan cinta dan kasih sayang,
pendidikan percaya diri, pendidikan cerdas, pendidikan adil, pendidikan
kemandirian, pendidikan perhatian, pendidikan kejujuran, pendidikan
kedermawanan, pendidikan kesabaran, pendidikan bersyukur, dan
pendidikan kebersihan (Victorynie, 2018).
2.6. Kompetensi leadership guru dalam pembelajaran
Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang dalam memengaruhi
orang lain yang diwujudkan dalam hubungan kerja sama serta interaksi dalam
kelompok demi ketercapaian suatu tujuan (Mutohar, 2013) Kepemimpinan juga
diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi orang lain dengan situasi tertentu
sehingga secara sukarela orang tersebut mau melakukan tujuan yang akan dicapai
(Makawimbang, 2012).

Kepemimpinan guru merupakan suatu kemampuan dan kesiapan yang


dimiliki oleh seorang guru untuk mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan
atau mengelola peserta didiknya agar mereka mau membuat sesuatu demi
tercapainya tujuan pembelajaran. Kompetensi kepemimpinan, merupakan
kompetensi guru dalam memberi pengaruh kepada peserta didik. Pengaruh yang
dimaksud merupakan pengaruh positif dalam arti membimbing dan mengarahkan
peserta didik. (Muh Hambali, 2016).

17
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 211 Tahun 2011
kompetensi leadership (kepemimpinan) terbagi menjadi beberapa kompetensi inti.

a. Bersikap tanggung jawab dalam pembelajaran.

b. Mampu mengelola satuan pendidikan.

c. Memiliki inisiatif dalam mengembangkan potensi satuan pendidikan.

d. Menjalin kerja sama dengan beberapa pihak dalam satuan pendidikan.

e. Ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di satuan pendidikan.

f. Memberikan pelayanan konsultasi pendidikan.

Indikator Kompetensi Leadership Menurut Omar Hamalik menjelaskan


kompetensi kepemimpinan, yaitu guru harus mampu untuk mempengaruhi
peserta didiknya baik pada saat proses pembelajaran maupun diluar waktu proses
pembelajaran. Indikator-indikator wajib yang dimiliki bagi profesi guru meliputi:

a. Keterampilan mengolah perencanaan pembiasaan pengalaman dan


tingkah laku baik di lingkungan sekolah atau madrasah yang
merupakan bagian dalam melakukan proses pembelajaran.
b. Keterampilan mengkoordinasikan sumber daya dari sekolah
dengan sistematis dalam mendorong pembiasaan pada lingkungan
sekolah.
c. Keterampilan melakukan inovasi, motivasi, memfasilitasi,
memberi bimbingan, dan menerima konsultasi pada proses
pembiasaan di lingkungan sekolah, serta
d. Ketereampilan melindungi, mengendalikan dan mengarahkan
pembiasaan di lingkungan sekolah serta merawat hubungan yang
harmoni dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). (Hasanah, 2020)

Kompetensi leadership muncul dengan cara diasah dan dikembangkan


terus menerus, seperti dengan mengikuti pelatihan-pelatihan intensif. Langkah –

18
langkah yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kompetensi leadership pada
guru diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Mengikuti pelatihan, seminar, dan diklat sebagai wadah untuk


menambah jaringan di luar organisasi sekolahnya. Tujuannya
adalah agar menambah banyak pengalaman yang dapat
dijadikan sebagai bahan referensi.
b. Bersikap aktif pada organisasi, baik di lingkungan sekolah
maupun di masyarakat, dengan tujuan untuk mengasah
kemampuan komunikasi, berdiskusi, dan berinteraksi, serta
dapat membentuk pola pikir yang lebih baik.
c. Menanamkan sikap optimis dan positivisme. Sikap percaya diri
dan berpikir positif diharapkan dapat membentuk kecintaan
terhadap tanggung jawab dan hak, serta dapat menjalankan
program yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang sudah
disepakati. (Hasanah, 2020).

19
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompetensi guru menururt Mulyasa (2011), menjelaskan
sebagai desprective of qualitative nature of teacher behavior appears to be
entirely meaningfull (kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang
hakikat perilaku guru yang penuh arti). Kompetensi guru meliputi kopetensi
pagagogik dan profesional, kepribadian dan sosial, spiritual dan ledership.
Kompetensi-kompetensi tersebut harus dikuasai oleh guru dalam proses
pembelajaran untuk membangun karakter siswa, mengontrol siswa, mengarahkan
siswa, dan lainnya. Guru dapat memperoleh pencapaian-pencapaian tersebut
melalui training-training, pelatihan, sosialisasi, kerja kelompok guru, dan lain
sebagainya.
B. Kritik dan Saran
Kompetensi guru yang kurang akan berdampak pada siswa dalam proses
pembelajaran. Untuk itu beberapa saran untuk para guru dalam memperoleh
kompetensi-kompetensi tersebut, yakni;

1. Mengikuti pelatihan-pelatihan yang disediakan baik dari pihak resmi


seperti KEMENDIKBUD, maupun yang diselenggarakan oleh pihak-
pihak sekolah, maupun swasta
2. Membuka mata terhadap kemajuan IPTEK. Dengan mengikuti
perkembangan zaman, akan banyak pembelajaran-pembelajaran yang
akan diperoleh termasuk metode-metode, dan info training tentang
pengembangan kompetensi guru.

Makassar, 31 Agustus 2023


Penulis

20
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, D. (2023). empat aspek manusia yang harus didewasakan menurut WHO.
Makassar.

Pengaruh kompetensi pedagogik, profesional, Kepribadian Dan Sosial.


https://ojs.pnb.ac.id/index.php/JBK/article/download/99/76/

Ahli, M., Sosial, I., Us, C., Policy, P., Isi, D., Lainnya, 1., & Mawarti, L. (2021).
10 Contoh Kompetensi Pedagogik untuk Guru dan Bidang Lainnya
DosenPPKN.com. Retrieved 12 September 2023, from
https://dosenppkn.com/contoh-kompetensi-pedagogik/

Hasanah, A., Utami, I., & Kusainun, N. (2020). Pentingnya Kompetensi


Leadership Pada Guru MI. Indonesian Journal Of Islamic
Educational Management, 3(1), 10-20. Retrieved from
https://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/IJIEM/article/view/9147/4973 (2023).

Razak, A., Mansyur, A. Y., & Piara, M. (2021). Pentingnya Keterampilan


Spiritual Teaching bagi Guru Sebagai Upaya Penigkatan
Kecerdasan Spiritual Siswa , 1643.

Suparlan. (2020). PENDIDIKAN ANAK DALAM PERSEPEKTIF ISLAM , 249.

Victorynie, I. (2018). KOMPETENSI SPIRITUAL GURU DALAM MENCAPAI


TUJUAN PENDIDIKAN YANG KOMPREHENSIF.

21

Anda mungkin juga menyukai