DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10 KELAS A
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “kompetensi
guru dalam pembelaaran (kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan
sosial, spiritual dan leadership).” Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
makalah ini, dan juga kepada para dosen pengampu mata kuliah Psikologi
pendidikan, yakni;
1. Dr. Ahmad, S.Ag., S.Psi., M.Si.
2. Andi Halimah, S.Psi., M.A.
Makalah yang kami susun tentunya tidak terlepas dari ketidaksempurnaan
dalam segala aspek. Oleh sebab itu, kami sangat berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan masukan yang membangun untuk penyempurnaan
makalah ini dan makalah-makalah yang akan kami susun ke depannnya.
Sekiranya makalah ini dapat membantu dan memberikan pengetahuan baru bagi
pembaca mengenai statistika dan tokoh-tokoh yang berpengaruh didalamnya..
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
BAB 3 PENUTUP................................................................................................ 20
A. Kesimpulan ................................................................................................... 20
3
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 211
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
1. Biologis, mendewasakan biologis anak dengan cara memberikan
nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk mencapai tingkat
kematangan dan kesehatan yang sempurna. Dalam Islam, nutrisi yang
baik kandungannya harus juga baik dari cara memperolehnya (halal),
agar nutrisi yang masuk ke dalam tubuh adaah nutrisi yang baik dan
berkah sehingga tubuh bisa berkembang dengan baik.
2. Psikologis, mendewasakan sisi psikologis anak dengan melakukan
interaksi dengan anak, memberikan kasih sayang, memfasilitasi
kebutuhan-kebutuhannya, mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan
psikologisnya seperti mengenali diri sendiri, menumbuhkan kasih
sayang dalam diri, dan lain sebagainya.
3. Sosial, anak harus dibiasakan beradaptasi dengan lingkngan sosial,
bermain dengan teman sebayanya, jalan-jalan di taman, memelihara
hewan dan lain sebagainya agar tumbuh rasa empati dan simpati yang
besar dalam diri anak sehingga di kemudian hari anak dapat mudah
beradaptasi dengan lingkugan sosialnya.
4. Spritual, anak sejak dini penting untuk diajarkan mendekat pada sang
penciptanya, seperti beribadah, melakukan kebajikan, agar tumbuh
ikatan yang kuat dalam diriya dnegan tuhannya, dan juga agar anak
kelak mampu mengetahui eksistensi dirinya sebagai ciptaan tuhan
(Ahmad, 2023).
Untuk menjalankan sistem pendidikan dengan maksimal, tentunya para tenaga
pendidik harus memiliki skill atau kompetensi dalam membantu peserta didiknya.
Guru tidak serta merta memberikan materi tanpa adanya kompetensi yang menjadi
backingan dalam menjalankan perannya, di antaranya adalah kemampuan
padagogik, sosial, religius, leadership¸ dan kepribadian. Dalam makalah ini
penulis akan membahas tentang kompetensi-kompetensi guru dalam
pembelajaran.
6
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu kompetensi guru
2. Bagaiaman kompetensi padagogik
3. Bagaimana kompetensi profesional itu?
4. Bagaimana kompetensi kepribadian guru itu?
5. Bagaimana kompetensi sosial guru?
6. Bagaimana kompetensi spiritual guru?
7. Bagaimana kompetensi leadership guru?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi manajemen lingkungan pembelajaran
2. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi padagogik
3. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru
4. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian guru
5. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi sosial guru
6. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi spiritual guru
7. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi leadership guru
7
BAB 2
PEMBAHASAN
8
a. Syarat-syarat kompetensi pedagogik;
1) Kedewasaan,( Langeveld) berpendapat seorang pendidik harus
orang dewasa.
2) Identifikasi norma,artinya menjadi satu dengan norma yang
disampaikan kepada anak. (Menurut suwarno)
3) Identifikasi dengan anak
4) Knowledge,mempunyai pengetahuan yang cukup perihal
pendidikan
5) Skill,mempunyai keterampilan mendidik
6) Attitude,mempunyai sikap jiwa yang positif terhadap pendidikan
9
poster, puisi, sosio drama, komik, syair lagu dan sebagainya
sesuai dengan apa yang mereka kuasai.
4. Pemahaman mengenai kondisi fisik peserta didik:
Kemampuan berbicara, melihat, mendengar, merasa, dan
kemampuan fisik setiap peserta didik itu berbeda-beda.
Pendidik mengembangkan media dan metode agar mereka
yang mengalami kesulitan belajar tetap bisa mengikuti
pembelajaran. Misalnya guru mengatur posisi duduk peserta
didik, guru memilih jenis media audio visual karena ternyata
terdapat murid yang hanya bisa belajar menggunakan gambar.
5. Pemantauan perekembangan kognitif
Pendidik mengetahui karakteristik peserta didik. Mereka
memahami perkembangan kognitif peserta didik sesuai dengan
tahapan perkambangan usianya. Pendidik juga mengetahui
tipe-tipe kepribadian peserta didik melalui observasi dan
pengamatan selama mengikuti kegiatan pembelajaran.
Misalnya, Sesekali pendidik atau pelatih memberikan
pertanyaan atau tes singkat untuk mengetahui sampai mana
pengetahuan peserta didik mengenai apa yang sedang diajarkan
10
serta dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan
diajarkan, serta penguasaan metodologi dalam arti memiliki
pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat,
serta mampu menggunakan dalam proses belajar mengajar”.
11
Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum
mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur
dan metodologi keilmuannya. Menurut PP No. 19 Tahun
2005 penjelasan pasal 28 yang dimaksud dengan
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan.
12
2. Menguasai bahan pengajaran, yaitu menguasai bahan
pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah,
menguasai bahan penghayatan.
3. Menyusun program pengajaran, yaitu menetapkan tujuan
pembelajaran, memilih dan mengembangkan bahan
pengajaran, memilih dan mengembang-kan strategi belajar
mengajar, memilih media pembelajaran yang sesuai,
memilih dan memanfaatkan sumber belajar, melaksanakan
program pengaja-ran, menciptakan iklim belajar mengajar
yang tepat, mengatur ruangan belajar, mengelola interaksi
belajar mengajar.
13
didapatkan seseorang dalam bentuk perubahan perilaku setelah mengalami
belajar. Sedangkan menurut Tirtonegoro (2001) hasil belajar adalah
penilaian usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol,
angka, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Menurut Slamento
(1998,30) hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang telah dicapai
oleh siswa setelah mengikuti pelajaran dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
14
3. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
status sosial dan ekonomi.
4. Berkomunikasi secara efektif, simpatik dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
15
nilai dari tindakannya. Pendapat lainnya menurut Allama Mirsa Ali Al-Qadhi
yang dikutip oleh Yuliyatun (2013) juga menyatakan bahwa spiritualitas
merupakan tahapan perjalanan batin seorang manusia untuk mencari dunia yang
lebih tinggi dengan bantuan riyadahah dan berbagai amalan pengekangan diri
sehingga perhatiannya tidak berpaling dari Tuhan, semata-mata untuk mencapai
puncak kebahagiaan abadi (Victorynie, 2018).
Selain diajarkan untuk menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan,
peserta didik juga perlu diajar untuk menjalin hubungan yang baik dengan sesama
untuk medapatkan kebahagiaan yang hakiki. Pendidikan spiritual lebih
menekankan pada pengoptimalan kualitas kecerdasan batin anak yang dilakukan
secara sadar dengan menempatkan sikap dan perilaku hidup secara lebih terarah
sesuai dengan petunjuk agama (Victorynie, 2018).
Peserta didik dibimbing dan diarahkan untuk belajar berpikir, berucap, dan
bersikap secara tepat melalui interrelasi antara peran akal dengan batinnya secara
tepat. Konsep pendidikan spiritual memberikan makna bahwa kesuksesan peserta
didik tidak hanya ditentukan oleh intelegence question (kecerdasan intelektual)
semata. Akan tetapi ditentukan pula oleh emotional question (kecerdasan
intelektual) dan spiritual question atau kecerdasan intelektual (Victorynie, 2018).
Danah Zohar (2002) mengemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan
dalam upaya pengembangan pendidikan spiritual pada peserta didik diantaranya;
a) kembangkan spiritualitas anak untuk belajar bersikap fleksibel
(adaptif secara spontan dan aktif)
b) kembangkan tingkat kesadaran diri anak secara bertahap guna
mencapai tingkat spiritualitas dan kesadaran yang tinggi
c) kembangkan spiritualitas anak untuk belajar menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan
d) kembangkan spiritualitas anak untuk mampu menghadapi dan
melampaui rasa sakit.
e) kembangkan kualitas hidup anak yang diilhami oleh visi dan nilai-
nilai spiritual
16
f) kembangkan spiritualitas anak untuk berani menghadapi
keengganan yang menyebabkan kerugian yang tidak perlu
g) kembangkan spiritualitas anak dalam melihat keterkaitan antara
berbagai hal
h) kembangkan spiritualitas anak untuk mampu bertanya mengapa
atau bagaimana sehingga dapat diketemukan jawaban-jawaban
yang mendasar
Untuk menerapkan pendidikan spritual pada peserta didik, maka
tenaga pendidik harus paling utama memiliki kompetensi spiritual
tersebut. Dalam hal ini kompetensi spiritual guru diadaptasi dari
penjelasan Wahyudin Siswanto (2010) yang tersusun dalam model
pendidikan spiritual mencakup model pendidikan cinta dan kasih sayang,
pendidikan percaya diri, pendidikan cerdas, pendidikan adil, pendidikan
kemandirian, pendidikan perhatian, pendidikan kejujuran, pendidikan
kedermawanan, pendidikan kesabaran, pendidikan bersyukur, dan
pendidikan kebersihan (Victorynie, 2018).
2.6. Kompetensi leadership guru dalam pembelajaran
Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang dalam memengaruhi
orang lain yang diwujudkan dalam hubungan kerja sama serta interaksi dalam
kelompok demi ketercapaian suatu tujuan (Mutohar, 2013) Kepemimpinan juga
diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi orang lain dengan situasi tertentu
sehingga secara sukarela orang tersebut mau melakukan tujuan yang akan dicapai
(Makawimbang, 2012).
17
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 211 Tahun 2011
kompetensi leadership (kepemimpinan) terbagi menjadi beberapa kompetensi inti.
18
langkah yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kompetensi leadership pada
guru diantaranya adalah sebagai berikut.
19
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompetensi guru menururt Mulyasa (2011), menjelaskan
sebagai desprective of qualitative nature of teacher behavior appears to be
entirely meaningfull (kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang
hakikat perilaku guru yang penuh arti). Kompetensi guru meliputi kopetensi
pagagogik dan profesional, kepribadian dan sosial, spiritual dan ledership.
Kompetensi-kompetensi tersebut harus dikuasai oleh guru dalam proses
pembelajaran untuk membangun karakter siswa, mengontrol siswa, mengarahkan
siswa, dan lainnya. Guru dapat memperoleh pencapaian-pencapaian tersebut
melalui training-training, pelatihan, sosialisasi, kerja kelompok guru, dan lain
sebagainya.
B. Kritik dan Saran
Kompetensi guru yang kurang akan berdampak pada siswa dalam proses
pembelajaran. Untuk itu beberapa saran untuk para guru dalam memperoleh
kompetensi-kompetensi tersebut, yakni;
20
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, D. (2023). empat aspek manusia yang harus didewasakan menurut WHO.
Makassar.
Ahli, M., Sosial, I., Us, C., Policy, P., Isi, D., Lainnya, 1., & Mawarti, L. (2021).
10 Contoh Kompetensi Pedagogik untuk Guru dan Bidang Lainnya
DosenPPKN.com. Retrieved 12 September 2023, from
https://dosenppkn.com/contoh-kompetensi-pedagogik/
21