Anda di halaman 1dari 21

Dosen Pengampu :

Dr. Ahmad, S.Ag., S.Psi., M.Si.

Andi Halima, S.Psi., M. A.

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN

Disusun Oleh :

Andi Chamomile Fahrina (230701502084)

Andi Muthiah Fasha R. Sokku (230701502081)

Andi Faiqah Fauziyah Faisal (230701502101)

Kelas : B / 02

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023 / 2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah
melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada Rasulullah
SAW., yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar dan sekaligus
menyempurnakan akhlak melalui petunjuk wahyu Ilahi.

Tak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah psikologi Pendidikan, bapak Dr. Ahmad, S.Ag., S.Psi., M.Si. dan ibu Andi
Halima, S.Psi., M.A. yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini.
Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kompetensi Guru
dalam Pembelajaran”.

Demikian dalam penulisan makalah ini tentu masih banyak kekurangan di


dalamnya. Untuk itu kami meminta kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, 16 September 2023

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................2
C. TUJUAN MAKALAH ...............................................................................3
D. MANFAAT MAKALAH ...........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................……4
A. Pengertian Kompetensi ..............................................................................4
B. Standar Kompetensi Guru ........................................................................5
C. Penjabaran Kompetensi ............................................................................6
C.1 Kompetensi Pendagonik .....................................................................6
C.2 Kompetensi Profesional ....................................................................10
C.3 Kompetensi Sosial…………………………………………… ……11
C.4 Kompetensi Kepribadian………………………………………. 13
C.5 Kompetensi Kepemimpinan……………………………………….13
C.6 Kompetensi Spiritual………………………………………………15

BAB III PENUTUP .............................................................................................16


A. Kesimpulan ...............................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kompetensi dalam perspektif pendidikan dipandang sebagai hasil
pembelajaran yang mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja. Sebagai karakteristik individu yang melekat, kompetensi merupakan
bagian dan kepribadian individu yang relative dan stabil, dan dapat dilihat, serta
diukur dari perilaku individu yang bersangkutan di tempat kerja atau dalam
berbagai situasi.

Undang- Undang dan Dosen serta PP No.19 Tahun 2005 menyatakan bahwa
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik/metodologis, profesionalisme,
sosial dan kepribadian. Standar kompetensi guru adalah ukuran mendapatkan
pendidik yang baik dan professional, yang memiliki kompetensi untuk
melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah pada khususnya serta tujuan pendidikan
pada umumnya.

Dalam undang- undang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi


kepribadian adalah “kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia,
arif, dan beribawa, serta menjadi teladan peserta didik”. Pendapat lain juga
menganggap kompetensi kepribadian adalah “kemampuan kepribadian yang
mantap, berakhlak mulia, arif dan beribawa, serta menjadi teladan peserta didik”.
Pendapat lain juga menganggap bahwa kompetensi kepribadian ini sebagai
kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang pendidik yang
diperlukan agar dapat menjadi pendidik yang baik.

Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan


dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri.
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for

1
Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi (1)
pengetahuan tentang adat
istiadat baik sosial maupun agama, (2) pengetahuan tentang budaya dan
tradisi. (3) pengetahuan tentang inti demokrasi, (4) pengetahuan tentang estetika.
(5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, (6) memiliki sikap yang benar
terhadap pengetahuan dan pekerjaan, (7) setiap terhadap harkat dan martabat
manusia. Sedangkan kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah bersikap
empati, terbuka, beribawa, bertanggung jawab, dan mampu menilai diri pribadi.
Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan
personal pendidik, mencakup (1) penampilan sikap yang positif terhadap
keseluruhan tugasnya sebagai pendidik, dan terhadap keseluruhan situasi
pendidikan beserta unsur-unsurnya, (2) pemahaman, penghayatan, dan
penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang pendidik, (3)
kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan
dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para peserta didiknya. Dengan
demikian, kompetensi personal mengharuskan pendidik memiliki kepribadian
yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subjek didik, dan patut
diteladani oleh peserta didik. Berdasarkan uraian di aas, kompetensi kepribadian,
diharapkan guru memiliki jiwa pendidik, terbuka, mampu mengendalikan dan
mengembangkan diri, serta memiliki integritas kepribadian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu: “Bagaimana kompetensi guru di bidang pendagogik, profesional,
sosial, kepribadian, kepemimpinan (leadership), dan spiritual dalam proses
pembelajaran?”.

2
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
kompetensi guru di bidang pendagogik, profesional, sosial, kepribadian,
kepemimpinan (leadership), dan spiritual dalam proses pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun
pembacanya dalam hal penambahan wawasan mengenai psikologi Pendidikan
dan kompetensi guru dalam pembelajaran. Makalah ini juga diharapkan dapat
dijadikan sebagai referensi atau acuan untuk penelitian atau penulisan
selanjutnya. Sehingga, di masa depan makalah ini dapat saling melengkapi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi
Kompetensi berasal dari kata competency (bahasa Inggris) yang memiliki arti
ability (kemampuan, capability (kesanggupan), proficiency (keahlian),
qualification (kecakapan), eligibility (memenuhi persyaratan), readiness
(kesiapan), skill (kemahiran), dan adequency (kepadanan) (Marshal, 1994).

Menurut Uzer Usman (1997), kompetensi adalah suatu hal yang


menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik kualitatif maupun
kuantitatif. Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan
terus- menerus sehingga memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam
arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk memelukan
sesuatu (Depdiknas, 2003).

Ada beberapa nsur yang terkandung dalam kompetensi, Gordo, menjelaskan


beberapa ranah dalam kompetensi: 1) pengetahuan, kesadaran dalam kognitif: 2)
pemahaman, kedalaman kognitif dan afektif individu: 3) kemampuan, sesuatu yang
dimiliki peserta didik untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya; 4)
nilai, standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu
dalam diri seseorang; 5) sikap, perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang
dating dari luar; 6) minat, kecendrungan sesorang untuk melakukan perbuatan
(Mulyasa, 2005).

Pengertian kompetensi dalam hal ini adalah memandang kompetensi sebagai


hasil pembelajaran dalam perspektif pendidikan, yang mencakup tiga aspek yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja. Sebagai karakteristik individu yang

4
melekat, kompetensi merupakan bagian dan kepribadian individu yang relative dan
stabil, dan dapat dilihat, serta diukur dari perilaku individu yang bersangkutan di
tempat kerja atau dalam berbagai situasi.

B. Standar Kompetensi Guru


Standar kompetensi guru adalah ukuran mendapatkan pendidik yang baik dan
professional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan
sekolah pada khususnya serta tujuan pendidikan pada umumnya. Untuk menilai
kompetensi pendidik secara profesional terdapat beberapa indikator berikut.
1. Mampu mengembangkan tanggung jawab dengan baik.
2. Mampu melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat.
3. Mampu bekerja untuk mewujudkan tujuan dan Pendidikan di sekolah.
4. Mampu melaksanakan peran dan fungsinya pembelajaran di kelas.

Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku


yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan (Mulyasa;2009). Selain itu, kompetensi guru
juga merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi,
sosial, dan spiritual yang secara bersama-sama akan membentuk profesi guru.
Kompetensi tersebut meliputi penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta
didik, pembelajaran yang mendidik, serta pengembangan pribadi dan
profesionalisme.

Penguasaan materi meliputi pemahaman karakteristik dan substansi ilmu


sebagai sumber pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu yang bersangkutan untuk
memverifikasi dan memantapkan pemahaman konsep yang dipelajari, penyesuain
substansi dan tuntutan kurikuler, serta pemahaman manajemen pembelajaran.

Pemahaman terhadap peserta didik meliputi berbagai karakteristik, tahap-tahap


perkembangan dalam berbagai aspek dan penerapannya (kognitif,afektif, dan
psikomotorik) dalam mengoptimalkan perkembangan dan pembelajaran.
Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik oleh peserta didik oleh para

5
pendidik menjadi prasyarat dalam memberikan pembelajaran, pembimbingan, dan
pelatihan yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan kebutuhan masing-
masing individu peserta didik.

Menurut PP RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28,


pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi,
yakni kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan
kepribadian. Dalam konteks ini maka kompetensi guru dapat diartikan sebagai
kedaulatan pengetahuan, kemampuan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk
perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab, yang dimiliki seorang calon
pendidik untuk memangku jabatan guru sebagai profesi.

Kompetensi bersifat personal dan kompleks, serta merupakan satu kesatuan


utuh yang menggambarkan berbagai potensi. Potensi tersebut yang mencakup
pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai yang dimiliki seseorang yang
terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat
diaktualisasikan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi
tersebut. Jadi, kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dengan tindakan cerdas dan penuh
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.

C. Penjabaran Kompetensi
Penjabaran kompetensi terdiri dari enam bagian. Yaitu:
C.1 Kompetensi Pedagogik
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 entang Guru dan Dosen
dikemukakan kompetensi pedagogic adalah “kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik”. Kompetensi ini sebagai kompetensi pengelolaan pembelajaran.
Kompetensi ini sebagai pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini dapat dilihat
dari kemampuan seorang guru dalam merencanakan program belajar mengajar,

6
kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan
kemampuan melalukan penilaian.

Menurut Joni (1984:12), kemampuan merancanakan program belajar


mengajar mencakup kemampuan: (1) merencanakan pengorganisasian bahan-
bahan pembelajaran, (2) merencakan pengelolaan kegiatan belajar-mengajar, (3)
merencakan pengelolaan kelas. (4) merencanakan penggunaan media dan sumber
pembelajaran; dan (5) merencakan penilaian prestasi peserta didik untuk
kepentingan pembelajaran.

Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi penyusunan rencana


pembelajaran meliputi (1) mampu mendeksripsikan tujuan, (2) mampu memilih
materi, (3) mampu mengorgnisir materi, (4) mampu menentukan metode/strategi
pembelajran, (5) mampu menentukan sumber belajar/media alat peraga
pembelajaran, (6) mampu menyusun perangkat penilaian, (7) mampu menentukan
teknik penilaian, dan (8) mampu mengalokasikan waktu.

Berdasarkan uraian di atas, merencakan program belajar mengajar


merupakan proyeksi pendidik mengenai kegiatan yang harus dilakukan peserta
didik selama pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan,
menguraikan deksripsi suatu bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar,
memilih berbagai media dan sumber belajar, serta merencankan penilian
penguasaan tujuan.

Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi guru dalam mengelola


pembelajaran peserta didik mengenai kegiatan yang harus dilakukan peseta didik
selama pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan,
menguraikan deksripsi satuan bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar,
memilih berbagai media dan sumber belajar, serta merencakan penilaian
penguasaan tujuan.

7
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.

Kompetensi pedagogik yang dimaksud antara lain kemampuan untuk


memahami peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang
mendidik. Pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang
psikologi perkembangan anak, sedangkan pembelajaran yang mendidik meliputi
pemahaman tentang psikologi perkembangan anak, sedangkan pembelajaran yang
mendidik meliputi kemampuan merancang pembelajaran, dan melakukan
perbaikan secara berkelanjutan. Sedangkan menurut peraturan pemerintah
mengenai guru bahwa kompetensi pedagogik adalah guru adalah kemampuan
pendidik dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya
meliputi beberapa hal berikut.
1) Pemahaman wawasan atau landasan Pendidikan. Pendidik memiliki
latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara
akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan pembelajaran
yang berbasis subjek (mata pelajaran), pendidik seharusnya memiliki
kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina.
Selain itu, pendidik memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam
penyelenggaran pembelajaran di kelas. Secara autentik kedua hal tersebut
dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar
(akta mengajar) dari lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah.
2) Pemahaman terhadap peserta didik. Pendidik memiliki pemahaman akan
psikologi perkembangan anak sehingga mengetahui dengan benar
pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Pendidik dapat
membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami anak.
Selain itu, pendidik memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar

8
belakang pribadi anak sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan yang
dihadapi anak serta dapat mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.
3) Pengembangan kurikulum/silabus. Pendidik memiliki kemampuan
mengembangan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan
kondisi spesifik lingkungan sekolah.
4) Perancangan pembelajaran. Pendidik memiliki merencakan sistem
pembelajaram yang memanfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas
pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncakan secara
strategis,termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari
scenario yang direncakan.
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Pendidik
menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan.
Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengeksplor potensi
dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran. Dalam menyelenggarakan
pembelajaran, pendidikan menggunakan teknologi sebagai media.
Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan
menggunakan teknologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan
menggunaka teknologi.
7) Evaluasi hasil belajar. Pendidik memiliki kemampuan untuk
mengevalusasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan,
responsa nak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat
mengevaluasi, pendidik harus dapat merencanakan penilaian yang tepat,
melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat dan solusi secara
akurat.
8) Pengembangan peserta didik untuk mengatualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Pendidik memiliki kemampuan untuk membimbing anak,
menciptakan wadah bagi anak untuk mengenai potensinya dan melatih
untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.

9
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan
ini adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas, berbasis pada perencanaan dan solusi atas masalah yang
dihadapi anak dalam belajar sehingga hasil belajar anak dapat meningkat
dan target perencanaan pendidik dapat tercapai. Pada prinsipnya, semua
aspek kompetensi pedagogik di atas senantiasa dapat ditingkatkan melalui
pengembangan kajian masalah dan alternatif.

C.2 Kompetensi Profesional


Kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang
memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi
yang diajarkan. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum
mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metadologi keilmuannya.
Setiap subkompetensi tersebut memiliki indicator esensial.

Subkompetensi profesional adalah menguasai subtansi kelimuan


yang terkait dengan bidang studi dengan memiliki indikator esensial,
memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami
struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan
materi ajar, memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait, dan
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan, memiliki
indikator esensial, menguasai langkah-langkah penelitian, dan kajian kritis
untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.

10
C.3 Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Peran
yang dibawa pendidik dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh
karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat terhadap pendidik pun
berbeda dan ada khususan, terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor
pembangunan di daerah tempat pendidik tinggal.

Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan pendidik sebagai


anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi: (1) kemampuan
untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk
meningkatkan kemampuan profesional; (2) kemampuan untuk mengenal
dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan dan; (3)
kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun
secara kelompok.

Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki pendidik, antara lain


berikut ini.
1) Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orangtua peserta didik.
2) Bersikap simpatik.
3) Dapat bekerja sama dengan komite sekolah maupun dewan Pendidikan.
4) Pandai bergaul dengan rekan kerja dan mitra Pendidikan.
5) Memahami lingkungan sekitarnya.

C.4 Kompetensi Kepribadian


Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar,
memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang
mantap dari sosok seorang pendidik akan memberikan teladan yang baik

11
terhadap anak didik maupun masyarakatnya. Dengan demikian, pendidik
akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati
nasihat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (dicontoh sikap dan perilakunya).

Kepribadian pendidik merupakan faktor terpenting bagi


keberhasilan belajar anak didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam
Syah (2000) menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan menentukan
apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya,
ataukah akan menjadi perusak atau penghacur bagi masa depan anak
didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan
mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan pendidik
dalam menggeluti profesinya meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan
psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ramah cipta merupakan
kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan
memadai dalam situati tertentu. Pendidik yang fleksibel pada umumnya
ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia
memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang
premature dalam pengamatan dan pengenalan.

Dalam undang- undang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi


kepribadian adalah “kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak
mulia, arif, dan beribawa, serta menjadi teladan peserta didik”. Pendapat
lain juga menganggap kompetensi kepribadian adalah “kemampuan
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan beribawa, serta menjadi
teladan peserta didik”. Pendapat lain juga menganggap bahwa kompetensi
kepribadian ini sebagai kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi
seorang pendidik yang diperlukan agar dapat menjadi pendidik yang baik.
Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan
dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan

12
diri. Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut
for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi (1)
pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama, (2)
pengetahuan tentang budaya dan tradisi. (3) pengetahuan tentang inti
demokrasi, (4) pengetahuan tentang estetika. (5) memiliki apresiasi dan
kesadaran sosial, (6) memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan
pekerjaan, (7) setiap terhadap harkat dan martabat manusia. Sedangkan
kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah bersikap empati, terbuka,
beribawa, bertanggung jawab, dan mampu menilai diri pribadi. Johnson
sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan
personal pendidik, mencakup (1) penampilan sikap yang positif terhadap
keseluruhan tugasnya sebagai pendidik, dan terhadap keseluruhan situasi
pendidikan beserta unsur-unsurnya, (2) pemahaman, penghayatan, dan
penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang pendidik, (3)
kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan
dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para peserta didiknya. Dengan
demikian, kompetensi personal mengharuskan pendidik memiliki
kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subjek
didik, dan patut diteladani oleh peserta didik. Berdasarkan uraian di aas,
kompetensi kepribadian, diharapkan guru memiliki jiwa pendidik, terbuka,
mampu mengendalikan dan mengembangkan diri, serta memiliki integritas
kepribadian.

C.5 Kompetensi Leadership


Perkembangan kebutuhan pendidikan saat ini mengharuskan guru
memiliki kompetensi kepemimpinan atau lebih dikenal dengan istilah
leadership. Kepemimpinan disebut juga dengan istilah “leadership”.
Pemimpin (leader) merupakan seseorang yang memimpin. Kepemimpinan
dapat dipahami sebagai kemampuan untuk menuntun, membimbing, atau
mengarahkan (Didin Kuarnadin dan Imam Machali, 2011).

13
Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang dalam
mempengaruhi orang lain yang diwujudkan dalam hubungan kerja sama
serta interaksi dalam kelompok demi ketercapaian suatu tujuan
(Mutohar,2013) Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain dengan situasi tertentu sehingga secara sukarela
orang tersebut mau melakukan tujuan yang akan dicapai
(Makawimbang,2012).

Penjelasan dalam Surat Keputusan badan Administrasi


Kepegawaian Negara No. 27/KEP1972 kepemimpinan merupakan
kemampuan meyakinkan orang lain dalam suatu kelompok, organisasi,
ataupun lingkungan kerja. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
dipahami bahwa kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan kepala
organisasi maupun seseorang dalam mengelola sumber daya anggotanya
melalui interaksi sebagai wujud untuk mencapai tujuan yang disepakati.

Indikator Kompetensi Leadership

Menurut Omar Hamalik menjelaskan kompetensi kepemimpinan,


yaitu guru harus mampu untuk mempengaruhi peserta didiknya baik pada
proses pembelajaran maupun diluar waktu proses pembelajaran. Dari teori
kompetensi kepemimpinan tersebut dapat dijabarkan kedalam Indikator-
Indikator wajib yang dimiliki bagi profesi guru meliputi:

a. Keterampilan mengolah perencanaan pembiasaan pengalaman dan


tingkah laku baik di lingkungan sekolah atau madrasah yang merupakan
bagian dalam proses pembelajaran.
b. Keterampilan mengkoordinasikan sumber daya dari sekolah dengan
sistematis dalam mendorong pembiasaan pada lingkungan sekolah.
c. Keterampilan melakukan inovasi, motivasi, memfasilitasi, memberi
bimbingan, dan menerima konsultasi pada proses pembiasaan di
lingkungan sekolah, serta

14
d. Keterampilan melindungi, mengendalikan dan mengarahkan
pembiasaan di lingkungan sekolah serta merawat hubungan yang
harmoni dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

C.6 Kompetensi Spritual


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional menjelaskan bahwa fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional
yang dituangkan di dalam pasal 3 mengatakan bahwa: “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Dalam penilaian sikap
peserta didik juga terdapat penilaian spiritual yang menggambarkan tentang
bagaimana sikap peserta didik dalam hubungannya dengan sang pencipta.
Maka dari itu, kompetensi spiritual tidak kalah pentingnya.

Kompetensi spiritual merupakan kemampuan guru untuk


mengaitkan keilmuannya dengan ajaran agama yang diyakininya sehingga
ilmu yang dimilikinya menjadi lebih bermakna dalam kehidupan sehari-
hari. Berdasarkan amanah undang-undang tersebut di atas, maka dalam
pendidikan dan pengajaran tidak hanya mengakselerasi kemampuan
pengetahuan dan keterampilan siswa tetapi juga pada sisi spiritualitas mesti
perlu mendapatkan perhatian yang sama pentingnya dengan aspek lainnya.
Guru sebagai ujung tombak dalam pendidikan dan pengajaran seharusnya
memiliki kompetensi spiritual.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Mulyasa;2009). Selain itu,
kompetensi guru juga merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara bersama-sama akan
membentuk profesi guru. Kompetensi tersebut meliputi penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, serta
pengembangan pribadi dan profesionalisme. Penjabaran kompetensi
meliputi:
1). Kompetensi Pendagonik. Kompetensi pedagogik merupakan
kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik.
2). Kompetensi Profesional. Kompetensi profesional adalah
kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam.
3). Kompetensi Sosial. Kompetensi sosial adalah kemampuan
pendidik untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar.
4). Kompetensi Kepribadian yang mantap dari sosok seorang
pendidik akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik
maupun masyarakatnya.
5). Kompetensi Kepemimpinan. Guru harus mampu untuk
mempengaruhi peserta didiknya baik pada proses pembelajaran
maupun diluar waktu proses pembelajaran.
6). Kompetensi Spiritual. Kompetensi spiritual merupakan
kemampuan guru untuk mengaitkan keilmuannya dengan ajaran

16
agama yang diyakininya sehingga ilmu yang dimilikinya menjadi
lebih bermakna dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran
Kami sebagai penulis berharap dengan adanya makalah ini para
pembaca dapat bertambah wawasannya mengenai materi “Kompetensi
Guru dalam Pembelajaran”. Kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Oleh karena itu, kami
memohon para pembaca untuk memberikan sarannya agar kami bisa
membuat makalah yang lebih baik lagi. Terakhir, semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua dan menjadi wawasan kita dalam memahami
materi ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Andina, E. (2018). Efektivitas Pengukuran Kompetensi Guru. Jurnal Masalah-


Masalah Sosial, 124-125.
Damanik, R. (2019). Hubungan Kompetensi Guru dengan Kinerja Guru. Jurnal
Serunai Administrasi Pendidikan, 1-8.
Febriana, R. (2019). Kompetensi Guru. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara.
Fitria, K. R. (2019). Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan
Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pengabdian Masyarakat.
Hasanah, A., Hari Utami, I., & Kusainun, N. (2020). Pentingnya Kompetensi
Leadership pada Guru MI. Jurnal Edukasi Islam, 10-20.
Ilyas Ismail, M. (2010). Kinerja dan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran.
Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 44-63.
Razak, A., Mansyur, A. Y., & Piara, M. (2021). Pentingnya Keterampilan Spiritual
Teaching bagi Guru Sebagai Upaya Peningkatan Kecerdasan Spiritual
Siswa. Jurnal Psikologi, 1642-1650.

18

Anda mungkin juga menyukai